1 / 12

Seni Budaya Indonesia dalam Politik Pertemuan 11

Seni Budaya Indonesia dalam Politik Pertemuan 11. Matakuliah : U0032/Sejarah SR & Kebudayaan Indonesia II Tahun : 2006. Seni Rupa Realisme Sosial. Basuki Abdullah (Raden Basoeki Abdullah) Lahir: 27 Januari 1915 di Surakarta, Jawa Tengah Meninggal: 1993 Pendidikan :

santos
Télécharger la présentation

Seni Budaya Indonesia dalam Politik Pertemuan 11

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Seni Budaya Indonesia dalam Politik Pertemuan 11 Matakuliah : U0032/Sejarah SR & Kebudayaan Indonesia II Tahun : 2006

  2. Seni Rupa Realisme Sosial • Basuki Abdullah • (Raden Basoeki Abdullah) • Lahir: 27 Januari 1915 di Surakarta, Jawa Tengah • Meninggal: 1993 • Pendidikan : • - SD Katolik/HIS Pangudi Luhur, Solo (1930) • - Bruder School Pangudi Luhur, Solo (1933) • - Royal Academy of Fine Arts, Den Haag Nederland • - The Hague 's-Gravenhage, Den Haag, Nederland • - Free Academy of Fine Arts, Den Haag, Nederland Perintis

  3. Seni Rupa Realisme Sosial • Basuki Abdullah • (Raden Basoeki Abdullah) • Karir : • - Royal Court Artist Istana Raja Muangthai (1963 – meninggal) • - Dianugerahi Bintang Poporo sebagai Royal Court Artist oleh Raja Muangthai, Bhumibol Adulyadej • - Pernah melukis kepala negara: Marcos & Imelda Marcos, Soekarno, Soeharto,Tanom Kittikachorn.

  4. Seni Rupa Realisme Sosial Kegemaran melukis dimulai Basuki sejak usia 6 tahun. Suatu kali pria kelahiran Sriwedari, Solo, 27 Januari 1915, ini terbaring sakit, iseng menyontek lukisan Yesus Kristus. Sembari melukis, ia merasakan sakitnya berangsur sembuh. Lantas Basuki beralih dari Muslim menjadi Nasrani (Katolik). Pada usia 34 tahun (1949), Basuki mengikuti lomba lukis potret diri Ratu Belanda Juliana. Lomba itu diikuti 81 pelukis dari berbagai penjuru dunia. Tetapi yang mampu menyelesaikan potret Ratu tepat waktu hanya 21 pelukis, termasuk Basuki. Ia bahkan tampil sebagai juara. Sejak itu, Basuki laris sebagai pelukis potret diri.

  5. Seni Rupa Realisme Sosial Basuki mengenal ayahnya, pelukis R. Abdullah Surjosubroto, hanya setelah berusia 15 tahun. Suatu kali, anak kedua dari lima bersaudara ini, menggambar seekor singa yang sedang menerkam. ''Masa melukis macan ketawa,'' canda sang ayah, putra tokoh pergerakan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Basuki merasa sakit hati dan terpecut oleh komentar sinis sang ayah. Berangkat dewasa, ia gemar melukis tokoh-tokoh pergerakan, antara lain Mahatma Gandhi.

  6. Seni Rupa Realisme Sosial Basuki mulai mengembara tahun 1947. Mula-mula ia belajar melukis di Akademi Seni Lukis Negeri Belanda, kemudian Italia, dan Prancis. Dari 42 tahun bermukim di luar negeri, 20 tahun dihabiskannya di Negeri Belanda, dan 17 tahun di Muangthai. Basuki berhasil menyunting gadis Thai. Pulang ke Jakarta, ia membawa serta istri Thai-nya. Kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai pelukis Istana Merdeka. Tahun 1961, ia diundang Raja Muangthai, Bhumibol Adulyadej, untuk melukis Raja dan istrinya, Ratu Sirikit, hingga ia menjadi pelukis istana di Bangkok. Dua tahun kemudian, ia menerima anugerah Bintang Poporo sebagai Seniman Istana Kerajaan.

  7. Seni Rupa Realisme Sosial Di masa Revolusi, Basuki diundang ke Istana Mangkunegaran, Solo. Basuki luput melukis Nona Siti Hartinah. Ia memilih model lain. Setelah Siti Hartinah menjadi Ibu Negara barulah Basuki mau melukisnya. Basuki yang sudah melukis 300 potret diri. Gayanya yang naturalis, mengejar kemiripan wajah dan bentuk, Basuki disukai kalangan atas. Berbagai negarawan dan istri mereka seperti berlomba minta dilukis Basuki: Presiden Soekarno, Sultan Brunei, Pangeran Philip dari Inggris, Pangeran Bernard dari Belanda, dan kaum jetset kaliber Nyonya Ratna Sari Dewi. Yang datang sendiri ke kediamannya, di perumahan Shangrila Indah, Jakarta: Jenny Rachman, Eva Arnaz, bahkan Laksamana Sudomo.

  8. Seni Rupa Realisme Sosial Karya-Karya : Potret Seorang Gadis Cat minyak diatas kain 70,5 X 50,5 cm.

  9. Seni Rupa Realisme Sosial Karya-Karya : Diponegoro Memimpin Pertempuran Cat minyak diatas kain 150 X 120 cm.

  10. Seni Rupa Realisme Sosial Karya-Karya : Menggaru Sawah Cat minyak diatas kain 49 X 144,5 cm.

  11. Seni Rupa Realisme Sosial Karya-Karya : Pantai Flores Cat minyak diatas kain 117 X 180 cm.

  12. Seni Rupa Realisme Sosial Karya-Karya : Pertarungan Antara Rahwana dan Djataju Memperebutkan Sinta Cat minyak diatas kain 160 X 120 cm.

More Related