1 / 30

KETAHANAN PENYAKIT PADA TANAMAN PISANG

KETAHANAN PENYAKIT PADA TANAMAN PISANG. Rizki Ramadhani 0810480085. SEKILAS TENTANG PISANG. Pisang merupakan komoditas yang menduduki tempat pertama di Indonesia diantara jenis buah-buahan lainnya, baik dari sisi sebaran, luas pertanaman maupun dari sisi produksinya.

shiela
Télécharger la présentation

KETAHANAN PENYAKIT PADA TANAMAN PISANG

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KETAHANAN PENYAKIT PADA TANAMAN PISANG RizkiRamadhani 0810480085

  2. SEKILAS TENTANG PISANG • Pisang merupakan komoditas yang menduduki tempat pertama di Indonesia diantara jenis buah-buahan lainnya, baik dari sisi sebaran, luas pertanaman maupun dari sisi produksinya. • Pusat keragaman utama pisang terletak di daerah Malesia (Asia Tenggara, Papua dan Australia tropika). Pusat keragaman minor juga terdapat di Afrika tropis.

  3. BOTANI TANAMAN PISANG • Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. • Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. • Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. • Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. • Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. • Buah pisang umumnya tidak berbiji/bersifat partenokarpi.

  4. Jenis-jenis Pisang Konsumsi • Pisang Ambon Kuning • Pisang Ambon Lumut • Pisang Ambon Putih • PisangBarangan • Pisang Raja • PisangKepok • PisangTanduk • PisangBadak • PisangNangka • PisangMas • PisangSusu • Pisang Cavendish

  5. Jenis-Jenis Penyakit Pisang • PenyakitLayuFusariumatau Panama • PenyakitBercakDaunSigatoka • Bercakdauncordana • Penyakitkerdilpisang • PenyakitLayuBakteri (PenyakitDarahatauPenyakitMoko) • Bintikdaun • Daunpucuk

  6. Jenis-Jenis Penyakit Utama pada Pisang 1) PenyakitLayuFusariumatau Panama • Penyebab : cendawanFusariumoxysporum f. sp. cubense. • Gejalaserangan : • Daunnyamenguningdanmenjadilayu • Tangkainyaterkulaikemudianpatah • Sepanjangjaringanpembuluhpadabatangsemuberwarnacoklatkemerahan • Kadang-kadanglapisanluarbatangsemuterbelahdaribawahkeatas • Yang paling khasadalahjikapangkalbatangdibelahmembujur, terlihatgaris-gariscoklatatauhitamdaribonggolkeatasmelaluijaringanpembuluhkepangkaldantangkaidaun

  7. Lanjutan… • JamurFusariumhidupdidalamtanah, masukkedalamakar, selanjutnyamasukkedalambonggoldanjaringanpembuluh. • Penularanpenyakitinidapatmelaluibibit, tanahdan air yang mengalirmengandungsporajamur. • Misalnyatanah yang terbawaolehalatpertanian, bibit yang terkontaminasidanpengairan yang tercemarspora. • Pengendalianpenyakit : • Menanambibit yang sehat • Mensterilkanalat yang akandigunakan • Pengairanterkontrol • Alat yang akandipakaiharusdibersihkan, salurandrainaseharusberfungsi & terkontrol, mencegahserangan vector daun-daun yang keringsecepatnyaambil

  8. PenyakitLayuFusariumatau Panama

  9. 2) Penyakitkerdilpisang • Penyebab : Banana Bunchy Top Virus (BBTV). • Penyebaranpenyakitdi Asia Tenggara, Asia Selatan, Pasifik, Australia, danbeberapanegaraAfrika. • Gejala: • Awal : garis-garispendekterputus-putusdiselingititik-titikterdapatdiantaradansejajartulang-tulangdaunsekunder • Lanjut: daun-daun yang munculberikutnya (daun-daunmuda) tumbuhlebihtegaklebihpendeklebihsempittangkaidaunlebihpendek. Sepanjangtepidaunterjadiklorosidankeringdaunmenjadirapuh. Infeksipdatanamanmudamenyebabkantanamantidakberproduksi

  10. Lanjutan… • Pengendalian: • Penerapankarantinatumbuhan • Penggunaanbibitbebas virus • Roguing • Penggunaaninsektisida

  11. 3) PenyakitLayuBakteri (PenyakitDarahatauPenyakitMoko) • Penyebab : BakteriPseudomonas solanacearumdanbakteriXanthomonascelebensis • Disebutpenyakitdarah, karenabilaakartinggal/bonggoltanamansakitdipotongmakakeluarcairankental yang berwarnakemerahandariberkaspembuluh. • Gejala : • Layunyadaun-dauntuasebelumwaktunya, daunmenguningdanmati, padatanamanmudaterjadikelayuan yang menyeluruh. • Jaringanmenjadikemerah-merahansepertiberdarah. • Seranganterjaditerutamasaatpisangmenjelangberbunga. Tanamantiba-tibalayutanpadidahuluimenguningnyadaun. • Padabonggolpisangterdapatlendir.

  12. Lanjutan… • Penularanpenyakitinidapatterjadimelaluibibitterinfeksi, serangga yang mengunjungibunga, alat-alatpemangkasandankontakakar. • PengendalianPenyakitLayuantara lain : • Menanambibitpisang yang sehat • Melakukanpemupukan yang seimbang • Sanitasidandrainasekebun yang baik agar waktuhujan, air tidakmengalirdipermukaantanah • Membongkardanmembakartanaman yang sakit • Memeliharatanamandenganhati-hatiuntukmengurangiterjadinyalukapadaakar • Untukmencegahpenularanolehseranggamelaluilukapadabunga yang rontok, makadapatdilakukanpemotonganjantung. • Memotong siklus patogen dengan rotasi tanaman paling tidak selama satu tahun

  13. Penyakit Layu Fusarium atau Penyakit Panama dan Penyakit Layu Bakteri atau Penyakit Darah merupakan penyakit yang sangat berbahaya pada pisang, dapat menimbulkan kerusakan mencapai 27- 36 % bahkan bisa mencapai lebih dari 75%. • Untuk keberhasilan usahatani pisang selain penerapan teknologi, penggunaan varietas unggul dan perbaikan varietas harus dilaksanakan. • Varietas unggul yang dimaksud adalah varietas yang toleran atau tahan terhadap hama dan penyakit penting pisang, mampu berproduksi tinggi, selain penerapan teknologi, penggunaan varietas unggul dan perbaikan varietas harus mempunyai kualitas buah yang bagus dan disukai masyarakat luas.

  14. TEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN UNTUK KETAHANAN PENYAKIT PISANG

  15. TEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN UNTUK RESISTENSI PISANG TERHADAP LAYU FUSARIUM • Sampai saat ini belum ditemukan satupun kultivar pisang yang benar-benar tahan terhadap penyakit layu fusarium. • Pemuliaan tanaman pisang untuk memindahkan gen ketahanan dari suatu kultivar ke kultivar lain melalui persilangan secara konvensional mengalami hambatan karena sebagian besar kultivar pisang bersifat steril. • Karena itu diperlukan pendekatan lain untuk mendapatkan tanaman pisang yang tahan terhadap layu fusarium • Misalnya menginduksi ketahanan terhadap asam fusarat sebagai toksin utama yang dihasilkan cendawan Fusarium menggunakan agen penginduksi berupa senyawa kimia, mikroba endofitik dan cendawan fusarium non patogenik.

  16. Metode perbaikan ketahanan tanaman • Teknikseleksi in vitro dikombinasikankeragamansomaksonal • Efektifkarenaperlakuanlebihdapatdiarahkankepadasifat yang diinginkansepertiketahananterhadappenyakit, toleransiterhadapkekeringandanlahanmasam • Efektifkarenadapatdilakukanpadatingkatsel, dandalampopulasi yang besar • Seleksidilakukanterhadapmassaselataunodulbakal tunas yang telahdiberiperlakuaninduksimutasidandikulturkanpada media yang mengandungkomponenseleksisepertitoksinmurniasamfusarat.

  17. Padaseleksi in vitro terdapatkorelasiantarasel yang tahanterhadapkomponenseleksidanmampudiregenerasikandenganketahanantanamanterhadapfaktorabiotikdanbiotik. • Tahapanmetode : • Regenerasidanmultiplikasi tunas • Radiasidanseleksiin vitro menggunakanasamfusarat • PengujiandirumahkacauntukketahananpenyakitlayumenggunakaninokulumFusariumoxysporum

  18. HASIL PENELITIAN • Media yang terbaik regenerasi tunas yaitu MS +BA 3 mg/l • Pada media seleksi terlihat ada pengaruh radiasi dan asam fusarat terhadap regenerasi tunas. Semakin tinggi dosis radiasi (0-1500 rad) dan konsentrasi asam fusarat (0-45 mg/l) maka semakin rendah kemampuan regenerasi tanaman yang diseleksi • Induksi mutasi menggunakan sinar gamma dan seleksi in vitro menggunakan asam fusarat dapat menghasilkan nomor-nomor harapan dianggap tahan penyakit layu fusarium berdasarkan inokulasi menggunakan jamur Fusarium oxysporum

  19. PengimbasanKetahananPisangDenganBurkholderiacepacia • Pengendalian hayati patogen tular tanah merupakan pendekatan alternatif yang perlu dikembangkan, sebab relatif murah dan mudah dilakukan, serta bersifat ramah lingkungan. • Menurut Upadhay dan Jayaswal (1992), Burkholderia cepacia memiliki daya antagonisme yang tinggi terhadap jamur patogen tanaman. • Bakteri ini dapat menekan perkembangan penyakit soilborne yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani (Zaki et al., 1998), Pythium spp. (King dan Parke, 1993), Sclerotinia sclerotiorum (mcLoughlin et al., 1990), Fusarium moniliforme (Hebbar et al., 1992), dan F. sumbucinum (Burkhead et al., 1994).

  20. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa asam salisilat atau 2-hidroksi-benzoat merupakan salah satu molekul signal terjadinya aktivasi sistem pertahanan tanaman (Conrath et al., 1995). • Gejala penyakit muncul lebih lambat pada 4 msi dengan persentase daun sakit sebesar 12,003 %. Kondisi ini diduga karena pengaruh keberhasilan tanaman dalam mengenali keberadaan B. cepacia, sehingga tanaman bereaksi dengan mengaktifkan sistem pertahanannya. Di lain fihak, aktivasi sistem pertahanan tanaman menyebabkan infeksi yang diakibatkan oleh F. oxysporum f.sp. cubense menjadi terhambat sehingga waktu inkubasi penyakit layu Fusarium menjadi lebih lama pula.

  21. PengimbasanKetahananPisangterhadapPenyakitLayuBakteri (Rastolniasolanacearum) denganPseudomonas cepacia • Mekanisme pengendalian hayati yang didasarkan pada mikrobia antagonis dapat secara langsung (kompetisi dan antibiosis) atau tidak langsung dengan ketahanan terimbas dari inang. • Bakteri P. cepacia (Pc-C6) yang tergolong Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) diharapkan dapat sebagai agensia pengimbas ketahanan pisang terhadap penyakit layu bakteri akibat R. solanaceae. • Diamatinya kandungan asam salisilat pada ekstrak fitoaleksin sebagai tanda terjadinya aktivasi ketahanan tanaman terhadaap serangan patogen.

  22. HASIL PENELITIAN • Protein ekstraselulerdanbakterihidupP. cepacia(Pc-C6) mampumengimbasketahananpisang Ambon Kuning, yang ditandaidenganpenurunanpersentasedaunsakityaitutetap 0% sampaiumurtanaman 4MSI. • Pengimbasanketahananpadatanamanpisang Ambon Kuningdapatdilihatdenganmeningkatnyakandunganasamsalisilatpadatanaman yang diimbasdengan protein ekstraselulerbakteriP. cepacia.

  23. Peningkatan Ketahanan Terhadap Penyakit Darah Bakteri Dengan Cendawan Mikoriza Arbuskular Indigenus • Penyakit utama yang menyebabkan rendahnya produksi pisang di Indonesia adalah serangan penyakit darah bekteri yang disebabkan oleh Blood disease bacterium (BDB). • Tingginya kerusakan oleh penyakit darah akan diperparah karena umumnya penguasaan tanaman pisang di Indonesia belum mempertimbangkan aspek kultur tehnis, seperti penggunaan bibit yang sehat, pemupukan pemeliharaan apalagi pengendalian hama dan penyakit dan eradikasi tanaman terserang.

  24. Penerapan sistem perlindungan tanaman secara terpadu yaitu dengan menggalakkan pemanfaatan agens hayati Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA). • Eksplorasai CMA indigenus dari ekosistem setempat memungkinkan dilakukan untuk memperoleh sumber inokulant yang potensial dalam pengendalian penyakit darah bakteri. • Karena CMA indigenus tersebut tersebut tingkat adaptasi dan kompatibilitasnya sangat tinggi apabila dikembangkan ke ekosistem asal dan tanaman inang. • Untuk meningkatkan pertumbuhan, hasil tanaman pisang sekaligus memperbaiki tingkat kesuburan tanah maka perlu dilakukan pamanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskular Indigenus pisang.

  25. Inokulasi CMA padatanamanpisangsangatdiperlukansebab : • Tanamanpisangmemilikiakarserabutdansistemparakaran yang dangkal (Edison et al, 1996), • Tanamanpisangsangatrentanterhadap stress air (kekurangandankelebihan air) (subaktidansupriyanto, 1996). • Perakaranseringdiserangolehnematoda. • Metodeinisangatpotensialuntukdikembangkankarenalebihpraktis, efisien, ekonomisdanramahlingkungan.

  26. Sumber Pustaka Lestari, E.G., I. Mariska, I. Roostika, dan M. Kosmiatin. 2006. Induksi mutasi dan seleksi in vitro menggunakan asam fusarat untuk ketahanan penyakit layu pada pisang ambon hijau. BeritaBiologi 8(1): 27−35. Mariska, I., E.G. Lestari, M. Kosmiatin, dan I. Roostika. 2005. Seleksi in vitro untuk mendapatkan tanaman pisang ambon yang tahanterhadappenyakitlayuFusarium. LaporanRusnasBuahTropika. BalaiBesarPenelitiandanPengembanganBioteknologidan Sumberdaya Genetik Pertanian dan InstitutPertanian Bogor. Rumahlewang, Wilhelmina, dkk. 2002. PengimbasanKetahananPisangterhadapPenyakitLayuBakteri (Rastolniasolanacearum) denganPseudomonas cepacia. Agrosains 15 (1) : 9-16

  27. Lanjutan… Suswati. Peningkatan Ketahanan Pisang Kepok (Musa sp) Terhadap Penyakit Darah Bakteri (Blood Disease Bakterium) DenganCendawanMikorizaArbuskularIndigenusSebagaiUpayaPengendalianPenyakit Yang BarwawasLingkungan. 2008. LembagaPenelitian UMA Widono, Salim, ChristantiS., danBambang H. 2003. PengimbasanKetahananPisangterhadapPenyakitLayuFusariumdenganBurkholderiaCepacia . Agrosains 5 (2) : 72-79.

  28.  TerimaKasih

More Related