310 likes | 707 Vues
NEMATODOSIS. Kambing dan Domba. NEMATODOSIS PD. ABOMASUM RUMINANSIA DI INDONESIA PENYEBAB : ▹ Haemonchus sp. ▹ Mecistocirrus digitatus ⇨ >>> di Indonesia ▹ Trichostrongylus sp. ▹ Ostertagia sp. ⇨ di belahan
E N D
NEMATODOSIS Kambing dan Domba
NEMATODOSIS PD. ABOMASUM RUMINANSIA DI INDONESIA PENYEBAB : ▹ Haemonchus sp. ▹ Mecistocirrus digitatus ⇨ >>> di Indonesia ▹ Trichostrongylus sp. ▹ Ostertagia sp. ⇨ di belahan subtropis
HAEMONCHOSIS PENYEBAB : Haemonchus sp. HEWAN YANG PEKA : H. contortus & H. similis : kambing, domba, sapi dan ruminansia lain terutama umur muda H. placei : terutama sapi & ruminansia lain terutama umur muda HABITAT PARASIT PENYEBAB : Abomasum, kadang-kadang usus halus
CARA PENULARAN : Termakannya larva infektif (std. III) bersama rumput (per oral) PATOGENITAS : Tergantung beberapa faktor : ∙ Umur penderita ∙ Ukuran dan berat badan ∙ Lama infeksi ∙ Status nutrisi ∙ Status hematologi
PATOGENESIS & GEJALA KLINIS : - Larva std. IV bersifat parasitik ⇨ Menghisap darah - Cacing dewasa merusak mukosa saat m’hisap darah (0,049 ml/ekr/hr) ⇨ anemia ⇨ Hb turun ⇨ hipoproteinemia ⇨ permiabilitas ddg. pembuluh drh. meningkat ⇨ perembesan cair darah ⇨ udema ⇨Bottle jaw - Cc. Dws. mengeluarkan antikoagulan pd. luka di mukosa ⇨ mengiritasi mukosa - Penurunan kemampuan : digesti, absorbsi protein – kalium dan fosfor - SELF CURE REACTION ⇨Rx. p’tahanan tubuh ⇨ terjadi pd hari ke 10 –14 pasca infeksi
GEJALA AKUT : Infeksi berat pd anak domba/kambing ⇨ anemia ⇨ Mati GEJALA KRONIS : ۵Anemia ۵Udema : Bottle jaw / wateri poke ventral abdomen ۵Diare / kadang konstipasi ۵Nafsu makan bervariasi ۵Kelemahan & kekurusan
PERUBAHAN PASCA MATI : -Selaput mukosa, kulit & organ viscera pucat - Darah encer/hidremis - Hidrothoraks, hidropericard dan ascites - Hati coklat muda, rapuh & perlemakan - Isi abomasum coklat kemerahan, cacing >> • Mukosa bengkak, noda-noda & ulsera & bbrp. Cacing melekat pd ulsera
DIAGNOSIS : - Gejala klinis kronis bottle jaw - Pemeriksaan tinja
PENGENDALIAN : ~ Ternak dikandangkan ~ Rotasi padang penggembalaan ~ Pemberian wormolas (phenothiazine 2,5 % dlm. Molases) Pengobatan periodik dengan : * Phenothiazine dosis tunggal : 5- 40 gram/ekor kb/db, secara p.o 40 – 80 gram/ekor sapi, secara p.o * Levamisol HCl : 7,5 mg/kg BB/p.o 2 ml/50 kg BB/i.m * Parbendazole : 30 mg/kg BB Sapi 20 – 30 mg/kg BB db/kb ( ! : tidak untuk hewan bunting * Doramectin/Avermectin : 1 ml/50 kg BB/im/sc
MECISTOCIRRUSIS PENYEBAB : Mecistocirrus digitatus HABITAT & HEWAN PEKA : Abomasum sapi, kerbau, jarang pada ruminansia kecil DISTRIBUSI : terutama di daerah tropis CARA PENULARAN : Sama dg. Haemonchosis
PATOGENESIS & GEJALA KLINIS : • Larva stadium IV bersifat parasitik, stadium ini cukup lama • Cc. Dewasa hematophagous anemia hypo proteinemia,udema, bottle jaw • BB menurun, PCV pada hari 70 – 80 pasca infeksi
DIAGNOSIS : ~ Gejala klinis ~ Pemeriksaan tinja PENGENDALIAN : - Sama dengan Haemonchosis - Sapi sebaiknya tidak digembalakan bersamaan dg ruminansia kecil
NEMATODOSIS PADA PARU-PARU BABI(METASTRONGYLOSIS) PENYEBAB : Metastrongylus apri⇨ paling sering M. pudendotectus M. salmi HABITAT & HEWAN YANG PEKA : Paru-paru (trakhea, bronkhus & bronkhioli) babi, babi hutan, domba, rusa serta ruminansia lainnya.
INDUK SEMANG ANTARA : Cacing tanah • Octalaseum lacteum • Allolobophora calignosa • Lumbricus rubellus • Eisenia foetida • CARA PENULARAN : Termakannya cacing tanah yang mengandung larva std. III [bisa juga secara kebetulan babi memakan L3 yg bebas] • Larva infektif mampu hidup dalam tubuh Cc tanah : • 1,5 th dalam tubuh Octalaseum lacteum • 2,5 th dalam tubuh Allolobophora calignosa • 3 th dalam tubuh Lumbricus rubellus • > 4,5 th dalam tubub Eisenia foetida
GEJALA KLINIS : - Batuk & sesak nafas - Pertumbuhan terhambat - Kelemahan & mukosa pucat ►Infeksi ringan : bronkhitis & pneumonia ►Infeksi berat : dapat terjadi kematian PERUBAHAN PASCA MATI : • Makroskopis : • Noda-noda merah pucat pada paru-paru belahan bawah & kadang belahan atas • Perubahan meningkat pd. hr. ke 21 pasca infeksi • Emphysema ringan • Area berwarna merah pd. bag. anterior atau batas bawah lobus diafragmatika
Mikroskopis : • Cc. muda pd bronkhiolus pd. hr. ke 10 at.20 p.i • Infiltrasi eosinofil pd. mukosa bronkhi, peribronkhi • Hiperplasia awal pd 2-3 mg p.i • Cc dewasa dlm bronkhi dikelilingi sel radang (eosinofil) DIAGNOSIS : • GK/ dpt. dikacaukan dg Ascariasis & flu babi • Pemeriksaan tinja ⇨telur (sudah berlarva)
PENGENDALIAN : • Sistem perkandangan yang baik Cc. tanah tidak dapat berkembang Pengobatan hewan sakit dengan : • Tetramisol : 15 mg/kg BB/s.c atau dicampur ransum ▫ Levamisol HCl : 7,5 mg/kg BB/s.c ▫ Diethylcarbamacin : 22 mg/kg BB/s.c, 3 hari ▫ Oxfendazol : 3mg/ kg BB selama 7 hari ▫ Doramectin/Avermectin : 1ml/50 kg BB/i.m/s.c
NEMATODOSIS PADA PADA USUS HALUS DOMBA & BEBERAPA RUMUNINANSIA LAIN PENYEBAB : ~Strongyloides papillosus ~Bunostomum sp. ~Gaigeria pachyscelis ~Trichostrongylus sp. ~Cooperia sp. ~Nemaodirus sp HABITAT & HEWAN PEKA : Usus halus domba dan ruminansia yang lain
CARA PENULARAN : Trichostrongylus sp., Cooperia sp., Nematodirus Termakannya larva infektif (L3) bersama pakan atau minum Bunostomum sp., Strongyloides sp. : Termakannya larva infektif (L3) bersama pakan atau minum (per oral), juga penetrasi kulit (per cutan) Gaigeria pachyscelis : L3 menembus kulit (p.c)
PATOGENESIS Iritasi, peradangan ddg. UH, lesi, ulcera & perdarahan, diare Penembusan larva ke mukosa UH Trichostrongylus, Nematodirus Tidak hematophagous Cooperia, G. pachyscelis, Bunostomum, Strongyloides Hematophagous G. pachyscelis & Bunostomum, jika Infeksi berat ANEMIA Bottle jaw Hipoproteinemia ►G. pachyscelis, Bunostomum & Strongyloides Menembus kulit Reaksi lokal : radang, papula & gatal-gatal
GEJALA KLINIS : * Lebih jelas pada hewan muda : lemah, kurus, nafsu makan turun, anemia, bulu suram, diare, pertumbuhan terhambat. * Infeksi berat G. pachyscelis & Bunostomum : bottle jaw * Trichostrongylus pd. hwn muda & akut : tidak mau menyusu, kelemahan & black scours worm *Cooperia dan Nematodirus mirip Trichostrongylus * Strongyloides : diare, anemia, BB & nafsu makan
DIAGNOSIS : Gejala klinisPemeriksaan tinja PENGENDALIAN : • Pencegahan : • ► Menekan populasi cacing dengan cara : • - hewan dikandangkan (intensif) • - rotasi padang penggembalaan • - pakan berkualitas • - tempat pakan dibuat tinggi • - sanitasi kandang • - pengobatan periodik
Pengobatan : ~Methyridin : 180 mg/kg BB s.c ~Pyrantel tartrat : 25 mg/kg BB p.o ~Thiabendazol : 50 mg/kg BB ~Oxfendazol : 5 mg/kg BB ~Mebendazol : 15 mg/kg BB ~Bephenium carbonat : 250 mg/kg BB ~Phenothiazin : 20 – 30 gram/ekor domba ~Neguvon : 110 mg/kg BB ~Avermectin : 1 ml/50 kg BB
NEMATODOSIS PADA KOLON & SEKUM RUMINANSIA PENYEBAB : ◊ Trichuris sp. ◊ Oesophagustomum sp. ◊ Chabertia sp. TRICHURIASIS PENYEBAB : Trichuris sp.
HABITAT & HEWAN YANG PEKA : SEKUM kambing, domba, sapi, anjing , kucing, babi, unta. CARA PENULARAN : Termakannya telur infektif (std. II) bersama pakan atau minum PATOGENESIS, GEJALA KLINIS & P.A : Domba, babi, sapi infeksi alam GK/ jarang Cc. dws. menyebabkan keradangan akut atau kronis (sesitis) PA/ : sesitis, nekrosis hemorhagi, udema mukosa & cacing dewasa >>.
Infeksi akut (200- 300 ekor) : diare hemorhagi, anemia, bila 6000 – 13000 : BB turun, kelemahan, pertumbuhan terganggu⇨akhirnya mati OESOPHAGUSTOMIASIS PENYEBAB : Oesophagustomum sp. (=Nodular worm) HABITAT & HEWAN YANG PEKA :Kolon & Sekum, hewan peka : O. columbianum : Db, Kb, rusa O.venulosum : Db, Kb, unta O. radiatum : Sapi O. dentatum : Babi
CARA PENULARAN : Termakannya larva infektif (L3). PATOGENESIS, G.K& P.A : - Yg patogen : O. venulosum & O. columbianum - Umur yang sering terserang : 4 – 24 bulan - Anak domba & domba dws. yg pernah terserang migrasi larva ⇨ reaksi tubuh tidak ada - Hwn. peka : larva masuk sub mukosa lamina propria ususRx. kerad. lokal di sekell. Larva pengumpulan sel-2 EO, Limfosit, MO & Giant NODULE : Pusat nodule : Pengejuan & pengapuran Luar nodule : Kapsul dan fibroblas Larva dpt. tahan hidup s/d 3 bl mati
GK/ :- Nodule >>> → pecah → peritonitis. - Diare berwarna hijau hitam & lendir (6 hari p.i & bersamaan dg larva meninggalkan nodule). - Kronis : diare profus dehidrasi, kulit kering, tubuh bagian belakang bungkuk, kaku dan kotor. - Konstipasi o.k. jml cacing >>> . Nafsu makan ↓↓ cacheksia, BB turun & berlanjut kematian PA/ :- Emasiasi & lemak tbh <<< - Terdapat nodule >> di UH, kolon & sekum, serta cacing di kolon & sekum - Mukosa kemerahan - Nodule hijau – kuning karena pengejuan
EPIDEMIOLOGI NEMATODA GASTROINTESTINAL Secara Geografis : tjd. terus menerus di daerah beriklim sedang dan panas Oesophagustomum sp. & Trichuris sp. berkembang baik pd suhu 10 - 25°C, lingkungan lembab, curah hujan tinggi Chabertia sp.: lingkungan dingin DIAGNOSIS - Gejala klinis → pemeriksaan feses - Pemeriksaan pasca mati
PENGENDALIAN PENYAKIT Hindari pencemaran pakan & minum dari L3 Pemberian ransum bergizi Hindari populasi yg terlalu padat Pemisahan ternak muda & dewasa Sanitasi kandang Rotasi padang gembala dg interval 30 – 90 hari Pertimbangan dlm. menentukan anthelmintik : ~Toksik terhadap jenis cacing dlm semua stadium ~Cara pemberiannya mudah ~Harga relatif terjangkau & mudah didapat ~Aman bagi hospes
Pemeriksaan kesehatan & pengobatan scr. teratur dengan : Methyridine : 200 mg/kg BB/sc Thiabendazole : 50 mg/kg BB/po Oxyfendazole : 10 mg/kg BB/po Avermectin : 1 mg/50 kg BB/sc/im Bersambung minggu depan Silahkan Anda presentasi tugas