1 / 45

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan. Analisis Ratio. Secara umum ada tiga keputusan penting yang harus senantiasa diambil setiap perusahaan : Keputusan Investasi, yaitu keputusan yang menyangkut tentang dana yang dimiliki perusahaan sebaiknya ditanamkan kedalam aktiva bentuk apa.

teness
Télécharger la présentation

Analisis Laporan Keuangan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Analisis Laporan Keuangan Analisis Ratio

  2. Secara umum ada tiga keputusan penting yang harus senantiasa diambil setiap perusahaan : • Keputusan Investasi, yaitu keputusan yang menyangkut tentang dana yang dimiliki perusahaan sebaiknya ditanamkan kedalam aktiva bentuk apa. • Keputusan Pendanaan atau pembiayaan, yaitu keputusan yang menyangkut tentang sumber dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi. • Keputusan Operational, yaitu keputusan mengenai produk apa yang akan dijual dan bagaimana cara menjualnya agar memperoleh laba • Hasil dari keputusan tersebut dicerminkan pada laporan keuangan utama yang dihasilkan perusahaan yaitu neraca dan laporan laba rugi.

  3. Neraca • Neraca sebagai laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada saat tertentu, terdiri atas aktiva dan pasiva (Utang dan modal). Aktiva mencerminkan hasil keputusan investasi yang meliputi jenis, kegunaan, dan besarnya (proporsi) investasi. Sedangkan pasiva mencerminkan hasil keputusan pendanaan, yang meliputi pula jenis, kegunaan dan besarnya masing-masing sumber dana.

  4. Laporan Laba Rugi • Perhitungan laba rugi, sebagai laporan keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, terdiri atas penghasilan, biaya dan laba. Dari perhitungan laba-rugi, dapat dilihat seberapa efektifnya penggunaan aktiva untuk mendukung penjualan dan seberapa baiknya laba yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan imbalan kepada para pemilik dana dan sebagai sumber dana untuk investasi atau ekspansi.

  5. Pengertian Ratio • Suatu ratio mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. • Suatu ratio akan menjadi bermanfaat, bila ratio tersebut memang memperlihatkan suatu hubungan yang mempunyai makna. Misalnya, ratio yang menggambarkan hubungan antara penjualan dengan biaya pemasaran akan bermanfaat, karena hubungan ini mempunyai makna.

  6. Tujuan Ratio • Ratio merupakan alat analisis yang memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala2 yang tampak) suatu keadaan. • Analisis ratio dapat menyingkap hubungan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen ratio itu sendiri. • Analisi ratio bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangkan menjalankan aktivitas usahanya.

  7. Klasifikasi Ratio • Analisis laporan keuangan perlu diarahkan pada lima area analisis : • Likuiditas, mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. • Solvabilitas, yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau mengukur tingkat proteksi kreditor jangka panjang • Return on invesment, yang mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan. • Pemanfaatan aktiva, yang mengukur efesiensi dan efektivitas pemanfaatan setiap aktiva yang dimiliki perusahaan • Kinerja operasi yang mengukur efesiensi operasi perusahaan

  8. Ratio Likuiditas • Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. • Untuk mengukur kemampuan ini biasanya digunakan angka ratio modal kerja, current ratio, acid test/quick ratio,perputaran piutang, perputaran persediaan

  9. Modal Kerja • Modal kerja merupakan selisih antara toal aktiva lancar dengan utang lancar. • Jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan ini menjadi perhatian para kreditor jangka pendek, karena angka ini menunjukkan jumlah aktiva yang dibelanjai dari sumber dana jangka panjang, yang tidak memerlukan pembayaran kembali dalam jangka pendek. • Makin besar angka modal kerja, berarti makin besar tingkat proteksi kreditor jangka pendek dan makin besar kepastian bahwa utang jangka pendek akan dilunasi tepat waktu.

  10. Current Ratio • Elemen2 yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam ratio, yang membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Ratio tersebut disebut dengan current ratio, yang dihitung dengan formula : Current ratio (CR) = Aktiva Lancar (AL) Utang Lancar (UL) • Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar benar2 bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancar menggambarkan yang harus dibayar dan siasumsikan semua utang lancar benar2 harus dibayar

  11. Current Ratio • Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. • Untuk menguji apakah alat bayar tersebut benar2 likuid, maka alat bayar yang kurang atau tidak likuid harus dikeluarkan dari total aktiva lancar.

  12. Acid Test Ratio • Pada ratio ini, pos persediaan dan persekot biaya dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya menyisakan pos2 aktiva lancar yang likuid saja yang akan dibagi dengan utang lancar. Quick ratio dihitung dengan formula : Quick Ratio (QR) = AL – Persediaan – Persekot biaya Utang Lancar (UL) • Acid test ratio atau quick ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada persediaannya.

  13. Perputaran Piutang (AR Turnover) • Ratio perputaran piutang biasanya digunakan dalam hubungannya dengan analisis terhadap modal kerja, karena memberikan ukuran kasar tentang seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. • Angka jumlah hari piutang ini menggambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan penagihan piutang)

  14. Perputaran Piutang (AR Turnover) • Ratio perputaran piutang dan jumlah hari piutang ini dihitung dengan cara : • Perputaran Piutang = Penjualan (kredit) Rata2 Piutang • Jumlah hari Piutang = Jumlah hari per tahun Perputaran Piutang • Selain dihitung jumlah hari piutangnya, dalam mengevaluasi piutang dagang ini perlu diperhatikan juga kepada siapa piutang dagang ini diberikan. • Selain itu perlu diingat sebelum bisa ditagih, piutang dagang dapat juga dijual atau dijaminkan, yang berarti merupakan sumber dana. • Baik tidaknya jumlah hari piutang juga sangat bergantung pada termin kredit yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggannya.

  15. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) • Ratio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode tertentu. • Ratio perputaran persediaan dan jumlah hari persediaan ini dihitung dengan cara : • Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata2 Persediaan • Jumlah hari Piutang = Jumlah hari per tahun Perputaran Persediaan • Apabila suatu perusahaan mempunyai ratio perputaran persediaan yang lebih tinggi dibanding ratio rata2 industrinya, maka hal ini menunjukkan adanya persediaan yang sudah usang atau persediaan yang terlalu tinggi. • Sebaliknya, ratio perputaran persediaan yang lebih rendah dibanding rata2, memberi indikasi tingkat persediaan tidak cukup.

  16. Ratio Likuiditas • Meskipun angka ratio likuiditas suatu perusahaan kecil, tidak berarti bahwa secara riil kemampuan (likuiditas) perusahaan tersebut kecil. • Hal ini disebabkan karena setiap perusahaan mempunyai “cadangan likuiditas”. Cadangan likuiditas ini antara lain ditunjukkan dengan adanya : • Hubungan baik yang dimiliki oleh perusahaan, yang memungkinkan perusahaan meminjam uang sewaktu-waktu membutuhkan dana, • Perusahaan masih memiliki batas kredit bank yang belum digunakan. • Perusahaan mempunyai aktiva jangka panjang yang dapat dikonversikan menjadi kas dengan segera. • Perusahaan berada dalam posisi utang jangka panjang yang sangat baik, sehingga memiliki kapabilitas untuk menerbitkan utang baru atau saham. • Praktik cek mundur di dalam transaksi bisnis.

  17. Ratio Solvabilitas • Solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. • Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah : • Debt to equity • Times interest earned

  18. Debt to equity ratio • Kesimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt to equity, dengan cara perhitungan sebagai berikut : Debt to equity = Total Utang Total Modal • Dengan demikian, debt to equity ratio ini juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya suatu utang.

  19. Time interest earned • Untuk mengukur kemampuan operasi perusahaan dalam memberikan proteksi kepada kreditor jangka panjang, khususnya dalam membayar bunga, digunakan ratio time interest earned, dengan cara perhitungan sebagai berikut : Time interest earned = Laba sebelum bunga & pajak Biaya Bunga • Pada umumnya laba dipandang cukup untuk melindungi kreditor bila ratio ini besarnya 2 kali atau lebih. Sebelum mengambil kesimpulan final, sebaiknya dilihat dulu kecenderungan laba perusahaan, dan kemudian menentukan seberapa mudahnya perusahaan dipengaruhi oleh perubahan musiman ekonomi.

  20. Ratio Return on Invesment • Return on invesment mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik. • Return on investment merupaka terminologi yang luas dari ratio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. • Sesuai dengan investasi mana yang digunakan, ratio ini dibagi menjadi dua, yaitu return on total assets (ROA) dan return on equity (ROE).

  21. Return on Total Assets (ROA) • Return on total assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Ratio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. • Ratio ini dapat diperbandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku. • Ratio return on total assets ini dihitung dengan cara sebagai berikut : Return on Total assets = Laba setelah pajak tetapi sblm bunga Aktiva rata-rata

  22. Return on Equity • Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaa adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran untuk mencapai keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah Return on Equity. • Ratio return on equity ini dihitung dengan cara sebagai berikut : ROE = Laba bersih stlh pajak – Dividen saham istimewa Rata-rata modal saham biasa • Laba yang dipakai di sini adalah laba bersih setelah pajak dikurangi dividen untuk para pemegang saham istimewa (bila ada). Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan besarnya laba yang benar2 tersedia dan tersisa bagi para pemegang saham biasa.

  23. Ratio Pemanfaatan Aktiva • Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pemanfaatan aktiva dalam rangka memperoleh penghasilan dapat digunakan ratio-ratio perputara aktiva sebagai berikut : • Ratio perputaran total aktiva (total asset turnover) • Ratio perputaran modal kerja (working capital turnover) • Ratio perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) • Ratio perputaran aktiva lain-lain (other asset turnover)

  24. Ratio Perputaran Total Aktiva • Ratio perputaran total aktiva mengukur aktivitas kativa dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut.ratio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. • Ratio perputaran ini dihitung dengan cara sebagai berikut : Perputaran aktiva = Penjualan Aktiva Rata2

  25. Ratio Perputaran Modal Kerja • Menghubungkan penjualan dengan modal kerja, memberi indikasi perputaran modal kerja selama periode tertentu. Ratio ini harus dibandingkan dengan data periode yang lalu, pesaing dan rata2 industri dalam rangka memastikan cukup tidaknya perputaran modal kerja tersebut. • Ratio perputaran modal kerja dihitung dengan formula sebagai berikut : Perputaran modal kerja = Penjualan Modal kerja rata2

  26. Ratio Perputaran Aktiva Tetap • Ratio perputaran aktiva tetap ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membuat aktiva tetap produktif dengan menghasilkan penjualan. Ratio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap. • Ratio perputaran aktiva tetap dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan Aktiva Tetap Rata2

  27. Ratio Perputaran Aktiva Lain-lain • Ratio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva lain-lain dalam menghasilkan penjualan. • Ratio ini dihitung dengan formula sebagai berikut : Perputaran Aktiva lain2 = Penjualan Aktiva lain2 rata2

  28. Ratio Kinerja Operasi • Kinerja operasi perusahaan harus senantiasa ditingkatkan. Untuk mengukur kinerja operasi perusahaan, digunakan beberapa angka ratio dengan denominator (penyebut) penjualan sebagai berikut ; • Ratio laba kotor terhadap penjualan • Ratio laba bersih terhadap penjualan • Ratio laba usaha terhadap penjualan • Ratio HPP terhadap penjualan dan biaya usaha terhadap penjualan

  29. Ratio Laba Kotor terhadap Penjualan • Ratio laba kotor terhadap penjualan ini mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual. Untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan ratio ini, dapat dipelajari lebih rinci proporsi elemen biaya terhadap penjualan. • Ratio ini dihitung dengan formula sebagai berikut : Laba kotor terhadap penjualan = Laba kotor Penjualan • Bagi perusahaan dagang dan manufaktur, angka ratio laba kotor terhadap penjualan yang rendah menandakan bahwa perusahaan tersebut rawan terhadap perubahan harga, baik harga jual maupun harga pokok.

  30. Ratio Laba Bersih Terhadap Penjualan • Ratio laba bersih terhadap penjualan mengukur seluruh efisiensi, baik produksi, administrasi pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. • Ratio laba bersih terhadap penjualan dihitung dengan formula : Ratio Laba bersih thd penjualan = Laba bersih Penjualan • Kombinasi ratio laba bersih dan laba kotor terhadap penjualan akan dapat memberikan informasi yang berharga mengenai struktur biaya dan laba perusahaan, serta memungkinkan para analis untuk melihat sumber efisiensi dan ketidakefisienan perusahaan.

  31. Ratio laba usaha terhadap penjualan • Pada ratio laba usaha terhadap penjualan ini, angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan pokok perusahaan. • Ratio ini dihitung dengan formula sebagai berikut : Laba usaha thdp penjualan = Laba Usaha Penjualan

  32. Ratio HPP terhadap penjualan dan biaya usaha terhadap penjualan • Struktur biaya yang perlu dianalisis lebih jauh adalah biaya yang berkaitan dengan harga pokok dari barang yang dijual dan biaya yang berkaitan dengan usaha untuk menjual barang tersebut. • Ratio HPP terhadap penjualan dan biaya usaha terhadap penjualan bertujuan untuk melihat struktur biaya perusahaan. • Ratio-ratio ini dihitung dengan formula sebagai berikut : Ratio HPP thd penjualan = Harga Pokok Penjualan Penjualan Ratio biaya usaha thd penjualan = Biaya Usaha Penjualan • Ratio HPP penjualan terhadap penjualan dan yang tinggi, selain menjadi indikator kerawanan terhadap perubahan harga, juga mempengaruhi strategi penentuan biaya usaha.

  33. Ratio Investor • Para pemegang saham biasa hanya memiliki hak sisa atas laba dan aktiva perusahaan. Hanya setelah hak para kreditor dan pemegang saham istimewa dipenuhi, para pemegang saham biasa bisa menerima dividen atau distribusi aktiva (dalam hal dilikuidasi). • Beberapa angka ratio yang sering digunakan adalah EPS, PER, Dividend pay-out, Dividend yield, Percentage of Earning Retained dan Book value per share.

  34. Earning Per Share (EPS) • Earning Per Share (EPS) adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. EPS hanya dihitung untuk saham biasa. Tegantung dari struktur modal perusahaan, perhitungan EPS dapat sederhana atau kompleks. EPS sederhana dapat dihitung dengan cara berikut : EPS = Laba bersih – Dividen saham istimewa Rata2 tertimbang jumlah saham biasa yg beredar

  35. Price/Earning Ratio (PER) • Price/Earning Ratio (PER), menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dan earning per share. PER ini dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : PER = Harga pasar per lembar saham biasa Earning Per Share

  36. Percentage of Earning Retained • Ratio ini mengukur proporsi laba yang dihasilkan perusahaan saat ini, yang ditahan untuk keperluan pertumbuhan (ekspansi). • Ratio ini dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : Percentage of Earning Retained = Laba Bersih – Semua dividen Laba Bersih

  37. Dividend Pay-out • Dividend pay-out ratio mengukur proporsi laba bersih per satu lembar saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk dividen, yang dihitung dengan formula sebagai berikut : Dividend pay-out = Dividen per lembar saham biasa Earning Per Share

  38. Dividend Yield • Ratio Dividend yield menunjukkan hubungan antara dividen yang dibayarkan untuk setiap lembar saham biasa dan harga pasar saham biasa per lembar. • Ratio ini dihitung dengan formula sebagai berikut : Dividend yield = Dividen per lembar saham biasa Harga pasar per lembar saham biasa

  39. Book Value Per Share • Suatu angka statistik yang biasa dipublikasikan pada laporan tahunan adalah book value per share. • Ratio ini menunjukkan jumlah stockholders equity (modal sendiri) yang berkaitan dengan setiap lembar saham yang beredar. • Book value per share dihitung dengan formula sebagai berikut : BVPS = Total Stockholders’ Equity – Preffered Stock Jumlah lembar saham biasa yang beredar

  40. Contoh Neraca Perusahaan A Per 31 Desember

  41. Laporan Rugi Laba Perusahaan A Per 31 Desember

  42. Berdasarkan financial statement tersebut, akan dapat dihitung berbagai rasio sebagai berikut : Liquidity Ratio

  43. b. Leverage Ratio

  44. c. Activity Ratio

  45. d. Profitability Ratio

More Related