1 / 37

ANALISIS USAHA PETERNAKAN Satuan Ternak (ST)

ANALISIS USAHA PETERNAKAN Satuan Ternak (ST) Ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah pakan ternak yang dipakan Contoh:4 sapi dewasa sama dengan 4 ST Pakan ternak yang tersedia 2 ST Rasio pakan : ternak = ½

terena
Télécharger la présentation

ANALISIS USAHA PETERNAKAN Satuan Ternak (ST)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ANALISIS USAHA PETERNAKAN Satuan Ternak (ST) Ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah pakan ternak yang dipakan Contoh:4 sapi dewasa sama dengan 4 ST Pakan ternak yang tersedia 2 ST Rasio pakan : ternak = ½ Jadi hanya tersedia pakan ½ dari kebutuhan. Padang Rumput Lahan 5 ha menghasilkan 52 ton rumput segar oleh karena ST memerlukan 35 kg hijauan per hari maka setahun dibutuhkan 365x 35 kg=12.775 kg rumput. Jadi daya tampng padang rumput tersebut adalah 52.000:12.775=4,07 ST/tahun atau 4 ekor sapi dewasa

  2. Luas Kandang 1 ST memerlukan luas kandang 2 x ½ = 3 m2 Contoh : 5 induk sapi = 5 ST 1 pejantan = 1 ST 5 dara = 2,5 ST 6 jantan muda = 3 ST 10 anak sapi = 2,5 ST --------- jumlah = 14 ST= 14x 3 m2 = 42 m2 Contoh : 1 ekor domba/kambing dewasa = 0,14 ST maka pada luasan kandang 3 m2 (1ST) daya tampung 1:0,14=7 ekor domba/kambing

  3. USAHA TERNAK SAPI PERAH Satuan Ternak Sapi dewasa < 2 tahun = 1 ST Sapi muda 1-2 tahun = ½ ST Anak sapi > 1 tahun = ¼ ST Syarat bibit Umur 1,5-2 tahun (2-4 gigi seri berganti) Faktor pengelolaan produksi Jumlah induk laktasi harus < 80% dari jumlah induk. Masa laktasi 9-10 bulan, sebaiknya 300 hari/tahun. Interval beranak : 12-13 bulan.

  4. Masukan Fisik Pakan Ternak 1 ST = 35 kg rumput (10% berat induk) atau 10,5 kg bahan kering/hari (3% berat badan) Konsentrat : 1,4 kg/hari (90,4% berat badan) atau 1 ST=1,4 kg hari Kandang 1 ST = 3m2 luas kandang Tenaga Kerja 1 ST = 16/th Pengobatan 1 ST = 1 unit/th Hasil Fisik • Hasil produksi susu (dikurangi pemberian pada anak sapi, dan rusak) • Anak sapi jantan 2 bulan (sapi jantan muda 1,5-2 tahun bila dibesarkan) • Induk tua/afkir • Jantan tua/afkir (bila tidak mamakai AI) • Pupuk Kandang : 1 ST = 4 ton/tahun

  5. USAHA SAPI POTONG Bakalan • Syarat bakalan • Sehat • Umur 1,5 tahun • Berat badan awal 150/175 kg • Pertambahan berat badan setiap hari tergantung dari bangsa sapi Ternak Tua • Induk atau jantan yang tua masih dapat digemukkan sebelum dijual • Masa penggemukkan 1-2 bulan Faktor Pengelolaan • Masa penggemukan 100 hari • Berat jual tergantung permintaan pasar • Disamping hijauan perlu diberi pakan konsentrat

  6. Masukan Fisik • Pakan ternak rumput/hijauan 10% dari berat hidup/hari atau bahan kering 2,5-5 berat hidup • Konsentrat 1,8% berat hidup/hari • Kandang 1 ekor= 3m2 luas kandang • Tenaga kerja 1 ekor = 6 orang/tahun Hasil Fisik • Pertambahan berat badan • Pupuk kandang : 2 ton/ekor

  7. ANALISA BREAK EVEN Adalah tehnik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan. Maka sering disebut : C.P.V Analysis (Cost-Profile-Vol Analysis) Biaya variable,secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan volume produksi. Biaya tetap, secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi Biaya variable: bahan mentah,komisi penjualoan, upah lembur. Gaji tetap: gaji, sewa,bunga hutang Biaya total: biaya variable + biaya tetap

  8. CONTRIBUTION MARGIN (CM) Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya variable tersedia untuk menutup biaya tetap. BREAK EVEN POINT (BEP) Hasil volume penjualan tetap sama dengan biaya total atau BEP akan tercapai pada volume penjualan dimana contribution margin (CM) sama besarnya dengan biaya tetap. Dalam mengadakan analisa BE digunakan asumsi dasar sebagai berikut: • Biaya didalam perusahaan terdiri dari biaya variable dan biaya tetap • Biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi • Biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume penjualan. Jadi biaya tetap perunit berubah-ubah • Harga jual perunit tidak berubah-ubah selama periode yang dianalisa • Perusahaan hanya memproduksi 1 macam produk

  9. Dalam perencanaan profit analisa break even merupakan “Profit Planning Approach” yang didasarkan pada hubungan biaya (Cost) dan penghasilan penjualan (Revenue). Penghasilan penjualan dikurangi biaya variable merupakan bagian penghasilan penjualan yang menutup biaya tetap disebut: Contribution Margin, jadi bila contribution margin (CM) lebih besar dari pada Fixed Cost (FC), berarti Revenue lebih besar dari pada Total Cost, jasi perusahaan untung.

  10. ANALISIS USAHA PETERNAKAN • Aliran Kas Anggaran aliran kas adalah rencana, realisasi, dan evaluasi terhadap uang masuk dan uang keluar. Baik uang masuk berupa pinjaman maupun uang keluar berupa pengembalian pinjaman. • Laba/rugi Keuntungan (laba) atau rugi suatu usaha akan diketahui setelah penerimaan hasil penjualan produk dikurangi dengan harg pokok, biaya pemasaran, dan biaya umum. Laba ini masih disebut laba kotor. Laba bersih baru didapat setelah ditambah pendapatan di luar usaha (misalnya penjualan limbah) dikurangi biaya di luar usaha (misalnya sumbangan ke Pemda) dan pajak (PPh 25 dan 39). Laba/rugi=(jumlah produk x harga produk)-total biaya produksi

  11. Return cost ratio (R/C) R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Usaha peternakan akan menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut. R/C= Total penerimaan penjualan produk Total Biaya • Benefit cost ratio B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C>0. semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut. B/C = Tingkat Keuntungan Total biaya

  12. Break event point BEP merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha peternakan tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. BEP produksi = Total biaya Harga Penjualan BEP harga = Total Biaya Total produksi Berikut ini disajikan beberapa contoh perhitungan biaya, pendapatan, dan analisis usaha peternakan. Mengenai sumber data diambil dari beberapa sentra produksi sekitar pertengahan tahun 2001.

  13. ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI • Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan sapi adalah sebagai berikut. • Penggemukan per unit kandang berisi 96 ekor sapi dengan pemanenan 12 ekor/minggu. • Masa penggemukan 100 hari(1 periode). • Berat awal sapi 250 kg/ekor. • Berat badan satu ekor sapi akan naik 1,1 kg/hari atau 110 kg selama satu periode. • Harga jual sapi hasil penggemukan Rp. 12.300,00/kg atau rp. 4.478.000,00/ekor. • Umur ekonomis kandang dan peralatan selama 20 tahun.

  14. BIAYA INVESTASI

  15. BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 100 HARI

  16. Keterangan : Penyusutan kandang = Total biaya pembangunan kandang Per periode Umur ekonomis kandang = Rp. 150.000.000,00 x 100 hari (20 tahun/365 hari)

  17. PENERIMAAN ANALISIS USAHAa) Laba/Rugi Laba/Rugi = Rp 429.888.000,00-Rp 379.457.000,00 = Rp 50.431.000,00 Usaha penggemukan sapi untuk 96 ekor sapi menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 50.431.000,00 per periode produksi (100 hari) atau Rp.552.300,00 per ekor sapi.b) Return cost ratio (R/C) R/C = Rp.429.888.000,00 = 1,13 Rp.379.457.000,00

  18. Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha penggemukan sapi layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C sebesar 1,13>1. nilai R/C 1,13 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 1.130,00. c.) Benefit cost ratio(B/C) B/C = Rp.50.431.000,00 = 0,13 Rp.379.457.000,00 Dari analisis B/C diperoleh nilai 0,13, artinya bahwa setiap Rp.1.000,00 biaya yang dikeluarkan, usaha penggemukan sapi akan menghasilkan manfaat atau keuntungan sebesar Rp.130,00. d.) Break event point BEP Produksi = Rp.379.457.000,00 = 84,7(dibulatkan 85ekor) Rp.4.478.000,00 BEP Harga = Rp.379.457.000,00 = 3.952.677,10 96 ekor Usaha penggemukan sapi tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika jumlah sapi yang diusahakan sebanyak 85 ekor atau harga sapi hanya Rp. 3.952.677,10 per ekor.

  19. BAB V ANALISIS PASAR DAN RENCANA PEMASARAN A. ANALISIS PASAR 1. Target pasar produk dijual ke konsumen atau pelanggan dalam bentuk kambing domba hidup langsung ke pengelola hasil peternakan. 2. Karakteristik produk dalam program penggemukan ini akan diperoleh hasil akhir berupa kambing domba umur 9 bulan sampai 1 tahun dengan berat hidup 35 kg. karakteristik produk lebih dikonsentrasikan pada kambing domba hidup untuk qurban, aqiqah dan regular yang sesuai dengan standar Syar’I dan kesehatan masyarakat veteriner sehingga layak dan aman dikonsumsi. 3. Paket produk - paket hewan qurban : standar, jasa pengiriman, jasa penyembelihan dan pendistribusian - paket aqiqah : kambing domba ukuran kecil, sedang, besar dan paket pemasakan. - paket regular : kambing dan domba untuk konsumsi

  20. B. RENCANA PEMASARAN 1. Strategi Pasar dalam hal pemasaran mengadakan kerja sama dengan perusahaan pengelola hasil peternakan dan restoran. Dimana konsumen dapat digolongkan dalam beberapa segmen yaitu: • konsumen dalam negeri segmen ini merupakan segmen terbesar yang kebutuhan dagingnya kebanyakan dipenuhi dari pasokan dalam negeri yang masih kurang memperhatikan kualitas sebagai persyaratan kesehatan maupun selera. • konsumen asing konsumen asing mencakup keluarga-keluarga diplomat, karyawan perusahaan asing dan sebagian turis, hal ini porsinya relative kecil dan tidak signifikan • konsumen industri konsumen industri merupakan pembeli yang menggunakan daging untuk diolah kembali menjadi produk lain dan kemudian dijual lagi.

  21. 2. Penetapan harga Harga yang ditawarkan bervariasi, disesuaikan dengan berat hidup. Harga standar untuk kambing domba Rp. 500.000,-/ekor, apabila dijual dalam bentuk karkas Rp. 40.000,-/kg (dengan prosentasi karkas 45%). Selain itu disediakan harga paket untuk pembelian skala besar dan paket promosi. 3. Promosi Menggunakan berbagai media berupa brosur, spanduk, paket promosi melaui iklan, sebagai sponsor pada kegiatan entrepreuner, peternakan, kedokteran hewan dan kegiatan kemanusiaan.

  22. BAB VI ANALISIS SWOT • KEKUATAN (STRENGTH) • ternak kambing dan domba jumlahnya cukup banyak dan mudah diperoleh. • tenaga kerja tersedia • kebutuhan asisten penelitian (tenaga ahli) yang memadai • KELEMAHAN (WEAKNESS) • tenaga kerja tidak mempunyai keterampilan yang memadai terutama dalam proses penggemukan • kecanggihan teknologi produksi masih kurang • arena promosi kurang • PELUANG (OPPORTUNITY) • permintaan akan ternak kambing domba sebgai hewan qurban oleh masyarakat umum. Sekolah, masjid dan lembaga professional pengelola qurban terus meningkat. • adanya kredit modal usaha yang disediakan oleh pemerintah bagi usaha peternakan kecil dan menengah.

  23. ANCAMAN (THREATNESS) • harga BBM yang meningkat mengakibatkan harga pakan meningkat sehingga biaya penggemukan terus meningkat. • ancaman utama yang dihadapi oleh usaha ini adalah peternakan kambing domba yang telah dikenal konsumen sehingga mempunyai pangsa pasar yang sangat besar, pada umumnya peternakan ini bermodal besar dan mempunyai system manajemen yang baik sehingga menghasilkan daging kambing domba yang berkualitas baik. BAB VII ASPEK FINANSIAL ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN KAMBING DOMBA • Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan kambing domba adalah sebagai berikut • penggemukan per unit kandang berisi 100 ekor • masa penggemukan 100 hari (1 periode) • berat awal rata-rata 25 kg/ekor • berat akhir pemeliharaan rata-rata 35 kg/ekor dengan prosentase karkas 45% harga karkas Rp. 40.000,-, sedangkan harga jual hasil penggemukan Rp. 500.000,-/ekor • harga bibit/bakalan Rp. 250.000/ekor • umur ekonomis kandang dan peralatan selama 20 periode penggemukan • harga kotoran (pupuk) bernilai Rp. 1.000.000/ periode pemeliharaan

  24. BIAYA INVESTASI

  25. BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 100 HARI 1. BIAYA TETAP

  26. 2.BIAYA TIDAK TETAP

  27. 3.BIAYA TOTAL : Rp. 36.300.000,-D. MODAL USAHABiaya investasi + biaya total = Rp. 58.800.000,-E. PENERIMAAN (HASIL USAHA)

  28. ANALISA LABA-RUGI Keuntungan = hasil usaha – biaya total =Rp. 14.700.000 100 ekor kambing memberi keuntungan Rp.14.700.000 atau Rp 147.000/ekor • KEUNTUNGAN BILA DIJUAL DALAM BENTUK KARKAS • Tambahan biaya pemotongan (100 ekor x Rp. 25.000,-)=Rp 2.500.000 • Penerimaan a. nilai karkas (100 ekor x 0,45 x 35kg x Rp.40.000) = Rp.63.000.000 b. kulit dan jeroan (100 ekor x Rp. 100.000) = Rp.10.000.000 c. nilai kotoran (pupuk) = Rp.1.000.000 Total Rp. 74.000.000 • Keuntungan Rp.74.000.000-Rp.2.500.000-Rp.36.300.000= Rp.35.200.000

  29. RETURN COST RATIO (R/C) R/C=Rp.51.000.000 = 1,4 Rp.36.300.000 Berdasarkan hasil analisis R?C bahwa usaha penggemukan kambing domba layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C=1,4 artinya bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 1.400,- • BENEFIT COST RATIO (B/C) B/C=Rp.14.700.000 = 0,4 Rp. 36.300.000 Dari analisis B/C diperoleh nilai 0,4 artinya bahwa setiap Rp.1.000 biaya yang dikeluarkan untuk usaha penggemukan kambing domba akan menghasilkan keuntungan Rp. 400,-

  30. ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL ROI = Rp.14.700.000 x 100% = 25% Rp.58.800.000 • RATIO KEUNTUNGAN TERHADAP PENERIMAAN Rp. 14.700.000 x 100% = 28,82% Rp. 51.000.000 • ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) • BEP produksi = Rp. 36.300.000 = 72,6 Rp. 500.000 • BEP harga = Rp. 36.300.000 = Rp. 363.000 100 Usaha penggemukan kambing domba tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika kambing domba yang diproduksi 73 ekor atau harga kambing domba hanya Rp. 363.000/ekor.

  31. BAB VIII ASPEK FINANSIAL • ANALISIS USAHA PETERNAKAN KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWA (PE) Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan kambing domba adalah sebagai berikut • per unit kandang berisi 20 ekor kambing PE • umur ekonomis kandang 9 tahun (3 periode pemeliharaan) • harga bibit/bakalan (umur 2,5 tahun) Rp.1.000.000/ekor dengan produksi 1 liter/ekor/hari • harga jual susu Rp. 20.000/liter • harga pupuk Rp. 1.000.000/periode pemeliharaan (3 tahun) • populasi kambing 20 ekor yang laktasi 16 ekor • umur afkir kambing 5,5 tahun

  32. B.BIAYA INVESTASI

  33. C.BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 3 TAHUN1. BIAYA TETAP

  34. 2.BIAYA TIDAK TETAP

  35. 3. BIAYA TOTAL: Rp. 154.868.000D. MODAL USAHABiaya investasi + biaya total = Rp.188.368.000,-E.PENERIMAAN (HASIL USAHA)

  36. ANALISA LABA-RUGI Keuntungan = hasil usaha – biaya total = Rp. 196.532.000 • RETURN COST RATIO (R/C) R/C= Rp. 351.400.000 = 1,2 Rp.154.868.000 Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha kambing perah layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C= 2,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 2.200,- • ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL ROI = Rp. 197.032.000 = 1,2 Rp. 154.868.000 Dari analisis B/C diperoleh nilai 1,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang dikeluarkan untuk usahja penggemukan kambing domba akan menghasilkan keuntungan Rp. 1.200,-

  37. ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL ROI = Rp.197.032.000 x 100%=104,5% Rp. 188.368.000 • RATIO KEUNTUNGAN TERHADAP PENERIMAAN Rp.197.032.000 x 100%= 56% Rp. 351.400.000 • ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) • BEP Produksi = Rp.154.868.000 = 7.743,4 liter Rp. 20.000 • BEP harga = Rp. 154.868.000 = Rp. 8.839,- 17.520 liter dibulatkan Rp.8.850 Usaha peternakan kambing perah tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika produksi susu sebanyak 7.743,4 liter atau harga susu per liter Rp. 8.850,-

More Related