E N D
SEKTOR INDUSTRI Peningkatan daya saing industri dilakukan melalui perbaikan iklim usaha dan penyelesaian masalah-masalah yang menghambat perkembangan industri. Peningkatan kapasitas industri dilakukan melalui ppeningkatan investasi industri dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN). Peningkatan peranan sektor pendukung industri dilakukan melalui pembangunan kawasan industri, pengembangan kapasitas diklat dan penguatan kelembagaan pengawasan standarisasi, akreditasi, dan pengendalian mutu. Dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dibidang industri maka Kementerian Perindustrian, Dinas Perindag Propinsi/ Kabupaten/ Kota sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing berwenang dan bertanggung jawab atas kebijakan RPJM sektor industri. Sementara itu dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, dinas yang membidangi industri memiliki tanggung jawab untuk membina dan mengembangkan industri diwilayahnya masing-masing sesuai dengan arah kebijakan yang tercantum dalam RPJM daerah yang bersangkutan. Sumber daya alam Kabupaten Maros (cadangan hutan, kelautan dan perikanan, mineral dan batu bara, dsb) sangat potensial untuk menumbuh-kembangkan industri berbasis sumber daya alam. Letak Kabupaten Maros yang sangat strategis dapat mengakomodasi kepentingan berbagai kabupaten serta kerja sama yang saling menguntungkan dengan kabupaten di sekelilingnya. Kabupaten yang terdiri atas 14 kecamatan dan penduduknya yang besar merupakan modal bagi tumbuhnya industri (khususnya IKM) yang berbasis tenaga kerja tetapi juga peluang bagi tumbuhnya sektor industri yang berbasis pada IPTEK dan daya kreatif.
Pendekatan TOP DOWN BOTTOM UP Implementasi pembangunan industri nasional dilakukan secara strategis dan terintegrasi diseluruh daerah dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu : Pengembangan 35 klaster industri prioritas yang dipilih berdasarkan Kemampuan nasional untuk bersaing dipasar domestik dan internasional. Penegembangan industri pengolahan komoditi unggulan daerah menuju kompetensi inti industri daerah
PEMBANGUNAN BIDANG SDM : Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI : Mengurangi pengangguran dan penduduk miskin melalui program perluasan dan pengembangan industri PEMBANGUNAN BIDANG DAERAH : Meningkatkan kesra, kurangi kesenjangan antar wilayah melalui optiimalisasi pembangunan, mendayagunakan potensi dalam kerangka NKRI
HASIL YANG DIHARAPKAN • Terbentuknya klaster industri yang kuat dan berdaya saing nasional maupun • internasional • Tersedianya sarana dan prasarana industri yang memadai sehingga akan meningkatkan • mutu hasil industri di kabupaten kota.
UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI Menggerakkan pengusaha kecil khususnya industri rumah tangga (home industri) untuk dapat tercipta produk unggulan masing-masing kecamatan (industri kreatif/ ekonomi kreatif) Meningkatkan kemampuan aktivitas dan kreatifitas industri agar dapat berkembang menjadi mitra usaha Meningkatkan jumlah prooduksi lokal yang bernilai tambah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat agar dapat hidup layak. Mendirikan RUMAH KEMASAN untuk kebutuhan home industri
JUMLAH INDUSTRI YANG TERSEBAR DI MASING-MASING KECAMATANTAHUN 2007 s/d 2011
KONDISI INDUSTRI SAAT INI INDUSTRI FORMAL 585 buah NON FORMAL 1.608 buah JML TENAGA KERJA 13.763 Orang NILAI PRODUKSI Rp 1.681.449.030.000 NILAI INVESTASI Rp 454.978.370.000