1 / 10

SK MENTERI PERTANIAN NO: 555/ Kpts /TN.240/1986

SK MENTERI PERTANIAN NO: 555/ Kpts /TN.240/1986. Tentang SYARAT-SYARAT RUMAH POTONG HEWAN DAN USAHA PEMOTONGAN HEWAN. KETENTUAN UMUM.

tieve
Télécharger la présentation

SK MENTERI PERTANIAN NO: 555/ Kpts /TN.240/1986

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SK MENTERI PERTANIANNO: 555/Kpts/TN.240/1986 TentangSYARAT-SYARAT RUMAH POTONG HEWANDAN USAHA PEMOTONGAN HEWAN

  2. KETENTUAN UMUM • RPH, adalahsuatubangunanataukompleksbangunan dengan desain tertentu yang digunakansebagaitempat pemotongan hewan selainunggasbagikonsumsi masyarakat luas. • Usaha Pemotongan,adalahkegiatan-kegiatan yang dilakukanolehperoranganataubadanhukum yang melaksanakanpemotonganhewanselainunggasdi RPH miliksendiriataumilikpihak lain, ataumenjualjasapemotonganhewan. • Daging,adalahbagian-bagianhewan yang disembelihataudibunuhataudanlazimdimakanmanusia, kecualiyang telah diawetkandengancara lain selaindaripada pendinginan.

  3. FUNGSI RPH • Tempat dilaksanakannya pemotongan hewan secara benar • Tempat pemeriksaan hewan ante mortem, pemeriksaan daging (post mortem) untuk mencegah penularan penyakit kepada manusia. • Tempat mendeteksi penyakit hewan guna pencegahan dan pemberantasan. • Tempat seleksi pengendalian pemotongan hewan besar betina bertanduk yang masih produktif.

  4. SYARAT-SYARATRPH • Lokasitidakmenimbulkangangguandipinggirkota, • Mudahdicapai, dekatjalanraya. • Kompleks RPH terdiridari: • Bangunanutama, kandang rekondisi, antemortem • Lab sederhana, Incinerator • Isolasitundapemotongan • Bakpengendaplimbahcair, limbahpadat • Kantor, gudangalat, WC, kamarmandi • Halamanparkir • Mudahdicapai, dekatjalanraya. • Kompleks RPH harusdipagar, tidakterlihatdariluar.

  5. ……SYARAT-SYARATRPH • Memilikiruang: • tempatpenyembelihan, pengulitan, pengeluaranjerohanpembagiankarkas, pemeriksaankesehatandaging. • tempatpembersihandanpencucianjerohanterpisah • dindingkedap air, porselen 2 m, tidaklicin. • sudutdindinglengkung, ventilasicukup. • Dilengkapialat-alat • peralatan lengkap mulai persiapan –pengerek – pakaiankhusus. • peralatan pemotong dan pemeriksaandaging • air bersih • penerangan • alatpemeliharakebersihan • khususutkbabi, persediaan air hangatutkperontokanbulu. • TenagaKesmavet • Terpisahdari RPH babi

  6. Komplek RPH untuk suplai daging antar kabupaten Harus dilengkapi: • kandang istirahat berlantai semen • lab identifikasi kuman • tempat pemotongan darurat dan ruang penahanan daging • instalasi pengolahan limbah. • tempat pelayuan dengan dinding bag dalam kedap air, 2 m + exhauster. • timbangan karkas + rel pengangkut.

  7. Komplek RPH untuk suplai daging antar provinsi Harus dilengkapi : • lab pemeriksaan residu antibiotika • IPAL fisik dan biologis • tempat parkir pengangkut daging • kandang istirahat berjarak > 50m dari bangunan utama • incinerator • bangunan khusus pencucian jerohan • ruang pelayuan , porselin, 18o C. • Ruang pelepasan daging dari tulang, 18o C. • Air panas pencuci peralatan • ruang ganti pakaian karyawan • kendaraan angkutan daging , pendingin • Drh  keswan dan daging

  8. RPH untuk eksport Harus dilengkapi : • RPH utk kebutuhan eksport  ditambah • ruang pendingin dengan pisau pengaman anti karat • ruang pelepasan daging dan tulang, 10o C. • ruang pengepakan • lab pemeriksaan hormone • ruang ganti pakaian, locker istirahat, kantin • kendaraan pengangkut daging, pengatur suhu

  9. USAHA PEMOTONGAN HEWAN Berdasarkan luasan peredaran daging: • Kelas A  UPH kebutuhan eksport • Kelas B  antar propinsi • Kelas C  antar kabupaten • Kelas D  sekitar kabupaten / kodya. Berdasarkan jenis kegiatan, ada 3 kategori : • Kategori I  pemotongan hewan milik sendiri di RPH sendiri • Kategori II  jasa pemotongan hewan milik orang lain • Kategori III pemotongan hewan pada RPH milik orang lain

  10. Perizinan UPH dapat dilakukan perorangan atau badan hukum Izin usaha: Kelas A, B  Dirjen Pet Kelas C  Gubernur Kelas D  Bupati, Walikota • Katagori I, II, III  ada izin dengan batas maksimum jumlah pemotongan./bln serta persyaratan perizinan lainnya. • Jangka waktu perizinan : 20 tahun (kategori I dan II), 5 tahun (katagori III)

More Related