1 / 24

PROGRAM PENINGKATAN EFISENSI

PROGRAM PENINGKATAN EFISENSI. Program Peningkatan Efisiensi internal ( PLN) dalam bentuk : a. Program penurunan susut jaringan distribusi (losses), untuk menekan susut teknis dan susut non-teknis.

treva
Télécharger la présentation

PROGRAM PENINGKATAN EFISENSI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PROGRAM PENINGKATAN EFISENSI

  2. Program Peningkatan Efisiensi internal (PLN) dalam bentuk : a. Program penurunan susut jaringan distribusi (losses), untuk menekan susut teknis dan susut non-teknis. b. Program SSM (Supply Side Management), untuk penundaan investasi pembangunan sarana ketenagalistrikan baru. c. Efficiency Drive Program (EDP), program untuk mendorong upaya menekan / menghemat biaya investasi dan biaya operasi.

  3. PROGRAM PENINGKATAN EFISIENSI eksternal (Pelanggan / masyarakat) atas prakarsa Pemerintah dan keikutsertaan aktif PLN dalam bentuk : a. Program himbauan penghematan / konservasi penggunaan tenaga listrik PLN, untuk pelanggan agar lebih efektif dan efisien (hemat biaya). b. Program perbaikan Power Factor (cos phi) dengan himbauan memasang kapasitor di sisi pelanggan, untuk pelanggan agar dapat lebih optimal memanfaatkan daya tersambungnya. c. Program DSM (Demand Side Management) dengan himbauan agar menggunakan peralatan listrik di luar waktu beban puncak (LWBP / diluar pk. 18.00 – 22.00 waktu setempat), bersedia mengoperasikan sumber tenaga listriknya sendiri bagi pelanggan yang memiliki dan sistem kelistrikan PLN dalam kondisi kekurangan daya dan menggunakan lampu / peralatan listrik hemat energi, untuk pelanggan optimalisasi daya tersambungnya dan menghemat biaya.

  4. PROGRAM PENINGKATAN EFISIENSI Program PenurunanSusutJaringanDistribusi (losses) : a. SusutTeknis Susutteknisjaringandistribusisecaraalamiakantetaptimbul, artinyatidakbisadihilangkansamasekalitetapiditekanseminimalmungkinkarenasifatfisik material yang digunakanpadarangkaianlistriktersebutmempunyaihambatanlistrik (disemuapenghantar) danefekarus Eddy (disemuatrafodistribusi), dengansusutteknistetap / fix terjadipd semuatrafodistribusidansusutteknissesuaiarusbeban / variabelterjadipadasemuapenghantar yang besarnyasebandingdengankuadratarusbeban.

  5. Susutteknisdapatditekanseminimalmungkinberdasarkan: • perencanaan / perancangannya (survey, design criteria, detail design, standar / spesifikasiteknikdan design konstruksi), • pelaksanaanpembangunannya (pelelangan, pengadaan material, pemasangan / jasakonstruksidanadministrasipengawasan) dan • pengoperasian, pemeliharaansertapengelolaannyasesuaikondisi system jaringandistribusinya (manajerial, prosesbisnis, pengaturantegangan, pembebananjaringan, optimalisasipengoperasianperalatanjaringan, penanganangangguandanpemeliharaanberkala / preventif / korektif).

  6. Susutteknisdapatterjadipadamasing-masingkomponenjaringandistribusisebagaiberikut : • JaringanTeganganMenengah (JTM). • GarduDistribusi (GD) / transformator (trafo) distribusi. • JaringanTegamganRendah (JTR). • SambunganListrik (SL) Pelanggan. • AlatPembatasdanPengukuran (APP) Pelanggan.

  7. Potensipenyebabterjadinyasusutteknispadajaringandistribusiadalahsebagaiberikut:Potensipenyebabterjadinyasusutteknispadajaringandistribusiadalahsebagaiberikut: • Bebanantarfasatidakseimbangpada SL / JTR / GD / JTM, terjadiarusbocorketanah. • Penghantar JTM / JTR / SL terlalupanjangsesuailenganbeban, terjadi voltage drop. • Penampangpenghantar JTM / JTR / SL kecildibandingbeban, terjadi thermal loss. • Jenis material penghantar JTM / JTR / SL hambatannyatinggiterhadaparusbeban, terjadi voltage drop. • Koneksitasterganggu / konektorjelekpada SL / JTR / GD (pada panel pembagijurusan) / JTM, terjadi thermal loss. • Power factor system TR dan TM rendah, terjadiketidakefisienan asset. • Trafodistrbusidiluarbatasfaktorutilisasioptimumnya /overload, terjadirugitembagadanrugibesi. • Kapasitasrangkaianlistrik APP (kWh meter dan MCB) terlampaui (coil pada kWh meter jenisinduksielektromaknetikdan MCB thermal relay), terjadirugitembagadanrugibesi.

  8. Upayaygdilaksanakanuntukmenekansusutteknisdenganperhitungansebesar 7,33% (2005)adalah: • Pengaturanteganganpasokanlistriksesuaistandarteganganpelayanan, • Pengaturanpembebananjaringandistribusi yang memasokpelanggansesuaistandarpenyempurnaanpengawatan APP danperbaikan / penggantian CT pengukuran. • Penggantiantrafodistribusi (dengankapasitas yang lebihbesar) yang telahmelampaui factor utilisasi / berbeban. • Pemasangan GD sisipanbiladengancarapengaturanpembebanan. • Penggantianpenghantar JTM / JTR / SL (denganluaspenampang yang lebihbesarataujenislogampenghantar yang lebihbaik). • Pengembanganjaringandistribusibaru (penambahanpenyulang / JTM, pembentukan system radial / loop / interkoneksi, penambahanGD. • Pemasangankapasitordijaringandistribusi PLN untukmeningkatkan power factor (cos phi). • Pemasangan GI sisipan / baru.

  9. b. Susut Non-teknis • Susut non-teknis yang terjadipadajaringandistribusilebihbanyakdisebabkanolehfactor manusiadalambentukpenggunaanlistriktidaksah (ilegal) olehpelanggandan non-pelanggansertaadanyakesalahanadministrasipelanggan, pembacaan meter dan wiring APP, yaitudengantidakmematuhi / memahamisyarat-syarat / ketentuan / peraturan yang berlakutentangpenyambunganlistrik PLN.

  10. Potensipenyebabterjadinyasusut non-teknispadajaringandistribusi (JTM, GD, JTR, SL dan APP) adalahsebagaiberikut: • Penggunaantenagalistrikolehpelanggandenganmempengaruhi / merusak SL / APP PLN atau kWh meter tidakada. • Penggunaantenagalistrikoleh non-pelanggandenganmelakukanpenyambungansendirikejaringanlistrik PLN /(PJU) secaratidakterdaftar / liar / menyalasianghari / pemborosan. • Perhitungan kWh tagihansusulanbelumtuntas, kedapatanolehregu P2TL karenamenggunakantenagalistriktidaksah. • Meter kWh tidakberfungsibaikkarenakesalahanpabrikasi. • Kesalahanpembacaan meter pemakaiantenagalistrikolehpetugasbaca meter. • Kesalahanadministrasitatausahapelanggan (TUL) • Kesalahan data indukpelanggan (DIL) karenatidakdiperbaruisesuaikondisiterkini. • Kesalahanpengawatan APP / factor kali, sehinggapemakaiantidakterukurdengansebenarnya.

  11. Upaya yang dilaksanakanuntukmenekansusut non-teknisdenganperhitungansebesar 0,22% (2005 )adalah: • Pelaksanaanpemeriksaanberkalamaupuninsidentilterhadap APP pelangganpotensialdaninstalasi PLN. • PelaksanaanPenertibanPenggunaanTenagaListrik (P2TL) lebihdiintensifkandenganmelakukankerjasamapihakaparathukum (KepolisiandanKejaksaan) maupundenganpihakPemdasetempat. • Penataanmanajemenbaca meter denganpola outsourcing berdasarkankesepakatanadanyakewajibandansanksibilaterjadikesalahanbaca meter. • Pemasangan kWh meter elektronik yang mempunyaikemampuanmenyimpan data histories operasionaldanfungsitelemetering, telesignallingsertatelecontrolsecarabertahapdimulaidaripelangganpotensial / besar. • Pelaksanaan survey penataan data pelanggandanjaringanuntuk update database DIL dan DIJ berbasis computer / TI.

  12. Program Supply Side Management (SSM). • Dalamupayamelayanipermintaancalon/pelangganterhadapkebutuhantenagalistrikdansekaligusuntukefisiensipembeliantenagalistrikuntukmenginvestasisaranaketenagalistrikanbaru, makaProgram Supply Side Management (SSM) menjadisalahsatusolusijangkapendek / daruratgunamenundakekurangancadangandayauntukmemenuhikebutuhanlistrikpadasaatbebanpuncak, yaitudenganmelakukanoptimasipenggunaanpembangkittenagalistrik yang adadanpemanfaatan captive power baikmilikpelanggan (access power) maupunmilik non-pelanggan (swasta, koperasidanbadanusahalainnya). • Potensi captive power denganstatus utamastatus danstatus darurat. • Upayayang dilakukanPLN dalammelaksanakan program ini, memanfaatkanembeded generator PLTA, program pembangkitskalakecil, Sewagenset. Tambahanpembangkitskalakecil.

  13. Efficiency Drive Program (EDP): program untuk mendorong upaya menekan / menghemat biaya investasi dan biaya operasi denganmengoptimalkansumberdayaperusahaan yang ada, sehinggadidapatkan net saving berupa net gain daripenghematan yang dilakukan. • Penghematan/ efisiensi(DEP) dapat dilakukan: • OPEX (OPERATING EXPENDITUR): penekanansusut, peningkatanpendapatan, penekananbiayapembeliantenagalistrik, penekanan SFC gensetmiliksendiri, penekananumurpiutang, penekanantenagalistriktidakterjualdengan online maintenance danpenekanangangguan, percepatanpenagihan, swakelolapekerjaan, program DSM, pekerjaanpihakketiga, penekananbiayacetakrekeningdan PPJ, pendapatandari invoice, dll. • CAPEX (CAPITAL EXPENDITUR): rekondisi / modifikasi material, manajemen / mutasitrafo, pemanfaatan asset, modifikasistandarkonstruksi / inovasi design, dll. • SUPEX (SUPPORT EXPENDITUR): penekanan biaya outsourcing, penekanan biaya non pegawai, dll.

  14. Demand Side Management (DSM) • Program penerapan Demand Side Management kepadapelanggandimaksudkanuntukmengendalikanpertumbuhan permintaan tenaga listrik dgn cara mengendalikan beban puncak, pembatasan sementara sambungan baru terutama didaerah kritis dan sangat mempengaruhi naiknya beban puncak serta langkah2 lainnya disisi pelanggan.

  15. Salah satu program DSM adalah menganjurkan pelanggan memakai lampu hemat energi. Hal ini dimaksudkan sebagai kontrol beban distribusi pada sektor rumah tangga tarif R1, akan didapatkan pengurangan kapasitas pembangkit yang dibutuhkan , khususnya pada WBP (Waktu Beban Puncak) tanpa mengurangi kebutuhan pelanggan atau dengan kapasitas pembangkit yang sama dapat melayani lebih banyak konsumen, serta didapatkan penghematan daya yang dpt digunakan utk menunda pembangunan pembangkit baru yg memerlukan biaya yg mahal.

  16. Kebutuhan energi listrik yang cukup besar. Dan laju pertumbuhan rata-rata per tahun misalnya di Jawa Timur (1995 – 2004) yaitu : • laju pertumbuhan rata-rata pelanggan sebesar 6,2% per tahun, • laju pertumbuhan rata-rata daya tersambung sebesar 6,5% per tahun, dan • laju pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik sebesar 7,6% per tahun.

  17. Perbandingan Pembuatan Pembangkit Baru dengan Lampu Hemat Energi : (1). Dengan mengambil contoh pembuatan pembangkit jenis pembangkit PLTU Gas dan Minyak Dengan kriteria data : Kapasitasterpasang : 2 x 400 MW. BiayaDasar : 520 $/KW. Biayakapasitas total : 582 $/KW Lama Pembangunan : 3 Tahun. Sehinggadapat di hitungbiayapembangunanpembangkit PLTU Gas dan Minyak (asumsihargadolardipatokRp.7000,00 /US$) : Biayapembangunan per KW = 4.214.000 (Rp/kW) BiayapembangunanTotal= Biaya/kWxTotalDayaTerpasang = Rp. 3,3712 trilyun.

  18. (2). Dengan asumsi penggunakan lampu hemat energi Life time : 8.000 jam (asumsi berjalan normal) Pemakaian Rata-rata: 7 jam perhari Pemasangan lampu baru setelah : 3 tahun Harga lampu konstan. Kapasitas penghematan daya tiap lampu = 40 W – 9 W = 31 W/lampu. Jumlah lampu yang dibutuhkan sampai kapasitas 2 x 400 MW = 25.806.452 buah lampu. Biaya yang diperlukan untuk25.806.452 lampu sebesar = Rp. 0,87742 Trilyun. Jadi dengan kapasitas daya yang sama, diperoleh selisih biaya : Rp. 2,49378 Triliun

  19. b. Perbandingan Lampu Hemat Energi dengan Lampu Pijar Data pelanggan sektor rumah tangga tahun 2004 sebagaimana tabel dibawah KELOMPOK TARIF, JUMLAH DAN ENERGY SALES PELANGGAN TAHUN 2004

  20. Perbandinganlampuhematenergidenganlampubiasadenganasumsikuatcahaya yang sama, umurlampumasing-masingdanpadaperiode yang samasebagaimanaperhitunganpadatabeldibawahini.

  21. Denganbeberapaasumsipenggunaandanhargalampusertatingkatbunga, perhitungansecaraekonomididapat : Biayayang dikeluarkanpembelianlampuselama 3 tahun : - Lampuhematenergi : Rp. 44.064,- - Lampubiasa : Rp. 64.800,- Total keuntungan (NPV) = Rp. 20.736 atau 34,19 % daripenggunaanlampubiasa. Keuntunganyang diperolehpelanggandenganmemakailampuhematenergi = Rp 109,196,- dari total biaya yang dikeluarkanselama 8.000 jam menyala. Keuntunganyang dapatdiperoleh PLN adalahpenguranganpemakaianpada WBP ataudengankapasitas yang samadapatmelayanilebihbanyakkonsumen, sertapenghematanbiayaoperasionalpembangkitanpada WBP.

  22. KESIMPULAN Peningkatan efisiensi listrik di PT. PLN (Persero) dapat dilaksanakan dengan program secara internal (PLN) dan program secara eksternal (pelanggan / masyarakat). Program peningkatan efisiensi internal meliputi : • Penurunan susut jaringan distribusi (losses) teknis dan non-teknis. • Pelaksanaan program Supply Side Management (SSM). • Pelaksanaan Efficiency Drive Program (EDP). Program peningkatanefisiensieksternalmeliputi Program DSM (Demand Side Management) berupasosialisasikepadamasyarakat agar menggunakanlistriksecaraefektifdanefisien (hematbiaya) denganmenggunakancapasitorataulampuhematenergidansesuaijadwalkebutuhansertaupayamenghindaripenggunaanlistrikpadabebanpuncak (pk. 18.00 – 20.00 waktusetempat).

  23. Dengan program peningkatanefisiensi internal daneksternaldiatas, manfaatbagi PLN adalahmenekankerugianbagipemakaiantenagalistrik yang tidakdisubsididanhargajual rata-rata tarif-nyalebihkecildari HPP, menekansusutteknisdanoptimalisasipemanfaatan asset, perbaikan Load Factor, menekanbebanpuncak / penundaanbiayainvestasipembangunansaranaketenagalistrikanbarudanpeningkatanpemasaran yang biayainvestasiyacukupbesar. Dengan program peningkatanefisiensieksternaldiatas, manfaatbagipelangganadalahupayapenjelasangunamenekanbiaya / penghematanpenggunaantenagalistrikdari PLN dengankebutuhan yang samakerugianbagipemakaiantenagalistrik yang tidakdisubsididanhargajual rata-rata tarif.

  24. WASSALAM

More Related