1 / 45

Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus ‘Tips & Kiat Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus’

Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus ‘Tips & Kiat Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus’. By: Ashofro Abiry, S.Psi. Sejarah Anak Berkebutuhan Khusus. Sebelum abad ke 16 di sebut sebagai anak-anak yang kemasukan Roh jahat (setan)

Télécharger la présentation

Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus ‘Tips & Kiat Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus’

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus‘Tips & Kiat Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus’ By: Ashofro Abiry, S.Psi

  2. Sejarah Anak Berkebutuhan Khusus • Sebelum abad ke 16 di sebut sebagai anak-anak yang kemasukan Roh jahat (setan) • Abad ke 16 RS di Paris mulai menyediakan penanganan bagi penderita gangguan emosional • Abad ke 18 Jean Marc Itard mulai meneliti kasus ‘anak serigala’ awal gerakan melatih anak cacat mental. • Masa inilah yang kemudian mempengaruhi tokoh-tokoh lain di Amerika yang mendapat kasus seperti Helen Keller dan Laura. • Tes intelegensi Binet di publikasikan pada tahun 1908 untuk menemukenali anak cacat mental.

  3. Tahun 1912 Maria Montessori menerbitkan kurikulum program pendidikan bagi anak normal maupun ABK • Th. 1975 Pemerintah Amerika mengeluarkan Public Law, yang menetapkan hak dari semua ABK untuk memperoleh pendidikan (The Education for All Handicapped children Act. Blackhurst&Berdine, 1981) • Di Indonesia landasan Yuridis tentang ABK di atur dalam dalam UUD 1945 pasal 31, UU No.20 Th.2003 pasal 32 ayat 1: ‘pendidikan khusus merupakan pendidikn bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.’ • Ayat 2 : Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial dan tidak mampu dari segi ekonomi. ( Dirjen Manajemen DIKDASMEN,2006, hal 5 )

  4. Di Indonesia dalam pengertian dan istilah yang di gunakan masih terus ada penyesuaian dan penyempurnaan. • Semula digunakan istilah Penyandang cacat, Handicap, anak luar biasa, berkebutuhan khusus atau juga difable (different ability = memiliki kemampuan berbeda)

  5. SIAPA-kah Anak Berkebutuhan Khusus? Pada dasarnya, SEMUA anak punya kebutuhan khusus, sebab TIDAK ADA manusia di dunia ini yang SEMPURNA, tidak ada anak yang dilahirkan sama persis secara fisik maupun non fisik, sekalipun ANAK KEMBAR. Apakah ANDA merasaTermasukBerkebutuhanKhusus?

  6. “menyerah dalam hidup berarti kalah” (Wilma Rudolf, lahir 23 juni 1940, pelari tercepat di dunia yg mendapat gelar’ The Tenesse Tornado’ lahir prematur di vonis tdk bisa berjalan seumur hidup karena folio)

  7. Pengertian tentang Anak Berkebutuhan Khusus • Anak yg secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/ kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputi mereka yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental dan gangguan emosional. Juga anak-anak yang berbakat dengan intelegensi tinggi, dapat di kategorikan sebagai anak khusus/luar biasa, karena memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional (Suran & Rizzo, 1979).

  8. Anak yang luar biasa atau berkebutuhan khusus adalah Anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal : ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromuscular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas; sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang di tujukan untuk mengembangkan potensi atau kapasitasnya secara maksimal.

  9. Patokan-patokan diagnosis keluarbiasaan berdasarkan program identifikasi pengukuran standart : • Sikap profesional dan realistik dari mereka yang melakukan identifikasi. • Ada kriteria yg dapat di generalisasikan kepada problem-problem perilaku yg ditampilkan di ruang kelas. • Diagnosis tdk boleh terbatas tujuannya hanya untuk memberi label dan melakukan klasifikasi kekhususan, tapi yg terpenting harus pula dapat menentukan penyebab dan bentuk penanganannya (treatment) yg sesuai.

  10. Istilah- istilah atau label ke khususan yg sering di gunakan • Impairment ( Kerusakan ) biasanya berkaitan dengan kondisi medis atau organis, adanya penyakit atau kerusakan dari suatu jaringan, misalnya kekurangan oksigen pada waktu lahir dpt menyebabkan kerusakan otak atau gangguan neurologis yg bs menjadikan anak menderita kelumpuhan otak (cerebral palsy), kelainan kromosom yg menyebabkan Sindroma Down dll. • Disability ( Kekhususan ) merupakan konsekuensi fungsional dari kerusakan bagian dari tubuh. Atau kondisi yang menggambarkan adanya disfungsi atau berkurangnya suatu fungsi yg secara objektif dapat di ukur/ dilihat, karena adanya kehilangan/kelainan dari bagian tubuh/ organ seseorang. • Handicapped ( Ketidakmampuan ) merupakan konsekuensi sosial lingkungan dari kekhususan, ketika masalah/akibat dari kerusakan (impaired) berinteraksi dengan lingkungan/tuntutan fungsional yg di bebankan pada seorang anak berkebutuhan khusus, pada situasi tertentu.

  11. JENIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Usia 18 Tahun ke Bawah (UU SisdiknasPasal 32Ayat 1) • Tunanetra (low vision, kurang penglihatan) • Tunarungu, Tunawicara (hearning impairment, speech delay) • Tunagrahita : Ringan (IQ = 50-70), Sedang (IQ = 25-50), (a.l. Down Syndrome) • Tunadaksa : Ringan, Sedang (celebral palsy) • Tunalaras (Dysruptive) & HIV AIDS & Narkoba • Spektrum Autis, Sindroma Asperger • Tunaganda (multiple disablity) • Kesulitan Belajar/Lambat Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD/ADHD, Dysgraphia/Tulis, Dyslexia/Baca, Dysphasia/Bicara, Dyscalculia/Hitung, Dyspraxia/Motorik) I. - GIFTED : Potensi Kecerdasan Istimewa (IQ > 125) - TALENTED : Potensi Bakat Istimewa (Multiple Intelligences : Language, Logico-mathematic, Visual-spatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal, Natural, Intrapersonal, Spiritual), - INDIGO: Memiliki indra ke-enam.

  12. Deteksi, Intervensi, dan Stimulasi Sedini Mungkin

  13. Cerebral Palsy • Suatu terminologi kedokteran bagi ketidak-seimbangan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan: • Tidak stabilnya gerak tubuh, • Ketidakseimbangan pertumbuhan fisik, • Postur tubuh yang tidak sesuai dengan usia. • Dapat diterjemahkan secara bebas sebagai “brain paralysis” (kelumpuhan otak)=> cidera otak (Glenn Doman). • Ketidakselarasan otot2 motorik yang berkaitan dengan rendahnya kemampuan mengontrol syaraf sensori, kognisi, persepsi, komunikasi dan tingkah laku.

  14. Karakteristik Cerebral Palsy • memiliki intelegensi normal atau di atas rata-rata. • kemampuan mengekspresikan potensi intelektualnya terbatasi karena kesulitannya berkomunikasi. • mampu meningkatkan kemampuannya baik fisik, motorik, sensori, kognitif, dan bahasa, secara substansi dengan intervensi yang sepatutnya mereka terima. • Memerlukan pengobatan secara signifikan dan perawatan fisik, termasuk terapi okupasi dan terapi bicara

  15. Tipe-tipe Cerebral Palsy Spasticity Ataxia Athetosis Mixed

  16. LEARNING DISABILITY (kesulitanbelajar) (1) gangguan di satu atau lebih proses dasar psikologi termasuk, memahami dan menggunakan bahasa (verbal dan tulisan). (2) kesulitandalammenyimak, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan kalkulasi matematika (3) gangguan persepsi, disleksia (gangguan dalam identifikasi huruf), dan aphasia. tidak bersifat permanen

  17. Tipe-Tipe Kesulitan Belajar Dyslexia- kesulitan dalam belajar membaca. Dysgraphia- kesulitan dalam belajar menulis. Dyscalculia- kesulitan dalam belajar menerapkan/memahami konsep matematika dan komputer.

  18. Dari Sudut Pandang Orang Yang Disleksia.... • “syaraf-syaraf otak saya tersambung dengan jalinan yang berbeda” • “seperti komputer yang rusak karena terlalu banyak menyimpan informasi!” • “Saya tahu apa yang akan saya katakan, tapi sulit sekali saya menemukan kata-kata yang sesuai”. • “Saya melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda”. • “I have all the right ideas, but I can't get them down on paper.” • “Saya sulit melakukan beberapa perintah sekaligus!”

  19. DO Praise wherever possible Encourage Find something they are good at Give less homework Mark on oral responses where possible Make sure they understand and remember instructions Give them plenty of time to copy instructions Have expectations of success Seat them at the front of the class, closer to the teacher DO NOT Make them read aloud in public Ridicule or employ sarcasm Correct all mistakes in written work – it is too discouraging Give lists of spelling words to learn, no more than 3 and related words eg plate and cake Make them write out work again Compare them to other students Make them change their writing eg printing is easier than cursive for them Teaching Strategies

  20. Tips for Teachers • A person with dyslexia tires more quickly than others – greater concentration is required • They suffer from constant, nagging uncertainty • They are often disorganised and may also be clumsy and forgetful, despite trying hard • Use wooden or plastic letters to teach them the feel and shape of letters • Use pictures and memory books (eg Letterland) • Give as much practice as possible in reading, writing and spelling as dyslexics need more practice than most children • Talk about letters, words and stories to create interest in words and books

  21. Rendahnya Perhatian dan Ganguan Hiperaktif (ADHD) ADHD adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan kesulitan-kesulitan karena hambatan yang terjadi pada bagian-bagian yang berbeda dalam otak, sehingga berpengaruh terhadap masalah pendidikan, tingkah laku dan kesulitan lainnya. ADHD pada khususnya adalah kesulitan-kesulitan dalam: • konsentrasi • kontrol syaraf2 impulsif, • hiperaktif, • mengikuti aturan-aturan (pembiasaan), • motivasi dan penjadualan

  22. Gejala-Gejala Pokok  Tidak ada perhatian terhadap sesuatupun di sekitarnya  Aktivitas Berlebihan (hiperaktif)  Impulsif

  23. Autism adalah sekelompok masalah dalam perkembangan yang cukup serius, yang biasanya muncul di usia dini (biasanya sebelum usia 3 tahun) .usually before age 3. Meskipun gejala-gejala dan tanda-tanda kesulitannya beragam, semua masalah autism berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

  24. Autism Defisit dalam Berkomunikasi Defisit dalam Terbatas pada Kemampuan Sosial perhatian terhadap sesuatu

  25. Autism: Tanda-Tanda dan Gejalanya • KemampuanSosial • Sulitmeresponketikadipanggilnamanya • Sangatsedikitkontakmata • Terlihattidakmendengarpadakitasetiapwaktu. • Menolakuntukdipelukdandicium. • Terlihattidakpedulipadaperasaanorang lain. • Merasa ‘nyaman’ denganbermainsendiri, biasanyamemiliki ‘teman main khayalan’. • Language • Mulaibicaralebihlambatdariusia 2 tahuindanmengalamiketerlambatanpadaaspek lain selama 30 bulan. • Hilangnyakesinambungankemampuandalammengucapkankata-katadankalimat. • Tidakmelakukankontakmatasaatmemintasesuatu. • Bercakap-cakapdenganiramadanintonasi yang tidakbiasa, umumnyamenirusuaraseperti robot, ataulagu. • Tidakdapatmemulaipercakapanataumelanjutkannya. • Mungkinmampumenggunakankataatauprasa, tetapitidakmemahamiapamaksudnyadanmaknanyabagidirinya.

  26. TingkahLaku • Melakukangerakan-gerakan yang berulang, sepertibergoyang, berputar, ataubertepuktangan. • Mengembangkankegiatanrutinatau ritual yang sulitdiubah. • Merasaterganggudengan • Bergeraksecarakonstan • Mungkinakanterpesonaolehbagian-bagiandarisebuahobjek, sepertirodaberputarmobilmainan • mungkinsangatsensitifterhadapcahaya, suaradansentuhdanbelumtidakmenyadari rasa sakit • Sensoris • Sangatsensitifterhadapsentuhan, suarakeras, cahayaterang, • tidaksensitifterhadapbahaya, dan rasa sakit.

  27. Saran untuk Intervensi Rencana pengobatan ideal adalah adanya kordinasi antara terapi dan intervensi yang keduanya memiliki target pada gejala inti autism, yakni: gangguan interaksi sosial, masalah dengan komunikasi verbal dan nonverbal, dan rutinitas obsesif atau berulang-ulang dan ketertarikan. Terapi dan intervensi yang biasanya dilakukan antara lain: • ABA (Applied Behaviour Analysis) Terapi Modifikasi Tingkah Laku • Speech Therapy (terapi bicara dan komunikasi) • Sensory Integration (terapi sensori) • Social Skill Program (pembinaan kemampuan sosial)

  28. Kartu Tanda-Tanda GejalaAutism

  29. Keterbelakangan Mental atau Gangguan Intelektual • Ganguan Intelektual (biasa disebut retadasi mental) ditandai dengan sub fungsi intelektual secara signifikan rata-rata (sering dinyatakan sebagai intelligence quotient <70 sampai 75) dikombinasikan dengan keterbatasan berikut: • komunikasi, • pengarahan diri sendiri, • keterampilan sosial, • perawatan diri.

  30. Gejala-Gejala: • Tidak terpenuhinya tinngkat pencapaian perkembangan intelektual • Tidakterpenuhinya tonggak perkembangan seperti duduk, merangkak, berjalan, atau berbicara, dalam waktu yang tepat • Memperlihatkan perilaku kekanak-kanakan, mungkin ditunjukkan dalam gaya berbicara, atau oleh kegagalan untuk memahami aturan-aturan sosial atau konsekuensi dari perilaku • Kurang rasa ingin tahu dan kesulitan pemecahan masalah • Berkurangnya kemampuan belajar dan kemampuan untuk berpikir logis • Memiliki masalah dalam mengingat hal-hal • Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang dibutuhkan oleh sekolah

  31. Down Syndrome

  32. Down Syndrom (juga disebut trisomi 21) adalah kelainan genetik yang terjadi di sekitar 1 dari 800 kelahiran hidup. • Penyebab utamanya adalah kerusakan kognitif. • Down Syndrom terkait dengan ketidakmampuan belajar dengan standar ukuran ringan sampai sedang. • Gejala sindrom Down berkisar dari ringan hingga yang parah. • Banyak individu dengan Down Syndrom juga memiliki cacat jantung, leukemia, penyakit Alzheimer awal-awal, masalah gastro-usus, dan masalah kesehatan lainnya.

  33. Down Syndrom biasanya menghambat perkembangan fisik, terlihat dari fitur wajah yang khas dan otot yang rendah, serta suara bernada awal masa kanak-kanak, dan ciri-ciri lain, seperti: • wajah dan hidung rata, • leher pendek, • kadang-kadang dengan mulut kecil menonjolkan lidah yang besar, • telinga kecil, • mata yang miring ke atas, mungkin memiliki lipatan kulit, bintik-bintik kecil di sudut bagian dalam putih mata, mungkin ada juga pada bagian mata yang berwarna ( iris), • tangan yang pendek dan lebar dengan jari-jari pendek, dan dengan lipatan tunggal di telapak tangan, • sering ketinggian rata-rata dan tahap perkembangan tidak tercapai.

  34. Gifted Children (anak dengan keberbakatan) • Einstein mampu bicara setelah berusi empat tahun, dan baru bisa membaca ketika berusia tujuh tahun. • Isaac Newton berada bada rangking terendah saat di bangku sekolah. • Ketika Thomas Edison masih kecil, gurunya menyatakan bahwa ia terlalu bodoh untuk belajar segala sesuatu. • Walt Disney dipecat editor majalah tempatnya bekerja, karena dianggap tidak punya ide yang bagus. • Leo Tolstoy, drop out dari bangku kuliahnya. • Winston Churchill failed the sixth grade.

  35. Apa Yang HARUS Dilakukan LEMBAGA PENDIDIKAN?

  36. Kondisikan lingkungan sekolah yang hangat, ramah, menerima keaneka-ragaman dan menghargai perbedaan dan bisa diakses oleh semua anak. Kelola perencanaan kegiatan yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual. Terapkan pembelajaran yang interaktif, mengaktifkan semua anak, termasuk akomodasi bagi anak cerdas istimewa, indigo, dan berbakat. Lakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Libatkan orang tua ABK secara bermakna dalam proses pendidikan. Jadikan mereka “Shadow Teacher” bagi anak-anak mereka yang spesial.

  37. Mengakomodasi Kebutuhan Belajar SEMUA Anak di PAUD secara INKLUSIF Terapkan Pendekatan BERMAIN dalam setting INKLUSI. Siapkan Beraneka Ragam Alat Permainan Edukatif dengan berbagai tingkat kesulitan. Tata lingkungan main/tempatkan APE semudah mungkin dijangkau anak (mudah diakses anak, sekalipun ia berkursi roda), dan mebeleir yang fleksibel. Pastikan kebutuhan masing-masing individu ABK terpenuhi saat beraktivitas. Misalnya, anak yang low vision, atau hearing impairment duduk pada posisi dekat guru, jangan paksakan anak untuk melakukan dan mencapai hasil yang sama pada saat itu juga. Saat guru menuliskan sesuatu di papan tulis, pastikan anak-anak yang low vision bisa melihat dengan jelas (ucapkan dengan jelas apa yang sedang ditulis atau yang sedang dibaca guru).

More Related