250 likes | 674 Vues
KARAKTERISTIK MANIFESTASI TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN HIV/AIDS di RSU SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2010. Oleh: QASHASTIA SUKMA PARIPURNA NIM. 0910713027 Penguji : dr. Iin Noorchozin, Sp.P Pembimbing I : dr. Triwahju Astutik, Sp.P
E N D
KARAKTERISTIK MANIFESTASI TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN HIV/AIDS di RSU SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2010 Oleh:QASHASTIA SUKMA PARIPURNANIM. 0910713027 Penguji : dr. Iin Noorchozin, Sp.P Pembimbing I : dr. Triwahju Astutik, Sp.P Pembimbing II : dr. Nanik Setijowati, M.kes
LATAR BELAKANG dan RUMUSAN MASALAH • Penderita HlV/AIDS lebih rentan terhdap infeksi TB • TB sebagai penyebab kematian tertinggi untuk penderita HIV/AIDS Rumusan Masalah : Bagaimana karakteristik manifestasi TB paru pada pasien HIV/AIDS di RSU Saiful Anwar Malang Tahun 2010 ? PENDAHULUAN
Pasien HIV/AIDS adalah : Telahdidiagnosisdenganadanyapemeriksaan determine HIV/AIDS yang (+) danterdapatgejalaklinis(4 stadium) TINJAUAN PUSTAKA
TotalLimfosit count Dapat digunakan sebagai indikator pemberian terapi pada infeksi HIV simptomatik dengan jumlah limfosit total 1200/mm3 atau kurang (misalnya pada stadium 2) jika tidak terdapat sarana pemeriksaan sel CD4+ T limfosit. Sedangkan pada pasien asimptomatik jumlah limfosit total kurang berkorelasi dengan jumlah sel CD4+ T limfosit
Pemeriksaan Sputum BTA Pengambilan dahak SPS Pemeriksaan spesimen Interpretasi hasil pemeriksaan • Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) WHO tahun 1991 • Pasien dengan sputum BTA (+) • Ditemukan BTA minimal pada 2x pemeriksaan • atau • 1 sediaan sputumnya positif disertai kelainan radiologis yang sesuai dengan gambaran TB aktif • atau • 1 sediaan sputumnya positif disertai biakan yang positif • Pasien dengan sputum BTA (-) • Tidak ditemukan BTA minimal pada 2x pemeriksaan tetapi pada gambaran radiologis sesuai dengan TB aktif • atau • Tidak ditemukan BTA sama sekali tetapi pada biakannya positif
sebagian kecil dari 1 atau 2 paru dengan luas tidak lebih dengan volume paru yang terletak diatas chondrosternal junction dari iga kedua dan prosessus spinosus dari vetebrae torakalis lV atau korpus torakalis V dan tidak dijumpai kavitas lebih luas dari lesi minimal dan dapat menyebar dengan densitas sedang tapi luas proses tidak boleh lebih luas dari 1 paru atau jumlah dari seluruh proses yang ada paling banyak seluas 1paru atau bila proses tuberkulosis tadi mempunyai densitas lebih padat, lebih tebal maka proses tersebut tidak boleh > 1/3 pada satu paru dan proses ini dapat / tidak disertai kavitas. Bila disertai kavitas maka luas (diameter) semua kavitas tidak boleh lebih dari 4 cm. Kelainan lebih luas dari lesi sedang
K A T E G O R I D I A G N O S I S (WHO, 2003)
Distribusi pasein TB-HIV Jenis kelamin Faktor resiko HIV/AIDS Usia
Distribusi pasein TB-HIV Determine HIV/AIDS
Distribusi pasein TB-HIV Tanda dan gejala tuberkulosis paru
Distribusi pasein TB-HIV Waktu pemberian OAT dan ARV
Distribusi pasein TB-HIV Stadium HIV/AIDS
Distribusi pasein TB-HIV Limfosit count Sel CD4+ T limfosit
Distribusi pasein TB-HIV Sputum BTA
Distribusi pasein TB-HIV Gambaran radiologis
Stadium HIV/AIDS terbanyak pada saat pasien terdiagnosa tuberkulosis paru adalah stadium 3 (55.3%) dan 4 (42.6%) Hasil limfosit count terbanyak adalah dibawah 1200/mm3 (87%) dengan rata – rata 668.04/mm3 dan hasil terbanyak sel CD4+ T limfosit adalah dibawah 350 sel/mm3 (93.3%) dengan rata – rata 109 sel/mm3 Kategori Tuberkulosis Paru terbanyak berdasarkan kategori diagnosis (WHO 2003) adalah kategori I (91.5%) dengan spesifikasi pasien baru dan pasien HIV/AIDS Hasil pemeriksaan sputum terbanyak adalah BTA (-) (93.6%) Kesimpulan Hasil pemeriksaan radiologis terbanyak adalah lesi luas (83%)