1 / 41

KRISIS MONETER

KRISIS MONETER. (PERBANKAN NASIONAL). Reformasi Finansial. pergeseran alokasi kredit yang berorientasi pasar melalui kemudahan atau dihapusnya kewajiban portofolio, program kredit selektif, plafon kredit, dan pagu suku bunga

wirt
Télécharger la présentation

KRISIS MONETER

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KRISIS MONETER (PERBANKAN NASIONAL)

  2. Reformasi Finansial • pergeseran alokasi kredit yang berorientasi pasar melalui kemudahan atau dihapusnya kewajiban portofolio, program kredit selektif, plafon kredit, dan pagu suku bunga • memperbaiki sistem kontrol moneter, stabilisasi dan mobilisasi tabungan domestik

  3. DASAR TEORITIS • Mc Kinnon (1973) dan Shaw (1973) Menitikberatkan analisis pada represi finansial. Represi finansial bermula dari kondisi di mana pasar modal tidak efisien atau berada dalam keseimbangan. Sistem finansial suatu negara disebut “ditindas” apabila pasar finansialnya masih terbelakang dan harga-harga kekayaan fianansialnya mengalami distorsi. Yang terakhir ini, umumnya ditandai dengan penetapan pagu suku bunga oleh pemerintah di bawah tingkat keseimbangan yang berlaku di pasar.

  4. Menurut Fry (1989), pagu dan plafon suku bunga dapat mendistorsi perekonomian melalui tiga jalur : • rendahnya suku bunga deposito akan menyebabkan bias dalam mendorong konsumsi saat ini dengan mengorbankan konsumsi masa depan, pada gilirannya akan menyebabkan tabungan dan ivestasi berada dibawah tingkat optimum; • para penabung potensial akan lebih menyukai investasi yang relatif low-yielding dibanding mendepositokan uangnya di bank agar dipinjamkan untuk membiayai proyek-proyek yang higher-yeilding; • bank-bank peminjam akan dapat memperoleh semua dana yang mereka inginkan pada tingkat bunga pinjaman yang rendah dan cenderung memiliki proyek yang lebih padat modal.

  5. Dalam kondisi sistem finansial yang “tertindas” tersebut, dua karakteristik mencuat kepermukaan: • suku bunga deposito riil seringkali negatif dan sulit diprediksi bila inflasi tinggi dan tidak stabil; • kurs valuta asing menjadi penuh dengan ketidakpastian. Akibatnya, tabungan menjadi terlambat meskipun peluang investasi cukup bagus, pendangkalan keuangan (shallow finance) biasanya terjadi, dan pada gilirannya pertumbuhan ekonomi akan terhambat juga.

  6. represi finansial menuju liberalisasi finansial • membebaskan suku bunga dari kontrol pemerintah (liberalisasi suku bunga) • menurunkan reserve requirement. • menjaga agar sistem finansial beroperasi secara kompetitif dibawah kondisi free entry • memperbaiki kualitas investasi dan bukan kuantitas investasi

  7. Liberalisasi Keuangan di Asia

  8. Lanjutan

  9. Aspek kunci dari reformasi finansial di Asia • liberalisasi suku bunga • dikuranginya kontrol kredit • diturunkannya reserve requirement • ditingkatkannya persaingan dan efisiensi dalam sistem finansial • diperkuatnya pengawasan terhadap industri perbankan.

  10. Beberapa celah kebijakan liberalisasi perbankan di Indonesia • kebijakan tersebut telah “mengkonstruk” sistem ekonomi liberal yang cenderung berpihak kepada kaum kapitalis (di Indonesia bernama konglomerat) • kebijakan liberalisasi perbankan kalau tidak dimbangi dengan kontrol yang kuat, akan mendorong terjadinya praktek-praktek “moral hazard”, seperti dilanggarnya prinsip “prodential banking”,

  11. Hancurnya Perbankan Nasional • pemberian kredit kepada sektor-sektor yang beresiko tinggi dan lebih berpihak kepada konglomerat ketimbang usaha kecil, sehinga tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit (prinsip 5C) • pemberian kredit yang berlebihan dan terkonsentrasi pada pihak-pihak terkait dan kelompok usaha tertentu, sehingga melanggar Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) • lemahnya manajemen bank dan intervensi pemilik yang berlebihan terhadap operasional bank yang mengarah pada kecenderungan untuk melakukan berbagai penyimpangan dan pelanggaran (moral hazard) • lemahnya pengawasan bank

  12. Restrukturisasi Perbankan • dilakukan langkah pengembalian kepercayaan masyarakat terhadap perbankan melalui pelaksanaan program penjaminan pemerintah baik untuk bank umum maupun bank perkreditan rakyat (Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.017/2000, tentang Syarat, Tatacara dan Ketentuan Pelaksanaan Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum) • dilakukan langkah perbaikan struktur permodalan bank, langkah kebijakan dilakukan melalui program rekapitalisasi bank umum.

  13. Secara spesifik, program rekapitalisasi ini dilakukan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga memenuhi ketentuan Capital Adequacy Ratio (CAR) sekurang-kurangnya 4%. Dalam program rekapitalisasi tersebut, pemerintah melakukan penyertaan modal pada bank-bank melalui penerbitan obligasi sehingga sebagian besar kepemilikan bank-bank tersebut berada di tangan pemerintah.

  14. Mega Skandal Restrukturisasi Perbankan • program rekapitalisasi perbankan, pemerintah telah mengucurkan dana sedikitnya Rp. 320 trilyun yang disebut Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) • terdiri dari:  Rp. 144,4 trilyun yang diterima 48 bank umum swasta nasional  Rp. 175 trilyun yang diterima bank BUMN

  15. Penyimpangan Dana BLBI • Dari Rp 144,5 trilyun dana BLBI yang disalurkan ke 48 bank ditemukan penyimpangan penggunaan dana BLBI senilai Rp 84,5 trilyun. Penyimpangan yang dilakukan adalah dana BLBI tersebut bukan digunakan untuk mengatsi rush, tetapi digunakan untuk transaksi valas dan disalurkan kepada perusahaan dalam satiap kelompok usaha. • Hasil audit investigatif BPK terbaru (diserahkan ke DPR pertengahan 2001) juga menemukan bahwa jaminan yang diserahkan bank-bank penerima BLBI ternyata hanya bernilai Rp. 12,53 trilyun atau kurang dari 10% jika dibandingkan dengan dana BLBI sebesar Rp. 144,5 trilyun • Yang lebih mencengangkan, sebesar Rp. 22,5 trilyun di antara BLBI yang menyimpang itu digunakan untuk membiayai kontrak derivatif alias spekulasi valas. Pembelian dollar AS besar-besaran tahun 1998 yang menghancurkan nilai rupiah hingga level Rp. 16.000 per dollar AS, antara lain dipicu oleh tindak spekulasi ini.

  16. Daftar Bank Penerima BLBI (dalam miliar Rp)

  17. Lanjutan

  18. Lanjutan Keterrangan : 1 : Bank Beku Operasi 2 : Bank Take Over (BTO) 3 : Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU) 4 : Bank Dalam Likuidasi (BDL)

  19. MASALAH PERBANKAN NASIONAL Growt let Finance : Pertumbuhan mengikuti sektor keuangan Finance let Growt : Sektor keuangan mengikuti Pertumbuhan • Restrukturisasi Perbankan : • BBO • BTO • BBKU • BDL • Reformasi Finansial • (Represi - Liberal) • Pakto 1983 • Pakto 1989 Keberpihakan Masalah Perbankan: - Kredit Macet - Likuidasi Pelanggaran BMPK Rush Lemahnya Pengawasan • Pakto 1983, tentang: • Plafon Kredit • Suku Bunga • Pakto 1988, tentang: • Pendirian Bank • Penurunan RR Restrukturisasi Perbankan (melalui BLBI) menghabiskan dana 320 Trilyun 175 T untuk bank BUMN 144,5 T untuk bank swasta

  20. BANK PENANGGUK REKAP DARI UANG RAKYAT/APBN (September 2002) – dlmTrilyunRp

  21. BUNGA MEMBEBANI "APBN" SECARA DAHSYAT Rp 145,1 Trilyun • Membayar Bunga SBI • 17% x Rp. 500 T = 85 T (s/d 2002) • 2 Membayar Bunga Obligasi = 60,1 T DEFISIT APBN = Rp 54 T ( 2002 ), Rp 45 T (2003) Rp 35 T (2004), 26 T (2005) Solusi Negara : • Menghutang ke IMF • Menaikkan BBM, Listrik, Telepon, dll • Jual Asset Negara Strategis

  22. “Dampak Riba / Bunga” (Kasus Indonesia) • Menzalimi dan semakin menyengsarakan rakyat Indonesia secara signifikan. • Memperbesar hutang Negara mencapai Rp. 2000 trilyun (Jika kita mampu membayar Rp 2 T Setahun), maka hutang RI baru lunas 1000 Tahun • Menaikkan harga – harga barang / jasa strategis ; BBM, listrik, Telephon dan barang – barang lainnya. • Menggadaikan Negara dengan penjualan asset strategis ke pihak asing (BCA,Danamon, Indosat,Perkebunan, BBM, dsb.

  23. ASSET SELURUH BANK DI INDONESIA = 1065 TDANA MASYARAKAT (TABUNGAN, DEPOSITO) = 800-an T 2002 Seharusnyadanamasyarakatdisalurkan, tapisebagianbesarditempatkandi SBI. • Negara wajibmembayarbunganyadalamjumlahbesar, puluhantrilyun • LDR Bank Nasional rata-rata 44 % • LDR Bank SwastaRaksasa = 15% • LDR Bank Syariah = 115% • BANDINGKAN !!! Bank RibaSwasta:Bank Islam • BagaikansiangdanmalamataulangitdanBumi LDR 44 %

  24. ASSET SELURUH BANK DI INDONESIA = 1135 TDANA MASYARAKAT (TABUNGAN, DEPOSITO) = 800-an T 2004 Seharusnya dana masyarakat disalurkan, tapi sebagian besar ditempatkan di SBI. • Negara wajib membayar bunganya dalam jumlah besar, puluhan trilyun • LDR Bank Nasional rata-rata 59 % • LDR Bank Swasta Raksasa = 15% • LDR Bank Syariah = 103 % • Banyak dana Bank yang ditempatkan di SBI menjadi beban pemerintah dan pemicu inflasi LDR 59 %

  25. APBN MENJADI DEFISIT DISEBABKAN BUNGA OBLIGASI REKAP BANK KONVENSIONAL APBN MENJADI SURPLUS TANPA BEBAN BUNGA

  26. Bunga Obligasi Rekap lebih Besar dari Pembiayaan Pembangunan(DALAM TRILIUN RUPIAH)

  27. PerbankanRibawi, menikamPerbankan Indonesia karenatahun 2003, Bank Indonesia mengalamiDefisitkarenaSukuBunga SBI lebihbesardariPendapatan BI • PerbankanRibawi, diselamatkannegaramelalui program Rekapitalisasi RATUSAN TRILIUN • Dana tabungan yang dihimpunPerbankanRibawi, hanyadisalurkansebesar 62.79% per November 2005. Sejaktahun 1998-2004 LDR Bank Ribawiantara 30 sd 59 %. • Perbankan Ribawi hanya mau menikmati tapi tidak mau ikut membina Perekonomian Indonesia. • Pemerintah sangat terbebani dengan program rekapitalisasi dan BLBI, APBN terkuras

  28. Fakta Indonesia • Utang luar Negeri • Utang dalam Negeri • Sumbangan APBN (dana rakyat) utk BK • Suku Bunga masih tinggi • Inflasi masih tinggi • Nilai Tukar yang fluktuatif • Sektor riil masih terhambat (LDR 61%,) • Pengangguran Tinggi • Kemiskinan Masih menggurita

  29. Islamic Bank

  30. Bank Islam █ BANK yang beroperasisesuaidengan prinsip-prinsipsyariah Islam, sertatatacaraberoperasinya mengacukepadaketentuan-ketentuan Al-Qur’an & As-Sunnah

  31. MANAJER INVESTASI (mengelola investasi dana nasabah) FUNGSI & PERAN BANK SYARIAH (Accounting & Auditing Organization for Islamic Financial Institution) INVESTOR (menginvestasikan dana yang dimilikinya mau pun dana nasabah) KEGIATAN SOSIAL (mengelola zakat maupun dana sosial lainnya) Penyedia Jasa Keuangan & Lalu Lintas Pembanyaran Catatan: Hubungan Bank Islam dengan Nasabahnya, adalah hubungan kemitraan.

  32. Operation must be based on Al-Qur’an & As-Sunnah ISLAMIC BANK It is part of broader concept of Islamic Economics. It is the introduction of The Value System & Ethics Of Islam into the economic sphere

  33. Islamic Banking • Prohibition of • Monopoly • Gharar / Speculation • Riba / Interest or Usury • Overspending & wastage • Maisyir / Gambling

  34. The Product Concept of Islamic Bank

  35. Perbedaan bunga dan Bagi Hasil

  36. Bagi Hasil (Sirkah) (Profit & Loss Sharing) Titipan (al Wadi’ah) Depository Jual-Beli (al Bai’) Sale & Purchase Bank Syariah Mekanisme Operasional(Prinsip & Piranti Keuangannya) Jasa (Ujroh) Fee-based Service Sewa (Ijarah) Lease Pinjaman (al-Qard) Soft & Benevolent Loan

  37. Mekanisme Operasional Bank IslamMenggunakan Piranti-piranti KeuanganBerdasarkan Prinsip-prinsip: Bagi Hasil (sirkah) Profit & Loss Sharing Jual-Beli (al Bai’) Sale & Purchase Sewa (Ijarah) Lease Pinjaman (al-Qard) Soft & Benevolent Loan Jasa (Ujroh) Fee-based Service Titipan (al Wadi’ah) Depository 1. Musyara- kah (Joint Venture Profit Sharing) 2. Mudhara- bah (Trustee Profit Sharing) • Bai’ al • Murabahah • (Deferred Payment Sale) • Bai’ as • Salam • (In-front Payment Sale) • Bai’ al • Istishna’ • (Purchase by Order or • Manufacture) • Dan lain-lain • Sewa • (al-Ijarah) • Operating Lease • Sewa-Beli • (Ijarah • wa Iqtina’) • Financing Lease • al-Qard al • Hasan • (Sebagaiaqd • tathawwui • yaitu akad saling • membantu / • bukan • transaksi komersial) • ar-Rahn • (Mortgage) • al-Wakalah • (Deputyship) • al-Kafalah • (Guaranty) • al-Hawalah • (Transfer Service) • Ju’alah • Exp.:Bank Reference • Sharf • Exp.: Moneychanger 1. Wadi’ah yad al-Amanah (Trustee Depository) 2. Wadi’ah yad adh- Dhamanah (Guarantee Depository)

  38. SEJARAH BANK ISLAM DI DUNIA Philipine Amanah Bank (1973) Islamic Bank of Sudan (1975) Bank Islam Dubai ( 1975) Islamic Bank of Eqypt (1977) Kuwait Finance House (1977) Faisal Islamic Bank, Mesir (1978) Islamic Finance House Luxemburg (1978) Bahrain Islamic Bank (1979) Islamic Bank Pakistan (1979) Faisal Finance Swiss (1980) Faisal of Islamic Bank Al-Kibris, Cyprus (1983) Bank Islam Malaysia Berhad (1983) Dar Mal al-Islami, Turki (1984) Bank Islam Iran (1984) Ar-Rajhi Bank Saudi Arabia (1985)

  39. BANK SYARI’AH DI LUAR NEGERI

  40. BANK SYARI’AH DI LUAR NEGERI

  41. City Bank  Bank terbesar di AS  Buka Unit-unit Syariah ABN Amro  Bank terbesar di EROPA  Buka 54 Cabang Syariah HSBC DAN STANDART CHARTER BANK ANZ Investment Mudharaba di Australia, dll

More Related