1 / 3

Aku Bukan Ayam

Aku Bukan Ayam Seorang petani menemukan sebutir telur di ladangnya. Ukuran telur itu tidak jauh berbeda dengan telur-telur ayam yang dia miliki. Oleh karena itu, ia pun menggabungkan telur temuannya dengan telur-telur ayam yang sedang dierami induknya.

zeal
Télécharger la présentation

Aku Bukan Ayam

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Aku Bukan Ayam Seorang petani menemukan sebutir telur di ladangnya. Ukuran telur itu tidak jauh berbeda dengan telur-telur ayam yang dia miliki. Oleh karena itu, ia pun menggabungkan telur temuannya dengan telur-telur ayam yang sedang dierami induknya. Selang dua puluh satu hari kemudian, beberapa telur ayam mulai menetas. Memasuki hari ke-23 seluruh telur ayam sudah menetas. Suara anak-anak ayam dalam keranjang eraman mulai terdengar riuh. Akan tetapi, mereka belum beranjak turun karena ada satu telur lagi yang belum menetas. Meskipun sang induk ayam tidak tahu apakah itu telurnya atau bukan, namun dengan setia ia tetap mengeraminya. Akhirnya, waktu yang ditunggu si induk ayam pun tiba. Telur yang dierami lebih lama dibandingkan telur-telurnya yang lain itu pun menetas. Dari dalamnya keluar seekor unggas mirip ayam, namun mempunyai warna yang berbeda dengan warna bulu anak ayam lainnya. Bersama dengan enam ekor anak-anaknya, sang induk mulai mencari makan. Lima anak kandung dan satu ‘anak tiri’ dari telur pendatang tadi. Langkah pertama yang dilakukan oleh sang induk adalah dengan mengais-ngais pot bunga dan tanaman si petani untuk mencari anai-anai. Ketika hujan turun, sang induk segera mengajak anak-anaknya untuk lari menyelamatkan diri. Anehnya, si ‘anak tiri’ ayam itu malah keluar dari kepakan sayap induknya dan menikmati hujan. Ketika hari mulai senja, sang induk ayam dan lima anaknya menjadi linglung, bahkan nyaris tidak melihat apa-apa. Kondisi itu pula yang mendorong sang induk untuk mengajak anak-anaknya masuk kandang. Ternyata tidak demikian dengan ‘anak tiri’ tadi, penglihatannya justru masih sangat terang, bahkan ia masih ingin bermain-main di luar kandang. Meski demikian, sang induk tetap melarangnya hingga ia pun menuruti larangan itu dan ikut masuk ke kandang. Pada suatu hari, ketika mereka sedang bermain-main, sang induk berteriak dengan sangat keras dengan muka merah disertai ketakutan yang amat sangat. Sang induk menyuruh anak-anaknya untuk segera masuk ke dalam kepakan sayapnya. Induk ayam itu rupanya melihat seekor burung rajawali sedang terbang mengitari mereka sehingga ia khawatir anak-anaknya akan menjadi mangsa si rajawali. Melihat semua anak ayam masuk ke dalam kepakan sayap induknya, rajawali itu pun bertengger di dahan pohon menunggu saat yang tepat. Siapa tahu beberapa anak ayam keluar dan bisa langsung disambarnya.

  2. Namun, tidak demikian dengan ‘anak tiri’ tadi. Sekalipun semuanya sudah masuk ke dalam kepakan sayap induknya. Ia tetap berusaha untuk mengeluarkan kepala. Ia benar-benar ingin melihat apa yang sesungguhnya terjadi. Alangkah terkejutnya dia, sebab ketika melihat keluar ternyata ada seekor burung rajawali besar sedang bertengger di dahan pohon, tidak jauh dari mereka. Ada hal aneh yang dirasakan ‘anak tiri’ ini. Ia melihat ada kesamaan antara rajawali tersebut dengan dirinya. Bentuk paruhnya sama, demikian pula dengan cakar kaki. Bulu-bulunya pun menunjukkan warna dan tekstur yang sama. Semakin bergairah ia melihat kesamaan ini. Semakin ia memberanikan diri untuk keluar dari kepakan induknya, sekalipun sang induk sudah berteriak-teriak supaya anaknya itu masuk kembali. Ternyata, di luar pun burung rajawali tidak mau menyerangnya. Semakin dekat, semakin jelas kesamaan tersebut, hingga dengan teriakan yang keras ia memproklamirkan diri: “Aku ternyata bukan ayam, aku burung rajawali” • *** • Manusia terkadang tidak sadar bahwa ia hidup dalam sebuah komunitas dengan karakter serta perilaku yang tidak tepat dan berkualitas untuk hidup. Secara tidak sadar, kita terkadang memiliki karakter seperti ayam dalam ilustrasi di atas. • Salah satu sifat negatif yang harus kita hindari adalah “jam terbang”-nya yang terbatas. Ketika hari mendekati senja, ayam sudah sulit untuk melakukan aktivitas apa-apa. Terkadang sebagian orang masih menganut sistem “jam terbang” terbatas. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk menambah waktu kerjanya sedikit karena mengejar deadline, mereka menolak karena sudah terbiasa “Teng Go!” (begitu bel berbunyi, ia langsung go-pergi). • Sifat negatif lainnya adalah kebiasaan ayam untuk lari dan bersembunyi ketika menghadapi tantangan. Sifat itu pula yang tanpa disadari acap kali datang pada diri kita. Ketika tantangan hadir, baik itu tantangan pekerjaan, keluarga, maupun hidup bermasyarakat, kita lebih nyaman untuk melarikan diri sejenak dan melupakan tantangan tersebut. Itulah sebabnya mereka yang berkarakter seperti ayam, lebih mudah melarikan diri pada hal-hal yang sifatnya semu, seperti mengonsumsi narkoba, minuman keras, maupun melakukan seks bebas. • Dari cara kerja ayam yang mencari anai-anai di pot bunga, sudah terlihat bagaimana karakter yang bisa dipelajari, yakni setiap selesai mengacak-acak sesuatu dia tidak pernah mau membereskannya kembali.

  3. Apa  yang kitapelajaridarirajawalisungguhberbeda. Rajawalitidakpernahmemiliki jam terbang yang terbatas, apalagirabunsenja. Rajawalimemilikiwillingness to do more (keinginanuntukmelakukanlebihdaripada yang diminta). Sebagaipemimpin, iamemiliki rasa tanggungjawabtinggidenganpertimbanganreward and punishment yang diterapkansecaraalamiahdalamkomunitasnya. Padasaatturunhujan, seekorrajawalibukankembalikesarangdanberteduh, melainkansemakinterbangtinggi. • Ceritadiawaltadimemanghanyailustrasiuntukmenghantarpemikirankitakepadaartihidupdantujuanhidup yang sebenarnya. Tentusetiapbinatangmemilikikelebihandankekuranganmasing-masinguntukdiilustrasikan, hanyamanusia yang dapatbelajardaripengalamanhidupnyabersama-samadenganmanusialainnya. Hidupmanusiamemangberharga, karenamanusiadiciptakansecarasempurnadaripadamakhluklainnya. Sekalipundisanasinikitamemilikikekurangan, namuntidakdapatdipungkirilagibahwakehadirankitadiduniainibukanlahtanparencana Sang Pencipta. Sang Khaliktidakpernahkecewadengankelahirankita, justruterkadangorangtuanyasendiri yang kecewadengankehadirandankelahirananaknya. • Nah, ketikakitasadarbahwakitamerupakanmakhluk yang diciptakansecarasempurna, apakahakankitarusakhanyauntukmenikmatikenikmatansesaat? Kini, saatnyauntukkembalikefitrahmanusia yang sesungguhnyasebagaimakhluk yang memangtelahdirencanakanuntukhadirdiduniaini. Saatnya pula untukmeninggalkanperbuatan-perbuatan yang tidakakanmencapaikepuasansempurna, tetapijustrusedangmerendamasadepan yang suram. • Say No to Drugs • Say No to Free Sex • Say No to Corrupt • Say No to … • Hal-hal lain yang merusak, tampaknyaharusmenjadikomitmenkitabersamauntukmembangunmasadepandiri, keluarga, masyarakat, danperusahaan yang lebihbaik.

More Related