1 / 64

EVALUASI KESUBURAN TANAH

EVALUASI KESUBURAN TANAH. Manajemen Kesuburan Tanah Smno fpub Oktober 2013. EVALUASI KESUBURAN TANAH. “Proses diagnosis problematik hara dan pembuatan rekomendasi pupuk ” . Missing Element Technique. Analisis Tanaman. Uji Tanah. Simple Fertilizer Trial. Kombinasi nya.

zola
Télécharger la présentation

EVALUASI KESUBURAN TANAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. EVALUASI KESUBURAN TANAH ManajemenKesuburan Tanah SmnofpubOktober2013

  2. EVALUASI KESUBURAN TANAH “Proses diagnosis problematik hara dan pembuatan rekomendasi pupuk” Missing Element Technique Analisis Tanaman Uji Tanah Simple Fertilizer Trial Kombinasi nya

  3. GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA PADA TANAMAN Pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Occurrence of symptoms: 1. Kegagalan pertumbuhan pd saat perkecambahan 2. Pertumbuhan tanaman sangat kerdil 3. Munculnya gejala spesifik pad daun, pd waktu tertentu 4. Internal abnormalities, misalnya penyumbatan jaringan pembuluh 5. Tertundanya kemasakan tanaman 6. Penurunan hasil tanaman 7. Kualitas tanaman: kandungan protein, minyak, pati, daya simpan 8. ….. Gejala defisiensi bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab

  4. HIDDEN HUNGER = KELAPARAN TERSEMBUNYI “Situasi dimana tanaman memerlukan tambahan unsur hara tertentu meskipun belum ada gejala defisiensi yang spesifik” Kandungan hara dalam tanaman berada di atas zone defisiensi, namun masih berada di bawah batas optimal untuk pertumbuhan dan produksi tanaman Melacak hidden hunger Field trial Tissue test Plant analyses Feed value Morfologi Part analyses root absorption Soil tests air tanah, aerasi, suhu Optimum fisiologis Top yield Hidden hunger Optimum ekonomis Symptoms dosis pemupukan Hasil analisis tanaman berguna untuk menyusun program pemupukan musim tanam mendatang . Hasil uji tanah berguna untuk membantu mengeliminir / mengatasi problematik hara musim tanam sekarang Kedua cara ini harus digunakan dengan hati-hati, terutama dikaitkan dengan sejarah pengelolaan tanah pada masa yang lalu

  5. PENGARUH MUSIM Kekurangan hara dalam tanah diperparah oleh kondisi cuaca yang abnormal, misalnya kekeringan tanah atau kelebihan air yg menggenang, atau suhu tanah yang tdk normal. Pengaruh temperatur thd kandungan N-P-K daun tomat Umur Dry matter (%) tanaman 12oC 20oC (hari) N P K N P K 36 3.27 0.15 2.12 4.92 0.38 4.23 50 4.11 0.37 3.11 4.78 0.44 4.40 60 4.62 0.35 1.70 6.05 0.47 3.12 110 4.40 0.43 4.95 4.15 0.62 4.20 Sumber: Zurbicki, 1960. Pada kondisi temperatur rendah, tanaman tomat menyerap lebih sedikit nitrogen, fosfat dan kalium.

  6. PENGARUH STRESS AIR TANAH Stress air tanah mempengaruhi penyerapan unsur hara oleh tanaman jagung. Kandungan NPK daun jagung lebih rendah pada kondisi stress air tanah. Pemupukan dapat mereduksi efek stress air tanah Pengaruh pemupukan N-P-K dan stress air tanah thd kadar NPK daun jagung Dosis pupuk Kadar NPK N P K No stress days Maximum stress ……… kg/ha ……………. ………………… % N …...……………. 0 78 47 2.0 1.5 179 78 47 2.9 2.2 ………………… % P …...……………. 179 0 47 0.26 0.12 179 78 47 0.32 0.18 ………………… % K …...……………. 179 39 0 1.1 0.7 179 39 93 1.6 1.2 Sumber: Voss, 1970.

  7. ANALISIS TANAMAN (Plant Analyses) Dua macam analisis tanaman yg lazim adalah: 1. Tissue test, biasanya dilakukan pada jaringan segar tanaman di lapangan 2. Total analyses, dilakukan di laboratorium Analisis tanaman didasarkan pada premise bahwa: “ Jumlah unsur hara tertentu dalam tanaman merupakan indikasi dari ketersediaan unsur hara tersebut dalam tanah”. Karena kekurangan unsur hara tertentu akan membatasi pertumbuhan tanaman, maka kemungkinan unsur hara lain dalam tanaman menunjukkan konsentrasi tinggi. Tingkat kritis (critical level) unsur hara telah berhasil ditemukan pada berbagai jenis tanaman. Tingkat kritis adalah kandungan (content) suatu unsur hara dalam tanaman, di bawah mana hasil tanaman atau pertumbuhannya menurun di bawah optimum. Misalnya tingkat kritis P daun jagung pada masa pembungaan adalah 0.3% P. Ternyata besarnya tingkat kritis ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan unsur hara lain dalam tubuh tanaman

  8. TISSUE TEST Uji Jaringan Tanaman Dalam uji ini digunakan cairan sel dari jaringan tanaman segar untuk mengetahui jumlah unsur hara yg masih belum terasimilasi, seperti N, P, K, Mg dan Mn. Hasil uji ini dikategorikan menjadi Sangat Rendah, Rendah, Medium,atau Tinggi GENERAL METHOD 1. The Purdue Soil and Plant Test Kit: Bagian tanaman dihancurkan dan diekstraks dengan reagen khusus. Intensitas warna yang berkembang diabndingkan dengan standar 2. Metode Kertas Saring. Cairan sel dipindahkan ke dalam kertas saring, kemudian dilakukan uji unsur hara N, P, K dengan menggunakan reagen tertentu. BAGIAN TANAMAN YANG AKAN DIANALISIS Harus dipilih bagian tanaman yang dapt memberikan indikasi paling baik terhadap status hara tanaman.

  9. Bagian tanaman yg digunakan untuk Uji Jaringan Tanaman Tanaman Nitrogen Fosfor Kalium Jagung Main stem , Leaf midribs near ear Blade tissue, leaf midribs midrib near ear Kedelai - Petiole pd bagian atas tnm Petiole Biji-bijian Main stem Jaringan daun di dekat pusat tnm Sama dg Fosfor Kentang dan Main stem, Petiole pd bagian bawah tnm Petiole Tomat Petiole Sumber: Ohlrogge, 1962.

  10. TIME OF TESTING Tingkat kemasakan sangat penting dalam uji jaringan tanaman. Umumnya tanaman semusim mengalami perubahan status hara selama masa pertumbuhannya Umumnya periode kritis terjadi pada fase pembungaan atau antara pembungaan hingga awal pembuahan. Selama periode ini penggunaan unsur hara pada tingkat maksimum. Kandungan nitrat biasanya lebih tinggi pd pagi hari, sehingga uji jaringan tdk boleh pagi-pagi. Beberapa hal penting: 1. Hal yg ideal adalah mengikuti serapan hara selama musim pertumbuhan dg jalan uji lapangan sebanyak lima atau enam kali. Biasanya kandungan hara lebih tinggi pada awal musim pertumbuhan 2. Kebutuhan tanaman paling besar biasanya terjadi pd saat masa pembungaan dan awal pembentukan buah dan biji 3. Pembandingan tanaman di lapangan sangat berguna. Uji tanaman dari daerah defisien dibandingkan dg tanaman dari daerah normal 4. Ragam tanaman, jumlah sampel 10 - 15 tanaman

  11. USE OF TISSUE TEST & PLANT ANALYSES 1. Membantu menentukan kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara. Hasil uji jaringan ini dipadukan dengan hasil uji tanah dan sejarah pengelolaan lahan. 2. Membantu mengidentifikasi gejala defisiensi 3. Membantu menentukan pengaruh pemupukan thd suplai hara dlm tanaman. Hal ini sangat penting untuk mengukur pengaruh pupuk meskipun tidak ada respon hasil. Dalam banyak kasus, hara ppuk tidak dapat diserap tanaman karena penempatannya keliru, cuaca kering, pencucian, fiksasi oleh tanah, atau aerasi buruk 4. Mengkaji hubungan antara status hara tanaman dengan penampilan tanaman 5. Survei daerah yang luas 6. Menarik partisipasi banyak orang.

  12. INPERPRETASI TISSUE TEST & PLANT ANALYSES Interpretasi hasil uji dan analisis tanaman harus dikaitkan dengan proses fisiologi tanaman. Beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan adalah: 1. Performance dan vigor tanaman secara umum 2. Kandungan unsur hara lainnya dalam tanaman 3. Adanya gangguan hama dan penyakit 4. Kondisi tanah, seperti aerasi yg buruk, kemasaman tanah, suhu tanah 5. Kondisi air tanah, stress air , genangan air 6. Kondisi klimatik 7. Waktu dalam seharian: pagi, siang, sore, malam. 1. Umumnya kalau pada awal pertumbuhannya tanaman mempunyai kandungan N,P, atau K yang rendah hingga medium, maka hasil tanaman akan di bawah optimum 2. Pada saat pembungaan hasil uji medium hingga tinggi dianggap cukup untuk kebanyakan tanama n

  13. TOTAL ANALYSES Analisis Total dilakukan pada sluruh tanaman atau bagian-bagian tanaman. Bahan tanaman dikeringkan, dihaluskan dan diabukan. Bahan abu tanaman kemudian diekstraks dengan reagen kimia. 1. Kalau kadar K daun bagian bawah lebih rendah dari kadar K daun bagian atas, maka tanaman defisiensi kalium. 2. Peningkatan hasil dg peningkatan kadar hara 3. Keseimbangan hara 4. Time of sampling: Kadar hara tanaman menurun mulai dari awal hingga akhir masa pertumbuhannya 5. Crop Logging: Penggunaan analisis tanaman dalam operasi produksi tanaman 6. A-Value Technique: Teknik Analisis Radio-kimiawi Pemupukan N menurunkan kadar P dan K tanaman tebu umur 10 bulan Dosis pupuk N (lb/A) Internode 8-10 : Nitrogen (ppm) Fosfor (ppm) Kalium (ppm) 0 229 131 1160 300 463 57 340 Sumber: Burr, 1960.

  14. Hasil tanaman jagung (Y) Y = 1.20 + 31.88 X r = 0.96 (Hanway, 1962) Kadar N daun jagung (X) Hasil tanaman jagung (Y) at tasseling (Loue, 1963) Kadar K daun jagung (X) Kadar Ca atau Mg daun jagung (Y) (Loue, 1963) Ca Mg Kadar K petiole Dosis pupuk K = 400 kg/ha 200 100 0 (Tyler et al., 1960) Kadar K daun jagung (X) Umur tanaman kentang

  15. BIOLOGICAL TESTS UJI LAPANGAN Percobaan lapangan melibatkan berbagai perlakuan pemupukan pada sebidang lahan. Biasanya digunakan Rancangan Percobaan tertentu Ukuran petakan contoh tgt jenis tanaman dan jatak tanamnya STRIP TESTS ON FARMERS FIELDS Sepetak lahan petani diperlakukan dengan “pemupukan” yang direkomendasikan berdasarkan hasil uji tanah dan/atau analisis tanaman. LABORATORY & GREENHOUSE TESTS 1. Mitscherlich Pot Culture 2. Neubauer Seedling Method 3. Sunflower Pot Culture technique for Boron METODE MIKROBIOLOGIS 1. Sackett & Stewart Technique 2. Aspergillus Niger 3. Mehlich Cunninghamella-Plaque Method for Phosphorus

  16. UJI TANAH = SOIL TESTING Ketersediaan dan keseimbangan hara dalam tanah Analisis Laboratorium SAMPLING: Tanah & Tanaman Korelasi antara hasil analisis & respon tanaman Interpretasi & Rekomendasi Implementasi

  17. SOIL SAMPLING Contoh Tanah representatif : 1. Terdiri 10-20 subsample dari zone perakaran: 0-20 cm 2. Sebidang lahan yg seragam slope, drainage, warna, dan sejarah pemupukannya 3. Area non-representatif: fence row, manure pile 4. Informasi pelengkap: petani, nomor lapangan, tanaman, praktek pemupukan 5. Waktu sampling 6. Sampel komposit: 500 g, ditumbuk, diayak 2 mm

  18. TUJUAN UJI TANAH 1. Untuk mempertahankan status kesuburan sebidang lahan 2. Untuk meramalkan / menduga respon kapur dan pupuk yg menguntungkan 3. Untuk mendapatkan landasan bagi rekomendasi jumlah kapur dan pupuk 4. Untuk mengevaluasi status kesuburan tanah di suatu wilayah

  19. SOIL TEST LEVEL Sumber Unsur Hara Sgt Tinggi Tinggi Medium Rendah Sgt Rendah Tanah Pupuk Tanah Pupuk Tanah Pupuk Tanah Pupuk Tanah Pupuk Unsur hara yg tersedia dari dlm tanah Unsur hara yg diperlukan dari pupuk

  20. UJI TANAH SAMPLING THE SOIL 1. Contoh tanah harus dapat mewakili kondisi daerah / lahan 2. Seringkali digunakan contoh tanah komposit 3. Peralatan sampling tanah 4. Area sampling: satu contoh mewakili liasan lahan tertentu DEPTH OF SAMPLING 1. Untuk tanah-tanah pertanian, kedalaman sampling 15 - 30 cm 2. Kedalaman ini biasanya merupakan lapisan olah tanah 3. Untuk keperluan deskripsi profil tanah, sampling dilakukan untuk setiap horison tanah WAKTU SAMPLING TANAH 1. Sampling dapat dilakukan setiap saat asalkan kondisi tanah memungkinkan 2. Rekomendasi umum adalah melakukan uji tanah setiap tiga tahun 3. Sampling tanah dapat dilakukan pada saat tanaman sedang tumbuh UJI TANAH 1. Kation: NH4+, K+, Ca++, Mg++ 6. Belerang 2. Fosfor 7. Sifat Fisika Tanah 3. Unsur mikro 8. …... 4. N dan Bahan organik 5. Kemasaman tanah dan kebutuhan kapur

  21. KALIBRASI UJI TANAH Hasil uji tanah harus dikalibrasikan dengan respon tanaman thd penambahan unsur hara (pupuk) . Respon tanaman dapat diperoleh dari percobaan lapangan atau rumah kaca. Indeks kesuburan tanah = “relative sufficiency” yg dinyatakan sbg persentase dari jumlah yang diperlukan untuk mencapai hasil maksimum Indeks Kesuburan (%) Indeks Kesuburan (%) Sangt Rendah 0 - 50 Tinggi 110 - 200 Rendah 60-70 Sngt Tinggi 210 - 400 Medium 80-100 Ekstrem Tinggi > 410 Tingkat kritis = Indeks kesuburan 75 % Peluang respon pupuk S. Rdh Rndh Medium Tinggi Sgt Tinggi Tingkat kesuburan tanah

  22. INTERPRETASI SOIL TEST Masalah penting dalam menginterpretasikan hasil uji tanah adalah kaitannya dengan “pemupukan” yang diperlukan. Beberapa faktor yg harus diperhatikan adalah: 1. Karakteristik tanah 2. Hasil yang diharapkan 3. Tindakan pengelolaan 4. Kondisi agroklimat Konsep hasil relatif (% hasil) didasarkan atas idea bahwa hasil yang diharapkan (yg dinyatakan sebagai persentasi hasil maksimum) diduga dari hasil uji tanah P dan K. Sejumlah pupuk perlu ditambahkan untuk mencapai hasil tanaman hingga 95% hasil maksimum. Kelemahan konsep ini adalah kalau ada efek interaksi antar unsur hara. Hasil Penelitian Barber (dari Purdue University) disajikan berikut: Populasi tanaman jagung dan respon pupuk Populasi jagung (tnm/A) Respon jagung (bu/A) thd pemupukan : Dosis 100 lb P2O5 Dosis 200 lb K2O 15.700 2 21 24.500 22 39 Sumber: Barber, 19…

  23. REKOMENDASI PUPUK 1. Interpretasi hasil uji tanah melibatkan evaluasi ekonomi terhadap hubungan antara nilai uji tanah dengan respon pupuk. 2. Potensial respon pupuk dipengaruhi oleh faktor-faktor tanah, agroklimat, dan pengelolaan oleh petani 3. Rekomendasi pemupukan nitrogen sangat dipengaruhi oleh tanaman musim sebelumnya dan sasaran hasil 4. Untuk sistem komersial, sasarannya adalah mempertahankan hara tanah pd tingkat untuk melestarikan “top profit” per hektar lahan. Unsur hara tdk boleh menjadi faktor pembatas selama pertumbuhan tanaman. Hasil tanaman D C Respon hasil thd pemupulan tgt pd potensial hasil tanaman A: terendah; D: tertinggi B A Dosis pupuk

  24. TIPE REKOMENDASI 1. BUILDUP / Basic Treatment Pemupukan bersifat korektif, untuk meningkatkan ketersediaan hara tanah hingga taraf yang diperlukan Uji tanah harus dilakukan setiap 2 - 3 tahun untuk memperbaiki dosis pupuk untuk mengganti kehilangan karena dipanen, erosi, pencucian dan fiksasi. 2. ANNUAL APPLICATION Pupuk P dan K ditambahkan kepada setiap tanaman dalam rotasi untuk mempertahankan hasil uji tanah 3. ROTATION. Beberapa faktor yg harus diperhatikan: a. Pemupukan dilakukan sebelum tanaman yg paling responsif & profitable b. Row-application pupuk P untuk jagung c. Forage-crop menyerap banyak K, perlu pemupukan setiap tahun d. Kedelai punya respon lebih baik thd kesuburan tanah yg tinggi daripada pemupukan langsung e. Dalam sistem pergiliran tanaman dlm setahun, pemupukan dilakukan pd tanaman yg paling responsif 4. REPLACEMENT SYSTEM Dosis pupuk ditentukan berdasarkan jumlah hara yang diambil tanaman untuk menghasilkan tingkat-hasil tertentu. Beberapa faktor yg harus diperhatikan adalah: a. Kemampuan tanah menyediakan unsur hara, termasuk kemampuan fiksasi hara b. Tingkat kecukupan hara dalam tanah c. Kandungan hara dalam hasil panen d. Kemampuan tanaman menyerap hara tanah.

  25. METODE RESEP 1. Metode ini didasarkan pada gagasan bahwa tanaman dapat memanfaatkan sejumlah tertentu unsur hara yg terkandung dlm tanah, pupuk dan rabuk. 2. Kalau jumlah hara yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu dapat diketahui, maka jumlah tambahan pupuk dan rabuk dapat dihitung 3. Rekomendasi pupuk dipengaruhi oleh: sistem rotasi, tindakan pengelolaan, analisis tanah, dan tanaman yang akan ditanam 4. Contoh untuk tanaman jagung sbb: Estimasi persentase ketersediaan N, P, K dari tiga sumber: Persentase yg diperoleh selama satu musim: Sumber Nitrogen Fosfor Kalium Tanah (available) 40 40 40 Rabuk (total) 30 30 50 Pupuk (available) 60 30 50 Sumber: Berger, 1954.

  26. BEBERAPA PRINSIP PENTING Praktek pengapuran dan pemupukan yang tepat sangat tergantung pada kebutuhan tanaman, agroklimat, karakteristik tanah dan metode analisis defisiensi dlm tanah Pendekatan diagnostik dalam uji tanah dan analisis tanaman lebih utama untuk tindakan pencegahan Gejala defisiensi merupakan sarana yang sangat bermanfaat di daerah / lahan yang baru dilakukan pemupukan. Di daerah yang telah dikelola secara intensif, interpretasi gejala defisiensi sangat sulit karena adanya komplikasi dari berbagai faktor HIDDEN HUNGER merupakan bahaya tersembunyi, tetapi uji tanah & tanaman yang hati-hati dapat membantu menghindari bahaya ini Tanaman mengintegrasikan semua faktor lingkungan tumbuhnya ke dalam kehidupannya, uji tanah dapat menjadi sangat bermanfaat. Analisis jaringan tanaman yg sedang tumbuh di lapangan sangat berguna, namun harus diinterpretasikan secara hati-hati.

  27. BEBERAPA PRINSIP PENTING Kalau unsur hara ditambahkan melalui pemupukan, kandungan hara dalam tanaman akan meningkat. Dalam kaitan ini penting untuk ditentukan suatu titik (kadar hara tanaman) dimana tidak terjadi lagi peningkatan hasil ekonomis tanaman Analisis tanaman sangat penting untuk mengetahui / menganalisis problematik unsur hara mikro di suatu area lahan. Keseimbangan di antara unsur hara dalam tubuh tanaman sama pentingnya dengan jumlah aktual masing-masing hara tsb. Misalnya hubungan di antara Ca-Mg-K-NH4 ; Mn-Fe-Zn-P Prinsip uji tanah adalah mencari nilai yg dapat digunakan untuk menduga jumlah unsur hara yang diperlukan untuk menambah ketersediaan dalam tanah. Hasil uji tanah ini harus dikalibrasikan dengan percobaan pemupukan di lapangan dan rumah kaca. Harus diingat bahwa kesuburan tanah hanyalah salah satu faktor yg mempengaruhi produksi tanaman Ciri-ciri fisika tanah menjadi semakin penting kalau kondisinya telah mendekati “top profitable yield”; namun perlu diidentifikasi lebih lanjut ciri-ciri fisika mana yang “cocok” dan mana yang tidak cocok.

  28. BEBERAPA PRINSIP PENTING Rekomendasi yang disusun untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi seyogyanya ditujukan pada: to maintain foil fertility at a level for top profit yields. Ada empat macam pendekatan dalam menusun rekomendasi: 1. Build-up dengan dosis pemupukan yang tinggi 2. Annual application, pemupukan setiap musim tanaman dlm sistem rotasinya 3. Rotational fertilization 4. Replacement, mengganti unsur hara yang dipanen Pemupukan tanaman dimaksudkan untuk mensuplai unsur hara yang ketersediaannya dalam tanah tidak mencukupi kebutuhan tanaman untuk menghasilkan maximum net return. Hasil atau nilai hasil Tingkat pengelolaan yg baik Tingkat pengelolaan rata-rata Biaya pupuk A B Dosis pupuk

  29. PEMUPUKAN • Pengelolaan Hara Tanaman: • Pengelolaan jumlah (DOSIS), Sumber (JENIS), Penempatan (METODE APLIKASI), dan waktu (Waktu Aplikasi) hara tanaman dan bahan pembenah tanah. • Tujuan Pengelolaan Hara: • Untuk menyeimbangkan, mensuplai, dan mengkonservasi hara untuk produksi tanaman • to minimize agricultural nonpoint source pollution of surface and groundwater • to properly utilize manure or organic by-products as a plant nutrient source • to protect air quality by reducing odors, nitrogen emissions, and the formation of atmospheric particulates • Untuk memelihara atau memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologis tanah.

  30. PEMUPUKAN Pupuk suplemen digunakan untuk mencegah atau menyembuhkan gangguan hara-tanah yang akut atau gejala defisiensi yang diidentifikasi melalui uji tanah, analisis tanaman, dan/atau observasi pertumbuhan tanaman Menyeimbangkan input-input haradengan output harasetiaptahun: a) Inputs > outputs = accumulation. Potential risk of excess nutrients leading to nonpoint source pollution through leaching and runoff, and can increase disease and pest prolems. b) Inputs < outputs = soil depletion. Potential risk of plant nutrient deficiencies and stress, reduced yield, and increased susceptibility to pests and pathogens. c) Sasaran: Keseimbangan inputs dan outputs apabilatelahtercapaitingkathara yang optimal danrasionyasesuaikebutuhan d) Misalnya: Input yang dimasukkankedalamNeraca Nitrogen i. Inputs = imported fertilizers and amendments + atmospheric deposition + N fixation through cover crops ii. Outputs = N exported in crop harvest + N lost through leaching, erosion, and denitrification iii. MenghitungNeraca Hara.

  31. RESPON TANAMAN KURVA RESPON HASIL: The curve below describes the crop response to fertilizers application Zone A - Too low fertilizers application which results in nutrient deficiencies and lower yields Zone B - Adequate fertilizers application results in maximum efficiency and the highest profitability. Zone C - Over fertilization where yield is not affected but fertilizers are wasted. Zone D - Excessive fertilizers application which results in decreased yields, toxicities and salinity damages Diunduh dari: http://www.smart-fertilizer.com/tips-and-info …… 25/9/2012

  32. Ketentuan Umum - Pemupukan • Metode yang digunakan harus..…. • Praktis • Efektif • Efisien biaya • Metode yang digunakan mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman. • Pupuk harus melarut dan mencapai akar tanaman.

  33. Banding = Tugal - Gerit • Placing a band of fertilizer about 2 inches to the sides & about 2 inches below seed depth. • Jangan menempatkan pupuk di bawah benih, karena pupuk akan “membakar” akar kecambah.

  34. Placing a band of fertilizer near the soil surface and to the sides after seedlings emerge from the soil. Sidedressing = di sisi tanaman Diunduh dari: https://instruct1.cit.cornell.edu/Courses/css412/mod5/ext_m5_pg4.htm ….. 25/9/2012

  35. Mixing fertilizer uniformly into the top one to two inches of growing media around the plant. Topdressing

  36. Perforating = Tugal • Placing fertilizer in 12 – 18” holes drilled 18 – 24” around the canopy drip line of fruit trees. • Menutup kembali lubang dengan tanah dan pupuk akan melarut lambat-lambat.

  37. MEMUPUK POHON & PERDU Apply the fertilizer to the area occupied by the tree's roots or root zone area. The root zone area is roughly a circular area with the tree in the center. The root zone area extends beyond the drip line or outermost branches of the tree with the roots extending 1½ times the distance from the trunk to the drip line or outermost branches. For example, if the distance from the trunk of your tree to the drip line, which is called the crown radius, is 8 feet, the "feeder" or mineral-absorbing roots can extend an additional 4 feet beyond the drip line. So, the root zone area can occupy an area up to 12 feet away from the trunk. Apply fertilizer evenly on mulched and unmulched surfaces out to about 1½ times the crown radius. Diunduh dari; http://www.clemson.edu/extension/hgic/plants/landscape/trees/hgic1000.html ….. 25/9/2012

  38. Broadcasting = Sebar Petani memupuk tanaman padinya di lahan sawah Menyebar pupuk ke seluruh area produksi tanaman. Diunduh dari: http://www.mnn.com/your-home/organic-farming-gardening/stories/new-method-yields-more-rice-with-less-water….. 25/9/2012

  39. Fertigation = Aplikasi pupuk dalam air irigasi • Memasukkan pupuk-larut ke dalam sistem irigasi tanaman rumah kaca dan di pembibitan. • Concentrated solutions usually pass through proportioners or injectors to dilute to the correct ratio.

  40. Tipe-tipe Fertigasi • Venturi-Type • Sederhana & tidak-mahal • Kurang akurat • Depends on water pressure in the hose & in the smaller tube to proportion. • Contohnya: • Hozon

  41. Tipe-tipe Fertigasi • Positive-Displacement • Physically inject & mix specific amounts of concentrated solution & water. • Lebih mahal harganya • Sangat akurat • Contohnya: • Commander Proportioners • Smith Injectors

  42. Penyemprotan hara mikro dalam bentuk larutan langsung ke dedaunan tanaman. Used to quickly correct nutrient deficiencies, but…. If fertilizer concentration is too high, leaf burning will occur. Semprot daun = Foliar Spraying

  43. TEKNOLOGI PEMUPUKAN Penempatan Pupuk Kalium Potassium fertilizers have been recently used as much as nitrogen and phosphorus fertilizers and therefore much research work has been done concerning their placement. Placement of potassium fertilizer with the seed has appeared to be the most effective method of application provided the rate of application is not greater than the seed can tolerate. With average soil moisture conditions and for medium soil textures, the total amount of seed-placed fertilizer materials should not exceed 196 kg/ha and the amount of nitrogen 45 kg/ha plus potassium should not exceed 45 kg/ha. These recommendations are based on the use of a hoe or similar drill which places the seed and fertilizer in a relatively narrow band. If the opener spreads the seed over a wider band, higher rates of fertilizer can be safely placed with the seed. DIUNDUH DARI: http://159.226.205.16/curriculum/3w/02/application/index.html ….. 25/9/2012

  44. EKONOMI PUPUK Petani melakukan usahataninya bertujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya per satuan luas lahan yang digarapnya ……….. Profit maximizing Petani berpendapat bahwa : “he must spend money to make money” Hal ini tentunya benar bagi pembiayaan untuk: “lime, fertilizer, and manure” • Penggunaan pupuk merupakan indeks penerapan metode pertanian modern • Faktor lain yg berpengaruh: • Kontro penyediaan air • Pengolahan dan penyiapan tanah • Kultivar tanaman • Date and rate of seeding • Stand of population • Fertilizer placement • Cultivation • Weed, insect and disease • Harvesting practices

  45. EKONOMI PUPUK DAN KAPUR YIELD LEVEL & UNIT COST OF PRODUCTION • Biaya produksi: • Biaya tetap (fixed cost): jumlah biaya yang harus dikeluarkan tidak tergantung pada tinggi-rendahnya hasil tanaman • Biaya tidak tetap (variable cost): biaya yang dikeluarkan tergantung pada tinggi-rendahnya hasil, misalnya biaya pupuk, pestisida, dan panen hasil • Pengaruh pupuk dapat dilihat dari: • Meningkatkan total hasil tanaman • Menurunkan biaya per unit produksi, per ton hasil tanaman

  46. EKONOMI PUPUK DAN KAPUR Pengaruh pupuk N-P-K terhadap hasil jagung dan keuntungan usahatani jagung. Usahatani Jagung 0-0-0 67-22-22 134-45-45 270-90-90 …………. Kg/ha ………………………. Hasil jagung (kw/ha) 48 70 85 98 Gross income per ha $188 274 336 390 Operating cost 56 69 82 111 Othe cash cost 25 25 25 25 Fixed cost 88 88 88 88 Interest cost of land 82 82 82 82 Total cost 251 264 277 306 Cost per q 5.3 3.8 3.3 3.4 Return to land, labor -63 +10 +59 +84 Source:

  47. EKONOMI PUPUK DAN KAPUR Level of Farm-Management: Bgm kemampuan petani dalam mengelola usahataninya: Merencanakan, menjadwal, melaksanakan dan mengendalikan kegiatannya Peningkatan hasil atau nilai hasil Superior management Average management Fertilizer cost A B Dosis pupuk With superior farm management, ………… ……………higher rates of fertilizer can be profitably used

  48. EKONOMI PUPUK DAN KAPUR Tingkat pengelolaan usahatani: Bgm kemampuan petani dalam mengelola usahataninya: Merencanakan, menjadwal, melaksanakan dan mengendalikan kegiatannya Peningkatan hasil atau nilai hasil all controllable growth factors adequate R1 Q1, R2 Some controllable growth factors inadequate Q2 Q R Dosis pupuk A higher yield is obtained when all controllable growth factors are adequate ………

  49. EKONOMI PUPUK DAN KAPUR Unit Production Cost: Biaya Produksi Satuan Average Superior Farm Management FM Yield, q per ha 90 150 Fertilizer cost 8.30 23.20 Irrigation cost 8.00 8.00 Total cost 76.80 102.20 Cost per q 0.85 0.68 Profit per ha 13.20 47.80 Profit per q 0.15 0.32 Usahatani jagung irigasi

  50. EKONOMI PUPUK DAN KAPUR Tingkat pengelolaan terhadap keuntungan usahtaani Intensitas Pengelolaan Usahatani: Current Good Superior Yield, bu per acre 20.0 34.0 50.0 Price per unit 2.00 2.00 2.00 Value per acre 40.00 68.00 100.00 Cost per acre 41.98 53.72 55.75 Cost per unit 2.10 1.56 1.11 Return over cash -1.98 14.28 44.25 Usahatani kedelai

More Related