1 / 6

Naskah Drama GURU SEJATI, HASYIM ASY'ARI.docx

Berisi teks naskah drama tentang perjuangan K.H. Hasyim Asyari membela tanah air dengan tetap menerapkan syariat islam.

Kerabat
Télécharger la présentation

Naskah Drama GURU SEJATI, HASYIM ASY'ARI.docx

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. GURU SEJATI, HASYIM ASYARI (Karya: Rustini, Irma, Nandar IR) BABAK 1: Pemberontakan NARATOR: Pada tahun 1942, dikisahkan, tentang penjajahan Jepang yang melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu indonesia raya, dan memaksa rakyat indonesia untuk melakukan seikerei. Sebuah penghormatan terhadap Kaisar Hirohito dan ketaatan pada Dewa Matahari (Amaterasu Omikami), yang merupakan suatu kewajiban bagi rakyat Indonesia kala itu. Tokoh besar agamis saat itu K.H. Hasyim As'ary, menolak melakukan penyembahan tersebut, karena tindakan itu menyimpang dari aqidah agama islam. *** Santri masuk panggung (diiringi musik_pembuka). Ada yang masuk 1 orang, ada yang masuk 2 orang. Semua santri duduk, bersiap mengaji. Anak K.H. Hasyim masuk, dan duduk di kursi. Anak K.H. Hasyim: Anak-anakku, sebelum memulai pengajian, mari kita membaca surat Al-baqoroh ayat 190-191 Semua santri: ۗ ﱠنِا ْﻢُھْﻮُﻤُﺘْﻔِﻘَﺛ ۚ َ ﻻَو ُﺚْﯿَﺣ َﻦِﻣ ْﻢُھْﻮُﻠُﺘْﻗاَو ُﺔَﻨْﺘِﻔْﻟاَو ﱡﺪَﺷَا () َﻦْﯾِﺪَﺘْﻌُﻤْﻟا ْﻢُﻛْﻮُﺟَﺮْﺧَا ﱡﺐِﺤُﯾ ُﺚْﯿَﺣ َ ﻻ َّٰﷲ ْﻢُھْﻮُﺟِﺮْﺧَاَو ْﻦﱢﻣ اْوُﺪَﺘْﻌَﺗ َ ﻻَو ْﻢُﻜَﻧْﻮُﻠِﺗﺎَﻘُﯾ َﻦْﯾِﺬﱠﻟا ِّٰﷲ ِﻞْﯿِﺒَﺳ ْﻲِﻓ اْﻮُﻠِﺗﺎَﻗَو ِﻞْﺘَﻘْﻟا Tiba-tiba tentara jepang datang. Mengarahkan senjata api ke hadapan para santri dan Anak K.H. Hasyim. Semua santri ketakutan. Tentara Jepang 1: Oi, kami datang kemari untuk mencari Hasyim Asy'ari! Di mana dia?! Santri 1: (Berdiri) Mau apa kalian mencari kyai kami? Tentara Jepang 2: (Menghampiri santri tersebut) Dia akan kami tangkap, karena sudah menentang aturan kami! Dia sudah berani memberontak! Anak kh hasyim As'ary: (Berdiri) Aku putra kh hasyim as'ary, mau kalian apakan Ayahku? Tentara Jepang 1: Halah! Banyak omong sekali kalian. Sekali lagi, di mana Hasyim Asyari! (Marah, geram) KH Hasyim Asyari masuk panggung, didampingi sang istri, dan beberapa santri lain.

  2. Kh hasyim as'ary: Aku hasyim as'ary mau apa kalian datang kemari? Tentara Jepang 2: kami disuruh jendral kami untuk menangkap anda, ayo ikut dengan kami. Bawa dia! Beberapa santri menghampiri KH Hasyim Asyari, menjaganya agar tidak ditangkap. Santri 2: tidak! Kami tidak akan membiarkan kalian membawa kyai! Semua santri yang menjaga Kyai: Ya, betul! Tentara Jepang menarik santri tersebut sampai jatuh. Salah satu tentara Jepang membawa jerigen minyak, dan menyiram santri lain. Tentara Jepang menyalakan korek gas. Tentara Jepang 1: Mau urusan ini selesai, atau kubakar kalian hidup-hidup? KH Hasyim: Sudah! Sudah! Kalian semua tenang. Aku akan ikut kalian, tapi jangan apa-apakan santri-santriku. Tentara Jepang 1: Baiklah, bawa dia! (Menyuruh anak buahnya membawa Kyai, dengan menggerakan kepalanya) Santri 1 (ditemani santri 2): Kami akan ikut dengan kyai Tentara Jepang 2: Hah! Merepotkan saja. Yasudah! (Menarik kedua santri, dan dibawa ke markas juga) KH. Hasyim Asy'ari, Tentara, dan 2 santri, meninggalkan panggung. Istri KH Hasyim: jangan bawa suamiku, mau dibawa kemana suamiku?? Anak kh hasyim as'ary: (Menenangkan Ummi) Sudah ummi, jangan khawatirkan abii, abii akan baik-baik saja disana. percayalah. NARATOR: Istri, anak, juga para santri lain, kemudian kembali ke pondoknya masing-masing. Sementara itu, KH Hasyim Asyari dibawa oleh para tentara Jepang ke markas mereka, untuk disiksa. BABAK 2: Penyiksaan Jendral Jepang: Kenapa kau tidak mengikuti perintah kami untuk melakukan seikerai?

  3. Kh hasyim Asy'ari: Demi Allah aku tidak akan mengikuti perintah mu Itu. Jendral Jepang: Kurang ngajar, berani-beraninya kau membantah perintah kami. Kh hasyim asy'ari: Lebih baik aku mati di jalan Allah… dari pada aku mematuhi perintahmu itu. Jendral Jepang: Oi, Siksa mereka....!! Tentara Jepang 1 membawa Hasyim asyari menuju bangku. Tentara Jepang 2 memegang palu. Memukul keras, tangan Kyai Hasyim Asy'ari Tentara lain menyiksa 2 santri yang dibawa ke markas. (Adegan berlangsung selama 1 menitan) Salah satu santri ditembak mati. NARATOR: Setelah melakukan penyiksaan terhadap kh. hasyim as'yari, Jepang mendapatkan perlawanan besar-besaran dari para santri. K.H. Hasyim Asy'ari dan santrinya, dibebaskan. TIRAI DITUTUP BABAK 3: Resolusi Jihad Semua santri berdzikir (3x) Santri 2: kyai saya mau bertanya? Kh hasyim asy'ari: na'am silakan, apa yang mau kamu tanyakan? Santri 2: Apa hukumnya membela tanah air, bukan membela agama Allah ataupun bukan membela Al-qur'an, sekali lagi membela tanah air apa hukum nya kyai? Kh hasyim:Hukum membela negara dan melawan penjajah adalah Fardu a'in, perang melawan penjajah adalah jihad fisabilillah Oleh karena itu orang yang meninggal dalam peperangan adalah syahid. Semua santri: oh begitu, na'am kyai.. K.H. Hasyim: Anak-anakku, pengajian malam ini dicukupkan sampai di sini. Mari kita membaca hamdalah bersama-sama. Semua: Alhamdu lillaahi robbil 'aalamiin… (semua santri bersalaman kepada kyai. Santri putra menyalami tangan, santri putri tidak).

  4. KH Hasyim dan Para santri keluar panggung. SEMUA LAMPU DIMATIKAN NARATOR: Api resolusi jihad telah menyulut di dalam jiwa para santri. Tekad mengusir penjajah dari tanah kelahiran, sudah sangat bulat. Tidak ada satupun dari mereka yang memasang rasa takut. Mereka menyambut musuh dengan keberanian yang sempurna. MUSIK PERANG dimainkan. Jenderal dan semua Tentara Jepang (kecuali Rosni) masuk panggung. Tentata Jepang 1 (Rosni) masuk, melapor. Tentara Jepang 1: Lapor jenderal! Saya mendapatkan kabar, santri-santri Hasyim akan datang kemari! Jenderal Jepang: Sialan! Berani sekali mereka! Baiklah, persiapkan senjata kalian. Bantai semua cecunguk itu! Di belakang panggung, para santri mengucap takbir dengan suara keras (3x). Tentara Jepang siaga di posisi masing-masing. Para santri putra masuk, berlari-lari kecil. Ada yang membawa bambu runcing, ada membawa senjata api, ada pula yang membawa bendera merah putih. PERANG DIMULAI, sekitar 3 menitan. Semua tentara mati, kecuali jenderal. Dua santri meninggal. Jenderal Jepang menyerah, maju ke tengah, sembari membawa pedang. Santri yang hidup, menodongkan senjata ke arah Jenderal. Jenderal Jepang: (membuka baju. Mengangkat pedang tinggi-tinggi, menusukkannya ke perut sendiri) Seppuku. Banzai…! Santri 2 dan santri pemegang bendera merah putih: (menghampiri bendera Jepang, dan merobeknya). Santri pemegang bendera: Alloohu akbar!! Semua santri yang masih hidup: Merdeka! Narator dan pembaca puisi maju ke depan. Musik puisi dimainkan. Pembacaan puisi.

  5. Saat pembacaan puisi, para santri yang hidup, menutup santri yang meninggal dengan kain sarung. Narator: Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. Namun, 2 tahun setelah peristiwa besar itu, K.H. Hasyim Asy'ari berpulang ke haribaan Allah SWT. Membawa sebuah resolusi jihad, yang dipegang teguh hingga saat ini. K.H. Hasyim Asy'ari: Semua yang melawan penjajah itu, pahlawan. Tidak ada yang lebih berjasa dari yang lain. Kalaupun, ada yang melupakan jasa mereka, juga, tidak mengapa. Karena, Allooh telah menjanjikan, tempat yang sebaik-baiknya, bagi, para, syuhada. (Dibaca di belakang panggung). Musik penutup dimainkan. Narator, pembaca puisi, dan santri yang masih hidup keluar panggung. Tirai ditutup. -SELESAI-

More Related