1 / 18

LUAS & VOLUME

LUAS & VOLUME. Bentuk Bidang Datar Letak titik berat benda Rumus-rumus Luas Luas permukaan & Volume Ship shapes Coefficient of fineness of waterplane Block coefficient Simpson Rules. Next. Bentuk Bidang Datar. Bentuk Bidang Datar Segi Tiga Sama Sisi Sama Kaki Siku-siku

ailani
Télécharger la présentation

LUAS & VOLUME

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LUAS & VOLUME • Bentuk Bidang Datar • Letak titik berat benda • Rumus-rumus Luas • Luas permukaan & Volume • Ship shapes • Coefficient of fineness of waterplane • Block coefficient • Simpson Rules Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  2. Bentuk Bidang Datar • Bentuk Bidang Datar • Segi Tiga • Sama Sisi • Sama Kaki • Siku-siku • Segitiga sembarang • Empat Persegi Panjang • Bujur sangkar • Jajaran Genjang • Trapisium • Belah Ketupat • Lingkaran • Oval Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  3. Segi tiga • Sama Sisi: ke tiga sisinya sama panjang, ke tiga sudutnya adalah 60o • Sama kaki: Dua sisi sama panjang, membentuk sudut yang sama dengan sisi ketiga • Siku-siku: dua sisi berpotongan saling tegak lurus membentuk sudut 90o • Segitiga sembarang: sisi-sisi dan sudut-sudutnya tidak beraturan Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  4. Letak Titik Berat • Segi 3: perpotongan angara ke-3 garis beratnya • Bujur Sangkar, 4-persegi panjang, belah ketupat: perpotongan ke-2 garis diagonal • Lingkaran: di titik pusat lingkaran Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  5. Rumus-rumus Luas • Segi-3 = 1/2 x tinggi x alas • Bujur sangkar, 4-persegi panjang = alas x tinggi • Belah ketupat, Jajaran genjang = perkalian antara suatu sisi dengan sisi disebelahnya • Lingkaran = πr2 Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  6. Luas Permukaan & Volume • Kubus: • Luas permukaan = 6 x sisi2 (6a2) • Volume = sisi x sisi x sisi (a3) • Bentuk kotak: • Luas permukaan = 2 (ac x bc x ab) • Volume = Luas Alas x tinggi • Bulatan (Bola) • Luas permukaan = 4πr2 • Volume = 4πr2/3 Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  7. Ship-shapes • ‘Bidang’, pada perhitungan stabilitas banyak di bahas tentang bentuk badan kapal yang memotong garis air (sea water plane) yang bentuknya tidak tetap pada setiap perobahan sarat kapal Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  8. B L Koefisien Bentuk – (A) • Mengukur luas bentuk kapal yang berpotongan dengan garis air tidaklah mudah karena bentuk kapal yang melengkung. Untuk mengukurnya maka kita harus tahu koefisien bentuk kapal terhadap segi-4 yang mengelilinginya. Dinamakan Koefisien bentuk datar (Coefficient of fineness of the water plane area) Cw, yang rumusnya: • Cw = Luas area badan kapal (A) dibagi dengan luas area persegi-4 yang mengelilinginya • Bila segi-4 yang mengelilingi badan kapal memiliki panjang = L dan lebar = B, maka Cw = (Luas area bidang air)/(LxB) • So, Luas bidang air (A) = L x B x Cw Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  9. Luas area bidang air (A) • Misalnya panjang bidang air = 36 m dan lebarnya = 6 m sedangkan Cw = 0,8 • Luas area bidang air (A) = L x B x Cw = 36 x 6 x 0.8 = 172.8 m2 L = 36 m Next B = 6 m Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  10. Kegunaan Luas bidang air • Untuk menghitung TPC (Ton Per Cm Immersion), yaitu berat beban (bobot) yang diperlukan untuk menenggelamkan kapal setinggi 1 cm • Rumus TPC = A/100 (di air tawar) atau 1.025 x (A/100) (di air laut) Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  11. Block Coefficient (Cb) • Kegunaan: untuk menghitung Isi Displacement kapal. • Dengan cara yang sama, Cb = merupakan perbandingan antara volume badan kapal dengan volume kotak yang mengelilinginya • Maka Volume of Displacement adalah L x B x D x Cb, dimana D adalah sarat kapal Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  12. Contoh penggunaan Cb • Misalnya panjang garis air = 125 m lebarnya = 25 m, sarat kapal = 6 m, Cb = 0,7. Berapa Volume of Displacement kapal? • Volume of Displacement = 125 x 25 x 6 x 0,7 = 13125 M3 • Block coefficient ini sering digunakan untuk menentukan jumlah awak kapal yang dapat di angkut oleh sebuah sekoci penolong  SOLAS Bab III  Jumlah penumpang sekoci = (L x B x D x Cb)/0.283 Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  13. Cb juga digunakan untuk menghitung Bobor Mati (DWT) Contoh: • Sebuah kapal panjangnya = 64 m, lebarnya 10 m. Pada saat kosong saratnya = 1,5 m dengan Cb = 0,6. Pada saat dimuati penuh saratnya 4 m dengan Cb = 0, 75. Berapa DWT kapal tersebut? • Saat kosong, displacement = 64 x 10 x 1,5 x 0,6 = 576 m3 • Saat penuh, displacement = 64 x 10 x 4 x 0,75 = 1920 m3 • DWT (isi) = 1920 – 576 = 1344 m3 • DWT kapal tersebut = 1344 x 1,025 = 1377,6 ton Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  14. Cara lain menghitung Cb • Yaitu dengan cara menghitung koefficient bagian tengah kapal (midship coefficient = Cm) dikalikan dengan koeficient prismatik (Cp) • Cb = Cm x Cp • Cm = perbandingan antara bagian tengah-tengah kapal dengan lebar bidang air dan sarat kapal • Cp = volume displacement kapal pada sarat tertentu dengan isi bentuk prisma yang mengeliling badan kapal Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  15. Simpson Rules (Trapezoide measurement) • Kegunaannya: untuk mengukur luas bidang datar dan volume benda yang permukaannya tidak teratur • Simpson First Rule : Luas = (h/3) (y1 + 4y2 + 2y3 + 4y4 + y5) • Simpson Second Rule : Luas = (3/8)hx(y1 + 3y2 + 3y3 + 2y4 +3y5 +3y6 +y7) • Simpson’s 5/8 Rule Luas = h/12 (5y1 + 8y2 – y3) Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  16. Contoh penggunaan Simpson First Rule: • Sebuah kapal panjangnya 120 m pada garis air yang mempunyai semi ordinat yang berjarak antara masing2 dari depan ke belakang: (a; b; c; d; e; f; g) 0; 3.7; 7.6; 7.6; 7.5; 4.6; 0.1 • Hitung luas area bidang kapal tersebut Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  17. Penyelesaian: h = 120/6 = 20 m Luas WP = 2 x h/3(a+4b+2c+4d+2e+4f+g) = 2 x 20/3 x 93.3 = 1252 m2 c d e f g a b 20 m 20 m 120 m Next Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

  18. Aplikasi rumus Simpson • Untuk menentukan letak titik apung kapal secara membujur (Center of Floatation = c.o.f) • Untuk menentukan letak titik apung kapal secara melintang (titik B  KB) • Catatan: Sebagaimana rumus simpson didasarkan pada perhitungan ‘integral’, maka yang dapat dihitung secara akurat adalah bentuk yang secara matematis dapat dihitung (conform, misalnya bentuk parabola, juring lingkaran dsb). Adanya perobahan bentuk pada bagian-bagian ujung kapal, dihitung dengan cara lain. Bentuk itu biasa disebut sebagai ‘Apendage’ Next Daftar Isi Created by: Capt. Hadi Supriyono, Sp1, MM Dedicated to: PIP Makassar

More Related