1 / 128

EKONOMI MAKRO I Oleh Drs. Hary Pudjianto, MM 2009

EKONOMI MAKRO I Oleh Drs. Hary Pudjianto, MM 2009. Literatur. Ackley. G, 1973, Teori Ekonomi Makro . Terjemahan – P. Sitohang, Yayasan Penerbit Univ. Indonesia, Jakarta. Asfia Murni, 2006, Ekonomika Makro, PT Refika Aditama, Bandung.

amalia
Télécharger la présentation

EKONOMI MAKRO I Oleh Drs. Hary Pudjianto, MM 2009

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. EKONOMI MAKRO I Oleh Drs. Hary Pudjianto, MM 2009

  2. Literatur Ackley. G, 1973, Teori Ekonomi Makro. Terjemahan – P. Sitohang, Yayasan Penerbit Univ. Indonesia, Jakarta. Asfia Murni, 2006, Ekonomika Makro, PT Refika Aditama, Bandung. Dernburg, Thomas F., 1985, Macroeconomics: concepts, theories, and policies, McGraw-Hill, Inc. Dernburg, Thomas F., 2004, Macroeconomics: concepts, theories, and policies, McGraw-Hill, Inc. (Terjemahan) Dornbusch , R. and S. Fischer, 1987, Macroeconomics, McGraw – Hill, New York. Karyaman Muchtar, 1986, Makro Ekonomi: Konsep, teori, dan kebijakan, Erlangga, Jakarta. (Terjemahan) Partadiredja.A, 1977, Analisa Pendapatan Nasional, LP3ES, Jakarta. Soediyono. R, 1982, Ekonomi Makro: Pengantar Analisa Pendapatan Nasional, Liberty, Yogyakarta.

  3. Materi Kuliah • Makroekonomi dan Cakupannya • Mengukur Kegiatan Makroekonomi • Pemanfaatan Tenaga kerja, Pertumbuhan dan Inflasi • Konsumsi dan Penentuan Pendapatan • Kebijakan Fiskal dan Penentuan Pendapatan • Pengeluaran untuk Investasi • Permintaan akan Uang • Penawaran Uang • Model IS-LM

  4. MACROECONOMICS Ekonomi makro membicarakan perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregat) dan mengabaikan unit-unit individu. Ekonomi makro memusatkan perhatian pada kebijakan ekonomi dan variabel-variabel kebijakan yang mempengaruhi prestasi tersebut. Ekonomi makro membahas tentang produksi total dan tingkat harga umum dan menjelaskan bagaimana hal ini terjadi.

  5. Perbedaan Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro Teori ekonomi makro sering juga disebut Aggregate economic analysis. Kegiatan ekonomi masyarakat tersebut akan terukur dalam pendapatan nasional, dan dari sana akan diketahui pihak-pihak yang ikut menyumbang terhadap pembentukan pendapatan nasional; selain itu juga diketahui pihak yang menikmati. Berkenaan dengan hal tersebut ekonomi makro disebut pula analisa pendapatan nasional.

  6. Sedangkan teori ekonomi mikro disebut pula dengan alokasi sumber-sumber, sebab memang pokok bahasan dari ekonomi mikro terpusat pada alokasi sumber-sumber. Dilihat dari satuannya. Satuan ekonomi mikro dapat berupa perorangan, rumah tangga atau perusahaan, satuan ekonomi makro adalah perekonomian satu negara. Sekalipun terdapat perbedaan akan tetapi sebenarnya keduanya mempunyai hubungan yang erat. Oleh Ackley (l973 : 733) dinyatakan bahwa hubungan antara ekonomi mikro dan makro itu sebagai hubungan dua arah. Ekonomi mikro menyediakan bahan bagi teori ekonomi makro; sebaliknya jika terdapat suatu masalah dalam ekonomi mikro dan tidak terpecahkan, maka ekonomi makro akan dapat memberi penjelasan.

  7. Dalam masa depresi yang hebat pada tahun 1930-an, kita mengalami adanya tingkat pengangguran yang tinggi dan meluas. Kemudian pada tahun 1940-an inflasi melanda dunia menggantikan posisi tekanan pengangguran. Pada awal tahun 1960-an kembali perekonomian mengalami tingkat pengangguran yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang lamban. Kemudian pada akhir tahun 1960-an inflasi muncul lagi, bahkan indonesia mengalami tingkat inflasi yang sangat parah yaitu mencapai 600 persen dalam waktu satu tahun. Masalah Ekonomi

  8. Pada tahun 1970-an, krisis terus berlanjut akibat kemerosotan keadaan pertanian dan naiknya harga minyak naik empat kali lipat. Terjadi kenaikan harga-harga, yang pada gilirannya menciutkan produksi dan pemanfaatan tenaga kerja. • Dalam membahas perekonomian secara makro, kita terlibat berulang kali pada masalah pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan.

  9. SEJARAH MUNCULNYA EKONOMI MAKRO SEBELUM TAHUN 1930-AN, PARA AHLI EKONOMI KLASIK BERANGGAPAN BAHWA FULL EMPLOYMENT SELALU DAPAT DICAPAI, SEHINGGA MEREKA TIDAK MEMPERHATIKAN EKONOMI MAKRO. HUKUM SAY MENYATAKAN BAHWA “SUPPLY CREATE ITS OWN DEMAND”,. IMPLIKASI DARI HUKUM TERSEBUT BAHWA DALAM PEREKONOMIAN TIDAK AKAN TERJADI KELEBIHAN PRODUKSI APALAGI PENGANGGURAN. KALAUPUN SAMPAI TERJADI, MAKA SIFATNYA HANYA SEMENTARA.

  10. Akan tetapi pada tahun tigapuluhan harga-harga turun dan terjadi kelebihan produksi sehingga terjadi pengangguran yang tidak segera hilang dengan sendirinya. Pengangguran tersebut terutama disebabkan oleh tidak mampunya perusahaan membayar gaji atau upah karena tidak semua produksinya laku terjual. Depresi besar yang terjadi pada tahun tigapuluhan melanda hampir semua negara. Peristiwa itu merupakan pukulan berat bukan saja bagi para pelaku ekonomi, melainkan juga terhadap teori ekonomi.

  11. DI TENGAH KELESUAN EKONOMI TERSEBUT, MUNCUL PENDAPAT KEYNES YANG SEKALIGUS DAPAT DIPANDANG SEBAGAI RESEP BAGI PEMECAHAN MASALAH. IA MELIHAT SEBAB UTAMA DARI TERJADINYA KELESUAN EKONOMI TERSEBUT TERLETAK PADA LEMAHNYA DAYA BELI MASYARAKAT. • OLEH KARENA ITU UNTUK MENGATASI PENGANGGURAN PERLU INJEKSI, DAN YANG DAPAT MELAKUKAN ADALAH PEMERINTAH DENGANDEFISIT SPENDING POLICY

  12. SARAN KEYNES TENTANG CAMPUR TANGAN PEMERINTAH MEMANG TIDAK SEJALAN DENGAN FALSAFAH EKONOMI KLASIK YANG MENGHENDAKI KEBEBASAN DARI CAMPUR TANGAN PEMERINTAH, AKAN TETAPI SARAN KEYNES ITU JUSTRU DAPAT MENYELAMATKAN PEREKOMIAN DAN JUGA PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI.

  13. ANALISIS EKONOMI SECARA KESELURUHAN MENJADI PENTING DAN PERLU DIKAJI SECARA TERSENDIRI. WALAUPUN DEMIKIAN, BERHUBUNG DENGAN PERKEMBANGAN DALAM MASYARAKAT, MAKA PERSOALAN SERUPA YANG MUNCUL KEMUDIAN TIDAK DAPAT DIATASI DENGAN MENERAPKAN SARAN DIATAS.

  14. MASALAH-MASALAH YANG BERSIFAT NASIONAL/LOKAL ADALAH: KETIDAK MERATAAN DISTRIBUSI HASIL PEMBANGUNAN, KEKURANGAN MODAL PEMBANGUNAN, DAN ALLOKASI SUMBER-SUMBER TANAH. MASALAH-MASALAH LAIN YANG BERSIFAT GLOBAL, ADALAH: PENGANGGURAN DAN PENYEDIAAN KESEMPATAN KERJA, SERTA INFLASI.

  15. Sasaran utama Ekonomi (Makro) 1. TINGKAT PENGERJAAN YANG TINGGI (EMPLOYMENT) 2. STABILITAS HARGA 3. PERTUMBUHAN EKONOMI (ECONOMIC GROWTH) 4. DISTRIBUSI PENDAPATAN YANG ADIL (EQUITABLE) 5. MENCAPAI KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL.

  16. TINGKAT PENGERJAAN YANG TINGGI (EMPLOYMENT) Masyarakat selalu berusaha untuk mencapai tingkat kegiatan ekonomi yang lebih tinggi, yaitu suatu tingkat kegiatan terciptanya kesempatan kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang mantap. Pengangguran merupakan masalah yang serius di seluruh dunia. Pengangguran mengakibatkan hilangnya kesempatan warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan menurunkan derajat dan nilai kehidupan manusia.

  17. Secara ekonomi, pengangguran berdampak pada turunnya jumlah produk nasional dan turunnya pendapatan, sekaligus menurunkan tingkat kemakmuran masyarakat karena tidak tercukupinya kebutuhan masyarakat.

  18. Masalah penyediaan lapangan kerja merupakan urusan perusahaan swasta. Semakin berkembang sektor swasta, semakin banyak kesempatan kerja yang diciptakan. Disamping itu, peranan pemerintah melalui kebijakannya diperlukan untuk terciptanya lapangan kerja.

  19. STABILITAS HARGA; Konsumen tidak menghendaki terjadinya kenaikan harga barang dan jasa yang tinggi. Pada sisi lain, produsen tidak suka apabila terjadi penurunan harga. Kenaikan harga yang tidak terlalu tinggi diperlukan untuk merangsang investasi. Dalam perekonomian system pasar bebas, tinggi rendahnya harga barang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.

  20. STABILITAS HARGA Inflasi menunjukkan kenaikan harga-harga secara umum dalam waktu yang lama. Inflasi berkaitan dengan terjadinya penurunan nilai uang. Inflasi akan sangat merugikan bagi masyarakat yang berpendapatan tetap, atau yang kenaikan pendapatannyanya lebih lambat dari pada kenaikan tingkat harga. Inflasi dapat menimbulkan berbagai dampak antara lain: • Mengubah distribusi pendapatan • Berpengaruh terhadap debitor dan kreditor. • Mempengaruhi efisiensi dalam kegiatan ekonomi • Mengakibatkan turunnya pertumbuhan ekonomi.

  21. Inflasi harus ditekan, karena bila inflasi tak terkendali, perekonomiannya menjadi rusak, dan hukum permintaan dan hukum penawaran tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

  22. PERTUMBUHAN EKONOMI; Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan output total suatu perekonomian, atau dengan kata lain sebagai kenaikan GDP riil per capita secara berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi diperlukan, karena jumlah penduduk selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jadi produksi barang dan jasa harus selalu bertambah. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perekonomian harus tumbuh minimal sama dengan laju pertumbuhan penduduk.

  23. DISTRIBUSI PENDAPATAN YANG ADIL: Sulit didefinisikan dengan jelas, namun dapat dijumpai kecenderungannya. Distribusi yang sangat tidak merata adalah hal yang tidak dikehendaki oleh sebagian besar orang. Ketidakadilan pendapatan dapat dikurangi dengan pajak prograsif.

  24. Mencapai keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional (NPI). • Harus selalu diusahakan agar NPI tidak defisit. NPI defisit artinya lebih banyak pembayaran atau aliran dana ke luar negeri dari pada yang kita terima. • Sebaliknya apabila NPI surplus berarti banyak aliran dana dari luar negeri sebagai akibat dari aliran modal, ekspor komoditi dan jasa kita.

  25. Neraca pembayaran yang baik adalah neraca pembayaran yang seimbang, sehingga tidak terjadi goncangan yang dapat mengganggu perekonomian. Bila suatu negara mengalami ketidakstabilan Neraca Pembayaran, akan menimbulkan masalah ekonomi dalam negeri. Misal bila impor terlalu besar,berakibat: • Menurunnya nilai mata uang domestik, shg akan mendorong inflasi. • Mengurangi kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. • Mengurangi kesempatan kerja.

  26. INSTRUMENT YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT ADALAH: • Kebijakan Fiskal; • Kebijakan Moneter; • Kebijakan Pendapatan; • Perekonomian Luar Negeri;

  27. KEBIJAKAN FISKAL; Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah untuk mengubah dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dengan maksud untuk mengatasi masalah ekonomi.

  28. KEBIJAKAN FISKAL BERISI DUA INSTRUMEN POKOK, YAITU: BELANJA NEGARA (GOVERNMENT EXPENDITURE / G); SELURUH PEMBELIAN BARANG DAN JASA UNTUK KEPENTINGAN NASIONAL DAN PERPAJAKAN /TX.; PAJAK MEMERANKAN DUA PERAN PENTING. • PAJAK MENGURANGI JUMLAH PENDAPATAN MASYARAKAT. MAKIN TINGGI PAJAK BERAKIBAT SEMAKIN KECILNYA PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI. • PAJAK BERPENGARUH TERHADAP OUTPUT POTENSIAL. PENGURANGAN PAJAK DAPAT MENGGAIRAHKAN PARA INVESTOR.

  29. KEBIJAKAN MONETER; • Kebijakan Moneter merupakan kebijakan yang dilakukan bank sentral dalam mengatur dan mengendalikan jumlah uang yang beredar. • PENGENDALIAN JUMLAH UANG BEREDAR MEMPENGARUHI SUKU BUNGA. DENGAN MEMPERCEPAT ATAU MEMPERLAMBAT PERTUMBUHAN UANG BEREDAR, SUKU BUNGA AKAN TURUN ATAU NAIK, DAN HAL INI DAPAT MENGGAIRAHKAN ATAU MEMATIKAN INVESTASI.

  30. Kebijakan moneter meliputi: A. Operasi pasar terbuka (Open market operation); yaitu membeli atau menjual obligasi pemerintah. B. Kebijakan tingkat diskonto; yaitu kebijakan dalam menetapkan tingkat bunga C. Kebijakan cadangan wajib (Reserve-requirement); yaitu kebijakan dalam menetapkan cadangan wajib untuk deposito bank dan lembaga keuangan lainnya D. Kebijakan pengawasankredit secara selektif E. Moral suation; yaitu membujuk secara moral kepada masyarakat pengguna jasa bank.

  31. KEBIJAKAN PENDAPATAN; • BILA INFLASI MERUPAKAN SASARAN UTAMA KEBIJAKAN, CARA TERBAIK ADALAH MENJAGA KESTABILAN HARGA. • MENGEKANG PERTUMBUHAN JUMLAH UANG BEREDAR DAN BELANJA NEGARA MERUPAKAN CARA TRADISIONIL UNTUK MEMPERLAMBAT LAJU INFLASI. LANGKAH INI MENGURANGI GNP RIEL, MEMPERTINGGI TINGKAT PENGANGGURAN, DAN MENEKAN INFLASI. • ALTERNATIF LAIN YANG DAPAT DIGUNAKAN ADALAH PENGENDALIAN TINGKAT UPAH DAN HARGA.

  32. PEREKONOMIAN LUAR NEGERI; KEBIJAKAN PERDAGANGAN, DAN CAMPUR TANGAN ATAS NILAI KURS VALUTA ASING.

  33. DALAM MAKROEKONOMI, TERDAPAT BEBERAPA TRADEOFF (dilema). Ilmu ekonomi makro melibatkan beberapa alternatif tujuan. Sebagai contoh, untuk menurunkan laju inflasi yang tinggi, diperlukan suatu periode dengan angka pengangguran yang tinggi dan rendahnya output.

  34. Terdapat tiga variabel pokok yang berperan dalam kegiatan ekonomi: • Kebijakan; meliputi kebijakan fiskal, moneter, pendapatan, dan ekonomi luar negeri. • Variabel eksternal; diakibatkan oleh kekuatan yang bukan ekonomi seperti musim, perang, jumlah penduduk dan lainnya. • Variabel hasil; semua yang menjadi sasaran kebijakan ekonomi makro- output, kesempatan kerja, tingkat harga, dan ekspor netto.

  35. Model Ekonomi Makro Model Ekonomi adalah suatu penyederhanaan dari kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam perekonomian. Penyederhanaan tersebut memperlihatkan hubungan antara variabel dan beberapa variabel-variabel lainnya, yang diungkapkan secara verbal, grafis, diagram, dan matematis.

  36. Pelaku-pelakuEkonomi • Household atauRumahtanggaKonsumen; • SebagaiPemilikFaktorProduksi • Sebagaipemakaibarangdanjasa yang dihasilkanolehProdusen, Pemerintah, danLuarnegeri. 2. Business atauRumahTanggaProdusen; • Sebagaipenghasilbarangdanjasa • Sebagaipemakaifaktorproduksidari RT

  37. 3. Government Sector atauRumahTangga Negara; • Sebagaipenghasilbarangpublik • Sebagaipemakaifaktorproduksi RT • Sebagaipemakaihasilproduksidariperusahaandan LN 4. Foreign Sector atauRumahTanggaLuarNegeri; • Sebagaipenghasilbarangdanjasa • Sebagaipemasokfaktorproduksi • Sebagaipemakaibarangdanjasa • Sebagaipemakaifaktorproduksi

  38. HubunganPelaku-pelakuEkonomidalamkonsep Circular Flow of Economic Activity 1. Model Circular Flow ekonomiduasektor; Perekonomian model duasektordikatakanbersifattertutupdansederhana. Komponenpendapatannasionalatauproduknasionalmeliputi: • Konsumsi ( C ) • Tabungan ( S ) • Investasi ( I )

  39. Hubunganketiganyadapatdikemukakandalam model matematis: Ditinjaudarisisipenerimaan, Y = C + S Ditinjaudarisisipengeluaran, Y = C + I Bilanilaipendapatansamadengannilaiproduk, makaperekonomiandikatakandalamkeadaanseimbangatau “Equilibrium”

  40. Y = C + S Y = C + I C + S = C + I S = I (Syarat Equilibrium perekonomian 2 sektor) 2. Model Circular Flow ekonomitigasektor Dalam model 3 sektor, pelakuekonomiterdiridari: Konsumen, Perusahaan, danPemerintah Hubunganketigasektordapatdiamatidalamgambar.

  41. Hubungan C,S,I,G, dan T dikemukakanBentuk model matematissbb: • Ditinjaudarisisipenerimaan, Y = C+S+T • Ditinjaudarisisipengeluaran, Y = C+I+G c. Bilanilaipendapatansamadengannilaiproduk, makaperekonomiandikatakandalamkeadaanseimbangatau “Equilibrium” C+S+T = C+I+G S+T = I+G (Syarat Equilibrium perekonomian 3 sektor)

  42. Hubungan C,S,I,G,T, M, dan X dikemukakan Bentuk model matematis sbb: • Ditinjau dari sisi penerimaan, Y = C+S+T+X • Ditinjau dari sisi pengeluaran, Y = C+I+G+M c. Bila nilai pendapatan sama dengan nilai produk, maka perekonomian dikatakan dalam keadaan seimbang atau “Equilibrium” C+S+T+X = C+I+G+M S+T+X = I+G+M (Syarat Equilibrium perekonomian 4 sektor)

  43. 3. Model Circular Flow ekonomi empat sektor Dalam model 4 sektor, pelaku ekonomi terdiri dari: Konsumen, Perusahaan, Pemerintah, dan Luar negeri. Analisis perekonomian sudah bersifat terbuka. Hubungan ketiga sektor dapat diamati dalam gambar. Komponen-komponen pendapatan nasional meliputi: • Konsumsi ( C ) • Tabungan ( S ) • Investasi ( I ) • Pengeluaran Pemerintah ( G ) • Penerimaan pemerintah ( T ) • Belanja untuk impor ( M ) • Penerimaan atas Ekspor ( X )

  44. Arus Uang Arus Barang Rumah Tangga Perusahaan Arus Faktor Produksi Arus Uang

  45. Arus Uang Rumah Tangga Arus Barang Perusahaan Pemerintah Luar Negeri Arus Faktor Produksi Arus Uang

  46. Penawaran dan Permintaan Agregat PENAWARAN AGREGAT; ADALAH JUMLAH OUTPUT YANG AKAN DIPRODUKSI DAN DIJUAL OLEH KALANGAN BISNIS PADA HARGA BERLAKU, PADA KAPASITAS PRODUKSI TERTENTU DAN DENGAN BIAYA TERTENTU. PERMINTAAN AGREGAT: ADALAH JUMLAH BARANG DAN JASA YANG AKAN DIBELI OLEH KONSUMEN, PERUSAHAAN, DAN PEMERINTAH, PADA TINGKAT HARGA TERTENTU, JUMLAH PENDAPATAN TERTENTU, DAN VARIABEL-VARIABEL EKONOMI TERTENTU LAINNYA.

  47. Output Nasional SALAH SATU KONSEP PENTING ADALAH GROSS NATIONAL PRODUCT (GNP), YANG MERUPAKAN JUMLAH NILAI SELURUH OUTPUT SUATU NEGARA PADA PERIODE TERTENTU. ADA TIGA PENDEKATAN DALAM PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL: • PENDEKATAN PRODUKSI; • PENDEKATAN PENERIMAAN; • PENDEKATAN PENGELUARAN;

  48. PENDEKATAN PRODUKSI Pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian/negara GNP juga dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai tambah atau added value Nilai tambah merupakan nilai selisih antara nilai penjualan perusahaan dengan nilai pembelian bahan mentah dan jasa perusahaan lain. Metode nilai tambah dimaksudkan untuk menghindari timbulnya penghitungan ganda, dengan cara memasukkan ke dalam nilai GNP hanya nilai barang akhir.

  49. PENDEKATANPENERIMAAN PENDAPATAN NASIONAL Diperoleh dengan menjumlahkan seluruh penerimaan dari pemakaian faktor produksi tanah, tenaga kerja, modal, dan wirasuasta. • Y = SEWA + UPAH + BUNGA + LABA Y = R+W+I+P

  50. PENDEKATAN PENGELUARAN PENDAPATAN NASIONAL JUGA MERUPAKAN PENJUMLAHAN NILAI KONSUMSI MASYARAKAT, PENANAMAN MODAL, DAN BELANJA NEGARA. Y = C + I + G

More Related