1 / 12

BAB II SUHU DAN AKTIVITAS MIKROBIA

BAB II SUHU DAN AKTIVITAS MIKROBIA. Andian Ari Anggraeni, M.Sc Email: andian_ari@uny.ac.id. A. KURVA PERTUMBUHAN MIKROBIA. 1. Pertumbuhan Bakteri. Pertumbuhan bakteri mengikuti deret geometrik: 1  2  4  8  16  32 1  2  2 2  2 3  2 4  2 5

baird
Télécharger la présentation

BAB II SUHU DAN AKTIVITAS MIKROBIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB IISUHU DAN AKTIVITAS MIKROBIA Andian Ari Anggraeni, M.Sc Email: andian_ari@uny.ac.id

  2. A. KURVA PERTUMBUHAN MIKROBIA 1. Pertumbuhan Bakteri Pertumbuhan bakteri mengikuti deret geometrik: 1  2  4  8  16  32 1  2  22  23  24  25 Waktu generasi (G) : waktu yang diperlukan oleh sel untuk membelah diri (untuk bereproduksi) menjadi 2 kali lipat jumlah semula. G E.coli = 17 menit (pada 37 C)

  3. Kurva pertumbuhan bakteri: 2. Log phase: Bakteri melakukan reproduksi dengan cepat (waktu generasi pendek). 3. Stationary phase: Nutrisi sudah habis. Proses metabolisme menghasilkan zat beracun. Jumlah bakteri yang mati meningkat. Jumlah bakteri yang dihasilkan sama dengan jumlah yang mati. 4. Death phase: Kecepatan kematian bakteri maksimal. Penurunan jumlah bakteri akan mencapai nilai minimum tertentu. 1. Lag phase: Bakteri menyesuaikan diri dengan lingkungan.

  4. Faktor pertumbuhan bakteri: • Nutrisi • - sumber energi • - sumber karbon • Lingkungan • - suhu • - kebutuhan gas • - pH • - cahaya • - kadar garam Tabel 15 Tabel 16

  5. 2. Pertumbuhan yeast Tabel 17 3. Pertumbuhan kapang/mold/jamur benang Tabel 18

  6. B. SUHU TINGGI DAN AKTIVITAS MIKROBIA Penggunaan suhu tinggi pada bahan bangan merupakan salah satu teknik pengawetan. Perlakuan suhu tinggi akan merusak mikrobia. • Kerusakan mikrobia karena suhu tinggi: • Perubahan struktur enzim • Kerusakan membran sel • Kerusakan DNA Pasteurisasi Perlakuan suhu tinggi Sterilisasi

  7. Perlakuan Suhu Tinggi: • Cooking • Perebusan • Penggorengan • Pambakaran / pemanggangan • Pressure Cooking • Baking • Microwave

  8. B. Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada bahan baku dengan suhu di bawah titik didih. Pasteurisasi digunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang tidak tahan suhu tinggi. Tujuan pasteurisasi: - Pada pH < 4,5 (jus buah, bir): merusak enzim dan mikrobia patogen - Pada pH > 4,5 (susu, ice cream): merusak mikrobia patogen Pasteurisasi tidak merusak mikrobia penghasil spora. Oleh karena itu, untuk memperpanjang umur simpan, produk pasteurisasi sebaiknya disimpan pada suhu rendah. • Tipe pasteurisasi: • In package pasteurization • Pasteurisasi sebelum pengemasan • Batch pasteurization atau LTLT (long temperature long time). Suhu 62 C selama 30 menit. • Continuous pasteurization atau HTST (high temperature short time). Suhu 72 C selama 15 detik

  9. 1. Sterilisasi dengan panas (thermal processing) • in-container sterilization (bulk canning) / pengalengan • menggunakan suhu 115 – 130 C. • aseptic sterilization 2. Sterilisasi tanpa panas (nonthermal processing) C. Sterilisasi dengan pemanasan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sterilasi umumnya pada suhu 121 0C selama 15 menit. Bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dsb.

  10. Sterilisasi pada susu menggunakan proses UHT (ultra high temperature) pada suhu 140-150 C selama 2-4 detik. Lamanya waktu sterilisasi bahan dipengaruhi oleh:• Resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas• Kondisi pemanasan.• pH bahan• Ukuran wadah/kemasan yang disterilkan.• Keadaan fisik bahan

  11. Cooling Pengawetan suhu rendah Freezing C. SUHU RENDAH DAN AKTIVITAS MIKROBIA Perlakuan suhu rendah merupakan salah satu teknik pengawetan makanan. Bertujuan untuk menghambat pertumbuhan mikrobia dan reaksi enzimatis. Jika suhu turun 10 C, maka kecepatan reaksi akan turun 2 kali. Perlakuan suhu rendah dalam pengawetan bahan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan beku misalnya dikeluarkan dari penyimpanan dan dibiarkan mencair kembali (thawing), pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat kembali.

  12. 1. Pendinginan (Cooling) • Chilling: pendinginan 10 – 15 C • Refrigerating: pendinginan suhu 0 – 7 C Pendinginan akan meningkatkan waktu generasi mikrobia perusak. Bahan pangan yang didinginkan akan tahan selama beberapa hari. 2. Pembekuan (Freezing)  suhu < -18 C Bahan pangan yang dibekukan tahan beberapa bulan. Sebelum dibekukan, sayuran harus diblanching dulu untuk inaktivasi enzim dan mengurangi jumlah mikrobia. • Pembekuan cepat (quick freezing): penurunan suhu hingga -20 C selama 30 menit. • Pembekuan lambat (slow freezing): penurunan suhu dalam jangka waktu 3-72 jam.

More Related