1 / 155

PERTEMUAN 1

PERTEMUAN 1. GOVERNMENT RELATIONS. Referensi : Rhenald Kasali, 2000, Manajemen Public Relations, Grafiti, Jakarta. Hal. 115-126 Zainal Abidin Partao,2006, Teknik Lobi & Diplomasi untuk insan Public Relations, Indeks. Jakarta. Hal. 11 – 65.

booker
Télécharger la présentation

PERTEMUAN 1

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERTEMUAN 1 GOVERNMENT RELATIONS

  2. Referensi : Rhenald Kasali, 2000, Manajemen Public Relations, Grafiti, Jakarta. Hal. 115-126 Zainal Abidin Partao,2006, Teknik Lobi & Diplomasi untuk insan Public Relations, Indeks. Jakarta. Hal. 11 – 65.

  3. Membina hubungan baik dengan pemrintah menjadi sangat penting dewasa ini karena pemerintah adalah pengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Selain itu, karena pluralitas masyarakat Indonesia, dunia usaha memerlukan peran pemerintah selaku penengah dalam menangani krisis. Perusahaan perlu membina hubungan baik dengan pemerintah untuk mengurangi ketidakpastian karena salah membaca peraturan, untuk memepercepat segala proses birokrasi untuk perijinan, untuk meningkatkan pemahaman satu sama lain dan untuk memeperoleh perlindungan pada saat perusahaan mengalami krisis.

  4. Dalam kegiatan PR, pemerintah dianggap penting bukan saja karena pemerintah adalah pengatur negara dan pembuat keputusan penting, tetapi lebih dari itu. Pemerintah terdiri atas orang-orang yang mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan kegiatan bisnis. Adanya pejabat PR yang khusus berhubungan dengan pihak-pihak pemerintahan untuk kepentingan perusahaan bukanlah hal yang dilarang, pemerintah membutuhkan kalangan perusahaan begitu juga sebaliknya dalam menyukseskan beberapa program yang dibuat untuk kepentingan masyarakat luas pada umumnya dan perusahaan khususnya.

  5. Tugas yang diemban oleh PR dalam kaitannya dengan government relations adalah: 1. Meningkatkan komunikasi dengan pejabat pemerintah dan lembaga tinggi negara. 2. Memantau lembaga pembuat keputusan dan peraturan pada area yang mempengaruhi bidang usaha mereka. 3. Mendorong partisipasi para pemilih (rakyat) pada setiap lapisan masyarakat. 4. Mempengaruhi undang-undang yang berdampak pada ekonomi rakyat dan pelaksanaanya. 5. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pembuat keputusan. 6. Mengurangi ketidakpastian karena tidak dapat membaca tanda-tanda peraturan.

  6. 7. Mempercepat keluarnya keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan, seperti ijin eksploitasi hasil alam dan sebagainya. 8. Meningkatkan pemahaman satu sama lain. 9. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan pada saat perusahaan menghadapi krisis.

  7. Kepentingan pemerintah terhadap dunia usaha antara lain; 1. Dunia usaha adalah penggerak pembangunan yang memutar roda perekonomian. Dunia usaha diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan kepada orang banyak. 2. Dunia usaha dipungut pajak. Semakin besar perusahaan tentu akan semakin besar pula pajak yang dapat disetorkan kepada pemerintah. 3. Dunia usaha adalah mitra pemerintah untuk mengelola hasil bumi dan kekayaan negara. Kepentingan pemerintah yang besar pada dunia usaha sering dimanfaatkan oleh dunia usaha ketika menghadapi krisis. Misalnya, adanya masalah perburuhan, isu kesalahan produksi, dsb.

  8. Arti Penting Hubungan dengan Pemerintah Menurut H. Frazier Moore hubungan pemerintah perlu mendapat perhatian karena: Pertama, kebijakan pemerintah yang tidak tepat bisa membuat perusahaan menghadapi perubahan biaya yang tidak terduga, perpajakan yang tinggi dan sebagainya, sehingga dapat mematikan gerak perusahaan. Kedua, undang-undang/ peraturan pemerintah dapat membuat banyak pembatasan bagi ruang gerak perusahaan. Dengan demikian government relations menduduki posisi yang sangat penting dan vital karena perusahaan dapat memberikan fakta / bujukan kepada pemerintah, parlemen untuk melindungi bisnis perusahaan.

  9. Government relations, pada dasarnya dilakukan perusahaan bertujuan untuk: 1. Mengubah berbagai peraturan yang menyulitkan ruang gerak perusahaan. 2. Membatalkan rancangan regulasi yang sedang disiapkan oleh legislatif atau eksektif. Dengan demikian melakukan lobi adalah suatu keharusan, yang diperhatikan dalam kegiatan government relations. Lewat lobi tidak berarti segala sesuatu bisa dibeli, karena itu meski lobi perlu dan ditujukan pada orang penting dalam pemerintahan maka lakukanlah dengan profesionalisme tinggi.

  10. Melobi Pemerintah Kegiatan hubungan dengan pemerintahan oleh pejabat PR biasa dilakukan dengan cara melakukan lobi. Pe_lobi muncul dari tuntutan perusahaan yang tidak dapat dipenuhi oleh geverment relations-nya. Kadang karena tidak adanya pelobi yang tangguh maka perusahaan menyewa PR (konsultan PR) beserta timnya untuk melobi pemerintah. Peran para pelobi di Indonesia belakangan cukup menonjol. Para mantan pejabat pemerintah umumnya dikenal sebagai anggota dwan komisaris suatu perusahaan yang banyak memerlukan lobi dengan pemerintah.

  11. Melobi diartikan “melakukan pendekatan secara tidak resmi” Pelobian diartikan sebagai “bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat pemerintah atau pemimpin politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang”. Menurut Tarsis Tarmudji, Lobi adalah “sebuah (bentuk) pressure group yang mempraktikan seni mendapatkan teman yang berguna dan mempengaruhi orang lain”. A.B Susanto menyebutkan melobi pada dasarnya merupakan “usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandangan positif terhadap topik lobi, dengan demikian diharapkan memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan”.

  12. Selanjutnya menurut Tarsis Tarmudji dikemukakan pokok pikiran yang menjelaskan tentang lobi sebagai berikut: 1. Kegiatan lobi melibatkan beberapa pihak yaitu pihak pelobi dan pihak yang dilobi. 2. Sasaran pelobi, orang atau pihak yang dilobi adalah para pembuat undang-undang, pejabat pemerintah, pimpinan politik dan sejumlah tokoh yang memiliki pengaruh dan kekuasaan. 3. Kegiatan lobi dapat dilakukan individual atau berkelompok dengan sasaran lobi juga individual atau lembaga. 4. Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman yang berguna bagi pelobi maupun organisasi 5. Pelobi melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi. 6. Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung 7. Lobi adalah kegiatan yang bersifat informal.

  13. Alasan untuk melakukan lobi oleh PR terhadap pemerintah Menurut Frank Jefkins adalah: 1. Segala bentuk campurtangan pemerintah, seperti kebijakan ekonomi, peraturan perpajakan, dan sebagainya akan memebrikan dampak bisnis perusahan 2. Beberapa bisnis menjadi sukses karena mereka telaten mengadakan dialog dengan pemerintah 3. Suatu aspek penting dalam pemerintahan demokratis adalah pendiskusian berbagai rencana dan rancangan undang-undangnya dengan pihak-pihak terkait yang akan terkena dampaknya. 4. Dipihak parlemen juga ada kelompok lobi.

  14. 5. Penting untuk mendapatkan informasi dan bahkan mengadakan pertemuan serta mengenal para anggota parlemen, terutama yang berkepentingan pada bidang bisnis perusahaan dan memerlukan informasi tentang apa yang perusahaan kerjakan. 6. Anggota parlemen adalah pembentuk opini. Kalau anda tidak tahu mereka, maka jangan salahkan mereka jika mereka tidak tahu anda.

  15. PERTEMUAN 2 MEMAHAMI BUDAYA LEMBAGA PEMERINTAHAN

  16. Referensi: Zainal Abidin Partao,2006, Teknik Lobi & Diplomasi untuk insan Public Relations, Indeks. Jakarta. Hal 135 – 147.

  17. Kerangka berpikir Pimpinan Pemerintahan Dalam terminologi pemerintahan, peran pemerintah terhadap BUNM ( Badan Usaha Milik Negara) ada tiga yaitu; 1. Sebagai regulator 2. Sebagai operator 3. Sebagai owner. Yang paling terkait dengan perusahaan adalah perannya sebagai regulator. Ada dua point yang harus dipahami oleh pejabat PR dalam kaitannya dalam melakukan Lobi terhadap pemerintah adalah;

  18. Pertama, setiap pemimpin dan adanya pergantian pemimpin dalam instansi pemerintah akan berbeda dan mempengaruhi dalam memimpin, dalam berkomunikasi termasuk dalam menanamkan nilai-nilai pelayanan kepada anak buahnya saat melayani stakeholder-nya. Kedua, Fungsi regulator atau pembuat regulasi ini dapat dimaknai sebagai amanah yang harus dilakukan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat. Perlu dipahami bahwa para pemegang jabatan pemerintah tersebut memiliki kecenderungan mempunyai ego kuat bahkan mungkin ada sedikit kesombongan. Perlu disadari walaupun sering mengumandangkan transparansi atau perlunya keberpihakan kepada dunia usaha dan masyarakat luas nyatanya mengubah karakter dan kepribadian birokrat tersebut tidak mudah. Dibutuhkan keahlian membangun relationship yang kuat.

  19. Kebiasaan-kebiasaan dan pemikiran yang biasa diperlihatkan oleh para pemimpin yang duduk dipemerintahan adalah: 1. Merasa kepemimpinan pendek (jangka waktu terbatas); implikasinya 2 hal yaitu: Memanfaatkan prinsip aji mumpung atau kedudukan/jabatan sebagai suatu amanah. 2. Pola hitung untung rugi 3. Gaji mereka sebagai pejabat negara / pegawai negeri kecil dan terbatas, tatapi tanggung jawab pada konstituen harus mereka pegang. 4. Tanggungjawab pada pribadi dan keluarga, kesejahteraan mereka sebagai pejabat pemerintah yang notabene public figure tidak cukup jika hanya mereka peroleh dari gaji normal mereka.

  20. Bahwa ada kecenderungan setiap pergantian jajaran pimpinan di suatu instansi pemerintahan selalu menjelek-jelekan pimpinan lama dan mengelu-elukan pimpinan baru. Kemudian adanya pergantian pimpinan tertinggi maka sebagian jajaran bawahanyapun diganti. Tentang penggantian supplier atau distributor sebagai pelobi setiap penggantian pimpinan ada peluang dan ancaman. Jika kita belum masuk maka bisa jadi peluang dan jika kita merupakan rekenan pimpinan yang lama maka kita sudah harus melakukan ancang-ancang dan mempersiapkan strategi pendekatan sehingga posisi kita tidak sampai diganti.

  21. Ketika terjadi konflik didalam organisasi/instansi akibat pergantian yang ada maka seorang pelobi tidak boleh bersifat memihak, harus netral. Demikian juga jiga terjadi adanya ketidak puasan dan saling mendiskriditkan para pelobi harus pula menyadari kondisi ini. Antara Pengambil Keputusan dan Eksekutor Bahwa pengambil keputusan dan eksekutor dalam lembaga pemerintahan tidak sekaligus. Juga harus dibedakan dengan peran supporting staff. Ada pejabat yang menandatangani sebuah kebijakan, ada eselon dibawahnya yang melaksanakan, dan ada pejabat yang menyediakan equipment. Jika lobi kita ingin sukses dan hasilnya sesuai dengan yang kita rencanakan, ketiga jenjang tersebut harus kita perhatikan.

  22. Harus pula dipahami terkadang kita sudah berhasil menghubungi tokoh untuk di lobi sudah berhasil menetapkan waktu, tempat dan topik pembicaraan saat lobi, maka kita tidak boleh berpikiran bahwa hasilnya akan mudah diramal, bahwa dinamika organisasi bergerak cepat, sulit diprediksi, maka hasil lobi kitapun yang sudah disetujui bersama bisa saja tiba-tiba dibatalkan. Perubahan atas apa yang sudah diputuskan bersama itu bisa terkadi karena alasan sederhana. Dalam bisnis ada stakeholder, dimana stakeholder terus bergerak, semua memiliki motif, semua memiliki kepentingan. Pergeseran yang satu bisa menggeser yang lain. Perubahan ini harus diikuti, dimonitor dan dicermati.

  23. Perlu menjadi perhatian pelobi bahwa para pimpinan yang dilobi bukanlah orang yang ahli dalam bidangnya, mungkin saja jabatannya sebagi jabatan politis, mereka juga bukan orang yang memiliki cukup informasi soal bisnis anda. Bila mereka mengambil keputusan yang salah tentang industri anda itu bukanlah karena salah mereka . Karena itu berikanlah informasi yang memadai dan cukup tentang industri dan bisnis kita.

  24. PERTEMUAN 3 AKTIFITAS LOBI KE PEMERINTAH

  25. Referensi : Rhenald Kasali, 2000, Manajemen Public Relations, Grafiti, Jakarta. Hal. 115-126

  26. Di Indonesia, peran untuk melobi pemerintah masih sering dilakukan oleh pemimpin puncak atau pemilik perusahaan. Kebanyakan pelobi menjalin hubungan yang dekat dengan para pejabat pemerintahan. Meskipun demikian, pada beberapa perusahaan investasi asing di Indonesia, ditemui bahwa peran tersebut dilakukan oleh spesialis PR yang disebut government relations. Tugas mereka dalah melobi pemerintah agar investasi mereka aman disini, menembus izin-izin investasi, perluasan impor, pemakaian tenaga kerja asing, pengurusan pajak, dan sebagainya.

  27. Hal-hal Penting dalam Melobi Beberapa hal yang perlu diperhatikan bila melakukan lobi dengan pemerintah; 1. Setiap keputusan politik pasti menguntungkan bisnis tertentu dan akan merugikan bisnis yang lain. 2. Bisnis anda tidak bisa tidak terpengaruh keputusan politik. Karena itu harus dikenali bagaimana, kapan, dan mengapa keputusan politik diambil. Baik di negara sendiri atau dinegara lain yang berhubungan dengan bisnis anda.

  28. 3. Kekuatan lobi dalam mempengaruhi orientasi politik parpol pemerintah dan sebagainya juga dipengaruhi oleh sejauh mana pelobi memiliki network dengan tokoh-tokoh atau key person di negara tersebut. 4. Sejauh mana lobi anda bisa langsung ke pusat organisasi pemerintah (legislatif, eksekutif, yudikatif) sejauh itu pula anda mengetahui apa yang akan diputuskan terhadap: bisnis, peraturan, kompetitor dan sebagainya.

  29. Aktifitas Melobi • Hal-hal yang bisa dilakukan oleh Pelobi ke pemerintah sangat bervariasi sesuai dengan sifat dari industri dan kelompok yang diwakili. • Kebanyakan hal-hal yang dilakukan adalah : • Mengumpulkan data dan fakta • Pemerintah adalah pemilik dat yang lengkap tetapi seringkali tidak terkoordinasi. Di Indonesia hampir setiap departemen melakukan penelitian dan tabulasi data tahunan. Data-data ini disampaikan kepada pusat-pusat dokumentasi, humas dan juga dipegang oleh para individu yang menangani suatu komoditas/peraturan. Selain itu, pemerintah juga menyimpan data-data statistik, ekonomi,opini dan keputusan.

  30. 2. Interpretasi terhadap langkah pemerintah Keputusan pemerintah umumnya adalah merupakan penjabaran dari opini orang-orangnya. Fungsi utama pelobi adalah menerjemahkan opini tersebut kedalam kebutuhan perusahaan. Pelobi melakukan prediksi yang didugaakan terjadi secara hukum dan memberi rekomendasi agar perusahaan dapat menyesuaikan diri atau memanfaatkan ketentuan baru tersebut. 3. Interpretasi terhadap langkah perusahaan melalui kontak regular dengan pejabat pemerintahan, pelobi menginformasikan bagaimana suatu regulasi dirasakan oleh perusahaan atau oleh kelompk masyarakat tertentu.

  31. 4. Membangun posisi Adakalanya seorang pelobi melakukan tindakan untuk menunda suatu peraturan agar perusahaan tidak mengalami kesulitan serius atau agar semua pihak siap melaksanakan peraturan tersebut. 5. Melemparkan berita nasional istilah yang dipakaia adalah publicity springboard, yaitu menggunakan tempat lobi sebagai pusat peerdaran berita. Tempat lobi umumnya dalah suatu pusat yang selalu dikunjungi oleh para wartawan dan jurnalis media. Berita yang dilemparkan melalui para pejabat di tempat lobi akan dengan segera beredar secara nasional dan akan dikutip oleh media lainnya.

  32. 6. Mendukung kegiatan pemasaran tepatnya dalah melobi agar pemerintah menggunakan jasa atau membeli produk yang diahsilkan perusahaan. Pemerintah adalah pembeli yang paling besar. Pelobi tidak hanya menawarkan barang/jasa, melainkan juga mengajukan proposal untuk dianggarkan oleh pemerintah.

  33. Ada dua hal yang bisa dipelajari dari perkembangan teknik melobi yang banyak diterapkan oleh perusahaan internasional dewasa ini, yaitu: • Grass-root lobbying lobi kepada pemerintah dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan meningkatkan kesadaran warga negara untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, agar pemerintah mau membela kepentingannya. Para pelobi menggerakkan masyarakat karena masyarakatlah yang memilih langsung para pembuat kebijakan sehingga ada tanggung jawab bagi pembuat kebijakan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat.

  34. Political Action Committees (PAC). Cara ini dilakukan di negara-negara yang masyarakatnya sudah maju. Perusahaan mendukung kandidat politik yang mempunyai filosofi yang sama dengan filosofi perusahaan. Cara yang lebih halus misalnya dengan memberikan beasiswa kepada calon-calon pemimpin yang diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pembangunan, denagn mendukung tim-tim olah raga nasional yang berkompetisi di tingkat internasional dan sejenisnya.

  35. PERTEMUAN 3 LANGKAH DAN STRATEGI LOBI (I)

  36. Referensi : Zainal Abidin Partao,MM. 2006. Teknik Lobi dan Diplomasi, Indeks, Jakarta. hal 69-113

  37. A. Persiapan Yang diperlukan saat Melobi Seorang pejabat PR yang bertanggung jawab terhadap government relations mutlak memahami strategi lobying dan persiapan apa yang dibutuhkan agar sukses melaksanakan fungsinya. 1. Langkah-langkah persiapan Lobi point-poin yang penting diketahui agar proses lobi berjalan lancar yaitu: 1. Pahami prinsip-prinsip kegiatan lobi 2. Kenali sasaran lobi 3. Pahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan sasaran lobi terhadap diri anda 4. Berikan gambaran manfaat yang didapat bila mendukung atau mengabulkan permintaan anda. 5. Persiapkan berbagai fasilitas pendukung.

  38. Lobi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan individu maupun kelompok kecil yang bertujuan memperoleh rekan yang bermanfaat guna mempengaruhi para pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan buat diri sendiri atau organisasi atau perusahaan pelobi. Untuk itu prinsip-prinsip yang haru dipegang teguh dalam melobi adalah: 1. Diluar pembicaraan formal masih diperlukan pembicaraan informal. 2. Pelobi harus mampu menetralisir berbagai keadaan yang bisa menghambat proses pembicaraan informal.

  39. 3. Pelobi harus membangun keyakinan pada sasaran lobi bahwa hasil apapun yang diputuskan tidak menyebabkan hubungan kedua belah pihak menjadi negatif. 4. Pelobi hrus mampu membantu orang itu mengambil keputusan. • Memahami kondisi yang bersifat politis • Memegang prinsip saling menguntungkan, dan bisa saling membutuhkan. • Kunci keberhasilan lobi terletak kepada kemampuan memodifikasi struktur psikologis internal orang yang dilobi.

  40. 2. Ukuran Keberhasilan : Lobi bisa untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan lobi bervariasi bisa berupa mempengaruhi sasaran lobi agar berbagai usulan, rencana dan program kerja anda, mendapatkan pengertian, pemahaman, persetujuan hingga pada dukungan. Bisa saja tujuan lobi hanya sekedar tercipta hubungan kerja yang kondusif, saling memahami, tidak saling mengganggu. Oleh karena itu terlebih dahulu harus ditetapkan suatu parameter yang jelas terhadap pencapain tujuan lobi..

  41. 3. Siapa yang di Lobi Siapa yang dilobi bukan pekerjaan yang mudah untuk menjawabnya seiring dngan berjalannya waktu, berubahnya lingkungan bisnis serta semakin kompleknya perkembangan yang terjadi maka lembaga, institusi, organisasi atau perusahaan yang menjadi sasaran lobipun bergeser. Dalam upaya memahami sasaran/target lobi maka kita harus mengajukan 2 pertanyaan yaitu : 1. Apa lembaga atau organisasi yang harus kita lobi ? 2. Siapa orang dalam lembaga, organisasi yang mempunyai pengaruh atas kelancaran pencapaian tujuan oraginasai atau perusahaan ?

  42. B. Mengorganisasikan dan Merencanakan Lobi 1. Menetapkan Bentuk Kegiatan Bentuk kegiatan lobi dipilih dipengaruhi banyak faktor. Siapa sasaran lobi, apa hobi dan kesukaanya, apa posisi atau kedudukannya dalam organisasi, apa latar belakangn budanya/sukunya, apa latar belakang pendidikannya dan luas lingkup pengalamannya. bentuk kegiatan hanyalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan, yang harus dirancang untuk memmpermudah mencapai tujuan. Bentuk kegiatan alternatif yang umum adalah : Kunjungan ke pabrik, Makan siang/malam bersama, seminar, workshop dihotel berbintang, mengikuti kegiatan hobi target yang dilobi.

  43. 2. Menetapkan tempat Dasar pemilihan tempat untuk melakukan lobi adalah: a. Suasana b. Privasi c. Bila dibutuhkan penginapan ? d. Restoran atau hotel ? e. Pertimbangkan faktor lokasi tempat lobi berlangsung f. Alternatif tempat lobi harus dipersiapkan g. Persetujuan pihak yang akan di lobi h. Dapat dikaitkan dengan lokasi dekat dengan hobinya i. Dari pertemuan pertama atur pertemuan berikutnya j. Setelah tempat disetujui adakankoordinasi dengan pihak yang terkait.

  44. 3. Menetapkan Waktu Menetapkan waktu lobi harus dilihat situasi dan kondisi pihak yang dilobi. Waktu makan, acara seminar, melakukan kegiatan hoby, adalah waktu yang bisa tepat untuk melaksanakan lobi. 4. Menetapkan Tim Lobi Tim lobi jumlahnya berapa orang, yang terlibat didalam tim kita siapa saja dan berapa orang ? Hal yang sama juga perlu ditanyakan dari tim sasaran lobi, jumlahnya berapa orang dan siapa saja yang hadir.ada pihak lain yang perlu diundang? Siapa saja yang diundang ? Sesuaikanlah jumlah tim sesuai dengan jumlah tim sasaran lobi.

  45. 5. Menetapkan Tujuan Lobi Apa yang anda pikirkan akan anda peroleh itulah yang akan anda dapatkan.Tujuan yang anda tetapkan akan membimbing anda sampai pada tujuan tersebut. Ada beberapa contoh dari tujuan lobi diantaranya; 1.Mengajak sasaran lobi untuk terjun langsung dan mengamati kegiatan industri perusahaan anda 2. Saling mengenal satu sama lain dan memahami secara personal. 3. Menjalin hubungan yang lebih harmonis 4. Memahami dan membina hubungan yang lebih baik 5. Melakukan perkenalan terhadap pejabat yang baru dilantik, naik jabatan dan sebagainya.

  46. 6. Menetapkan Anggaran Anggaran tergantung banyak variabel, antara lain tujuan dan sasaran akhir lobi yang akan capai, siapa yang diundang, lokasi atau tempat lobi anda berlangsung. Jumlah yang diundang, pilihan menu, tahapan lobi dan publikasi. Lobi dapat berlangsung beberapa hari, juga mungkin menyiapkan souvenir dan biaya terhadap rencana darurat perlu diperhitungkan. 7. Pentingnya Persiapan Persiapan lobi yang baik akan menghasilkan: - Kelancaran - Lobi berjalan efektif sesuai tujuan yang diharapkan - Mengurangi tingkat risiko dan kegagalan - Memeroleh dukungan dan kepercayaan yang cepat.

  47. Sebaliknya jika persiapan kurang baik maka : 1. Suasana informal dan santai yang bersifat kekeluargaan gagal dibangun. 2. Pembicaraan tertunda/ terganggu 3. Kepercayaan terganggu. 4. Lobi terhambat / tidak tuntas 5. Lobi gagal. Hal yang perlu dan jangan dilupakan adalah perlu menyiapkan rencana darurat (convergency plan) jika rencana semula mengalami hambatan dan tidak bisa diteruskan.

  48. C. Menetapkan Strategi Lobi yang Efektif 1. Urutan prioritas Urutan prioritas berhubungan dengan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan lobi. penetapan prioritas ini maksud dan tujuannya adalah untuk memperoleh efek domino atau efek bola salju.” bila satu sudah ditangan yang lain akan mengikuti” untuk itu kita harus mengingat lima aktivitas yang menjadi fungsi melobi yaitu; - Membangun koalisi dengan organisasi-organisasi lain, berbagai kepentingan dan tujuan-tujuan untuk melakukan usaha bersama dalam mempengaruhi wakil-wakil legislatif.

  49. - Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan laporan untuk legislator yang mewakili posisi organisasi dalam isu-isu kunci. - Melakukan kontak dengan individu-individu yang berpengaruh dan wakil-wakil dari agensi yang menyatu. - Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi organisasi terhadap legislator. - Memusatkan debat pada isi kunci, fakta dan bukti- bukti yang mendukung posisi organisasi. Situasi yang akan dibangun, siapa yang akan dilobi, tujuan yang akan dicapai, akan menentukan dari lima aktivitas tersebut mana yang harus didahulukan.

  50. Siapa yang dilobi akan menentukan tempat dan waktu lobi. Dan itu terkait dengan : • Posisi jabatan, kewenangan dalam memutuskan. • Juga terkait dengan situasi psikologis dan sosiografis yang akan dibangun maupun yang harus kita siapkan. • Anggaran yang disediakan. • Waktu dan tempat • Kedalaman pesan, fakta dan data yang harus dan memungkinkan diberikan saat itu ( tidak semua fakta dan data dapat diberikan disembarang tempat) dan sebagainya.

More Related