1 / 18

PENGGOLONGAN OBAT

PENGGOLONGAN OBAT. DRA. HELNI, APT, M.KES. Penggolongan Obat. 1.Obat Bebas 2.Obat bebas terbatas 3. Obat K eras 4. Obat narkotika. Obat bebas. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas tanpa resep dokter. Obat bebas ditandai dengan lingkaran hitam warna hijau di dalamnya.

Télécharger la présentation

PENGGOLONGAN OBAT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGGOLONGAN OBAT DRA. HELNI, APT, M.KES

  2. Penggolongan Obat • 1.Obat Bebas • 2.Obat bebas terbatas • 3. Obat Keras • 4. Obat narkotika

  3. Obat bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas tanpa resep dokter. Obat bebas ditandai dengan lingkaran hitam warna hijau di dalamnya. disebut juga OTC ( over the counter)

  4. Obat bebas terbatas • Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W), yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter. Contohnya obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berukuran 5 (lima) sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam.

  5. P.No. 1 Awas! Obat keras. Bacalah aturan memakainya P.No. 2 Awas! Obat keras Hanya untuk kumur jangan ditelan P.No. 3 Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P.No. 4 Awas! Obat keras Hanya untuk dibakar. P.No. 5 Awas! Obat keras Tidak boleh ditelan P.No. 6 Awas! Obat keras Obat wasir, jangan ditelan

  6. OBAT KERAS • Obatkeras (duludisebutobatdaftar G = Gevaarlijk = berbahaya) yaituobatberkhasiatkeras yang untukmemperolehnyaharusdenganresepdokter,memakaitandalingkaranmerahbergaristepihitamdengantulisanhuruf K didalamnya. Obat-obatan yang termasukdalamgolonganiniadalahantibiotik (tetrasiklin, penisilin, dansebagainya), sertaobat-obatan yang mengandunghormon (obatkencingmanis, obatpenenang, dan lain-lain).

  7. Psikotropika (UU No 5 th 1997) • Psikotropika adalah zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi gangguan cara berfikir, perubahan alam perasaan dan dapat meyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Jenis-jenis yang termasuk psikotropika . Contoh : Diazepam, Phenobarbital

  8. DEFINISI NARKOTIKA • Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini (Undang-Undang No. 35 Tahun 2009)

  9. PENGGOLONGAN NARKOTIKA Golongan I hanyadapatdigunakanuntukkepentinganpengembanganilmupengetahuan & tidakdigunakandalamterapi, mempunyaipotensisangattinggimengakibatkanketergantungan Misal:TanamanPapaverSomniferumL,Opiummentahdsb Golongan II berkhasiatpengobatan.digunakansebagaipilihanterakhir & dapatdigunakandalamterapidan/atauuntuktujuanpengembanganilmupengetahuan, potensitinggimengakibatkanketergantungan Misal : Fentanil, Petidina, dsb

  10. Golongan III berkhasiatpengobatandanbanyakdigunakandalamterapidan / atautujuanpengembanganilmupengetahuan, potensiringanmengakibatkanketergantungan Misal Kodeindangaram-garam, Campuran Opium + bahanbukannarkotika Campuransediaandifenoksin/difenoksilat+bahanbukannarkotika PENGGOLONGAN NARKOTIKA (lanjutan)

  11. PENGGOLONGAN NARKOTIKA (lanjutan) • Catatan: • PadaGol. I UU tentangNarkotika No.35 Tahun 2009 adabeberapapenambahanbahandarigolongan I danbeberapagolongan II Psikotropikadari UU No. 5 tahun 1997 tentangPsikotropikakarenaseringterjadipenyalahgunaan (seperti: Brolamfetamin, Amfetamin, metamfetamindsb) • 2. BuprenorphinygsebelumnyamasukpadaPsikotropikaGol. II pada UU tentangPsikotropika No. 5 Tahun 1997 dipindahkankeGolongan III padaUndang-UndangNarkotika No.35 Tahun 2009.

  12. Penggolongan Obat Tradisional • Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka. • Dengan semakin berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak. • Pembuatan sediaan yang lebih praktis ini belum diiringi dengan perkembangan penelitian sampai dengan uji klinik. • Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu ; 1. jamu, 2. obat herbal terstandar, 3. fitofarmaka

  13. Jamu (Empirical based herbal medicine) • Jamu adalah bahan atau ramuan bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahan- bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (data empiris). • Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. • Klaim penggunaan jamu sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata- kata “secara tradisional digunakan untuk .......” atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran sediaan di BPOM. • Contoh Jamu : Produksi Sido Muncul, Nyonya Meneer, dan Air Mancur.

  14. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) • Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. • Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. • Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.

  15. OBAT HERBAL TERSTANDAR... • OHT adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. • Contoh OHT : Diabmeneer, Diapet, Fitogaster, Fitolac, Glucogarp, Hi Stimuno, Irex Max, Kiranti Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan, Kuat Segar, Lelap, Prisidii, Reumakeur, Sehat Tubuh, Sanggolangit, Stop Diar Plus, Virugon. • Kriteria obat herbal terstandar : - Aman - Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik - Bahan baku yang digunakan telah terstandar - Memenuhi persyaratan mutu

  16. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine) • Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.. • Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

  17. FITOFARMAKA ..... • Merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinis pada manusia. Oleh karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit. • Contoh Fitofarmaka : Nodiar (Kimia Farma), Rheumaneer (Nyonya Meneer), Stimuno (Dexa Medica), Tensigard Agromed (Phapros), X-Gra (Phapros). • Kriteria fitofarmaka : - Aman - Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan ujin klinis - Menggunakan bahan baku terstandar - Memenuhi persyaratan mutu

  18. TERIMAKASIH

More Related