1 / 33

KONSEP DASAR PENGOBATAN & PENGELOLAHAN OBAT-OBATAN

KONSEP DASAR PENGOBATAN & PENGELOLAHAN OBAT-OBATAN. NURUL CHAYATIN, S.Kep.Ns. Pengertian. Adalah Mengatur : penyediaan, penyimpanan, pemakain dan pemeliharaan obat-obatan yang diperlukan untuk kebutuhan pasien diruangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan.

kenaz
Télécharger la présentation

KONSEP DASAR PENGOBATAN & PENGELOLAHAN OBAT-OBATAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KONSEP DASAR PENGOBATAN& PENGELOLAHAN OBAT-OBATAN NURUL CHAYATIN, S.Kep.Ns

  2. Pengertian • Adalah Mengatur : • penyediaan, • penyimpanan, • pemakain dan pemeliharaan obat-obatan yang diperlukan untuk kebutuhan pasien diruangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  3. Tujuan • Supaya obat-obatan selalu tersedia sehingga apabila diperluakan pasien dapat segera digunakan. • Mencegah kerusakan obat dengan cara mempertahankan kebersihan dan kerapian tempat dan lemari obat. • Memberi pengamanan terhadap obat-obatan dan pasien.

  4. Dilakukan Pada ; Pada semua jeni obat-obatan yang diperlukan berupa : • Cair, yaitu : • Larutan : Garamyci, Tarramycin, Papiverin, OBH dan seterusnya. • Suspensi (campuran zat padat + cairan tetapi tidak larut dalam cairan tersebut) : Mylanta, Stomapel, Amoxcilin. • Emulasi (cairan berbentuk minyak dicampur dengan cairan/obat lain yang homogen) Vit A, Penicilin dan Duramicilin. • Padat, yaitu : tepung, tablet/pil dan kapsul • Setengah padat, misalnya zalf, cream, suppositorsitorium.

  5. Cara Kerja : Persiapan : • Lemari obat khusus yang dapat dikunci. • Botol-botol dan tempat-tempat obat lainnya. • Etiket obat warna putih dan biru. • Buku-buku catatan obat (permintaan, pemberian obat dll) • Martil • Gelas ukuran • Gelas obat • Sendok besar dan kecil • Baki • Tempat sampah

  6. Pelaksanaan • Obat yang telah diterima dari apotik, dicocokkan dengan daftar permintaan obat. • Obat-obat tersebut disusun dan dimasukkan ke dalam tempat-tempat yang sudah diselesaikan, diberi etiket yang jelas dan kemudian ditutup rapat, misalnya : a. Obat dalam : yaitu semua obat-obat yang cara pemberiannya melalui mulut dan ditelan (per oral). Etiketnya berwarna putih. Contoh : Antalgin, CTM, OBH, Mylanta b. Obat luar : yaitu semua obat-obat yang cara pemberiannya selain dari melalui mulut (ditelan) Etiketnya berwarna biru. Contoh : Mercurocom, Rivanol, Betadine, Zalp mata, kulit dsb c. Obat-obat yang berbahaya/keras, pada etiketnya (biru) diberi tanda silang merah atau gambar tengkorak. Contoh : Creolin, Lysol, Savlon, Yodium tintura, dsb. d. Untuk obat-obat tertentu yang harus disimpan ditempat khusus, misalnya : obat-obat yang tidak tahan sinar matahari, disimpan didalam botol/tempat yang berwarna gelap, contoh : - OBH, Vit C, obat-obat yang tidak tahan suhu panas, disimpan didalam lemari es. Contoh : Insulin, Heparin dan Claforan, dsb

  7. Pengelompokkan obat-obatan didalam lemari diatur sedemikian rupa misalnya : a. Obat-bat dalam (per oral) disusun dalam lemari bagian atas b. Obat-obat luar, yaitu : • Suntikan disimpan dalam lemari bagian tengah. • Zalf, suppositorum didalam lemari bagian bawah • Obat-obat berbahaya disimpan didalam lemari bagian bawah sekali c.Selanjutnya obat-obat tersebut dapat disusun menurut bentuknya atau menurut abjad. d. Setelah selesai semuanya, lemari obat dikunci dan kuncinya dipegang oleh yang bertanggung jawab mengenai obat-obatan.

  8. Perhatian : • Penanggung jawab mengenai pengelolaan obat-obatan ini, harus mengetahui kebutuhan obat sehari-hari, macam serta jumlahnya dan tehnik pemeliharaannya serta teliti dalam kerja. • Bila etiket obat rusak atau nama obat kurang, segera diganti dengan etiket baru. • Menempatkan obat dilemari harus tetap, letaknya dengan etiket menghadap ke depan supaya mudah mengambilnya dan tidak terjadi kekeliruan. • Obat-obat yang lama, dipergunakan terlebih dahulu dan jangan ditunggu sampai persediaan obat-obat habis, baru mengirimkan daftar permintaan obat ke apotek. • Obat-obat yang rusak, expayed date, dll harus segera dibuang.

  9. MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN OBAT/PENGOBATAN KEPADA PASIEN

  10. Pengertian • Menyiapkan dan memberikan obat/pengobatan kepada pasien sesuai dengan program therapy yang telah ditentukan, yaitu jenis obat, dosis, waktu dan cara-cara pemberiannya.

  11. T u j u a n • Mencegah dan mengobati penyakit, mengurangi rasa sakit, membantu menegakkan diagnosa dan memberikan perasaan senang dan puas terhadap pasien

  12. Dilakukan : • Pada setiap waktu pemberian obat kepada pasien, sesuai dengan program terapi yang telah ditentukan dan sewaktu-waktu bila diperlukan, menurut instruksi dokter.

  13. CARA-CARA PEMBERIAN OBAT

  14. MELALUI MULUT (PER ORAL) • Pengertian : Menyiapkan dan memberiakn obat-obat untuk pasien, yang diberikan melalui mulut dan ditelan. • Tujuan • Menyediakan obat yang memiliki efek lokal atau sistemik melalui saluran gastrointestinal • Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan. • Menghindari obat yang dapat menyebabkan nyeri

  15. Bentuk dan macam obat yang diberikan melalui mulut a. Cair : yaitu : larutan , misalnya : OBH, sol, charcot, Sanadril, Terapen, Ponstan, suspensi, misalnya : Mylanta, Choramphenicol syrup, amoxicillin, emulsi, misalnya : Scott’s Emulsion, Dupkalac, Castrol oil. b. Padat, yaitu berupa : tepung misal : Asam puyer, bintang tujuh puyer, cap macan puyer, dsb c. Tablet/pil, contoh : Antalgin, Vit B, Papaverin, dsb d. Kapsul, contoh : Ampicilin, Tetracyclin, Chloramphenicol, dsb

  16. Fokus perhatian • Alergi terhadap obat, • kemampuan klien untuk menelan obat, • adanya muntah dan diare yang dapat mengganggu absorbsi obat, • efek samping obat, • interaksi obat, • kebutuhan pembelajaran mengenai obat yang diberikan.

  17. Persiapan alat • Baki berisi obat-obatan atau kereta dorong obat (bergantung pada sarana yang ada). • Kartu atau buku rencana pengobatan • Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat • Pemotong obat (jika diperlukan) • Martil dan lumping penggerus (jika diperlukan) • Gelas pengukur (jika diperlukan) • Gelas dan air minum. • Sedotan, sendok, pipet • Spuit sesuai dengan ukuran mulut anak-anak

  18. Prosedur pelaksanaan 1. Siapkan peralatan dan cuci tangan 2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan menelan, mual atau muntah, adanya program NPO/tahan makan dan minum, akan dilakukan pengisapan lambung, tidak terdapat bunyi usus) 3. Periksa kembali order pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, dan waktu dan cara pemberian), periksa tanggal kadaluarsa obat, Jika ada keraguan pada order pengobatan laporkan pada perawat berwenang atau dokter sesuai dengan kebijakan masing-masing institusi. 4. Ambil obat sesuai dengan keperluan (baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak atau lemari es sesuai yang diperlukan). 5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengontaminasi obat (gunakan teknik aseptic untuk menjaga kebersihan obat)

  19. Catatan • Pada waktu meyiapkan obat, bacalah etiket dari tiap-tiap, paling sedikit 3 kali pada saat : • Mengambil obat dari lemari penyimpan • Membuka tutupnya • Meletakkan kembali ke dalam lemari • Jangan mengambil obat-obat yang kurang jelas etiketnya. • Menuangkan obat-obat cairan, jangan pada sisi yang ada etiketnya • Setiap setelah mengambil obat, tempat obat ditutup kembali (betul-betul tertutup rapat). • Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat, harus segera dilaporkan kepada yang bertanggung jawab/dokter.

  20. Tablet atau Kapsul 1. Tuangkan tablet atau kapsul dengan takaran sesuai dengan kebutuhan ke dalam mangkuk sekali pakai tanpa menyentuh obat.

  21. 2. Gunakan alat pemotong tablet (jika perlu) untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang di perlukan. Buang bagian tablet yang tidak digunakan atau sesuai dengan kebijakan institusi masig-masing. 3. Jika klien mengalami kesulitan untuk menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus. Setelah itu campurkan dengan menggunakan air atau makanan. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat. Beberapa obat tidak boleh digerus karena dapat mempengaruhi daya kerjanya.

  22. Obat dalam bentuk cair • Putar/bolak-balik obat agar tercampur rata sebelum dituangkan. Buang obat jika telah berubah warna atau menjadi lebih keruh. • Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam. • Pegang botol obat sehingga sisi labelnya akan berada pada telapak tangan anda kemudian tuangkan obat jauh dari label. Mencegah label menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat sehingga label tidak dapat dibaca dengan tepat.

  23. Gambar Menuangkan obat cair dari dalam botol; B. Dasar dari meniscus sebagai petunjuk obat. (Kozier, B. 2000. Fundamental of Nursing)

  24. Tuangkan obat dengan takaran sesuai dengan kebutuhan ke dalam mangkuk obat berskala. • Sebelum menutup botol, usap bagian pinggir botol dengan kertas tisu. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol. • Jika jumlah obat yang diberikan hanya sedikit (kurang dari 5 ml), gunakan spuit steril tanpa jarum untuk mengambilnya dari botol. • Berikan obat pada waktu dan dengan cara yang benar : • Identifikasi klien dengan tepat • Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang dapat dipahami oleh klien. Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan. Atur posisi lateral • Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi. • Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan (pada obat-obat tertentu) : • Ukur nadi sebelum pemberian digitalis, ukur tensi sebelum pemberian obat penurun tensi, ukur frekuensi pernafasan sebelum pemberian narkotik. • Jika hasilnya diatas atau dibawah normal, laporkan kepada dokter yang bersangkutan. • Beri klien air yang cukup untuk menelan obat. Jika sulit menelan, anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang kemudian anjurkan minum. Stimulasi lidah bagian belakang akan menimbulkan refleks menelan.

  25. Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk mengisap beberapa butir es batu sebelum meminum obat atau berikan obat dengan dicampur jus apel, pisang atau air gula. • Jika klien mengatakan obat yang anda berikan berbeda dengan obat yang diberikan pada hari-hari sebelumnya, obat jangan anda berikan dulu sebelum anda mengecek ulang pada buku catatan obat. • Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis. • Catat obat yang telah diberikan, meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan dan tanda tangan anda. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya dan tindakan perawat yang sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan institusi. • Kembalikan peralatan yang dipakai secara tepat dan benar. Buang alat-alat sekali pakai kemudian cuci tangan. • Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien (biasanya 30 menit setelah pemberian obat)

  26. Pemberian obat kepada bayi dan anak-anak • Pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat kepada bayi dan anak-anak. (mangkuk plastik sekali pakai, pipet tetes, sendok, spuit plastik tanpa jarum atau spuit tuberculin). • Cairkan obat oral dengan sedikit air. Agar mudah ditelan. Jika menggunakan air yang banyak, anak mungkin akan menolak untuk meminum seluruh obat yang diberikan dan meminum hanya sebagian.

  27. Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengan zat lain yang dapat mengubah rasa pahit, misalnya madu, pemanas buatan. • Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat pelan-pelan. Mencegah aspirasi • Jika menggunakan spuit, letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi. Posisi ini mencegah gagging (refleks muntah) dan pengeluaran kembali obat yang diberikan. • Dapatkan informasi yang bermanfaat dari orang tua asuh anak bagaimana memberikan obat yang paling baik pada anak yang bersangkutan.

  28. Jika anak tidak kooperatif selama pemberian obat, lakukan langkah-langkah sebagai berikut : • Letakkan anak di pangkuan anda dengan tangan kanan dibelakang tubuh anda. • Pegang erat tangan kiri anak dengan tangan kiri anda • Amankan kepala anak dengan lengan kiri dan tubuh anda • Setelah obat di minum. Ikuti dengan memberikan minum air atau minuman lain yang dapat menghilangkan rasa obat yang tersisa. • Lakukan hygiene oral setelah anak-anak minum obat disertai pemanas. Pemanis yang tersisa di mulut dapat menyebabkan anak beresiko tinggi mengalami karies dentis.

  29. Pemberian Obat Secara Sublingual • Pengertian Pemberian obat dengan cara meletakkannya di lidah sampai habis diabsorsi ke dalam pembuluh darah. • Tujuan • Memperoleh efek lokal dan sistemik • Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral • Menghindari kerusakan obat oleh hepar

  30. Prosedur pelaksanaan • Secara umum persiapan dan langkah-langkahnya sama dengan pemberian obat secara oral. Hal yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk meletakkan obat dibawah lidah, obat tidak boleh ditelan dan dibiarkan berada di bawah lidah sampai habis di absorbsi seluruhnya. Gambar 12.4 Pemberian obat secara sublingual. (Kozier, B. 2000. Fundamental of Nursing)

  31. Catatan : • Obat yang biasa diberikan secara sublingual adalah nitrogliserin. Suatu obat vasidolator yang digunakan pada penyakit jantung angina pectoris.

  32. Pemberian Obat Secara bukal • Pengertian • Pemberian obat dengan cara meletakkannya di antara gusi dengan membrane mukosa pipi. • Tujuan • Memperoleh efek lokal dan sistemik • Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral • Menghindari kerusakan obat oleh hepar

  33. Prosedur pelaksanaan • Secara umum persiapan dan langkah-langkahnya sama dengan pemberian obat secara oral. Hal yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk meletakkan di antara gusi dan membrane mukosa pipi sampai habis di absorbsi seluruhnya. Gambar 12.5 Pemberian obat secara bukal (Kozier, B. 2000. Fundamental of Nursing)

More Related