1 / 18

Interaksi obat

Interaksi obat. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi obat & evaluasi interaksi. FAKTOR FISIOLOGI YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI OBAT :. Usia Berat badan Jenis kelamin Genetika Waktu pemberian Variasi diurnal Toleransi Suhu tubuh Kondisi patologis. 1. Usia.

king
Télécharger la présentation

Interaksi obat

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Interaksiobat Faktor-faktor yang mempengaruhiinteraksiobat & evaluasiinteraksi

  2. FAKTOR FISIOLOGI YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI OBAT : • Usia • Berat badan • Jenis kelamin • Genetika • Waktu pemberian • Variasi diurnal • Toleransi • Suhu tubuh • Kondisi patologis

  3. 1. Usia • Bayi (balita)  fungsi metabolisme belum sempurna  keberadaan obat dalam darah >>  kemungkinan terjadi interaksi >> • Lansia  fungsi metabolisme menurun  idem bayi.

  4. 2. Berat badan • Kandungan lemak/protein dalam tubuh  berkaitan dengan distribusi obat, ikatan obat dengan protein plasma  mempengaruhi keberadaan obat bebas dalam darah • atau mempengaruhi afinitas satu obat dengan obat lain terhadap protein plasma  pengusiran satu obat oleh obat lain  efek / efek samping yang mungkin terjadi.

  5. 3. Jenis kelamin • Kondisi hormonal  perbedaan kepekaan pria & wanita

  6. 4. Genetika • Contoh pada ras tertentu : defisiensi enzim asetilase  mempengaruhi obat-obat yang dimetabolisme asetilasi (ex INH, PAS, dll)

  7. 5. Waktu pemberian • Perbedaan bisa terjadi antara obat diminum sebelum atau sesudah makan  untuk obat yang dipengaruhi asam lambung. • Dosis dan interval pemberian  berkaitan dengan terjaganya kadar di atas MEC  untuk obat yang berinteraksi  beri beda waktu kurang lebih 2 jam.

  8. 6. Variasi diurnal • Efekobatdapatdipengaruhiolehaktivitastubuhataukondisi basal tubuh. • Contoh : ACTH darikelenjarpituitari aktivitasnya paling tinggipadapagiharisehinggahormonkortisondarikorteks adrenal kadarnyadalamdarah paling tinggipadapagihari, terendahpadamalamhari  jadidosisuntukmalamhariditurunkan (padapasienasma & rematik) • Obat-obat yang berkaitandenganvariasi diurnal : anti epilepsi, aspirin, nortriptilin, propanolol, litium, ketoprofen, teofilin.

  9. 7. Toleransi • Adalah kondisi dimana untuk mencapai efek yang sama perlu dosis yang lebih tinggi. • Mekanisme : Induksi enzim Toleransi seluler : peningkatan jumlah reseptor. Contoh pada obat-obat yang menimbulkan adiksi (morfin, barbiturat)

  10. 8. Suhu tubuh • Suhu berpengaruh pada distribusi, ikatan, ekskresi dan aktivitas enzim. • Contoh : percobaan dengan sulfonamida  metabolisme menurun saat hipotermia  karena aktivitas enzim asetilase hati menurun.

  11. 9. Kondisi patologik • Efek obat / toksisitas obat dapat meningkat pada insufisiensi hati dan insufisiensi ginjal (terutama untuk obat yang diekskresi dalam jumlah besar melalui hati atau ginjal)

  12. EVALUASI INTERAKSI OBAT • Waktuterjadinyainteraksi • Interaksidariobat yang segolongan • Urutanpemberianobat • Dosis • Faktorgenetik • Pentingnyaindikasidariobat yang digunakan

  13. 1. Waktu terjadinya interaksi • Interaksi bisa terjadi segera, setelah beberapa hari atau beberapa minggu. • Interaksi ada yang menghilang / mereda dengan berjalannya waktu (ex. interaksi kloral hidrat dengan warfarin) • Kesalahan bisa terjadi bila pengamatan dilakukan terlalu cepat (ex. Interaksi antidepresan trisiklik – guanetidin  butuh 1-2 hari). Atau pengamatan terlambat (ex. Interaksi epinefrin- beta bloker  beberapa menit)

  14. 2. Interaksi dari obat yang segolongan • Interaksi bisa sama untuk tiap jenis obat (ex. Golongan diuretik tiazid) • atau tidak sama untuk tiap jenis obat, mis : golongan fluorokuinolon dalam menghambat metabolisme teofilin, golongan antagonis H2 dalam menghambat metabolisme sejumlah obat, golongan Ca antagonis dalam menghambat metabolisme digoxin

  15. 3. Urutan pemberian obat • Urutan pemberian obat dapat mempengaruhi kejadian interaksi • Istilah : object drug (obat yang efeknya diubah) dan precipitant drug (obat yang menyebabkan terjadinya interaksi) • Contoh : pasien dalam terapi thiroid (kronis) diberi warfarin  tidak apa-apa. Pasien dalam terapi warfarin lalu hipotiroid  diberi thiroid  interaksi

  16. 4. Dosis • Interaksi obat lebih terlihat pada dosis yang lebih besar. • Beberapa interaksi obat tidak penting secara klinis kecuali bila obat diberikan dalam jumlah berlebih. • Contoh : Omeprazol pada dosis 40 mg/hari menghambat metabolisme diazepam & fenitoin. Tapi pada dosis 20 mg/hari  efek penghambatan minimal.

  17. 5. Faktor genetik • Misal : Interaksi obat A + B diamati pada 12 pasien. • Pada 2 pasien terlihat interaksi yang bermakna, sedang pada 10 pasien lain tidak terlihat interaksi sama sekali. Jadi suatu interaksi obat yang biasanya menunjukkan perubahan efek besar, bisa tidak menunjukkan perubahan sama sekali pada pasien tertentu, atau sebaliknya. • Contoh : eritromisin meningkatkan absorpsi digoxin dari saluran cerna dengan mengurangi bakteri yang menguraikan digoxin  terjadi hanya pada 10% populasi

  18. 6. Pentingnya indikasi dari obat yang digunakan • Interaksi obat bisa terjadi bila suatu obat digunakan untuk tujuan tertentu tapi tidak terjadi jika untuk tujuan lain. • Contoh : metotreksat untuk pengobatan kanker (dosis besar) + AINS  meningkatkan toksisitas metotreksat. • Metotreksat untuk terapi rematik (dosis kecil) + AINS  tela berhasil digunakan, efek samping jarang terjadi.

More Related