1 / 4

Gejala Kanker Serviks Pencagahan

Mengenal lebih lanjut mengenai kanker serviks

marisania
Télécharger la présentation

Gejala Kanker Serviks Pencagahan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. http://familinia.com Kanker Serviks atau kanker leher rahim merupakan pembunuh nomor satu perempuan di dunia. Kanker ini disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui kontak seksual, atau kontak kulit dengan kelamin orang yang memiliki virus tersebut. Tak semua virus HPV menyebabkan serviks. Beberapa jenis virus ini juga bisa menyebabkan penyakit lain, seperti kutil kelamin. Melakukan pap smear secara rutin menjadi pencegahan dini yang baik untuk mendeteksi keberadaan virus ini di dalam tubuh. Untuk rujukan lebih lanjut mengenai pencegahan kanker serviks, silakan kunjungi : Gejala Kanker Serviks Tidak ada gejala menonjol saat virus HPV bertransformasi membentuk sel kanker. Gejala umumnya baru dirasakan ketika virus tersebut telah berubah menjadi kanker. Tanda-tanda kanker serviks ditandai dengan jumlah darah menstruasi yang berlebihan dan tidak wajar, keluar darah setelah berhubungan intim atau setelah memasuki masa menopause. Paling menonjol, penderita umumnya juga merasakan nyeri di area pinggul dan perut, merasa sakit saat berhubungan intim, dan mengalami keputihan dengan secara tidak normal.

  2. Bagaimana tingkatan stadium kanker serviks? • Stadium 1 • Yang terjadi: sel kanker baru “berkunjung” ke mulut rahim. Pada fase ini kita harus menyadari, tidak ada istilah sembuh melainkan five-year survival rate (FYSR) atau kemungkinan lima tahun bertahan. Dihitung dari sejak diagnosis ditegakkan dokter. Yang bisa dioperasi hanya kanker serviks stadium 1 sampai 2A. • FYSR: peluang sembuh 80 sampai 99 persen. • Stadium 2 • Yang Terjadi: pada stadium 2A sel kanker menjalar ke mulut rahim namun belum menyenggol parametrium (jaringan renggang di sekitar uterus). Pada stadium 2B sel kanker mulai menggerogoti parametrium. Pasien mungkin belum merasakan efek saat sel-sel kanker merangsek masuk ke parametrium. Yang dirasakan bisa jadi pegal-pegal dan tidak enak di perut. Gejala yang bisa ditengarai, post-coital bleeding (pendarahan setelah berhubungan intim). Kalau tumor sudah membesar, bisa pendarahan sendiri saat berjalan. • FYSR: 60 sampai 90 persen. • Stadium 3 • Yang terjadi: mulai ada gangguan saat buang air kecil. “Ginjal membesar atau mengalami hidronefrosis (pembesaran satu atau dua ginjal akibat terhalangnya aliran urine). Kalau kita cek fungsi traktus urinarius (sistem yang terdiri dari struktur-struktur yang menyalurkan urine dari ginjal ke luar tubuh) sudah tidak normal,” papar Andriana. • FYSR: 30 sampai 50 persen.

  3. Penanganan : • Wanita, terutama mereka yang aktif secara seksual, harus menemui dokter ahli kandungan untuk pemeriksaan rutin dari sel pra kanker dan kanker di serviks. Salah satu uji kesehatan yang paling disarankan adalah uji pap, di mana dokter akan mengambil sel dari serviks. Jenis pemeriksaan lainnya adalah uji HPV, yang bertujuan untuk mencari HPV di DNA. • Dengan adanya aturan yang baru, wanita yang belum berusia 30 tahun disarankan menjalani uji pap setiap 3 tahun sekali. Uji HPV sebaiknya hanya dilakukan apabila hasil uji pap menunjukkan adanya sel yang tidak normal. Sedangkan wanita yang berusia 30 tahun ke atas namun kurang dari 65 tahun harus menjalani pemeriksaan kanker serviks setiap 5 tahun sekali. Mereka juga dapat tetap menjalani pap smear setiap 3 tahun sekali ataupun pemeriksaan lainnya. • Dokter kandungan juga dapat melakukan uji kesehatan lain, seperti uji fisik dan panggul. • Apabila hasil dari pap smear atau HPV (atau keduanya) menunjukkan adanya sel yang abnormal, dokter dapat melakukan tindakan berikut: • Kolposkopi – pemeriksaan serviks dan vagina untuk mengetahui adanya kelainan dengan menggunakan kolposkop dan pengambilan sampel jaringan • Kuret endoserviks – mengambil sampel jaringan dengan kuret • Biopsi – memotong jaringan sampel serviks • Perubahan sel yang terjadi akan diperiksa untuk mengetahui apakah sel bersifat jinak atau ganas. Apabila sel bersifat ganas, pasien akan dirujuk ke dokter kanker spesialis kanker serviks atau sistem reproduksi untuk menjalani pengobatan. • Pengobatan yang diberikan dapat berupa gabungan antara operasi, kemoterapi, obat-obatan, dan radioterapi. Rencana pengobatan tergantung pada stadium kanker, kesehatan pasien secara menyeluruh, dan apakah sudah terjadi metastasis (penyebaran kanker ke organ tubuh lainnya). • Operasi kanker serviks dapat meliputi: • Pengangkatan serviks dan bagian dari vagina (trakhelektomi radikal) • Pengangkatan seluruh sistem reproduksi, termasuk rektum (pelvic exenteration) • Pengangkatan rahim, tuba falopi, serviks, dan ovarium (histerektomi) • Biasanya pada stadium awal, kanker serviks dapat disembuhkan hanya dengan operasi. Namun apabila sudah memasuki stadium akhir, operasi kemungkinan harus dilanjutkan dengan radioterapi (internal dan/atau eksternal) dan kemoterapi (menggunakan gabungan obat-obatan tertentu) untuk membunuh sel kanker. • Kanker serviks juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin HPV seperti Cervarik dan Gardasilcan dapat mengurangi risiko kanker serviks sampai 70% dan melindungi tubuh dari jenis virus HPV lainnya.

More Related