1 / 54

REKAYASA PANTAI

REKAYASA PANTAI. Nastain, ST., MT. MATERI AJAR. GBPP Penilaian Pustaka. KOMPETENSI DAN SILABUS. PUSTAKA. Anonim, 1984. Shore Protection Manual . CERC Dept of The Army, US Army Corps of Engineers, Washington, DC. Triatmodjo, B., 1996. Teknik Pantai . Beta Offset, Yogyakarta

parley
Télécharger la présentation

REKAYASA PANTAI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. REKAYASA PANTAI Nastain, ST., MT

  2. MATERI AJAR • GBPP • Penilaian • Pustaka

  3. KOMPETENSI DAN SILABUS

  4. PUSTAKA • Anonim, 1984. Shore Protection Manual. CERC Dept of The Army, US Army Corps of Engineers, Washington, DC. • Triatmodjo, B., 1996. Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta • Triatmodjo, B., 1996. Pelabuhan. Beta Offset, Yogyakarta. • Dean, RG., and Dalrymple, RA., 1994. Water Wave Mechanics For Engineers and Scientists. World Scientific, London. • Chakrabarti, SK., 1987. Hydrodynamics of Offshore Structures. Comp. Mechanics Public, Boston. Hardiyatmo, HC., 1994. Mekanika Tanah 2. Gramedia, Jakarta. • Nugroho, H., 1997. Teknik Reklamasi Pantai. Majalah Ilmiah Pilar Undip Edisi 8 Th.V, Semarang. Hal. 1-8 • Heun J.C, 1993. Water Management in Tidal Lowland Areas in Indonesia. Lecture note. • Rokmin Dahuri, 1995. Pengolahan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. BACK

  5. NILAI AKHIR BACK

  6. BATASAN PANTAI • Kawasan peralihan antara laut dan daratan (Beatley, 1994) • Perluasan daratan yang dibatasi oleh pengaruh pasut (Hansom, 1988) • Peralihan ekosistem laut dan daratan (Clark, 1992) • Wilayah yang mempunyai batas ke arah daratan sejauh 1 km dari garis pantai (shoreline) saat kedudukan muka air tertinggi dan ke arah laut lepas sejauh 3 mil (Coastal Committee of NSW, 1994; U.S National Research Council, 1989) • Daratan yang masih dipengaruhi oleh proses laut dan menghasilkan sistem-sistem bentuk daratan dan ekologi yang unik (Verhagen, 1994; Sekretariat Proyek MREP, 1997). • Wilayah yang mempunyai batas ke arah daratan sejauh 1 km dari garis pantai (shoreline) saat kedudukan muka air tertinggi dan ke arah laut lepas sampai daerah gelombang pecah atau breakers zone (Shore Protection Manual, 1984) Definisi Pantai = pertemuan antara darat dan laut.

  7. BATASAN PANTAI (Shore Protection Manual, 1984)

  8. BATASAN PANTAI (Komar, 1976)

  9. Pantai tebing Pantai Mangrove PANTAI DI INDONESIA • Luas laut 5,8 juta km2 atau sekitar tiga-perempat dari total luas wilayah Indonesia (7,7 juta km2) • Garis pantai sepanjang 81.791 km atau terpanjang kedua setelah Kanada (Supriharyono, 2000) Pantai berkarang Pantai berpasir

  10. PARAMETER OCEANOGRAFI • Pasang surut • Gelombang • Arus air • Transport sedimen • Abrasi (erosi) dan Akresi (sedimentasi) • Batimetri

  11. PASANG SURUT Pengertian Fisik Pasang Surut (Tides) • Pasang Surut (Pasut) • Pasang berbeda dengan Banjir. • Pasang surut adalah proses turun naiknya muka air laut akibat gaya tarik menarik antara bumi dengan benda angkasa lain (bulan, matahari, dll.)

  12. PASANG SURUT Surut Pasang Bay of Fundy (Canada) Perbedaan surut dan pasang yang besar

  13. PASANG SURUT Newton Law Universal Gravitation Dimana; k = konstanta gravitasi = 6,67.10-11 Nm2/kg

  14. PASANG SURUT Equilibrium Theory • Gaya tarik menarik antara bumi dengan bulan mengakibatkan terjadinya dua kali pasang dan dua kali surut dalam waktu satu hari (24.8 jam). Dikenal juga sebagai semi-diurnal. • Semi-diurnal lebih rendah pengaruhnya di daerah jauh dari equator.

  15. JENIS PASANG SURUT Ada 3 jenis: • Semidiurnal : 2 kali pasang dalam 1 hari • Diurnal : 1 kali pasang dalam 1 hari • Campuran BACK

  16. JENIS PASANG SURUT

  17. JENIS PASANG SURUT

  18. JENIS PASANG SURUT

  19. KOMPONEN PASANG SURUT • Pasang Surut merupakan penjumlahan dari komponen-komponen Harmonik • Setiap komponen Harmonik, yang disebut juga konstituen atau komponen utama Pasang Surut • Komponen Utama masing-masing memiliki Amplitudo, Perioda atau Frekuensi, dan fasa • Komponen-komponen Pasang Surut sangat banyak, tetapi untuk memprediksi Pasang Surut untuk setahun cukup hanya dengan komponen-komponen M2, S2, K1, dan O1

  20. KOMPONEN PASANG SURUT

  21. KLASIFIKASI JENIS PASANG SURUT Ditentukan berdasarkan nilai F = Formzhal Number Jika : F = 0 – 0,25 : semidiurnal F = 0,25 – 1,5 : mixed, mainly semidiurnal F = 1,5 – 3,0 : mixed, mainly diurnal F > 3,0 : diurnal

  22. GELOMBANG Jenis-jenis gelombang: • Gelombang stokes : gelombang non sinusoidal, dengan karakteristik lebih lancip di puncak dan datar di lembah • Gelombang Cnoidal : gelombang non sinusoidal, dengan karakteristik tidak memiliki lembah. Contoh : gelombang pantai • Gelombang Solitary : gelombang non sinusoidal, dengan karakteristik hanya memiliki satu puncak dan tidak memiliki lembah. Contoh : tsunami • Gelombang Airy : gelombang sinusoidal, dengan karakteristik memiliki T, L dan H yang tetap.

  23. GELOMBANG AIRY H = tinggi gelombang L = panjang gelombang C = cepat rambat gelombang T = periode gelombang = a = amplitudo gelombang h = simpangan vertikal muka air terhadap SWL h = kedalaman laut

  24. PANJANG DAN PERIODE GELOMBANG • Panjang gelombang (L) merupakan fungsi kedalaman (h) dan periode (T) Persamaan Dispersi • dimana : g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/det2)

  25. KLASIFIKASI LAUT • Panjang gelombang laut dalam (Lo) • = 1.56 T2 (m)

  26. FUNGSI HIPERBOLIK

  27. MENCARI LCARA PERHITUNGAN TABEL • Hitung Lo • Hitung harga dan cari pada tabel (kolom 1) • Dapatkan pada baris yang sama (mendatar) harga (kolom 2) • Hitung L

  28. CEPAT RAMBAT GELOMBANG • Cepat rambat gelombang (C) • Cepat rambat gelombang laut dalam (Co)

  29. SIMPANGAN VERTIKAL M.A • Simpangan vertikal muka air terhadap SWL dikenal sebagai profil muka air gelombang (h) dimana: wave number (k) = angular frequency () = Amplitudo gelombang (a) =

  30. KECEPATAN PARTIKEL AIR • Arah horisontal • Arah vertikal

  31. KECEPATAN PARTIKEL AIR

  32. KECEPATAN PARTIKEL AIR

  33. KECEPATAN PARTIKEL AIR (2) h Laut Dangkal u > w Laut Transisi u ~ w Laut Dalam u = w

  34. TEKANAN GELOMBANG (pd) Dimana: pd = tekanan akibat gelombang (hidrodinamik) ps= tekanan hidrostastik (air diam)

  35. (x,t) X p h dz z dx ENERGI GELOMBANG (E) E = energi gelombang Ep = energi potensial gelombang (energi perpindahan partikel air) Ek = energi kinetik gelombang (energi pergerakan partikel air)

  36. DAYA GELOMBANG (F) (watt)

  37. KARAKTERISTIK GELOMBANG

  38. TRANSFORMASI GELOMBANG Dalam perjalananannya, gelombang dapat berubah arah (), tinggi (H), panjang (L), dan kecepatannya (C). • Hal ini karena adanya : • Shoaling • adalah perubahan tinggi gelombang (H) dan panjang gelombang (L) karena adanya perubahan kedalaman. H H1 H2

  39. TRANFORMASI GELOMBANG 2. Refraksi adalah pembelokan arah gelombang () akibat adanya perubahan kedalaman laut (perubahan kontour/batimetri/shoaling) Bila kita gambarkan suatu wave ray yang bergerak menuju pantai maka karena adanya refraksi garis lintasan wave ray tersebut tidak akan lurus tetapi membelok.

  40. REFRAKSI GELOMBANG

  41. REFRAKSI GELOMBANG

  42. REFRAKSI GELOMBANG

  43. dimana : 1 = sudut datang wave ray 2 = sudut refraksi wave ray C1 = kecepatan gelombang datang C2 = kecepatan gelombang refraksi untuk kontour yang paralel maka lintasan wave ray akan mengikuti hukum Snell yaitu sebagai berikut :

  44. o= sudut datang wave ray di laut dalam 1 = sudut refraksi wave ray pada titik yang ditinjau Co = kecepatan gelombang di laut dalam C1 = kecepatan gelombang pada titik yang ditinjau Ditinjau terhadap gelombang laut dalam

  45. TRANFORMASI GELOMBANG 3. Difraksi adalah penyebaran konsentrasi gelombang akibat adanya rintangan (pulau dll), sehingga menyebabkan perubahan pola aliran yang pada akhirnya akan menyebabkan perubahan/pembelokan arah gelombang (), tinggi gelombang (H) dan panjang gelombang (L)

  46. TINGGI GELOMBANG REFRAKSI PADA KEDALAMAN h (meter)

  47. TINGGI GELOMBANG REFRAKSI PADA KEDALAMAN h (meter) Prosedur perhitungannya adalah sebagai berikut : • Hitung nilai h/gT2 • Plotkan nilai h/gT2 dan tarik garis vertikal dari titik tersebut sampai berpotongan dengan garis horizontal untuk nilai 0 yang ditentukan; misalkan titik potongnya adalah titik P. • Baca nilai KrKs dan nilai 1 pada titik P tersebut. Apabila titik tersebut tidak tepat terletak pada garis KrKs atau 1, maka dilakukan interpolasi linear. • Dimana KrKs adalah koefisien perubahan tinggi gelombang pada kedalaman h yang ditinjau sedangkan 1 adalah sudut refleksi gelombang pada kedalaman h tersebut. • Hitung tinggi gelombang pada kedalaman h tersebut dengan rumus : dimana : H0 = tinggi gelombang di perairan dalam KrKs = koefesien refraksi-shoaling

  48. KOEFESIENREFRAKSI (Kr)

  49. KOEFESIENREFRAKSI-SHOALING (Krks)

  50. GELOMBANG PECAH Gelombang akan pecah jika telah tercapai perbandingan tinggi gelombang dan kedalaman pada harga tertentu. Umumnya Gelombang pecah apabila H/h 0.78 , dimana : H = tinggi gelombang h = kedalaman perairan Karena H dan h keduanya belum diketahui, maka penentuan breaker line dilakukan dengan cara coba-coba.

More Related