1 / 20

MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. LATAR BELAKANG. Dewasa ini, anak berkebutuhan khusus (ABK) telah banyak mendapat perhatian oleh masyarakat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya pihak-pihak yang terlibat aktif dalam penanganan mereka.

salim
Télécharger la présentation

MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

  2. LATAR BELAKANG • Dewasa ini, anak berkebutuhan khusus (ABK) telah banyak mendapat perhatian oleh masyarakat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya pihak-pihak yang terlibat aktif dalam penanganan mereka. • Karena setiap anak pun memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka diharuskan pula bagi guru kelas untuk mengetahui bagaimana bentuk pelayanan yang sesuai dengan kemampuannya.

  3. Sapon-Shevindalam O’Neil (1994/1995) • Pendidikan inklusi adalah sistim layanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasda bersama-sama teman seusianya.

  4. Faktor yang mempengaruhi pengimplementasian pendidikan inklusi diantaranya: • kebijakan-hukum dan undang-undang. • sikap, pengalaman, pengetahuan. • kurikulum lokal, regional, dan nasional. • perubahan pendidikan yang potensial, pendidikan inklusi harus didukung di lapangan. • kerjasama lintas sektoral. • adaptasi lingkungan. • penciptaan lapangan kerja.

  5. Samuel A. Kirk (1986) membuat gradasi layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dari model segresi ke model mainstreaming seperti di bawah ini :

  6. Menurut Hallahan dan Kauffman (1991) bentuk penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ada berbagai pilihan yaitu: • Reguler Class Only (kelasbiasadengan guru biasa) • Reguler Class With Consultations (kelasbiasadengankonsultan guru PLB) • Itinerant Teacher (kelasbiasadengan guru kunjung) • Resource Teacher ( Guru sumber, yaitukelasbiasadengan guru biasa, namundalambeberapakesempatananakberada did ruangsumberdengan guru sumber) • PusatDiagnnostik-Prescription • Hospital or Homebound instruction ( pendidikandirumahataudirumahsakit, yaknikondisianak yang belummemungkinkanmasukkesekolahbiasa) • Self-contained Class (kelaskhususdisekolahbiasabersama guru PLB) • Special Day School (sekolahluarbiasatanpaasrama) • Residential School (sekolahluarbiasaberasrama)

  7. Bentuk-Bentuk Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus • Bentuk Layanan Pendidikan Segregasi • Bentuk Layanan Pendidikan Terpadu / Integrasi

  8. BentukLayananPendidikanSegregasi Sistem pendidikan yang terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan  pendidikan untuk anak normal.

  9. Ada 4 bentukpelayananpendidikandengansistemsegregasiyaitu: • Sekolah Luar Biasa (SLB). • Sekolah Luar Biasa Berasrama. • Kelas Jauh / Kelas Kunjung. • Sekolah Dasar Luar Biasa.

  10. Sekolah Luar Biasa (SLB) • Penyelenggaraansekolahmulaidaritingkatpersiapansampaidengantingkatlanjutandiselenggarakandalamsatu unit sekolahdengansatukepalasekolah. • SLB tuna netra (SLB-A), SLB untuk tuna rungu (SLB-B), SLB untuk tuna grahita (SLB-C), SLB untuk tuna daksa (SLB-D), dan SLB untuk tuna laras (SLB-E). • Selainada SLB yang hanyamendidiksatukelainansaja, ada pula yang mendidiklebihdarisatukelainan, sehinggamuncul SLB-BC yaitu SLB untukAnak tuna rungudan tuna grahita. SLB-ABCD, yaitu SLB untukanak tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, dan tuna daksa.

  11. SekolahLuarBiasaBerasrama • Bentuk sekolah luar biasa yang dilengkapi dengan fasilitas asrama. • Bentuk satuan pendidikannya pun juga sama dengan bentuk SLB. • Terdapat kesinambungan program pembelajaran yang ada di sekolah dengan di asrama, sehingga asrama merupakan empat pembinaan setelah anak di sekolah. • Pilihan sekolah yang sesuai bagi peserta didik yang berasal dari luar daerah, karena mereka terbatas fasilitas antar jemput.

  12. Kelas Jauh / Kelas Kunjung • Lembaga yang disediakan untuk memberi layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang tinggal jauh dari SLB atau SDLB. • Tenaga guru yang bertugas di kelas tersebut berasal dari guru SLB-SLB di dekatnya. Mereka berfungsi sebagai guru kunjung (itenerant teacher).

  13. Sekolah Dasar Luar Biasa • Unit sekolah yang terdiridariberbagaikelainan yang dididikdalamsatuatap. • Kurikulum yang digunakandi SDLB adalahkurikululum yang digunakandi SLB untuktingkatdasar yang disesuaikandengankekhususannya. • Lama pendidikandi SDLB samadengan lama pendidikandi SLB konvensionaluuntuktingkatdasar, yaituanak tuna netra, tuna grahita, dan tuna daksaselama 6 tahun, dananak tuna rungu 8 tahun.

  14. SatuanPendidikanLuarBiasaTerdiridari: • SekolahDasarLuarBiasa (SDLB) dengan lama pendidikan minimal 6 tahun. • SekolahLanjutan Tingkat PertamaLuarBiasa (SLTPLB) minimal 3 tahun. • SekolahMenengahLuarBiasa (SMALB) minimal 3 tahun. • Selainitu, pasal 6 PP No.72 Tahun 1991 jugadimungkinkanpenyelenggaraaan Taman Kanak-KanakLuarBiasa (TKLB) dengan lama pendidikansatusampaitigatahun.

  15. BentukLayananPendidikanTerpadu / Integrasi • Sistempendidikan yang memberikankesempatankepadaanakberkebutuhankhususuntukbelajarbersama-samadengananak normal belajardalamsatuatap. • Padasistemketerpaduansecarapenuhdansebagian, jumlahanakberkebutuhankhususdalamsatukelasmaksimal 10% darijumlahsiswakeseluruhan. • Untukmembantukesulitan yang dialamiolehanakberkenutuhankhusus, disekolahterpadudisediakan Guru PembimbingKhusus (GPK).

  16. BentukKelasBiasa • KelasBiasadenganRuangBimbinganKhusus • BentukKelasKhusus BentukKeterpaduanDalamLayananPendidikanBagiAnakBerkebutuhanKhusus, Yaitu :

  17. BentukKelasBiasa Anak berkebutuhan khusus belajar di kelas biasa secara penuh dengan menggunakan kurikulum biasa. Pendekatan, metode, cara penilaian yang digunakan pada kelas biasa ini  tidak berbeda dengan yang digunakan dalam seolah umum. Untuk beberapa mata pelajaran yang disesuaikan dengan ketunaan anak.

  18. KelasBiasadenganRuangBimbinganKhusus • Anak berkebutuhan khusus, belajar di kelas biasa dengan menggunakan kurikulum biasa serta mengikuti pelayanan khusus untuk mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diikuti oleh anak berkebutuhan khusus bersama dengan anak normal. • Pelayanan khusus tersebut diberikan di ruang bimbingan khusus oleh guru pembimbing khusus (GPK) dengan menggunakan pendekatan individu dan metode peragaan yang sesuai.

  19. Bentuk Kelas Khusus • Anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan sama dengan kurikulum di SLB secara penuh di kelas khusus pada sekolah umum yang melaksanakan program pendidikan tepadu. • Guru pembimbing khusus berfungsi sebagai pelaksana program di kelas khusus • Keterpaduan pada tingkat ini hanya bersifat fisik dan sosial.

  20. KESIMPULAN • Sekolah penyelenggara program inklusi adalah sekolah umum yang telah memenuhi persyaratan. • Melalui pendidikan inklusi, anak berkelainan dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

More Related