1 / 4

ok maranaik

mohon maaf ya

Télécharger la présentation

ok maranaik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TRANSNASIONAL-ISME Definisi Transnasional Istilah transnasionalisme pertama kali muncul di awal abad ke 20 untuk menggambarkan cara pemahaman baru tentang hubungan antar kebudayaan. Ia adalah sebuah gerakan sosial yang tumbuh karena meningkatnya interkonektifitas antar manusia di seluruh permukaan bumi dan semakin memudarnya batas- batas negara. Perkembangan telekomunikasi, khususnya internet, migrasi penduduk dan terutama globalisasi menjadi pendorong perkembangan transnasionalisme ini. Menurut Thomas L. Friedman, globalisasi yang menjadi pendorong utama gerakan transnasionalisme adalah sebuah sistem dunia abad 21 yang menitikberatkan kepada integrasi dunia yang tidak mengenal sekat sama sekali. Selain penerapan konsep pasar bebas, runtuhnya tembok Berlin dan munculnya internet merupakan tonggak penting bagi babak baru yang dinamakan globalisasi. Menurut Friedman, globalisasi memiliki tiga landasan keseimbangan: (1) keseimbangan tradisional yang menandai hubungan antar bangsa (nation state); (2) keseimbangan antara suatu bangsa/negara dengan pasar ekonomi dunia (global market); dan (3) keseimbangan antara individu dan negara (individual and the nation state). Apabila landasan pertama menitikberatkan kepada peran negara, landasan kedua lebih menonjolkan peran pasar di dalam menentukan kejadian-kejadian yang ada di dunia. Super power dan supermarket mendominasi kedua landasan ini. Sementara itu, keseimbangan ketiga muncul ketika batas negara telah runtuh dan dunia telah dihubungkan satu dengan lainnya dengan sebuah jaringan yang sangat luas. Hal ini memungkinkan bagi perorangan/individu untuk tampil di panggung dunia tanpa perantara negara dan mampu mempengaruhi pasar maupun keberadaan sebuah negara. Pada tingkatan inilah muncul apa yang dinamakan dengan super-empowered individuals yang mana individu-individu ini dapat berbuat apa saja di panggung dunia, baik ataupun buruk, yang dapat merepotkan dunia. Dengan memanfaatkan kemudahan-kemudahan akses telekomukasi, transportasi dan teknologi, super-empowered individuals mampu menjalankan aksi-aksinya dengan mudah dan efek yang ditimbulkan akan dapat diketahui dan dirasakan oleh seluruh penduduk dunia dalam waktu yang sangat singkat. Globalisasi telah membuka kesempatan bagi individu-individu yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan transnasional dan fenomena ini tidak bisa lagi dihindarkan, termasuk oleh Indonesia. Bentuk-Bentuk Kejahatan Transnasional Kejahatan transnasional adalah kejahatan yang tidak hanya sifatnya lintas batas Negara, tetapi termasuk juga kejahatan yang dilakukan di suatu Negara, tetapi berakibat fatal bagi Negara lain. Contoh kejahatan transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional. Saat ini, beberapa Negara mengkategorikan kejahatan telematika sebagai kejahatan transnasional, karena tindakannya bisa dilakukan di Negara B, oleh warga Negara A, tetapi korbannya ada di Negara C. Tahun 2001, nama Osamah bin Laden mengisi halaman muka setiap surat kabar di seluruh penjuru dunia. Tuduhan sebagai dalang penghancuran World Trade Center di New York pada tanggal 11 September 2001 mencuatkan namanya sebagai teroris nomor satu. Akhir bulan Maret 2008, Geert Wilders, seorang anggota parlemen negeri Belanda, menuai kecaman dari umat Islam di dunia karena ulahnya mempublikasikan film dokumenter berisi penghinaan terhadap Islam melalui internet. Pada saat yang sama, tiga orang warga negara Malaysia ditangkap petugas bea dan cukai Bandara Soekarno-Hatta karena berusaha menyelundupkan obat psikotropika jenis sabu sebanyak 9,3 kg ke Indonesia. Kejadian-kejadian tersebut merupakan dampak dari globalisasi dan kemudahan pergerakan manusia antar negara atau biasa dikenal dengan istilah pergerakan transnasional. Mengatasi Kejahatan Transnasional Sisi positif dari globalisasi adalah bahwa ia mendorong tumbuhnya masyarakat sipil yang menyadari perannya dalam proses demokratisasi, seperti yang saat ini terjadi di Indonesia. Keterbukaan yang manjadi

  2. ciri globalisasi juga telah membuka peluang untuk mempermudah transfer teknologi sehingga bisa membantu percepatan proses pembangunan dan penyiapan sistem keamanan nasional di suatu negara untuk menghadapi kejahatan transnasional. Sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, ancaman kejahatan transnasional bukanlah omong kosong belaka bagi Indonesia. Selain penyelundupan obat-obat terlarang dari luar ke dalam, terorisme, pembalakan liar dan tranportasi manusia (human trafficking) merupakan ancaman yang sangat nyata bagi Indonesia. Kerjasama internasional sangat diperlukan untuk menghentikan ancaman kejatahan ini. Oleh karena itu pengadopsian Konvensi PBB melawan Kejahatan Transnasional yang Terorganisasi (United Nations Convention against Transnational Organized Crime) sangat penting bagi penyiapan sistem keamanan nasional yang komprehensif di Indonesia. Melalui konvensi ini, akan bisa dibentuk sebuah sistem keamanan nasional yang melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, dalam maupun luar negeri, sehingga memungkinkan untuk saling membantu dan bertukar strategi dalam mengahadapi kejahatan transnasional. Sehingga peluang untuk membendung dan memerangi kejahatan transnasional akan semakin besar. Selain itu, pemerintah Indonesia juga harus lebih jeli dan sensitif untuk mencari akar dari tindakan kriminal ini. Menurut saya, kejahatan-kejahatan transnasional yang selama ini terjadi – terorisme, pembalakan liar, penyelundupan obat terlarang ataupun human trafficking – adalah akibat dari kesenjangan ekonomi-sosial yang ada di dalam masyarakat. Saya percaya apabila pemerintah mampu menyediakan fasilitas-fasilitas yang bisa digunakan untuk mengkaryakan rakyatnya dan menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi angkatan kerja yang sekarang ini banyak menganggur kejahatan transnasional seperti tersebut diatas akan dengan sendirinya bisa diminimalkan. Pengulangan Kisah Khawarij dalam Ideologi Islam Transnasional Pengulangan Kisah Khawarij dalam Ideologi Islam Transnasional adalah hasil wawancara kepada KH. Husein Muhammad, pengasuh pondok pesantren Dar at Tauhid, Cirebon mengenai ideologi Islam transnasional yang beberapa tahun yang lalu sempat menjadi ideologi yang sempat dikhawatirkan oleh beberapa kalangan. Ajaran dan penyebarannya begitu cepat di Indonesia. Berikut adalah hasil wawancaranya yang dimuat dalam Jurnal Justisia 32. I d e o l o g i I s l a m T r a n s n a s i o n a l s e mp a t d i k h a wa t i r k a n b e b e r a p a k a l a n g a n . B a g a i ma n a t a n g g a p a n K H . H u s e i n Mu h a mma d ? I d e o l o g i I s l a m t r a n s n a s i o n a l tentu maknanya sebuah ideologi yang ingin disebarkan di seluruh dunia dengan suatu konsep tertentu. Dan saya melihat bahwa apa yang disebut ideologi Islam transnasional itu lalu adalah ideologi Islam khilafah, yaitu Islam yang biasanya disebut Islam radikal. S u mb e r i d e o l o g i I s l a m t r a n s n a s i o n a l d a r i ma n a ? Saya melihat bahwa ini sebuah pengulangan belaka dari sebuah ideologi besar yang pernah lahir di tengah- tengah umat Islam, yaitu Khawarij. K e n a p a b i s a b e g i t u ? Iya. Khawarij itu kan penolakan terhadap semua ideologi. Slogannya adalah “Hakimiyatullah”. “La Hukma Illa Lillah”. “Inil hukmu illa lillah”. Semua yang tidak menggunakan hukum Tuhan itu salah. Ini kan Islam politik, namanya. Sebab, pada waktu itu sudah dimunculkan oleh Saydina Ali. Ia sendiri justru mengomentari pernyataan Khawarij dengan, “Kalimatu haqqin uriidu biha al bathil”. Kalimat itu benar, kita kembali kepada Allah, Allah sebagai sumber utama. Tetapi motifasi, penerapan, dan penafsirannya yang keliru demi kepentingan sendiri.

  3. Setelah itu, Sayidina Ali juga memberi komentar lain. Bil amsi haarabnaahum ‘alaa tanziilihi wal yaum nuhaaribuhum alaa ta’wiilihi. Orang-orang ini dulu menolak Al Qur’an sekarang mereka mempermainkannya dengan takwil. Dari itu kemudian takwil menjadi sesuatu yang buruk, sebetulnya tidak. J a d i i n i a wa l mu l a t a k wi l d i ma k n a i n e g a t i f ? Sebetulnya tidak harus seperti itu. Kalau kita menerjemahkannya dalam bentuk yang lain. Itu OK. Tapi mereka menolak. Sekarang memang harus dita’wil. Tetapi penakwilan itu di takwikan untuk kepentingan politik itu. Karena sebetulnya takwil itu disebutkan banyak sekali misalkan allahumma faqihhu fid-din wa allimhu takwil. Ini doa Nabi. Tapi kalau saya melihat ada perkembangan lain lagi yang mungkin bisa dijadikan rujukan bagi Idelogi Transnasional. Yakni, munculnya Imam Ahmad bin Hambal. Beliau menyusun teori maupun pandangannya dalam konteks politik yang sudah mengabaikan teks. Itu terjadi pada masa kekhalifahan Abbasiyah abad ke 3-4 H. Jadi, jadi ada selogan. Terjadi perdebatan. Karena ulama yang tidak menggunakan akal dibasmi, tragedi mihnah inkuisisi. Itu lagi- lagi kepentingan politik. Jadi, kalau dari perspektif kebebasannya, Mu’tazilah telah mengingkari dirinya sendiri. Mu’tazilah menganjurkan kebebasan berpikir tapi justru ia membunuh kebebasan itu. Konsep yang mereka tawarkan sebenarnya itu tidak terlepas dari faktor politis. Ketakutan-ketakutan itu ada karena ketidakberdayaan menghadapi laju modernitas. Seperti yang tadi malam saya contohkan dalam kisah Ashabul Kahfi. Sudah tidur lama tiba-tiba ia bangun. Dan ia menganggap bahwa uang yang mereka bawa dari jaman dahulu itu masih laku. Ia memaksakan kehendak. Marah-marah. K e k h a wa t i r a n d a n k e t a k u t a n b e b e r a p a k a l a n g a n , b a g a i ma n a k o me n t a r K H . H u s e i n Mu h a mma d ? Kekhawatiran bisa dilihat dari banyak perspektif: positif maupun negatif. Dari sisi positif IIT adalah perlawanan terhadap ideologi kapitalisme liberal yang menindas. Tetapi ada lagi yang negatif, mereka berangkat dari agama kemudian ada yang menganalisis ini didalangi oleh Kapitalisme sendiri. Karena ada hubungan yang sangat kuat dan saling menguntungkan. Ini yang terjadi di Saudi Arabia. T a p i H T d i Y o r d a n i a ? Iya. Sebetulnya kalau kita melihat akar munculnya itu banyak, dari Gerakan Jami’iyah Islamiyah, Ikhwanul Muslimin, banyak. Tetapi kemudian bertemu dalam isu penekanan terhadap Islam. Dulunya Hasan Al-Bana itu baik. Tetapi ketika sudah kuat lalu membentuk kekuatan politik untuk melawan semuanya. Jadi ada dua sisi. Isa gerakan Khiafah atau Kemal kepada hukum Allah. Semuanya bersatu untuk melawan. Saya curiga semua itu berasal dari Arab. Padahal, sebetulnya kejahatan Saudi banyak sekali. Amerika tahu betul, tapi dilindungi terus. S e p e r t i p e r e mp u a n t i d a k b o l e h me n y e t i r mo b i l Iya. Wanita yang ada di tempat umum mau jatuh tidak boleh ditolong, mau mati saja tidak boleh dibantu. Ada juga yang lebih ekstrim tempat yang baru diduduki perempuan ketika masih hangat, haram diduduki. Ini yang membahayakan bagi kita yang tidak mentoleransi perkembangan budaya, pluraitas, Kalau bagi NU, yang diwakili Pak Hasim khawatir ini wajar seklai. Karena nanti, tradisi NU akan hilang. Tidak hanya hilang, karena terjadi pembasmian dengan kekerasan. Nanti slogan-slogannya adalah kafir, musyrik dan sebagainya.

  4. Bagaimana masyarakatnya merespon? Masyarakatnya pun bermacam-macam. Masyarakat kita sedang susah. Saya tidak suka keharusan memakai jilbab —suatu ketika —sebagai sebuah identitas perlawanan, bukan sebagai agama. Seperti ungkapan Allahu Akbar! Yang justru digunakan untuk menakut-nakuti lawan. Tapi jangan kepada kita. Tuhan itu yang paling kuat yang paling universal jangan digunakan sebagai alat legitimasi. (Emnaz, Fian, Rovi/Justisia 32)

More Related