1 / 37

Presented by Romi Prasojo

Presented by Romi Prasojo. 8. 7. 6. 5. 4. 3. PICTURE START.

Télécharger la présentation

Presented by Romi Prasojo

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Presented by Romi Prasojo

  2. 8

  3. 7

  4. 6

  5. 5

  6. 4

  7. 3

  8. PICTURE START

  9. PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KOTORAN AYAM YANG DIFERMENTASI OLEH EM (Effective Microorganism)4 TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASIDunaliella salinaOleh :ROMI PRASOJOSURABAYA – JAWA TIMURDosen Pembimbing:Dr. Ir. Endang Dewi Masithah M.P. Rr. Juni Triastuti S.Pi., M.Si.

  10. Latar Belakang 1. Peranan Dunaliella salina Pakan alami Zooplankton Larva Teripang kosmetik dan suplemen Artemia, Branchionus plicatilis

  11. Latar Belakang 2. Kandungan Nutrisi Dunaliella salina : • Protein (57%), karbohidrat (32%), lemak (6%). • β–karoten, α-karoten, gliserol dan zat anti oksidan Peningkatan populasi Dunaliella salina Unsur makro Unsur mikro Pupuk Kultur Dunaliella salina

  12. Latar Belakang 3. Kotoran Ayam Mikroba/parasit bahan makanan yg tidak tercerna N, P, Mn, Fe, B Nutrien yg sangat penting utk Pertumbuhan Dunaliella salina • Hasil Penelitian Pramudya (2009) bahwa dosis optimal kotoran ayam digunakan sebagai pupuk kultur Dunaliella salina adalah 10 ppm

  13. Latar Belakang 4. Metode Pengeringan Kotoran Ayam Metode pengeringan yg digunakan oleh Pramudya (2009) pengeringan dengan oven Tetapi menurut Menurut Shannpn dan Brown (1969) dalam Indrawan (2003) bahwa dengan pengeringan menggunakan oven dengan suhu 60 – 120oCkehilangan energi dan nitrogen LEBIH BESAR dibanding dengan pengeringan sinar matahari.

  14. Latar Belakang 5. Effective Microorganism 4 • Bakteri fotosintesis (Rhodopseudomonas sp.) • Bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.), • Bakteri golongan Actinomycetes yaitu Streptomyces sp. • Jamur fermentasi (Aspergillus sp.) • Ragi (Sacharomyces sp.)

  15. Perumusan Masalah • Apakah penggunaan pupuk kotoran ayam yang difermentasi oleh EM4 dapat meningkatkan pertumbuhan populasi Dunaliella salina? • Berapa dosis larutan EM4 dan jangka waktu fermentasi kotoran ayam yang optimal dalam meningkatkan pertumbuhan populasi Dunaliella salina? • Apakah terdapat interaksi antara dosis larutan EM4 dan jangka waktu fermentasi kotoran ayam dalam meningkatkan pertumbuhan Dunaliella salina?

  16. Tujuan • Untuk mengetahui pengaruh pemberian fermentasi kotoran ayam sebagai pupuk terhadap pertumbuhan populasi Dunaliella salina. • Untuk mengetahui dosis dan jangka waktu fermentasi kotoran ayam yang optimal dalam meningkatkan pertumbuhan populasi Dunaliella salina. • Untuk mengetahui interaksi antara dosis larutan EM4 dan jangka waktu fermentasi kotoran ayam dalam meningkatkan pertumbuhan Dunaliella salina.

  17. Manfaat • Penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh penggunaan fermentasi kotoran ayam oleh EM4 sebagai pupuk untuk pertumbuhan populasi Dunaliella salina kepada masyarakat perikanan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, memberi informasi tentang dosis EM4 dan jangka waktu fermentasi kotoran ayam yang dapat menghasilkan pertumbuhan populasi Dunaliella salina tertinggi sehingga dapat diaplikasikan oleh para pembudidaya untuk memenuhi ketersediaan pakan alami.

  18. Konseptual Penelitian Kotoran ayam sebagai pupuk Dunaliella salina Pengeringan dengan sinar matahari Pengeringan dengan sinar matahari Pengeringan dengan oven Fermentasi dengan EM4 • + Kehilangan energi • dan nitrogen • hanya sedikit (1,3%) • Jumlah mikroorganisme • masih banyak. • + Waktu pengeringan lebih cepat • + Berkurangnya jumlah • mikroorganisme yang • merugikan • Kehilangan energi dan • nitrogen cukup • banyak (2,8 – 5,5%) • Meningkatkan kadar nitrogen • yang tersedia. • Menekan jumlah mikroorganisme. • Menghilangkan bau. • Menurunkan serat kasar. Kultur Dunaliella salina akan tercemari mikroorganisme yang merugikan. Nitrogen yang tersedia di pupuk berkurang. • Peningkatan jumlah populasi • Dunaliella salina lebih besar • daripada pengeringan dengan • oven • Pencemaran oleh mikroorganisme • berkurang Mengatasi

  19. Hipotesis • H1 :Penggunaan pupuk kotoran ayam yang difermentasi EM4 dapat meningkatkanpertumbuhan Dunaliella salina. • H1 : Dosis fermentasi kotoran ayam dan jangka waktu fermentasi yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan Dunaliella salina. • H1 : Terdapat korelasi antara dosis larutan EM4 dan jangka waktu fermentasi kotoran ayam terhadap pertumbuhan populasi Dunaliella salina.

  20. METODOLOGI PENELITIAN • Waktu & Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada TgL 18 Januari sampai dengan 18Februari 2010 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Program Studi Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.

  21. METODOLOGI PENELITIAN • Alat & Bahan Penelitian • Alat yang digunakan dalam penelitian : Toples kaca, aerator, selangaerator, gelas ukur, pipet tetes, mikroskop, handcounter, Autoclave, haemocytometer, refraktometer, pH paper, pipet volume, kapas, kasa, tisu, corong air, erlenmeyer, timbangan analitik, thermometer, lampu 36 watt dengan panjang 1 meter, aluminium foil, Lux meter, mikropipet 5 µml dan kertas saring. • Bahan penelitian yang digunakan : Dunaliella salina, kotoran ayam, pupuk komersial, larutan EM4, air laut dan air tawar, aquadest, klorin dan Na Thiosulfat

  22. METODOLOGI PENELITIAN • Rancangan Penelitian • Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, sebab dalam penelitian ini memakai 2 faktor perlakuan yaitu dosis larutan EM4 dan jangka waktu fermentasi kotoran ayam. • Penentuan perlakuan dosis larutan EM4 dan jangka waktu fermentasi kotoran ayam berdasarkan dari hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada awal bulan November 2009.

  23. DESAIN PENELITIAN A4B13 A1B1 1 A3B2 2 A4B2 1 A2B2 3 A4B23 A3B1 2 A2B1 3 A3B2 1 A2B2 2 A2B1 1 A0B1 1 A1B2 2 A1B2 3 A2B1 2 A2B21 A0B1 2 A4B1 2 A4B1 1 A1B1 3 A0B21 A4B2 2 A3B1 3 A3B1 1 A1B1 2 A0B2 3 A3B2 3 A1B2 1 A0B2 2 A0B1 3 Keterangan Gambar 4. A = Dosis EM4, B = Lama fermentasi A1 = 0.005 ml B1 = 5 hari A2 = 0.01 ml B1 = 5 hari B2 = 7 hari B2 = 7 hari A3 = 0.015 ml B1 = 5 hari A0B1 & A0B2 = Kontrol Negatif B2 = 7 hari A4B1 & A4B2 = Kontrol Positif

  24. Persiapan alat dan bahan Persiapan Media Kultur Penambahan Pupuk KA tanpa fermentasi (KA) + A1B1 (KA) + A1B2 (KA) + A2B1 (KA) + A2B2 (KA) + A3B1 (KA) + A3B2 Walne (KA) + A4B2 Walne Penebaran bibit Dunaliella salina Pengamatan populasi dan parameter kualitas air Analisis Data • Keterangan : • KA = Kotoran Ayam • A = Dosis EM4 • B = Jangka Waktu • fermentasi

  25. Parameter Pengamatan • Parameter Utama Parameter utama dalam penelitian adalah kepadatan populasi Dunaliella salina. Kepadatan populasi dihitung dengan menggunakan haemocytometer. • Parameter Pendukung Parameter pendukung dalam penelitian adalah suhu, pH, salinitas. Penghitungan terhadap suhu, pH, salinitas dilakukan setiap hari. Parameter pendukung digunakan untuk melengkapi data dari parameter utama.

  26. Analisis Data • Data penelitian yang diperoleh terlebih dahulu ditransformasi dengan Log Y kemudian dianalisis secara statistikmenggunakan ANAVA dengan bantuan SPSS. • Data yang dihasilkan bila terdapat perbedaan dapat dilakukan uji lanjutan. Uji lanjutan yang dapat digunakan adalah Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test).

  27. Grafik PertumbuhanDunaliella salina

  28. Tabel 1. Rata–rata pertumbuhan populasi Dunaliella salina (sel/ml)

  29. Tabel 2. ANAVA Pertumbuhan Populasi Dunaliella salina. Keterangan : (*) menandakan bahwa F hitung lebih besar daripada F tabel dan terdapat perbedaan yang nyata

  30. Tabel 3. Dosis EM4 terbaik berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata.

  31. Tabel 4. Interaksi antara dosis EM4 dan jangka waktu fermentasi yang menghasilkan populasi Dunaliella salina tertinggi berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata.

  32. Tabel 5. Nilai Kandungan N dan P Kotoran Ayam Sebelum dan Sesudah Fermentasi

  33. Kualitas Air Kualitas air yang diukur adalah pH, salinitas dan suhu air. pH selama penelitian berkisarantara 8 – 9, salinitasberkisarantara 32 – 48,6 ppt dan suhu airberkisar antara 28 – 30° C.

  34. Simpulan • Berdasarkan hasil penelitian dapat • disimpukan : • Pemberian EM4 dapat meningkatkan pertumbuhan populasi Dunaliella salina. • Pemberian perlakuan • dosis 0,01 mL EM4 • dengan jangka waktu fermentasi selama 5 hari merupakan dosis yang optimal untuk pertumbuhan populasi Dunaliella salina. • Interaksi yang nyata antara dosis EM4 dan jangka waktu fermentasi dalam meningkatkan pertumbuhan populasi Dunaliella salina hanya terjadi pada hari ke lima dan ke tujuh. • Saran • Dari hasil penelitian disarankan : • Pemberian perlakuan fermentasi kotoran ayam dengan dosis 0,01 mL EM4 difermentasi selama 5 hari dapat meningkatkan pertumbuhan populasi Dunaliella salina dan mampu menjadi pengganti dari pupuk komersial Walne. • Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan EM4 pada pertumbuhan populasi Dunaliella salina dengan kisaran waktu fermentasi yang lebih lama (8 dan 14 hari).

More Related