1 / 46

AFP CASE DEFINITION (Definisi kasus AFP)

AFP CASE DEFINITION (Definisi kasus AFP). Disampaikan pada saat: Pertemuan petugas Puskesmas. PROPORSI SUMBER PENEMUAN KASUS AFP DI JAWA TENGAH 1997-2012. Definisi AFP :. Semua anak <15 th dg kelumpuhan ( P aralysis/paresis)

viveka
Télécharger la présentation

AFP CASE DEFINITION (Definisi kasus AFP)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. AFP CASE DEFINITION(Definisi kasus AFP) Disampaikan pada saat: Pertemuan petugas Puskesmas

  2. PROPORSI SUMBER PENEMUAN KASUS AFP DI JAWA TENGAH 1997-2012

  3. Definisi AFP: Semua anak <15 th dg kelumpuhan(Paralysis/paresis) yg sifatnya layuh (Flaccid) terjadi secara mendadak (Acut), bukan disebabkan oleh ruda paksa

  4. Kenapa Surveilans AFP Usia < 15 Th • Data surveilans , insiden polio tertinggi usia <3 th (50 - 75 %) • Namun masih dapat terjadi sampai usia dewasa • Risiko Polio tertinggi pada anak, secara operasional dilaksanakan sampai usia <15 tahun • Dilaksanakan sampai usia dewasa ? Tidak efesien • Bagaimana menjaring usia dewasa ? Surveilans suspect polio.

  5. Penting : • Acut : Perkembangan kelumpuhan yg berlangsung cepat, 1-14 hr sejak terjadinya gejala awal • Flaccid: Kelumpuhan sifatnya lunglai, lemas, layuh, bukan kaku & terjadi penurunan tonus otot • Ragu ttg sifat lumpuh: acut/flaccid  AFP Ruda paksa/kecelakaan !!!

  6. Acute Flaccid Paralysis Sehat Lemas, layuh 5 4 3 2 1 0 Paresis Kekuatan Otot Plegi/Paralysis 14 hr 14 hr Akut Wkt ambil spesimen adekuat 2 Bln • Tanpa gejala awal • Nyeri • Kesemutan, kebas • Dll Spesimen MASIH dapat diambil sampai 2 bulan kelumpuhan

  7. DERAJAT KELUMPUHAN • Hanya dapat menggerakkan jari sedikit • Tidak dapat mengangkat kaki dari tempat tidur, hanya menggeser saja • Masih dapat mengangkat tungkai • Kekuatan otot berkurang • Tidak ada kelumpuhan. !

  8. Petunjuk ke arah AFP Paralysis: Terjadi tiba2 Kelemahan Tungkai lemas Acute Flaccid Paralysis Tdk bisa gerakkan kaki, tangan Tdk bisa bangun Tdk bisa jalan

  9. Penyakit dengan AFP Transverse myelitis AFP caused by other enteroviruses (including Coxsackie's virus, echovirus, etc.) Traumaticneuritis Acute Flaccid Paralysis Guillain-Barré syndrome Poliovirus other (toxins, metabolic, snake bite, drug-induced,etc.)

  10. PENTING !!! AFP:Bukan NAMA penyakit (Bukan Diagnosa suatu penyakit) Tapi: Sekumpulan gejala ACUTE+FLACCID+PARALYSIS Dari: - Gejala Penyakit Utama (GBS,Myelitis Transversa,Poliomielitis) - Gejala Penyakit Penyerta/Coincidence - Gejala/tanda komplikasi suatu penyakit pada fase flaccid - Gejala dari suatu akibat pengobatan

  11. Jawaban 3 x Yes Ke

  12. DefinisiKasus polio pasti: • Kasus AFP yg pd hsl pemeriksaan tinja di lab ditemukan VPL (virus polio liar) atau cVDVP (Circ Vaccin Derived Polio Virus) • Hot case dg salah satu spesimen kontak positif VPL

  13. DefinisiKasus Polio Kompatibel: Kasus AFP yg tak cukup bukti secara lab/virologis unt diklasifikasikan sbg kasus non Polio; karena: Spec tak adekuat & Sebelum Kunj Ulang: Kasus meninggal/hilang Kunj Ulang : Kelumpuhan (+) POLIO KOMPATIBEL hanya bisa ditetapkan oleh KELOMPOK KERJA AHLI Surveilans AFP Nasional

  14. Monthly AFP Cases by Onset of Paralysis, Indonesia 2000-2005 Mengapa Non Polio AFP rate menjadi 2 ?? Non Polio AFP Rate = 1 adalah minimum kelumpuhan yang ditemukan pada 100.000 anak dibawah 15 th setiap tahunnya Non Polio AFP Rate = 2 artinya minimum target operational penemuan kasus AFP dibawah umur 15 th. Data as of 17 November 2005

  15. Apa definisi: Kasus AFP Kasus Polio Pasti Kasus Polio Kompatibel • Jelaskan apa yg dimaksud dengan Acut, Flaccid paralysis, bukan karena ruda paksa dlm kasus AFP • Polio kompatibel menunjukan sistem Surveilans AFP lemah, Jelaskan?

  16. PENEMUANKASUS(HBS-CBS)

  17. Pendahuluan • Kasus AFP dapat ditemukan melalui 2 pendekatan: • S.Aktif RS (HBS) • S.AFP di masyarakat (CBS) • HBS-CBS dikategorikan dlm strategi penemuan kasus • Penemuan kasus HARUS sedini mungkin • Menjadi Indikator utama dalam performance Surveilans AFP • Minimal non AFP rate 2 / 100.000 anak < 15 th.

  18. Surveilans Aktif RS (SARS) • Salah satu prioritas kegiatan penemuan di RS dg asumsi kasus kelumpuhan akan dibawa berobat ke RS. • Merupakan Hospital Based Surveillance (HBS)  system yg mengamati populasi anak <15 th yg dirawat dan berobat ke RS krn mengalami kelumpuhan yg sifatnya flaccid & acut. (tak boleh lolos)

  19. SARS (lanjutan) • Lokasi Pengamatan • Semua RS yg merawat anak <15 th, baik RS swasta, Pemerintah, ABRI • Lokasi Penemuan kasus di RS • Bangsal Anak dan Syaraf • Poliklinik Anak dan Syaraf • Unit Fisiotherapi • Unit Rehab Medik • Unit Gawat darurat • Bangsal/Poliklinik Peny.Dalam (jika umur <15 th ada disana)

  20. SARS (lanjutan) • Frekuensi : • - Untuk petugas RS setiap hari • - Untuk petugas Dinas Kesehatan • setiap minggu • Pelaksana : - Petugas Kabupaten • - Contact person RS •  jk terdapat keterbatasan tenaga dan lokasi

  21. Persiapan Pelaksanaan • Identifikasi RS yg potensial menemukan kasus AFP • Lakukan pendekatan & penjelasan ttg: Prog.Erapo, peranan RS dlm Erapo, bantuan serta kerjasama yg diharapkan dari RS • Bersama dg pihak RS mengidentifikasi unit perawatan di RS bersangkutan yg merawat/mengobati AFP • Bersama RS menentukan Contact person dan Koordinator contact person, kesepakatan ttg cara & prosedur pengumpulan data mulai dari unit yg dilibatkan, siapa orang yg bertangjwb, adanya koordinator, alur laporannya. Kesepakatan diagnosa yg diamati, dll  sebaiknya dituangkan

  22. Persiapan Pelaksanaan (lanjutan) • Mengidentifikasi sumber data pada unit2 tsb • Menyediakan bahan2 informasi (buku pedoman, poster, buletin, dll) • Membuat daftar nomor telp penting yg dapat dihubungi (dokter, contact person dll) • Melakukan pelatihan/on the job training • Melakukan sosialisasi surveilans AFP di RS (manfaatkan pertemuan yg ada di RS)

  23. Pelaksanaan Surveilans Aktif Oleh Petugas Surveilans Kabupaten • Setiap minggu mengunjungi RS (tidak menunggu) yg potensial menemukan ks AFP (PD3I; campak & TN) dan mengunjungi semua bagian yg merawat anak usia <15 th • Berdiskusi dg perawat/surv RS/kontak person maupun DSA/DSS menanyakan apk ada ks AFP (campak & TN) yg datang berobat. • Melakukan pemeriksaan register (bersama contact person/koordinator) unt memastikan bhw tak ada kasus yg lolos pd mg tsb  beri paraf reg yg telah di cek

  24. Pelaksanaan Surveilans Aktif Oleh Petugas Surv. Kab (Lanjutan) • Mencatat data kasus kedalam form ulir FP-PD, apabila tak ada kasus AFP (Campak Difteri & TN) maka ditulis “nihil” atau “O” • Berdiskusi dg DSA/DSS atau dokter penanggung jawab ruangan dan contact person ttg hsl penemuan saat itu. • Membuat absensi pelaksanaan surveilans aktif RS dlm bentuk kelengkapan dan ketepatan laporan • Setiap bulan mengkompilasi data kasus AFP, Campak dan TN yg ditemukan di RS dlam format laporan integrasi.

  25. Pelaksanaan Surveilans Aktif Oleh Perawat/Kontak Person RS • Dilakukan setiap hari • Memantau kasus AFP (termasuk Campak Difteri dan TN) yang datang berobat di ruangan mereka masing –masing • Konsultasikan kepada DSA/DSS atau dokter penanggung jawab ruangan ttg ada tidaknya kasus AFP (Campak, Difteri & TN) pd hari tsb • Apabila ada kasus AFP(Campak Difteri dan TN), segera dalam waktu 1 x 24 jam melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten melalui telepon (melalui med rek sbg kontak person atau perawat ruangan langsung ke Dinas Kesehatan)

  26. Surveilans AFP di masyarakat (SAM) • Merupakan Community Based Surveilance (CBS)  System mengamati populasi anak2 usia <15 th di masyarakat yg menderita AFP (Campak & TN). • Penemuan kasus AFP (Campak & TN) yang melibatkan peran serta masyarakat yang dikoordinir oleh PUSKESMAS • Semua kasus AFP yang berada didalam wilayah kerja puskesmas menjadi tanggung jawab puskesmas (menemukan - pelacakan)

  27. SAM (Lanjutan)PERAN DINAS KESEHATAN DALAM SAM • Menjelaskan strategi CBS dan peran puskesmas dlm Surv.AFP • Mengkoordinasikan pelaksanaan surv.AFP dg pusk di wil.nya • Menyiapkan bahan2 unt penyebarluasan informasi ttg surv.AFP • Melatih puskesmas ttg pelaksanaan surv.AFP di puskesmas termasuk mengidentifikasi kasus AFP

  28. SAM (Lanjutan)PERAN PUSKESMAS DALAM SAM • Mengkoordinasikan kerja sama dg unit potensi menemukan kasus AFP, Campak & TN: posyandu, kader PKK, klinik swasta, pesantren, sekolah, pengobatan tradisional, dll • Menemukan kasus & menyebarluaskan informasi ttg: Pengertian AFP, Surveilans AFP & Peran serta masy dlm AFP • Melacak setiap laporan/kelumpuhan unt memastikan • Melaporkan setiap kasus AFP, Campak, TN dlm wkt 24 jam setelah ditemukan ke DinKes Kab/kota • Membantu Tim pelacak yg melakukan pelacakan di lap • Mengamankan tinja sebelum dikirim ke Kab/prop • Setiap mg melaporkan laporan dg PWS-KLB (W2)

  29. TUGAS / PERAN “SO” DALAM SARS & SAM

  30. Tugas SO dalam SARS • Membantu kab. dalam advokasi dan sosialisasi ke RS (Direktur,DSA,DSS,Dokter) • Melatih Kabupaten dan kontak person RS utk pelaksa naan SARS • Fasilitasi kab. Dlm menetapkan sistim SARS secara specifik di msg2 RS (kontak person?/ koordinator?) • Membantu RS & Kab. menyelesaikan permasalahan SARS (cth: cross notification) • Melakukan evaluasi pelaksanaan SARS, melalui ev.FPPD, zero report • MelakukanHRR secara rutin atau setiap melakukan kunjungan ass teknis ke kabupaten • Memanfaatkan pertemuan2 intern RS (Komite Medik, petemuan rutin kepala bangsal, dll) untuk sosialisasi AFP • Mempunyai tanggung jawab langsung dlm pelaksanaan SARS di minimal satu RS propinsi

  31. Peran SO dalam SAM • Bersama tim AFP kabupaten melakukan evaluasi kegiatan S-AFP di tk. Puskesmas • Memberikan bimbingan teknis kepada petugas puskesmas tentang : • Sosialisasi (cara, pesan, sasaran) • Pelacakan kasus & pengambilan/pengamanan spesimen • Penyediaan pesan sederhana utk bahan sosmob. • Memanfaatkan pertemuan2 rutin yg ada di Kab/Kota

  32. SKEMA PENEMUAN KASUS Surveilans AFP di Masyarakat Surveilans Aktif di RS

  33. HOSPITAL RECORD REVIEW (HRR)

  34. PENDAHULUAN (HRR) • Tujuan: untuk mengevaluasi kegiatan S.AFP di RS atau mengukur berapa sensitifnya HBS • Cara: melakukan review catatan medik/register di seluruh unit RS yg menerima anak <15 th. (a.l bangsal anak, syaraf, poli anak & syaraf, peny dalam, URM & UGD). • Cari kasus yang didiagnosa sebagai • Guilain Barre Syndroma • Myelitis Transversa • Dll. terlampir di Petunjuk Teknis Surv AFP (lampiran 13 dan 14)

  35. LANGKAH MELAKUKAN HRR • Lihat buku Register di Med Rek begitu juga yg ada disetiap bangsal atau poli secara teliti  cek semua umur <15 th dengan diagnosa yg digolongkan pada AFP atau diagnosa yg mungkin bisa dikatagorikan AFP • Cari status penderita • Konsultasikan dengan DSA/DSS RS untuk memastikan AFP atau bukan • Catat dalam formulir hasil HRR

  36. terima kasih

  37. HBS & CBS

  38. Sebutkan indikator penemuan kasus AFP? • Apa strategi untuk penemuan kasus? • Bagaimana pelaksanaan surveilans aktif RS? • Apa yg saudara akan lakukan unt mening katkan surveilans AFP di masyarakat? • Blangko2 apa saja yang digunakan dalam surveilans aktif RS dan surveilans AFP di masyarakat?

More Related