E N D
kato nan ampek • FRISCA RENZA CORNELLIYA
INDIKATORNYA: 03 01 02 PENGERTIAN KATO NAN AMPEK MACAM-MACAM KATO NAN AMPEK KATO SOPAN SANTU DALAM BERBICARA
PENGERTIAN KATO NAN AMPEK Kato Nan Ampek adalah aturan yang mengikat bagi putera/i Minangkabau dalam berkomunikasi dan mengungkapkan pemikirannya di kehidupannya sehari-hari. Semakin halus penghayatan seseorang terhadap Kata Yang Empat ini, semakin bernilailah keberadatan orang yang bersangkutan. Sebaliknya, bagi mereka yang tak menerapkan Kato Nan Ampek ini dalam berkomunikasi, semakin rendahlah keadabannya (disebut dengan celaan : Tidak tahu adat).
MACAM-MACAM KATO NAN AMPEK 1.Kato pusako (Kata pusaka) Kata pusako (kata pusaka) itu diwarisi, dengan pengertian segala ketentuan ketentuan yang telah dituangkan dalam bentuk petatah, petitih dan lain-lain. merupakan peninggalan dari nenek moyang orang Minangkabau masa dahulu. terutama dari tokoh-tokoh adatnya yaitu Dt Katumanggungan dan Dt. Perpatih Nan Sabatang. "Nan babarih nan bapahek. Nan baukua nan bajangko. Mamahek manuju barih Tantang bana lubang katambuak. Manabang manuju pangka. Malantieng manuju tangkai, Tantang bana buah karareh, Kok manggayuang sabana putlah. Malantieng sabana rareh. (Yang berbaris yang dipahat. Yang berukur yang berjangka Memahat menuju baris. Tepat benar lobang yang akan tembus. Menebang menuju pangkal. Melempar menuju tangkai. Tepat benar buah akan jatuh. Jika menggayung sebenar putus. Kalau melempar betul-betul Jatuh.)
"Dicari rundieng nansaiyo; Baiyo-lyo jo adiek. Batido-tido jo kakak, Dibulekkan ale ka pambuluah Dibulekkan kato jo mufakat Buruak dibuang jo etongan.” (“Dicari runding yang selya, Beriya-lya dengan adik. Bertidak-tidak dengan kakak Dibulatkan air ke pembuluh. Dibulatkan kata ke mufakat. Buruk dibuang dengan perhitungan.") 2.Kato Mupakek Kato mupakek (kata mufakat), merupakan hasil permu fakatan melalui musyawarah tentang memecahkan suatu masalah atau hasil permifakatan itu bisa juga menghasil kan ketentuan ketentuan yang bermamfaat bagi kehidupan bersama.
3.Kato Dahulu Batapeki Kato dahulu batapeki (Kata dahulu ditepati) mempuny al pengertian bahwa segala ketentuan yang telah disepakati baik keputusan dalam meinecahkan sesuatu masalah atau pun norma-norina yang telah disepakati untuk kepentingan hidup bersama tidak boleh menyimpang dari hasil kepu Katan tadi. Kalau terjadi penyimpangan berarti tidak ditepati apa yang telah diputuskan atau diikrarkan tersebut. Keten tuan adatnya mengatakan Pitaruah Indak diunyikan, pasan indal dituruti (Pitaruh tidak ditungguni pesan tidak dituruti).
4. Kato Kamudian Kato Bacari Kato kamudian kato bacari (kata kemudian kata dicari dapat ditafsirkan atas dua pengertian. Dalam pengertian positif dapat diartikan, bahwa adanya pemikiran baru yang le bih baik dari pada yang sudah disepakati sebelumnya. Dengan alasan pikiran indak sakali tumbuah, ingatan Indak sa kali tibo (fikiran tidak sekali tumbuh ingatan tidak sekali datang), dengan pengertian ada kesempatan untuk memper baiki, mengubah segala yang telah diputuskan sebelumnya asal saja ada kesepakatan bersama.
C. KATO SOPAN SANTUN DALAM BERBICARA 1.Mandaki Adalah bagaimana cara kita bertutur kata terhadap orang-orang yang lebih tua ataupun orang tua. Kepada yang lebih tua baiknya kita bertutur kata dengan sopan, lemah lembut, dan hormat. 2.Malereang Adalah bagaimana cara kita bertutur kata terhadap orang-orang yang dituakan secara adat ataupun disegani. Baiknya kita bertutur dengan santun dan hormat.
3.Mandata Adalah bagaimana cara kita bertutur kata dengan teman sebaya atau sejawat. Mungkin tidak seperti halnya bertutur kata kepada orang yang lebih tua tetapi, sebaiknya kita tetap harus saling menghargai, menjaga perasaan, dan tidak menyinggung. 4.Manurun Adalah bagaimana cara kita bertutur kata dengan seseorang yang lebih muda dari kita. Baiknya tidak semena-mena, tidak merasa paling tahu, dan tetap saling menghargai.