1 / 32

PATOFISIOLOGI SISTEM SARAF

PATOFISIOLOGI SISTEM SARAF. Numlil Khaira Rusdi, MSi, Apt. Memahami tentang; Fisiologi normal SSO dan SSP Kelainan dan penyakit pada SSO Kelainan dan penyakit pada SSP Alzheirmer’s Parkinson,s Hidrocephalus Myasthenia gravis. SISTEM SARAF. Sistem saraf terdiri dari;

alaula
Télécharger la présentation

PATOFISIOLOGI SISTEM SARAF

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PATOFISIOLOGI SISTEM SARAF Numlil Khaira Rusdi, MSi, Apt

  2. Memahami tentang; • Fisiologi normal SSO dan SSP • Kelainan dan penyakit pada SSO • Kelainan dan penyakit pada SSP • Alzheirmer’s • Parkinson,s • Hidrocephalus • Myasthenia gravis

  3. SISTEM SARAF Sistem saraf terdiri dari; 1. Sistem saraf pusat (SSP) • Otak • Medula spinalis 2. Sistem saraf tepi (SST) • Sistem saraf somatis • Sistem saraf otonom • Simpatis • parasimpatis

  4. Signaling (hubungan) kimiawi antar sel • Neurotransmiter ; zat yg digunakan dalam hubungan (kimiawi) antar sel • Mrp komunikasi antar sel saraf atau sel saraf dengan organ efektor • Contoh Neurotransmiter; Norepinefrin (NE), asetilkolin (Ach), dopamin, serotonin , GABA, epinefrin, • Asetilkolin mrp neutransmiter parasimpatis • NE neurotransmiter saraf simpatis • Pelepasan mediator lokal ; histamin, prostaglandin • Sekresi hormon oleh sel / kelenjar , misalnya insulin, estrogen, progesteron, oksitosin, tiroksin, kortikotropin

  5. 2 jenis reseptor Ach : • muskarinik (saluran pencernaan) • Nikotinik (ujung2 saraf ganglion otonom dan medulla adrenal Reseptor NE ; • Reseptor α (α1 dan α2) • Reseptor β (β1, β2, β3)

  6. Fungsi Sistem Saraf Mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Didukung oleh sel-sel saraf (NEURON) dan sel-sel penyokong (NEUROGLIA dan SEL SCHWANN). NEURON ; sel-sel sistem saraf khusus peka rangsang yg menerima masukan sensorik / masukan aferen dari ujung2 saraf perifer khusus atau dari organ reseptor sensorik dan menyalurkan masukan motorik atau masukan eferen ke otot2 dan kelenjar2 (organ2 efektor) NEUROGLIA ; penyokong, pelindung, dan sumber nutrisi bagi neuron2 otak dan medula spinalis

  7. Gangguan pada SISTEM MOTORIK Kelainan pada Sistem Motorik yaitu Sindrom UMN, LMN, dan Ekstrapiramidalis • UMN; (Upper Motor Neuron) • Dari korteks serebri ke batang otak dan medula spinalis • LMN ; (Lower Motor Neuron) • Dari batang otak dan medula spinalis ke otot

  8. Sindrom LMN, dengan gejala; lumpuh, atoni, atrofi, arefleksi Sindrom UMN, (piramidalis) dengan gejala; lumpuh, hipertoni, hiperrefleksi dan klonus Klonus ; hiperrefleksi yg sangat berlebihan, kontraksi ritmik dari otot, timbul bila otot diregangkan pasif

  9. Gangguan sistem ekstrapiramidalis; gangguan tonus otot, gerakan otot abnormal yg tidak dapat dikendalikan, gangguan pada kelancaran gerakan otot volunter dan gangguan gerak-gerak asosiatif

  10. Gangguansistemekstrapiramidalis; Gerakan abnormal ygtidakdapatdikendalikan : • Tremor • Khorea • Atetose • Distonia • Balismus (hemibalismus) • Spasme • Fasikulasi • Miokloni

  11. Gangguan Pada Sistem saraf motorik Gangguan sistem ekstrapiramidalis; • Tremor; serentetan gerakan involunter, agak ritmis, merupakan getaran. Timbul karena berkontraksinya otot2 yg berlawanan secara bergantian, melibatkan 1 atau lebih bagian tubuh. • Tremor fisiologis, karena ketakutan atau marah • Tremor halus; pada hipertiroid, tremor pada jari dan tangan, keracunan nikotin, kafein, obat-obatan spt adrenalin, efedrin, barbiturat) • Tremor kasar; pada penyakit parkinson, gerakan jari seperti menghitung uang • Tremor intensi; tremor kasar, tjd pada kerusakan serebelum, diagnosa dgn tes telunjuk hidung

  12. Khorea ; (Yunani = menari) • Gerakan otot cepat, aritmik dan kasar • Meliputi 1 ekstremitas, sebagian atau seluruh badan • Umumnya pada anggota gerak atas (lengan, tangan), terutama distal • Gerakan tidak harmonis antara otot2 penggerak • Anamnesa; luruskan tangan dan lengan, didapatkan hiperekstensi talang proksimal dan terminal, pergelangan tangan fleksi dengan sedikit pronasi. Lebih jelas bila tangan diangkat keatas jari-jari tangan akan direnggangkan , ibu jari abduksi dan terarah ke bawah.

  13. Definisi : • Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. • Ekstensi adalah gerakan untuk meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke depan merupakan (ante) fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro) fleksi/ekstensi. Ayunan ke belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi. • Pronasi adalah gerakan menelungkupkan. Istilah pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan tangan saja • Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi (mendekati tubuh).

  14. Anamnesa khorea (cont’ …) • OS menggenggam tangan pemeriksa ; tenaga genggaman tidak konstan (fluktuasi) • Jika khorea mengenai lidah ; kesukaran bicara / mengunyah. OS mengeluar kan lidah, mendadak dan kemudian ditarik kembali • Tjd dlm kead istirahat, hebat bila ada aktivitas dan ketegangan • Khorea hilang bila OS tidur

  15. Atetose (yunani = berubah) • Gerakan lebih lamban • Distonia • Kerusakan besar ekstrapiramidal melibatkan ganglia basal. Gejalanya kompleks, dimulai dgn gerak otot (atetose) pada lengan / anggota gerak lain, dapat terjadi jg di otot leher dan punggung.

  16. Balismus (hemibalismus) • Gerak otot yg datang tiba-tiba, kasar, cepat. Tjd pada otot proksimal • Fasikulasi • Merupakan gerakan halus, cepat, dan berkedut dari 1 berkas (fasikulus) serabut otot / 1 unit motorik (kedutan kulit) • Spasme • Gerakan abnormal tjd karena kontraksi otot-otot yg dipersarafi satu saraf • Tjd karena iritasi saraf perifer / otot atau iritasi di suatu tempat (dari korteks – serabut otot) • Klonik; tiba-tiba, sebentar dan dapat berulang-ulang • Tonik ; lama dan terus menerus

  17. Miokloni • Gerakan timbul krna kontraksi otot secara cepat, sekonyong2, sebentar aritmik, asinergik atau tidak terkendali • Meliputi sebagian satu otot, seluruh otot / sekelompok otot • Pada otot2 ekstemitas dan badan, pada otot muka, rahang, lidah faring dan laring • Miokloni hebat; rangsang emosional, mental, taktil, visual / auditorial • Berkurang; gerakan volunter bertambah, dapat timbul pada saat pasien tidur dan hilang saat setelah tidur

  18. Penyakit Alzheimer • Penyakit yg merusak dan menimbulkan kelumpuhan • Terjadi pada; • Orang usia > 65 th • Pengurangan NT asetilkolin yg berlebihan, menyebabkan Demensia berat • Etiologi, belum pasti, bisa disebabkan o/; • Virus, autoimun, keracunan aluminium • Sindrom down • Gangguan vaskuler • Nutrisi • Keganasan, depresi

  19. Tahap awal msh dapat ‘mandiri’. Terkadang kemampuan hilang untuk menyelesaikan mslh, mengatasi kead kompleks, emosi labil, pelupa, apati, hilangnya ingatan yg baru. • Lanjut; tingkah laku aneh, kacau, cendrung mengembara, mpy dorongan tiba-tiba untuk melakukan kekerasan • Memburuk; 3-10 th kmdn, pasien tidak bisa; BAB, BAK, mengurus keperluan sehari, dan tidak mengenali anggota keluarga

  20. Terapi ; • terhadap pasien dan keluarga • Obat penenang dan antidepresan

  21. MIASTENIA GRAVIS • Mrp kelemahan otot yg parah, gabungan antara cepatnya tjd kelelahan otot-otot voluntar dan lambatnya pemulihan • Penyebab; produksi neuromaskular terganggu dimana jumlah asetilkolin berkurang

  22. Gejala / MK; • Miastenia gravis okular • Menyerang otot2 okular • Sangat ringan • Miastenia gravis umum • Ringan, mengenai mata, otot rangka kecuali sal nafas. Respon obat baik • Sedang, mengenai otot rangka dan bulbar terkena menyeluruh; disartria, disfagia, sukar mengunyah, aktivitas pasien terbatas

  23. Sedang (cont’..) ; tidak mengenai otot2 nafas, respon obat kurang baik • Berat ; • Fulminan akut (6bln). Otot rangka dan bulbar terkena berat termasuk otot nafas, respon obat buruk, angka mortalitas tinggi • Lanjut, timbul 2 th setelah gejala ringan / sedang, timbul perlahan-lahan dan tiba-tiba, reson obat buruk, mortalitas tinggi

  24. Diagnosis ; riwayat peny pasien dan pemeriksaan fisik Tes tensilon Terapi ; Tidur ± 10 jam, sering kerja dengan istirahat, hindari faktor2 pencetus. Obat ; antikolinergik (neostigmin, piridostigmin, kombinasi dgn kortikosteroid)

  25. PARKINSON • Yaitu peny yg ditandai dgn gemetar / ‘palsy’ akibat ketidakseimbangan Ach dan dopamin di ekstrapiramidal otak • Penyebab; degenerasi sel-sel saraf dopaminerg shg produksi dopamin berkurang dan Ach berkuasa. Dopamin dan Ach bersifat antagonist, Dopamin (bersama dgn GABA) umumnya sebagai penghambat dan Ach (bersama dgn glutamat) sebagai pemacu aktivitas motorik dan striatum. • Beberapa penyebab lain ; obat2an (reserin, metoklorpopamid, fenotiazin, butirofenon, tumor, infark, infeksi, redisposisi gen

  26. Gejala pokok ; • Bradikinesia (lambat untuk memulai gerakan)/ akinesia (kemampuan menurun untuk memulai gerakan baru), • rigiditas (kekakuan) otot, • resting tremor, dan • abnormalitas sikap tubuh dan berjalan

  27. Manifestasi klinis lainnya; • tremor hebat, pasien lelah, terganggunya emosi, perhatian pada tremornya sendiri • Mikrografia; tulisan kecil, tidak teratur dan tidak dapat dibaca • Gangguan sikap tubuh dan cara berjalan; pasien bungkuk waktu berdiri shg dagunya akan lebih ke depan, pasein berjalan dgn menyeret kakinya, tergesa-gesa, langkah makin cepat sehingga mudah tersandung • Terapi ; • Dopaminergik (levodopa, bromokriptin,) • Antihistamin dan antikolinergik • Amantadin

  28. HIDROSEFALUS • Cairan otak yg meningkat dalam ruang tengkorak • Dibagi atas • Hidrosefalus nonkomunikans • Cairan dari ventrikel ke ruang subaraknoid • Timbul segera setelah lahir • Etiologi; penyempitan akueduktus sylvii kongenital • Tekanan otak meningkat, kepala membesar. Pada org dewasa etiologinya adalah tumor • Hidrosefalus komonikans • Pleksus koroideus neonatus berkembang sangat pesat sehingga cairan yg dibentuk lebih banyak dari pada yg diabsorpsi • Cairan tertimbun dalam ventrikel dan di luar otak shg kepala membesar sehingga otak rusak berat • Etiologi; akibat meningitis, dan iritasi (sumbatan dan jar parut)

  29. Penyebab; • Cairanygdibentuklebihbanyakdipleksuscoroideus • Absorsitidakadekuat • Abstruksialirankeluar • Terapi • Pemasangankateterventrikulojagular (alihkancairanotakkesistemekstakranial)

  30. EPILEPSI • Mr gangguan SSP dimana terjadi potensial aksi / depolarisasi (lepas muatan listrik) yg berlebihan, sehingga menimbulkan serangan kejang / bangkitan / seizure yg bersifat spontan dan berkala • Penyebab ; genetik, meningitis, hipoglikemi, encefalitis, kecelakaan atau luka di otak, keracunan timah hitam dan obat sebagai faktor pencetus (klorpromazin, imipramin, penyalahgunaan alkohol), stress, emosi dan penghentian obat2 antikonvulsan secara mendadak.

  31. Jenisepilepsi; Grand mal; Serangantonis, klonis (tonis= kontraksiotototonomygbertahan lama, klonis = gerakanygtidakterkendali/kontraksiritmis). Bercirikankejangkaku (1 menit) bersamaan kejutan2 ritmisdarianggotabadandanhilangnyakesadaransementara. Diawalikejanghebat, kadang2 pasienmenggigitlidahnyasendiri, jeritan, mulutberbusa, matamembelalk, dll. • Petit mal ; bercirikanseranganyghanyasingkatsekali, antarabeberapadetiksampaisetengahmenitdenganpenurunankesadaranringantanpakejang-kejang. Gejalanyapikirankosong, hilangresponsesaat, berbicaraterbata-batadanmendadakberhentibergerak • Temporal / seranganparsial kesadaranmenuruntanpahilangnyaingatan

  32. Mekanisme / patologi eilepsi; turunnya jmlh Neurotransmiter GABA ergik (gamma aminobutiris acid). GABA berfx menginhibisi hantaran impuls saraf dari korteks serebri ke otot skelet. GABA berkurang, trjd eksitasi berlebih neuron di otak, mencetuskan serangan epilepsi (kejang) Diagnosa ; pemeriksaan EEG (elektroensefalogram) Terapi ; diazepam, fenitoin, fenobarbital

More Related