1 / 15

Social Exchange & Equity in a Relationship (Psi keluarga pertemuan 7)

Social Exchange & Equity in a Relationship (Psi keluarga pertemuan 7). Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi. Social Exchange Theory (Teori Pertukaran Sosial). Tokoh-tokoh : psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959), sosiolog George Homans (1961), Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964).

amory
Télécharger la présentation

Social Exchange & Equity in a Relationship (Psi keluarga pertemuan 7)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Social Exchange & Equity in a Relationship(Psi keluarga pertemuan 7) Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi

  2. Social Exchange Theory(Teori Pertukaran Sosial) • Tokoh-tokoh : psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959), sosiolog George Homans (1961), Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964). • Berdasarkan teori ini, kita masuk ke dalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita.

  3. Social Exchange Theory PROFIT = REWARD – COSTS Reward  sesuatu yang diinginkan, disukai dan diusahakan untuk dicapai misalnya material ataupendapatan (finansial) , status sosial dan kenyamanan emosional, cinta, hadiah, penerimaan sosial, pertemanan, dll Costs  sesuatu yang biasanya pada kondisi normal dihindari, tidak disukai karena menimbulkan ketidaknyamanan atau kesulitan misalnya pengorbanan waktu, uang atau kehilangan kesempatan Profit  keuntungan yang didapat dari suatu hubungan.

  4. Social Exchange Theory Costs • Bekerja lembur untuk membelikan pasangan hadiah • Menonton televisi yang membuat pasangan senang tapi kita bosan • Mengantar pasangan berbelanja barang kesukaannya tapi kita tidak suka

  5. Social Exchange Theory • Menggunakan prinsip ekonomi seperti ini dalam menjalin hubungan akan memberi profit. Kita akan mencari profit yang sebesar-besarnya dalam berhubungan • Semakin positif/besar keuntungan yang didapat, semakin lama hubungan bertahan • Profit, reward & costs menjadi pertimbangan untuk mempertimbangkan suatu hubungan layak dipertahankan atau tidak

  6. Comparison Level SATISFACTION = PROFIT – COMPARISON LEVEL • Ketika memasuki hubungan dengan ide dasar tentang keuntungan yang didapat dari hubungan tsb  comparison level • Comparison level :  harapan realistis tentang apa yang kita rasakan layak kita dapatkan dalam hubungan tsb, membandingkan ke3 unsur  membandingkan hubungan dg hubungan sebelumnya  membandingkan hubungan dg hubungan lainnya

  7. EQUITY THEORY • Menggunakan konsep exchange theory namun lebih mendalam lagi. Rewards & costs yang dikeluarkan seimbang dengan pasangan/tidak • Hubungan yang seimbang  reward yang diberikan pasangan = costs yang kita keluarkan • Bila kita bekerja lebih keras dari pasangan, maka kita berharap reward yang lebih besar dari pasangan • Kita selalu berharap hubungan dibangun berdasar keseimbangan / usaha yang sebanding dari 2 belah pihak

  8. Relationship Satisfaction & Equity • Ketidakpuasan dalam hubungan dapat timbul dari ketidakseimbangan • Contoh 1 : istri & suami sama-sama bekerja, namun istri sepulang kerja masih harus membersihkan rumah • Contoh 2 : istri & suami sama-sama bekerja, memiliki rumah, mobil, dsb tapi jabatan istri lebih tinggi & gaji lebih banyak

  9. Commitment • A longitudinal study with romantic couples was conducted to examine the importance of equity relative to other social exchange variables (i.e., rewards, investments, and alternatives) in predicting relationship satisfaction, commitment, and stability (Sprecher, 2001) • Dalam hubungan diperlukan komitmen • Cek komitmen! (1 = paling sesuai, 7 = paling tidak sesuai)

  10. Commitment • Saya cenderung untuk mencoba hubungan yang lain atau kehidupan single • Saya percaya akan ada banyak reward di masa mendatang dalam hubungan ini • Saya merasakan keyakinan yang kuat tentang “kami” ketika berpikir tentang saya dan pasangan saya • Saya bersedia mengerahkan banyak usaha agar hubungan ini berhasil

  11. Commitment 5. Saya memiliki banyak investasi pada hubungan ini 6. Saya masih membayangkan memiliki hubungan khusus dengan orang lain 7. Saya berharap dapat bersamanya seumur hidup saya 8. Tidak ada yang dapat membuat saya bertahan dalam hubungan ini kecuali pilihan saya sendiri

  12. What do you believe about relationship?1 = paling tidak setuju, 7 = paling setuju • Jika seseorang mempertanyakan tentang hubungannya, maka ada yang salah dengan hubungan itu • Jika pasangan saya benar-benar mencintai saya, kami tidak akan banyak bertengkar • Jika pasangan saya benar-benar perhatian, ia akan selalu merasakan afeksi pada saya • Jika pasangan saya marah pada saya di depan publik, mengindikasikan ia tidak benar-benar cinta saya • Pasangan saya seharusnya tahu apa yang penting untuk saya tanpa saya memberitahunya

  13. What do you believe about relationship? 6. Jika saya sampai harus meminta sesuatu yang saya benar-benar inginkan, akan merusak arti sesuatu itu sendiri 7. Jika pasangan saya benar-benar perhatian, ia akan melakukan hal yang saya minta 8. Hubungan yang baik seharusnya tidak memiliki masalah 9. Jika pasangan saling mencintai, mereka tidak perlu bekerjakeras demi hubungan mereka 10. Jika pasangan saya membuat saya sedih, saya berpikir karena ia sengaja menyakiti saya

  14. What do you believe about relationship? 11. Jika pasangan saya tidak sepakat dengan saya saat di depan orang lain, saya rasa ia tidak benar-benar menyayangi saya 12. Jika pasangan saya menentang saya, saya rasa ia tidak memiliki respek pada saya 13. Jika pasangan saya menyakiti perasaan saya, saya berpikir itu memang yang dimaksudkannya 14. Pasangan saya selalu mencoba segala hal sesuai keinginannya 15. Pasangan saya tidak pernah mendengarkan apa yang saya katakan

  15. Aaro Beck(Devito, 2007) salah satu terapis kognitif menyatakan bahwa semua keyakinan diatas adalah tidak realistis dan dapat menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonal. Tes ini dibuat untuk membantu individu mengidentifikasi sumber potensial dalam kesulitan menjaga hubungan • Semakin tinggi skor semakin tidak realistis

More Related