1 / 82

Kuliah Helmintologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 2008

Kuliah Helmintologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 2008. BUKU WAJIB UNTUK DIBACA SEBAGAI PEGANGAN. Laboratorium Helmintologi. 2006.Diktat Bahan Ajar

anakin
Télécharger la présentation

Kuliah Helmintologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 2008

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kuliah Helmintologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 2008

  2. BUKU WAJIB UNTUK DIBACA SEBAGAI PEGANGAN Laboratorium Helmintologi. 2006.Diktat Bahan Ajar Soulsby, E.J.L 1986. Helminths, Arthropods and Protozoa of Domesticated Animals. 7th Ed. Bailliere Tindall. W.B. Saunders, London, Philadelphia, Toronto, Mexico City, Rio de Janeiro, Sydney, Tokyo, Hongkong. Urquhart, G.M., J. Armour., J.L. Duncan., A.M. Dunn dan F.W. Jennings. 1994. VeterinaryParasitology. Department of Veterinary Parasitology, The Faculty of Veterinary Medicine, The University of Glasgow, Scotland. Longman Scientific & Technical. Produced by Longman Singapore Publishers Pte. Ltd. E-Journal, Internet Library, Campus B Unair, Sampoerna Corner

  3. Classification of Helminthology Helminth (Greece=Yunani) gHelmins/Helminthos (worm) Binomial nomenclature (international code) Helminths: 4 phylums (Platyhelminthes, Nemathelminthes, Acanthocephala, Annelida) Degree of classification 1)Phylum, 2)Class, 3)Ordo, 4)Family, 5)Genus, 6)Species Sub phyllum Sub class Sub ordo Sub family Sup ordo Sup fam Sub genus

  4. PENDAHULUAN TERMINOLOGI PADA HELMINTOLOGI • Parasitologi: Ilmu pengetahuan yg mempelajari tentang parasit. • Parasit: Organisme yg hidup pd atau di dalam organisme lain dan atas beban organisme yg ditumpanginya (inang / hospes). • Parasitosis: Hubungan antara 2 organisme: satu organisme merusak yg lain dan menyebabkan perub patologi dan gej klinis pada hewan muda

  5. Parasitiasis: Hubungan antara 2 organisme, organisme yg satu merusak dan menimbulkan keadaan patologik tetapi tidak menimbulkan gejala klinis. Misal pada hewan dewasa atau karier • Komensalisme: Hubungan yg sepadan , satu fihak (parasit) mendapat keuntungan dan fihak lain (inang) tidak beruntung /dirugikan. Misalnya Entamoeba coli didalam saluran pencernaan hewan, tidak pernah menimbulkan kerugian bagi hewan

  6. Simbiosis: Hubungan antara inang dan parasit, yang diperlukan oleh keduanya dan keduanya memperoleh keuntungan. Contoh: jamur dan ganggang membentuk lichens.Mutualisme: serupa dg simbiosis ttp hubungan antara parasit dan inang tidak menjadi keharusan dan inang dapat hidup sempurna tanpa parasit. Bila selulosa yg dimakan sapi dan kambing, dicerna oleh mikroorganisme yang hidup di dalam rumen mamalia itu sendiri----mutualisme.

  7. Inang/Hospes ada 2 macam:Inang definitif: Inang tempat hidup tingkatan parasit dewasa, kehidupan seksual parasit.Inang perantara: Inang tempat hidup tingkatan parasit belum dewasa atau kehidupan aseksual parasit.Ada 2 macam vektor : Vektor mekanis: Suatu agen pemindah tanpa adanya perubahan perkembangan parasit. Vektor biologis: Suatu agen pemindah: dalam agen pemindah tersebut terjadi perkembangan parasit.

  8. Berdasarkan habitatnya, parasit diklasifikasikan menjadi : • Ektoparasit: Parasit yg hidup pd bagian luar induk semang/inang. • Endoparasit: Parasit yg hidup di dalam tubuh inang. Berdasarkan keeratan ikatan parasit dengan inang (hospes)nya serta sifat parasit, maka dikenal : • Parasit obligat: Parasit yg memerlukan paling sedikit satu inang untuk menyempurnakan siklus hidupnya.

  9. Parasit fakultatif: Parasit yg tidak memerlukan satu inang untuk menyempurnakan setiap siklus hidupnya. • Parasit permanen: Parasit yg ada di dalam atau pada satu inang selama hidupnya.

  10. Parasit temporer: Parasit yg sebagian siklus hidupnya hidup bebas.Parasit periodik: Parasit yg menyerang inang utk waktu yg pendek, atau secara periodik utk mendptkan makananHiper parasit: Parasit yg hidup pada parasit lain.

  11. Definisi lain yg perlu diketahui utk pembahasan lebih lanjut:Parasit patogen: Parasit yg merusak atau merugikan inang sampai derajat tertentu yang biasanya berkembang dengan memberikan gejala klinis.Parasit utama: Parasit yg mampu menimbulkan penyakit tanpa bantuan faktor predisposisi.Parasit kedua: Parasit yg memerlukan faktor predisposisi tertentu utk dapat menimbulkan penyakit.

  12. Infeksi:Masuknya/menetapnya parasit dengan atau tanpa adanya gejala klinis. • Parasit sporadis atau accidental:Parasit yg berkembang dalam suatu organisme yg tidak biasa sebagai tempat hidupnya. • Reservoar:Suatu inang yg terifeksi oleh parasit di alam, yg memegang peranan penting dalam endemisitas parasit di suatu daerah. • Karier:Suatu induk semang yg memegang peranan penting dlm penyebaran suatu parasit tetapi pada induk semang itu sendiri tidak menunjukkan gejala klinis atau patogenitas penyakit parasit.

  13. Infestasi:Adanya parasit pada/permukaan inang.Periode prepaten:Waktu antara invasi oleh suatu parasit dan penemuan tingkatan hidup baru perkembangan parasit dari inang.Periode paten:Waktu adanya parasit dalam inang yang dapat ditera secara laboratorik.Simptom:Segala macam penyimpangan dari keadaan normal.

  14. Kelas (Class) Trematoda • Terdiri dari 3 ordo: • Monogenea: Parasitik pada vertebrata air • Aspedogastrea: Parasitik ikan, udang, kura-kura dan siput • Digenea

  15. Ordo Digenea • Ciri-ciri: • Tubuh :pipih dorso-ventral; seperti daun, kecuali: Famili Schistosomatidae & Paramphistomatidae • Kutikula :Halus / berduri

  16. Organ-organ:1. Oral sucker : penghisap mulut 2. Ventral sucker : penghisap perut3. Digestive system, terdiri dari: - Mulut : dikelilingi oral sucker- Faring : berotot tebal- Esofagus - Intestinum: sekum- Anus/kloaka: 

  17. Excretory system: tdd kantong sederhana dan terbuka dan berakhir  sel obor = flame cells • Nervous system: tdd serabut syaraf melingkari esofagus dan ganglia • Sense organ: miracidium dan cercaria eye spotsSistem reproduksi: hermaprodit, kecuali famili Schistosomatidae

  18. Testes bulat, berlobi, bercabang atau terbagi dalam beberapa bagian yang kecil • Ovarium agak berlobi, mengeluarkan telur  saluran telur (saluran vitteline)  bermuara ke ootype (dikelilingi oleh kelenjar Mehlis (pembentuk cangkang telur). • Dari ootype  uterus  genital pore.

  19. KLASIFIKASI/TAXONOMI Phyllum : Platyhelminthes Class : Trematoda Ordo : Digenea Family : Fasciolidae Genus : Fasciola Species : Fasciola hepatica Fasciola gigantica

  20. Genus: FasciolaSpesies: Fasciola hepatica • Habitat: Saluran empedu • Inang definitif: Kambing, domba, sapi & ruminansia lain, semua jenis kecuali unggas • Penyebaran: Kosmopolitan • Penyebab fasciolosis terutama pada kambing, domba, sapi

  21. Morfologi : • Ukuran : 25 – 30X 8 – 15 mm • Warna coklat keabuan • Bentuk seperti daun; anterior lbh lebar d.p. posterior • Ventral sucker terletak sejajar dg bahu & besarnya = oral sucker • Kutikula berduri

  22. Caecum bercabang & meluas ke posterior • Testes bercabang, letak½ - ¾ panjang tubuh • Ovarium bercabang, terletak sbl kanan tubuh & anterior testes • Uterus terletak di bagian anterior testes • Ukuran telur : 130 – 160 x 63 – 90 µm

  23. Cacing dewasa Fasciola spp

  24. Gambar. Siklus hidup cacing Fasciola sp

  25. Microscopy A, B, C: Telur Fasciola hepatica.  Pengecatan: iodine.  A,B bentuk membulat; C. Terlihat operculum pada terminal

  26. A.Bentuk dewasa; B.Telur; C.Telur berisi mirasidium D.Serkaria E.Metasekaria F.Irisan Hati tampak dinding saluran empedu menebal

  27. Genus : FasciolaSpesies : Fasciola gigantica • Indigenous parasite • Morfologi: • Ukuran :25-75 x 5-12 mm. • Warna lebih transparan • Bahu tidak begitu nyata • Ukuran telur :156-197 x 90-104 m & warna coklat • Inang perantara: Lymnea rubigenosa = L. javanica

  28. KLASIFIKASI/TAXONOMI Phyllum : Platyhelminthes Class : Trematoda Ordo : Digenea Family : Dicrocoelidae Genus : Eurytrema Species : Eurytrema pancreaticum

  29. Famili: DicrocoelidaeGenus: EurytremaSpesies: E. pancreaticum • Habitat: sal pancreas, kadang sal empedu & duodenum • Inang definitif: sapi, kerbau, kambing, domba, & manusia. • Inang perantara I: siput Bradibaena similaris, • Cathaica ravida siboldtiana. • Inang perantara II: belalang: Conocephalus maculatus,

  30. Morfologi : • Ukuran cc dewasa : 8-16x5-8,5 mm • Tubuh tebal dan berduri • Sucker besar, oral sucker> ventral sucker • Faring kecil & esofagus pendek • Testes terletak horizontal

  31. Genital pore bermuara sedikit di belakang percab intestine • Ovarium terletak dekat pertengahan tubuh & posterior testes • Uterus terletak di posterior tubuh • Telur berukuran 40-50 X 23-34 mikron

  32. Cacing dewasa Eurytrema pancreaticum

  33. SIKLUS HIDUP Cacing dewasa hidup di dalam saluran pancreas. Telur dikeluarkan bersama feces dan termakan oleh land snail (siput tanah)- IH I Cercaria berkembang menjadi metacercariae infektif setelah termakan belalang- IH II Dalam tubuh siput terjadi perkembangan dua generasi sporokista-Sporokista II menghasilkan cercaria

  34. Siklus hidup lengkap stl belalang yang mengandung metacercaria infektif termakan bersama rumput oleh ruminansia Manusia tertular karena tertelannya belalang yg terinfeksi metacercaria

  35. KLASIFIKASI/TAXONOMI Phyllum : Platyhelminthes Class : Trematoda Ordo : Digenea Family : Paramphistomatidae Genus : Paramphistomum Cotylophoron Gastrothylax Gigantocotyle Gastrodiscus

  36. Famili: Paramphistomatidae • Ciri-ciri: • Tubuh tebal dan sirkuler pada potongan melintang • Ventral sucker terletak di ujung posterior tubuh • Kantong ventral berukuran besar • Oral sucker kadang mempunyai kantong • Faring ⊝, esofagus ⊕ • Intestinal caecal sederhana • Kutikula tidak berduri

  37. Genus: ParamphistomumSpesies: Paramphistomum cervi • Habitat: rumen dan retikulum • Inang definitif: kambing, domba dan sapi • Penyebaran : kosmopolitan • Merupakan “Conical Fluke”

  38. Morfologi: • Ukuran cacing dewasa: 5-13X2-5 mm • Warna merah muda pd wkt masih hidup • Bentuk seperti buah pear • Bag ventral concaf & dorsal sedikit convex • Memp sucker besar di bag sub terminal posterior

  39. Testes sedikit berlobi & terletak tandem • Ovarium di bag anterior testes • Vittelaria terletak ant faring dan ventral sucker • Genital pore terletak 1/3 bag anterior

  40. Paramphistomum adult

  41. Paramphistomum adult

  42. Genus : Cotylophoron Spesies : Cotylophoron cotylophorum • Genus: Cotylophoron • Spesies: Cotylophoron cotylophorum • Cacing dewasa mirip dengan P.cervi tapi genital sucker mengelilingi genital pore • Ukuran < P cervi • Ukuran telur: 123-135 X 61-88 mikron

  43. Genus: GastrothylaxSpesies: Gastrothylax crumenifer • Habitat: rumen dan retikulum • Inang definitif: kambing, domba, sapi dan ruminansia lain • Berbeda dengan genus lain: Kantong ventral berukuran besar, terbuka di bagian anterior dan meluas di seluruh permukaan ventral sampai posterior sucker.

  44. Morfologi : • Cc dws berwarna merah muda wkt masih hidup, memanjang circular pd pot transversal • Ukuran cc dewasa: 9 – 18 X 15 mm • Caecum terletak pd tepi anterior testes • Testes berlobi dan horizontal • Ovari di sbl posterior caecum dan testes • Uterus terletak pd pertengahan tubuh • Ukuran telur: 115-135X 60-70 mikron

More Related