1 / 139

Arahan Mendikbud Pengembangan Kurikulum 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Arahan Mendikbud Pengembangan Kurikulum 2013. Penyegaran Nara Sumber Pelatihan Guru untuk Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta, 26-28 Juni 2013. Beberapa Isu Publik Tentang Kurikulum. 2. Landasan Pengembangan Kurikulum.

anaya
Télécharger la présentation

Arahan Mendikbud Pengembangan Kurikulum 2013

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arahan Mendikbud Pengembangan Kurikulum 2013 Penyegaran Nara Sumber Pelatihan Guru untuk Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta, 26-28 Juni 2013

  2. Beberapa Isu Publik Tentang Kurikulum 2

  3. Landasan Pengembangan Kurikulum LandasanPengembanganKurikulum 2013 3

  4. Kronologi Pengembangan Kurikulum 2013 DASAR HUKUM: Amanah RPJMN 2010-2014 mengarahkan untuk memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan nasional, melalui penyediaan sistem pembelajaran, penyempurnaan kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta pembelajaran. Sasaran : Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014. KRONOLOGI: 19 September 2012 Rapat Koordinasi MenghadapiPanja Belanja Pemerintah Pusat Banggar DPR RI Usulan Kriteria Pemanfaatan Optimalisasi Anggaran Pendidikan : “Program telah dibahas dan disetujui oleh Komite Pendidikan Nasional” 31 Juli 2012 Rapat Sidang Terbatas Arahan Presiden RI “Penguatan Kurikulum dengan penekanan memasukkan pendidikan karakter” 14 Desember 2012 Raker Komisi X DPR RI: “menyetujui anggaran Kurikulum untuk Satker Dikdas dan Dikmen” 18Februari 2013 SidkabParipurna ArahanPresiden: “kurikulum 2013 lebih disosialisasikan secara masif untuk pelaksanaannya mulai TA 2013/2014” 4 Agustus 2012 Komite Pendidikan Laporan awal : Penataan dan Penyempurnaan (Pengembangan) Kurikulum  Komite Pendidikan Menyetujui 22 November 2012 Raker Komisi X DPR RI: “sepakat pembahasan pengembangan kurikulum dalam panja Kurikulum” RPJMN 2010-2014 INPRES 1/2010 4

  5. Rancang ulang bangunan kurikulum

  6. Perkembangan Kurikulum di Indonesia 1975 Kurikulum Sekolah Dasar 2004 Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 1947 Rencana Pelajaran → Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai 1994 Kurikulum1994 1968 Kurikulum Sekolah Dasar 2013 ‘Kurikulum 2013’ 1985 1965 1945 1955 1975 1995 2005 2015 1984 Kurikulum 1984 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) 1997 Revisi Kurikulum 1994 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar Materi pengetahuan Produk 6

  7. Kurikulum Sebagai Materi • Planning oriented, mewakili pandangan teoritis • Dipergunakan di Indonesia periode sebelum Tahun 2000 • Kurikulum sebagai wahana menyampaikan pengetahuan (knowledge transmission) dari guru ke siswa • Perencanaan pembelajaran sangat dominan dan ketat berdasarkan urutan logis dari materi pembelajaran • Guru melaksanakan pembelajaran dengan meneruskan apa yang diketahuinya kepada siswa sesuai dengan silabus yang telah ditentukan • Penilaian berdasarkan atas penyerapan materi pengetahuan oleh siswa terhadap rencana materi pengetahuan yang tertuang dalam silabus 7

  8. Kurikulum Sebagai Produk • Result oriented, mewakili pandangan produktif • Dipergunakan di Indonesia dalam periode Dekade 2000an • Dipicu oleh kebutuhan pasar atas kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan (produk) program pendidikan • Berkembang dari Inggris (sejak 1980an) • Kebebasan dalam penyampaian pembelajaran, yang penting hasil akhirnya harus sesuai standar, yaitu memiliki kompetensi sebagaimana dirumuskan. • Sangat tergantung pada penilaian terstandar (harus ketat) sejalan dengan konsep produk dimana pengecekan adalah pada hasil akhir yang harus sesuai standar • Diadopsi di Indonesia dalam bentuk KBK dan KTSP, dengan modifikasi bahwa produk akhir diterjemahkan dari materi yang harus dikuasi, sehingga standar lulusan diturunkan dari standar isi 8

  9. Kurikulum Sebagai Proses • Action Oriented, mewakili pandangan praktis • Tidak pernah digunakan di Indonesia • Dipicu oleh kebutuhan individual siswa yang tidak dapat diseragamkan • Berkembang dari Finlandia (sejak 1990an) • Penekanan pada berfikir kritis yang diwujudkan dalam tindakan nyata dengan membangun kolaborasi antar pelaku pendidikan (guru, siswa, pengelola) • Mengevalusi proses secara terus menerus melalui pemantauan proses dan capaiannya secara ketat • Penilaian berdasarkan kemajuan siswa dalam pembelajaran (relatif terhadap dirinya pada periode sebelumnya) • Hasil akhir dapat berbeda bagi tiap siswa sesuai dengan bakat dan minatnya 9

  10. Kurikulum Sebagai Praksis Kontektual • Pengertian baru dalam Kurikulum • Perluasan dari konsep kurikulum sebagai proses dengan penambahan perlunya komitmen bersama menyepakati (antar pelaku pendidikan) kegiatan-kegiatan yang diperlukan (sebagai bagian dari proses pembelajaran) untuk mencapai target tertentu yang telah ditetapkan. • Pendekatan sistem: materi  proses  produk (konsep: teoritispraktisproduktif) • Penguasaan materi pembelajaran diperoleh melalui siklus aksi dan refleksi berkelanjutan (continuous action-reflection) • Pentingnya peran guru dalam menghasilkan komitmen dari siswa untuk mencapai target tertentu yang telah ditetapkan • Perlunya tambahan pendekatan transdisipliner melalui tema pembelajaran yang kontekstual dengan sekitarnya untuk memastikan praksisnya relevan Praxis is the process by which theory, lesson, or skill is enacted, practiced, embodied, or realized. 10

  11. Kurikulum Sebagai Praksis Kontekstual Materi Konteks Rencana Sasaran Kompetensi Hasil Kegiatan Produk Proses 11

  12. Konsep Pengembangan Kurikulum Sebagai Praksis Keutuhan Keseragaman Keselarasan (Praktek terbaik) UU Sisdiknas Konteks Materi Inti Pembelajaran • Kebutuhan: • Individu • Masyarakat • Bangsa dan Negara • Peradaban Kompetensi lulusan (Sikap, Keterampilan, Pengetahuan) Dokumen Kurikulum Proses Pembelajaran Proses Penilaian Bervariasi Standar (produk) Sikap, Pengetahuan, Keterampilan Standar (materi dan proses) Proses Pembelajaran KI-KD Mapel Standar Variasi (normal, pengayaan, remedi) 12

  13. Perbandingan Kurikulum dari Masa ke Masa Arah Pengembangan: Kurikulum sebagai Praksis Kontekstual 13

  14. Siklus Pengembangan Kurikulum: ARBIME Analisis Rancang Reviu Evaluasi Bangun Implemen Monitor 14

  15. Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum * tidak pernah berhenti belajar Psikologi Pedagogi Sosio-eko-kultural Pribadi beriman, bertakwa, berakhlak mulia Peserta Didik Lulusan yang Kompeten Pembelajaran Pembelajar yang Sukses * Individu yang Percaya Diri WN yang Bertanggung Jawab Kontributor Peradaban yang Efektif Kesiapan: -Fisik -Emosional -Intelektual - Spiritual Kebutuhan: -Individu -Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia -Peradaban Kelayakan: -Materi -Metode Penyampaian -Metode Penilaian Manajemen dan Kepemimpinan Kurikulum (SKL, Struktur Kurikulum, Standar-standar: Isi, Proses, dan Penilaian) Iklim Akademik dan Budaya Sekolah Buku Pegangan (Buku Babon) (Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru) Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan Guru 15

  16. 1. Kebutuhan Akademis Pertimbangan Dalam Pengembangan Kurikulum Tetap Prioritas Utama Toleransi Toleransi Pengembang Kurikulum 2. Kebutuhan Operasional 3. Kebutuhan Aspirasi Toleransi 16

  17. Bagian I: Analisis Rancang Reviu Evaluasi Bangun Implemen Monitor

  18. Kerangka Analisis Pengembangan Kurikulum 2013 Analisis Perancangan Kurikulum KBK 2004 KTSP 2006 Penguatan Proses Pendalaman dan Perluasan Materi Kesempatan dan Tantangan 18

  19. 1. Menyongsong 100 Tahun Merdeka

  20. Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar Kurikulum 2013 Sedang Dikerjakan Telah dan terus Dikerjakan • Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi • Pembayaran Tunjangan Sertifikasi • Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja • Rehab Gedung Sekolah • Penyediaan Lab dan Perpustakaan • Penyediaan Buku • BOS • Bantuan Siswa Miskin • BOPTN/Bidik Misi (di PT) Manajemen Berbasis Sekolah 20

  21. Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045 100 tahun kemerdekaan "Bonus Demografi" 8 SNP SDM Usia Produktif Melimpah • Kurikulum • PTK • Sarpras • Pendanaan • Pengelolaan Modal Pembangunan Kompeten Transformasi Melalui Pendidikan Beban Pembangunan Tidak Kompeten 21

  22. ....Indonesia’s economy has enormous promise... .... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood .... Perludipersiapkansocial engineering Perlupeningkatanakses, kualitasdanrelevansipendidikan 22 Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012)

  23. Pengaruh Kualitas Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi • Kualitas pendidikan berpengaruh positif thd pertumbuhan ekonomi dengan koefisen kontribusi hampir 2 kali • Untuk negara dengan PDB /Kapita dibawah rata-rata dunia, koefisien ini bernilai lebih tinggi yaitu 2.28 • Kualitas pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja Indonesia 23 World Bank, Education Quality and Economic Growth, 2009

  24. 2. Integrasi iptek-bahasa-budaya

  25. Pergeseran Paradigma Pembangunan s/d Dekade 1980an Dekade 1990an-2010an Dekade 2020an dst Pembangunan Ekonomi Berbasis Sumberdaya Pembangunan Ekonomi Berbasis Pengetahuan Pembangunan Kesejahteraan Berbasis Peradaban Sumber Daya Alam sebagai Modal Pembangunan Pengetahuan sebagai Modal Pembangunan Peradaban sebagai Modal Pembangunan Pendidikan Pendidikan Sumber Daya Manusia sebagai Beban Pembangunan SDM Berpengetahuan sebagai Modal Pembangunan SDM Beradab sebagai Modal Pembangunan Penduduk Sebagai Pasar/Pengguna Penduduk Sebagai Pelaku/Kontributor Penduduk Sebagai Kreator/Disiminator Kekayaan Pengetahuan Kekayaan Pengetahuan Kekayaan Peradaban Pendidikan, dalam jangka panjang, adalah faktor tunggal paling menentukan melebarnya jurang kesenjangan, oleh karena itu investasi dalam bidang pendidikan adalah cara logis untuk menghilangkan kesenjangan tersebut 25

  26. Pembangunan Kesejahteraan Berbasis Peradaban Modal Individu Modal Peradaban • Modal • SDM • Sikap • Keterampilan • pengetahuan Pembangunan Kesejahteraan Modal Sosial-Budaya Modal Sistem Pemerintahan Modal Pengetahuan/ Keterampilan Terwujud Melalui Keutuhan ASK Global Prosperity Index menempatkan Indonesia pada urutan ke 63, dengan modal sosial-budaya menempati urutan ke 27 26

  27. Pendidikan, Bahasa, dan Kebudayaan Utuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Internalisasi • Manusia • Pikiran • Perasaan Peradaban Tuhan Pendidikan IPTEK Pengetahuan (pengalaman) Interaksi Masyarakat Bahasa Eksistensi Abstraksi Ekspresi Budaya • Logika • Etika • Estetika • Spiritualita Seni Pembudayaan Alam Aktualisasi Membentuk Insan Indonesia yang Beradab Kompetensi Inti IV (SD/MI): Menyajikan Pengetahuan yang dimiliki dengan bahasa yang jelas, logis, sistematis, dengan karya yang estetis, dan dengan tindakan yang mencerminkan anak beriman dan berakhlak mulia 27

  28. 3. Pembelajaran abad 21

  29. Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21 Ciri Abad 21 Model Pembelajaran Informasi (tersedia dimana saja, kapan saja) Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu Komputasi (lebih cepat memakai mesin) Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab] Otomasi (menjangkau segala pekerjaan rutin) Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir mekanistis [rutin] Komunikasi (dari mana saja, ke mana saja) Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah 29

  30. Kerangka Kompetensi Abad 21 Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 Kehidupan dan Karir • Fleksibel dan adaptif • Berinisiatif dan mandiri • Keterampilan sosial dan budaya • Produktif dan akuntabel • Kepemimpinan&tanggung jawab Pembelajaran dan Inovasi • Kreatif dan inovasi • Berfikir kritis menyelesaikan masalah • Komunikasi dan kolaborasi Informasi, Media and Teknologi • Melek informasi • Melek Media • Melek TIK • Kerangka ini menunjukkan bahwa berpengetahuan [melalui core subjects] saja tidak cukup, harus dilengkapi: • Berkemampuan kreatif - kritis • Berkarakterkuat [bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif,...] • Disamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 30

  31. Kerangka Kompetensi Abad 21 Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 • Mendukung Keseimbangan penilaian: tes standar serta penilaian normatif dan sumatif • Menekankan pada pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik • Membolehkan pengembangan portofolio siswa Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain termasuk portofolio siswa. Disamping itu dierlukan dukungan lingkungan pendidikan yang memadai • Menciptakan latihan pembelajaran, dukungan SDM dan infrastruktur • Memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman dan integrasinya di kelas • Memungkinkan peserta didik untuk belajar yang relevan dengan konteks dunia • Mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran, baik langsung maupun online 31

  32. 4. Pentingnya kreativitas

  33. GrafikHubunganInovasidanDaya Saing Indonesia GCI: Global Competitiveness Index ICI: Innovation Capability Index Sumber: World Economic Forum. The Global Competitiveness Report 2012–2013. Augusto López-Claros. The Innovation for Development Report 2010–2011. 33

  34. Koef Korelasi = 0,84 34 Source: Martin Prosperity Institute. 2011. Creativity and Prosperity: The Global Creativity Index.

  35. Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif 35 Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training

  36. Persepsi & Pemahaman Guru Ttg Kreativitas (tidak mudah menilai kreativitas  tantangan bagi sistem pendidikan, bukan dihindari) R.Cachia and A. Ferrari. 2010. Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe. JRC Scientific & Technical Reports. 36

  37. Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas • Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: • 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. • Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: • Observing [mengamat] • Questioning [menanya] • Experimenting [mencoba] • Associating [menalar] • Networking [Membentuk jejaring] Pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%) Personal Inter-personal Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning 37

  38. Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas • Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research? • Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui: • tugas yang tidak hanya memiliki satu jawabanbenar, • mentolerir jawaban yang nyeleneh, • menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, • memberanikan peserta didik untuk: • mencoba, • menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi, • memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian, • memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif 38

  39. Arah Pengembangan: Penguatan Proses 39

  40. 5. Pendalaman & perluasan materi

  41. Refleksi dari Hasil PISA 2009 Matematika IPA Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman  penyesuaian kurikulum Bahasa 41

  42. Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII 2007 2011 Lebih dari 95%siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 42

  43. Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII 2007 2011 Lebih dari 95%siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 43

  44. Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV 2006 2011 Lebih dari 95%siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebihdari50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 44

  45. Model Soal TIMSS TIMSS dan PIRLS membagi soal-soalnya menjadi empat katagori: • Low mengukur kemampuan sampai level knowing • Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying • High mengukur kemampuan sampai level reasoning • Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information 45

  46. Perbandingan Kurikulum IPA SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS Merah: Belum Diajarkan di Kelas VIII 46

  47. Perbandingan Kurikulum Matematika SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS Merah: Belum Diajarkan di Kelas VIII Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa kelas VIII yang mengikuti TIMSS 47

  48. Perbandingan Kurikulum Matematika SD Kelas IV dan Materi TIMSS Merah: Belum Diajarkan di Kelas IV Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa kelas IV yang mengikuti TIMSS 48

  49. Persentase Siswa SMP Kelas VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (IPA) Walaupun hampir semua materi IPA ada pada kurikulum, tetapi tidak semua memperoleh pelajaran tersebut. Menunjukkan banyak materi kurikulum yang tidak diajarkan . Hal ini sangat mungkin terkait dengan kemampuan profesi guru, mengajarkan apa yang mereka pahami, dan melompati yang mereka merasa kurang paham 49 Source: TIMSS 2011 International Science Report.

  50. Pesersentase Siswa SMP Kls VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (Matematika) Mengingat tidak semua materi matematika TIMSS terdapat pada kurikulum, sehingga wajar apabila persentase siswa yang telah diajar materi TIMSS adalah rendah 50 Source: TIMSS 2011 International Mathematics Report.

More Related