1 / 12

Isu-isu penting

Isu-isu penting. FENOMENA KOPERASI INDONESIA (SETELAH LEBIH DARI 50 TAHUN KEBERADAANNYA DAN DALAM TATA NILAI MASYARAKAT GOTONG ROYONG) MASIH JAUH TERTINGGAL DIBANDINGKAN DENGAN PRAKTIK KOPERASI DI NEGARA-NEGARA INDUSTRI MAJU YANG MENGANUT SISTEM EKONOMI LIBERAL KAPITALISTIK.

aysel
Télécharger la présentation

Isu-isu penting

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Isu-isu penting • FENOMENA KOPERASI INDONESIA (SETELAH LEBIH DARI 50 TAHUN KEBERADAANNYA DAN DALAM TATA NILAI MASYARAKAT GOTONG ROYONG) MASIH JAUH TERTINGGAL DIBANDINGKAN DENGAN PRAKTIK KOPERASI DI NEGARA-NEGARA INDUSTRI MAJU YANG MENGANUT SISTEM EKONOMI LIBERAL KAPITALISTIK. • DATA TAHUN 2006, JUMLAH KOPERASI INDONESIA TERCATAT SEBANYAK 138.411 UNIT DENGAN JUMLAH ANGGOTA 27.042.342 ORANG YANG AKTIF HANYA SEBANYAK 43.703 UNIT KOPERASI ATAU HANYA 31,5 PERSEN SAJA.

  2. Lanjutan isu…. • KETERPURUKAN KOPERASI DI INDONESIA BERDASARKAN PENGAMATAN BANYAK PAKAR DISEBABKAN: • PENDIRIAN KOPERASI BERDASARKAN KEBUTUHAN ANGGOTA YANG TIDAK JELAS, SEHINGGA CORE BUSINESS KOPERASI JUGA MENJADI TIDAK JELAS. • TIDAK MEMILIKI KRITERIA KEANGGOTAAN YANG JELAS, YAITU BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMODALI DAN MELANGGANI, SEHINGGA KOPERASI MENGALAMI KESULITAN PERMODALAN DAN KESULITAN UNTUK MENGEMBANGKAN VOLUME USAHANYA. • PENDIRIAN UNIT USAHA YANG TIDAK MEMENUHI KELAYAKAN USAHA, KARENA KEBUTUHAN ANGGOTA YANG TIDAK JELAS DAN KRITERIA ANGGOTA YANG JUGA TIDAK JELAS. • HAK-HAK ANGGOTA (YAITU HAK MENYATAKAN PENDAPAT, HAK MEMILIH YANG BEBAS, DAN HAK MENGAWASI) YANG SERING TERBELENGGU OLEH DOMINASI PENGURUS. • PIHAK PENGURUS DAN MANAJER KOPERASI SERING TIDAK MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH DAN PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KOPERASI MODERN SECARA PROFESIONAL.

  3. TANTANGAN MANAJEMEN KOPERASI DALAM ERA GLOBAL-PERDAGANGAN BEBAS • Faktor kedekatan mendorong menejer sekarang bekerja dalam kedekatan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya dalam berhubungan dengan pelanggan, pesaing, pemasok dan pemerintah yang jauh lebih banyak dan jauh lebih beragam. • Kedekatan ini merupakan fungsi dari menysutnya dunia karena kemajuan teknologi yang mampu mengatasi masalah jarak dan waktu Dengan teknologi yang ada sekarang memungkinkan orang di seluruh dunia mengirimkan suara, video, data dan informasi dalam waktu hanya beberapa menit bahkan detik saja. • Kemampuan teknologi dan manajerial yang semakin bertambah mendorong para menejer untuk saling bersaing bahkan bekerja sama dengan pemain bisnis global yang baru dalam rangka mempertahankan eksistensi bisnisnya

  4. TANTANGAN LANJUTAN….. • Kedua, faktor lokasi telah mendorong perilaku organisasi bisnis. Fenomena lokasi dan integrasi dari organisasi yang beroperasi melewati beberapa batas internasional. Misalnya, perusahaan telepon Amerika Serikat AT&T dan komputer untuk memindahkan telepon (telephone swiching computer) didisain di Amerika Serikat, dibuat di Singapura dan Amerika Serikat, dan dijual diseluruh dunia- kepada pelanggan yang menggunakan peralatan tersebut untuk dihubungkan dengan jasa AT&T jarak jauh yang menjangkau seluruh pelosok dunia

  5. TANTANGAN LANJUTAN…… • Ketiga, globalisasi mendorong sikap baru, terbuka dalam mempraktekkan manajemen secara internasional. Sikap ini menggabungkan keingintahuan mengenai dunia diluar batas-batas nasional dengan kemauan untuk mengembangkan kemampuan guna berpartisipasi dalam ekonomi global. Ohmae, menjelaskan masalah ini dengan pernyataan yang sederhana ” sekarang tidak ada luar negeri lagi”. Sikap berubah seiring dengan berjalannya waktu.

  6. PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI • Rapat Anggota • Pengurus • Pengawas Tiga serangkai inilah yang dikenal sebagai manajemen koperasi yang akan menjalankan tata laksana kehidupan koperasi.

  7. Perangkat Organisasi Koperasi STRUKTUR INTERNAL ORGANISASI KOPERASI RAPAT ANGGOTA PENGURUS PENGAWAS MANAJER KEPALA KEPALA KEPALA UNIT UNIT UNIT ANGGOTA

  8. Rapat Anggota • Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi • Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar koperasi. • Keputusan penting rapat anggota menetapkan: • Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga Koperasi • Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi • pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas • rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan • pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya • pembagian sisa hasil usaha (SHU) • penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.

  9. Pengurus • Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam RA • Pengurus merupakan pemegang kuasa RA • Masa jabatan Pengurus paling lama 5 (lima) tahun, • Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus diatur dalam AD ART • Pengurus bertugas: • mengelola koperasi dan usahanya, • mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi (RAPBK), • menyelenggarakan rapat anggota, • mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, • menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, • memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

  10. Pengawas • Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam RA • Pengawas bertanggung jawab kepada RA • Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas ditetapkan dalam AD ART • Pengawas bertugas: • melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi, • membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya,

  11. INDUK TINGKAT KOPERASI PUSAT KOPERASI KOPERASI KOPERASI TINGKAT GABUNGAN GABUNGAN GABUNGAN PROPINSI KOPERASI PUSAT STRUKTUR EKSTERNAL ORGANISASI KOPERASI KOPERASI KOPERASI TINGKAT PUSAT PUSAT KAB/KOTA TINGKAT KEC/ DESA KOPERASI KOPERASI KOPERASI PRIMER PRIMER PRIMER

  12. PERSONALIA PENGAWASAN DI KOPERASI • Anggota koperasi • Pengawas • Pengurus • Manajer • Badan penasihat dewan pembina • Kementerian Koperasi, Dinas Koperasi, Dekopin dan koperasi sekunder

More Related