1 / 27

Pembimbing 1 : dr. Indrastuti Normahayu, Sp. Rad (K) Pembimbing 2 : dr. Imam Sarwono , Sp. PA

Kamis, 7 Februari 2013. Sidang Tugas Akhir. Efek Radiasi Sinar Gamma Terhadap Apoptosis Sel Kelenjar Adrenal Rattus norvegicus Varian Wistar Jantan dengan Parameter Gambaran Histopatologi. Oleh: Claurita Deasy Natalina 0910710016. Pembimbing 1 : dr. Indrastuti Normahayu, Sp. Rad (K)

barr
Télécharger la présentation

Pembimbing 1 : dr. Indrastuti Normahayu, Sp. Rad (K) Pembimbing 2 : dr. Imam Sarwono , Sp. PA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kamis, 7 Februari 2013 Sidang Tugas Akhir Efek Radiasi Sinar Gamma Terhadap Apoptosis Sel Kelenjar Adrenal Rattus norvegicus Varian Wistar Jantan dengan Parameter Gambaran Histopatologi Oleh: Claurita Deasy Natalina 0910710016 Pembimbing 1 : dr. Indrastuti Normahayu, Sp. Rad (K) Pembimbing 2 : dr. Imam Sarwono , Sp. PA Penguji : dr. Djoko Santoso, M. Kes, DAHK

  2. LATAR BELAKANG Radiasi sinar gamma banyak digunakan sebagai radioterapi pasien dengan keganasan. Radiasi sinar gamma  merusak DNA sel tumor dan sel normal • Sebagian sel dapat mereparasi DNA dan tetap hidup, sebagian lain tidak  kerusakan DNA permanen  APOPTOSIS

  3. Dosis radioterapi:- DOSIS TUNGGAL  toksik terhadap jaringan normal- DOSIS FRAKSINASI (1,8 -2 Gy/hari 5x seminggu)  memberi kesempatan sel-sel normal mereparasi DNA Radiasi seluruh tubuh bisa mengenai organ KELENJAR ADRENAL  penghasil hormon penting (Adrenalin, Aldosteron, dll) akibatnya, terjadi perubahan morfologi dan gangguan regulasi hormon (Kecheva, 2010)

  4. RUMUSAN MASALAH Apakah pemberian radiasi sinar gamma dosis tunggal (1x10 Gy) dapat menyebabkan morfologi apoptosis sel kelenjar adrenal pada Rattus norvegicus varian Wistar jantan lebih meningkat dibandingkan dengan pemberian radiasi dosis fraksinasi (5x2 Gy) ?

  5. TUJUAN PENELITIAN • Umum • Mengetahui adanya efek radiasi sinar gamma terhadap apoptosis sel pada kelenjar adrenal • Khusus • Membuktikan bahwa pemberian radiasi dosis tunggal dapat menyebabkan morfologi apoptosis sel kelenjar adrenal lebih meningkat dibandingkan pemberian radiasi dosis fraksinasi

  6. TINJAUAN PUSTAKA • Radiasi Ionisasi Sinar Gamma • Ionisasi : energi radiasi mampu menggeser elektron atom/molekul keluar • Ciri radiasi pengion  energi tinggi, panjang gelombang pendek, daya penetrasi kuat. Contoh : sinar X, sinar gamma, partikel bermuatan (sinar alfa dan beta) • Sinar gamma  daya tembus tinggi, dapat menembus tubuh manusia. Dimanfaatkan sebagai radioterapi keganasan

  7. Interaksi dan Efek Radiasi dengan Sel • Ionisasi : • LANGSUNG  merusak ikatan DNA • TIDAK LANGSUNG  melalui ionisasi H20  ion menjadi radikal bebas  merusak DNA • Respon sel terhadap radiasi  reparasi, checkpoint stop pada siklus sel, APOPTOSIS

  8. Apoptosis • Apoptosis  kematian sel terprogram melalui 2 jalur (intrinsik & ekstrinsik)  mengaktifkan caspase  perubahan morfologi sel  fagositosis tanpa mediator inflamasi • Sel apoptosis  sel mengerut, sitoplasma tampak lebih padat, kromatin nukleus memadat (pyknotik), ireguler blebs pada sitoplasma, sel terfragmen menjadi apoptotic bodies

  9. Kelenjar Adrenal • Terletak di suprarenal, sepasang, diselimuti kapsul adiposa. Terdiri 2 lapisan: • 1. Korteks: • - Zona Glomerulosa hormon aldosteron • - Zona Fasikulata hormon kortisol • - Zona Retikularis  hormon androgen • 2. Medula: sel kromafin  hormon katekolamin (adrenalin dan noradrenalin)

  10. KERANGKA HIPOTESIS Dosis fraksinasi 10 Gy (5 x 2 Gy) Dosis tunggal 10 Gy Radiasi Sinar Gamma Kelenjar Adrenal Ionisasi Interaksi langsung Kerusakan langsung pada sel Interaksi tidak langsung Ionisasi molekul H2O Kerusakan DNA Ikatan basa DNA rusak Single Strand Break Double Strand break Aberasi Kromosom Perubahan Jumlah Perubahan Struktur Apoptosis

  11. HIPOTESIS • Pemberian radiasi sinar gamma dosis tunggal (1x10 Gy) dapat menyebabkan morfologi apoptosis sel kelenjar adrenal pada Rattus norvegicus varian Wistar jantan lebih meningkat dibandingkan dengan pemberian radiasi dosis fraksinasi (5x2 Gy)

  12. Penelitian ini menggunakan desain penelitian ekperimental laboratorik dengan post test only control group design • Menurut perhitungan, jumlah sampel minimal per kelompok yang diperlukan adalah 8,5 (≈ 9 ekor) • Variabel bebas : dosis radiasi (tanpa radiasi, dosis tunggal 10 Gy, dosis fraksinasi 5x2 Gy) • Variabel tergantung : jumlah apoptosis sel kelenjar adrenal

  13. PROSEDUR PENELITIAN Tikus Rattus norvegicus var. Wistar Jantan, umur 2-3 bulan, berat badan ± 200 gram Random sampling Adaptasi selama 3 hari Kelompok III Radiasi dosis fraksinasi 5 x 2 Gy Kelompok II Radiasi dosis tunggal 10 Gy Kelompok I Tidak diradiasi Euthanasia hari ke-9 Euthanasia hari ke-4 Euthanasia hari ke-5

  14. Pemotongan organ Diawetkan dengan formalin 10% Hari ke-10 Pembuatan slide histopatologi dengan pengecatan HE Pengamatan morfologi sel kelenjar adrenal yang apoptosis (medula adrenal) Analisis data

  15. HASIL PENELITIAN Indeks Apoptosis Medula Adrenal (n=9) Indeks Apoptosis Medula Adrenal Setelah Pengeluaran Data (n=8)

  16. Grafik Rata-rata Sel Medula Adrenal yang Mengalami Apoptosis pada Tiap Kelompok Grafik Rata-rata Sel Medula Adrenal yang Mengalami Apoptosis pada Tiap Kelompok Setelah Pengeluaran Data

  17. Apoptosis Sel Medula Kelenjar Kelompok II Apoptosis Sel Medula Kelenjar Kelompok I Keterangan: • Perbesaran 1000x dengan pewarnaan HE •  = sel medula adrenal yang mengalami apoptosis Apoptosis Sel Medula Kelenjar Kelompok III

  18. ANALISIS DATA Dari hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil: • Sebelum pengeluaran data pada kelompok I, p = 0,001 (p < 0,05) sehingga data bernilai tidak normal. Pada kelompok II dan III nilai p = 0,200 (p > 0,05). • Setelah pengeluaran data  pada kelompok I, II, dan III nilai p = 0,200 (p > 0,05) sehingga data bernilai normal.

  19. Dari hasil uji One Way ANOVA didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata yang bermakna di antara kelompok perlakuan Dari hasil uji homogenitas Levenedidapatkan nilai p = 0,281 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data bersifat homogen.

  20. HASIL UJI POST HOC TUKEY Kelompok I dan Kelompok II p = 0,152 (p > 0,05) Tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan Kelompok I dan Kelompok III p = 0,000 (p < 0,05) Ada perbedaan rata-rata yang signifikan Kelompok II dan Kelompok III p = 0,000 (p < 0,05) Ada perbedaan rata-rata yang signifikan

  21. PEMBAHASAN Dari hasil analisis data didapatkan bahwa: Radiasi dosis tunggal 1x10 Gy tidak menyebabkan morfologi apoptosis sel kelenjar adrenal lebih meningkat dibandingkan dosis fraksinasi 5 x 2 Gy. Hal ini dapat disebabkan oleh: 1. Kelenjar adrenal bersifat resisten (terutama bagian medula) dan berada pada fase akhir S yang tidak mudah terpengaruh radiasi 2. Ketidakseimbangan pro dan anti-apoptotic protein yang sangat bervariasi pada jenis dan tipe sel 3. Letak kelenjar adrenal dekat dengan organ-organ radiosensitif yang bersifat protektor terhadap kelenjar adrenal

  22. Selain itu didapatkan juga bahwa: Radiasi dosis fraksinasi 5 x 2 Gy menyebabkan morfologi apoptosis sel kelenjar adrenal lebih meningkat dibandingkan dosis tunggal 1x10 Gy Hal ini dapat disebabkan oleh: • Respon radiasi tergantung pada dosis, pemberian fraksinasi, dan waktu observasi. Dalam konteks waktu, efek radiasi dapat berupa immediate lession (dari menit ke jam), early lession (24 jam ke beberapa minggu), dan delayed lession (minggu, bulan, ke tahun). • Karena termasuk organ radioresisten, immediate lession kemungkinan tidak dapat diamati. Pemberian dosis fraksinasi dalam beberapa hari dapat menyebabkan early lession dan delayed lession.

  23. KETERBATASAN PENELITIAN • Alat fiksasi tikus kurang memadai • Pengecatan organ dengan HE bersifat subjektif dan tidak dapat mengevaluasi lapisan korteks adrenal • Jumlah sampel yang dikurangi menjadi 8 • Perlakuan tikus radiasi dosis fraksinasi tidak disertai dengan pemberian diet antioksidan tinggi sesuai dengan radioterapi sesungguhnya

  24. KESIMPULAN Pemberian radiasi sinar gamma dosis fraksinasi 5 x 2 Gy menyebabkan morfologi sel apoptosis pada sel kelenjar adrenal, khususnya medula, lebih meningkat daripada pemberian radiasi dosis tunggal 10 Gy dengan peningkatan yang signifikan

  25. SARAN 1. Perlu dilakukan metode pengecatan lain, misalnya imunohistokimia, agar lapisan korteks adrenal dapat dievaluasi. 2. Pengamatan lebih baik dilakukan oleh dua orang atau lebih karena pengamatan dengan pengecatan HE bersifat subyektif. 3. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan waktu radiasi yang lebih lama, mulai dari hitungan minggu, bulan, hingga tahun, sehingga bisa melihat efek radiasi sinar gamma dalam jangka panjang, terutama untuk organ yang radioresisten. 4. Sebaiknya perlakuan tikus pada kelompok III (dosis fraksinasi) diberikan diet anti oksidan tinggi agar tidak banyak apoptosis yang terjadi. Hal ini perlu dilakukan sesuai dengan keadaan pemberian radioterapi pada manusia yang sesungguhnya.

  26. TERIMA KASIH•

More Related