1 / 43

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning; CTL)

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning; CTL). IKIP PGRI SEMARANG. 2010. Pendahuluan. Belajar dan pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dan guru. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusia dan prilakunya.

blaise
Télécharger la présentation

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning; CTL)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning; CTL) IKIP PGRI SEMARANG 2010

  2. Pendahuluan • Belajar dan pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dan guru. • Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusia dan prilakunya. • Belajar akan lebih mantap dan efektif bila ada minat (terutama minat yang muncul dengan kesadaran sendiri), • Belajar perlu lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif,siswa belajar tanpa adanya rasa takut atau tekanan. • Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran dipengaruhi keberhasilan guru dalam menggunakan pendekatan dan model dalam pembelajaran. Pendukungnya: kelengkapan fasilitas belajar, keadaan anak didik, serta materi pelajaran.

  3. Lanjutan • Oleh sebab itu, seorang guru harus dapat memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang dipelajari. • Salah satu pendekatan pembelajaran yang diharapkan mampu menumbuhkan minat belajar siswa adalah pendekatan kontekstual. • Jadi, fungsi dan peranan guru hanya sebagai mediator siswa lebih proaktif untuk merumuskan sendiri tentang fenomena yang berkaitan dengan fokus kajian secara kontekstual bukan tekstual.

  4. Lanjutan • Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. • Pendekatan ini sangat memperhatikan pengalaman dan pengetahuan awal siswa.

  5. Lanjutan • Pengalaman belajar siswa diperoleh melalui serangkaian kegiatan belajar untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara sumber lain. • Siswa selayaknya memperoleh pengalaman belajar dalam tiga ranah sesuai teori Bloom yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  6. PENGERTIAN CTL CTL suatu proses pendidikan yang holistik.Bertujuan membantu siswa untuk memaha-mi makna materi ajar dengan mengaitkan materi tersebut terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural).Sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

  7. Menurut Johnson (2002) : Sistem Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan ajar yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadi, sosial, dan budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem pembelajaran kontekstual akan mengarahkan siswa melakukan delapan komponen yaitu: melakukan hubungan bermakna, mengerjakan tugas/pekerjaan berarti, belajar mandiri, kerjasama, berpikir kritis dan kreatif, mengarahkan kepribadian diri, mencapai standar tinggi, dan menggunakan penilaian sebenarnya.

  8. MOTTO CTL • STUDENTS LEARN BEST BY ACTIVELY CONSTRUCTING THEIR OWN UNDERSTANDING(CTL Academy Fellow, 1999) • (Cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan sendiri secara aktif pemahamannya)

  9. Teori yang Melandasi CTL • Knowledge-Based Constructivism, menekankan kepada pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. • Effort-Based Learning/Incremental Theory of Intellegence; Bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar akan memotivasi seseorang untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan komitmen untuk belajar.

  10. Lanjutan • Socialization; yang menekankan bahwa belajar merupakan proses sosial yang menentukan tujuan belajar, oleh karenanya, faktor sosial dan budaya perlu diperhatikan selama perencanaan pengajaran. • Situated Learning; pengetahuan dan pembelajaran harus dikondisikan dalam fisik tertentu dan konteks sosial (masyarakat, rumah, dan sebagainya) dalam mencapai tujuan belajar. • Distributed Learning; manusia merupakan bagian terintegrasi dari proses pembelajaran, oleh karenanya harus berbagi pengetahuan dan tugas-tugas

  11. Pembelajaran CTLMenjadi Alternatif • Sebelum disosialisasikannya KTSP 2006, umumnya guru ceramah dan tidak produktif. • CTLakan berpihak dan memberdayakan siswa.

  12. PERBEDAAN CTLTRADISIONAL

  13. KOMPONEN CTL • contructivism • Inquiry • Questioning • Learning Comunity • Modelling • Reflection • Authentic assessment CTL

  14. KONSTRUKTIVISME • Pengetahuan dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit. • Strategi “memperoleh” lebih diutamakan dari pada seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.

  15. MENEMUKAN (Inquiry) • Siklus inquiry adalah : Observasi, Bertanya, Mengajukan dugaan, Pengumpulan data, Penyimpulan. • Kata kunci strategi Inquiry adalah “SISWA MENEMUKAN SENDIRI”

  16. BERTANYA(Questioning) • Menggali informasi. • Mengecek pemahaman siswa. • Membangkitkan respon siswa. • Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa. • Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa. • Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru. • Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa. • Untuk mendengarkan kembali pengetahuan siswa.

  17. PEMODELAN (Modeling) • Dalam pembelajaran ada model yang ditiru. • Guru bukan satu-satunya model.

  18. MASYARAKAT BELAJAR (Learning Community) • Disarankan melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar, kecil maupun besar, kelas sederajat, diatasnya dll. • Mendatangkan/mendatangi “ahli” (tokoh, olahragawan, dokter, petani, tukang kayu dll.) • Bekerja dengan masyarakat.

  19. REFLEKSI (Reflection) • Berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dipelajari. • Catatan atau jurnal di buku siswa. • Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. • Diskusi. • Hasil karya.

  20. PENILAIAN AUTENTIK  suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini adalah simulasi yang dapat mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang ditemui di dalam praktek dunia nyata.

  21. PENILAIAN AUTENTIK (Authentic Assessment) • Kemajuan belajar dinilai selama dan sesudah pembelajaran berlangsung. • Bisa digunakan untuk formatif ataupun sumatif. • Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan hanya mengingat fakta. • Berkesinambungan. • Terintegrasi. • Dapat digunakan sebagai umpan balik.

  22. TUJUAN PENILAIAN AUTENTIK  mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang autentik. Melalui penilaian autentik ini, diharapkan ber-bagai informasi yang absah/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan.

  23. Strategi Penilaian Autentik • Penilaian kinerja (Performance assessment). • Observasi sistematik atau investigasi jangka pendek (System Observation – short investigation) • Pertanyaan terbuka • Portofolio (Portfolio) • Kajian/penilaian pribadi (self assessment). • Jurnal (Journal)

  24. KOMPONEN CTL (Johnson, 2002) • Making meaningful connections • Doing significant work • Self-regulated learning • Collaborating • Critical and creative thinking • Nurturing individual • Reaching high standards • Using authentic assessment CTL

  25. Peranan Guru dalam CTL: • Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa . • Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama. • Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual. • Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. • Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/ pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya. • Melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.

  26. Implementasi CTL • merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (depelopmentally appropriate) siswa • Membentuk group belajar yang saling tergantung (interpendent learning group) • Membuat hubungan yang bermakna (making meaningful connections) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya. • Melakukan pekerjaan yang siginifikan (doing significant work). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan menghasilkan produk.

  27. Lanjutan • Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan). • Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelli-gences) siswa. • Menggunakan teknik bertanya (questioning) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. • Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar siswa. • Mempertimbangan keragaman siswa (disversity of students).

  28. Lanjutan • Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contructivism). • Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). • Memodelkan (modelling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. • Mengarahkan siswa untuk merefleksikan (reflection) tentang apa yang sudah dipelajari. • Menerapkan penilaian autentik(authentic assessment).

  29. 5 Bentuk Belajar dalam CTL • mengaitkan (relating), • mengalami (experiencing), • menerapkan (applying), • bekerjasama (cooperating), • mentransfer (transferring).

  30. Strategi Pengajaran yang Berasosiasi dengan CTL • CBSA • Pendekatan Proses • Life Skills Education • Authentic Instruction • Inquiry-Based Learning • Problem-Based Learning • Cooperative-Learning • Service learning

  31. DIAGRAM SISTEM DUKUNGAN UNTUK PELAKSANAAN CTL Pembelajaran Siswa Pengajaran Dukungan Keorganisasian Sekolah Dukungan Masyarakat

  32. SEKIAN Terima Kasih Wassalamualaikum, Wr. Wb.

  33. KOMPONEN CTL • Membuat hubungan yang bermakna (making meaningful connections) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya. • Melakukan pekerjaan yang siginifikan (doing significant work). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan menghasilkan produk.

  34. Pembelajaran mandiri (self-regulated learning) yang membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari. • Bekerjasama (collaborating) untuk membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya.

  35. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking); siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatifnya dalam pengumpulan, analisi dan sintesa data, memahami suatu isu/fakta dan pemecahan masalah. • Pendewasaan individu (nurturing individual) dengan mengenalnya, memberikan perhatian, mempunyai harapan tinggi terhadap siswa dan memotivasinya.

  36. Pencapaian standar yang tinggi (reaching high standards) melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. • Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment) yang menantang siswa agar dapat menggunakan informasi akademis baru dan keterampilannya kedalam situasi nyata untuk tujuan yang signifikan.

  37. Kontruktivisme (Contructivism)landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuanyang dimilikinya. • Menemukan (Inquiry) bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual Karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion).  • Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk : 1) menggali informasi, 2) menggali pemahaman siswa, 3) membangkitkan respon kepada siswa, 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, 6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, 7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa

  38. Lanjutan • Masyarakat Belajar (Learning Community)Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperoleh dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. • Pemodelan (Modeling) pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan ,melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.

  39. Lanjutan • Refleksi (Reflection) cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu. • Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment) proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.

More Related