1 / 43

GERAK & POSISI BENDA LANGIT I

GERAK & POSISI BENDA LANGIT I. Gerak Semu Harian & Tahunan Matahari Fase – Fase Bulan Gerhana Bulan & Gerhana Matahari. Kompetensi Dasar: Memahami konsep gerak dan posisi benda langit serta mengembangkan kemampuan bernalar. Judhistira Aria Utama , M.Si . Lab. Bumi & Antariksa

cain
Télécharger la présentation

GERAK & POSISI BENDA LANGIT I

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. GERAK & POSISI BENDA LANGIT I Gerak Semu Harian & Tahunan Matahari Fase – Fase Bulan Gerhana Bulan & Gerhana Matahari Kompetensi Dasar: Memahami konsep gerak dan posisi benda langit serta mengembangkan kemampuan bernalar Judhistira Aria Utama, M.Si. Lab. Bumi & Antariksa Jur. PendidikanFisikaFPMIPA UPI

  2. Gerak Rotasi & Revolusi Bumi • Bumi melakukan dua gerakan sekaligus; rotasi dan revolusi. ROTASI Bumi berputar terhadap poros. REVOLUSI  Bumi berputar terhadap benda langit lain. • Periode rotasi Bumi (dengan acuan bintang-bintang ja- • uh): 23jam56menit4detik • * Arah rotasi Bumi: dari barat ke timur (arah negatif) • Periode revolusi Bumi (dengan acuan bintang-bintang • jauh): 365,256hari • * Arah revolusi Bumi: dari barat ke timur (arah negatif) Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 2

  3. Percobaan yang Membuktikan Bumi Berotasi Hasil yang diperoleh: “Jikasuatu benda dijatuhkan dari tempat yang tinggi, ketika ben- da tiba di Bumi letak jatuhnya bergeser ke arah timur relatif ter- hadap posisi proyeksi yang seharusnya” • Percobaan Leon Foucault (1851): Menggantung-kan bandul dengan benang baja sepanjang sekitar 60m  Garis jejak yang dibentuk bandul mengikuti arah yang berbeda-beda  Rotasi! Percobaan Benzenberg (1802): Menjatuhkan benda dari puncak sebuah menara tinggi. Percobaan Reich (1831): Menjatuhkan benda ke dasar sebuah sumur pertambangan. Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 3

  4. Akibat-akibat Rotasi Bumi Gerak semu harian benda langit (terbit di timur, terbenam di barat) Pergantian siang dan malam Bentuk Bumi yang oblate ellipsoid (bulat pepat)  perbedaan percepatan gravitasi Perbedaan waktu (terkait arah rotasi dan perbedaan bujur geografis) Terjadinya pembelokan arah angin Sesuai Hukum Buys Ballot: * Udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi  rendah * Di belahan Bumi utara angin membelok ke kanan dan sebaliknya Terjadinya pembelokan arus laut Arus laut membelok searah jarum jam di belahan Bumi utara dan sebaliknya Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 4

  5. Hasil Pengamatan yang Membuktikan Bumi Berrevolusi Efek paralaks Perubahan kedudukan bintang dekat relatif terhadap bintang-bintang latar belakang yang lebih jauh letaknya. Aberasi cahaya bintang  Perubahan posisi bintang dari posisi yang sebenarnya sebagai akibat kombinasi gerak Bumi dalam ruang dan keberhinggaan kelajuan cahaya yang berasal dari bintang yang diamati tersebut. * Analog dengan tetes hujan Efek Doppler  Pergeseran garis-garis spektrum bintang (ke arah merah atau biru) karena perubahan posisi pengamat akibat rotasi Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 5

  6. Membeloknya jejak cahaya dari sumbu optik teleskop karena aberasi cahaya bintang menimbulkan cacat yang disebut “koma” (coma – comet-likeimage). Waktu yang diperlukan cahaya untuk menempuh panjang tabung teleskop: Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 6

  7. Waktu yang diperlukan cahaya untuk menempuh panjang tabung teleskop: Kecepatan gerak teleskop dalam arah  berkas cahaya: Pergeseran terhadap sumbu optik yang dialami berkas cahaya yang tiba di dasar tabung teleskop: Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 7

  8. Perubahan arah (a) dinyatakan dalam radian adalah: • dengan • v = kecepatan pengamat • c = kelajuan cahaya • = sudut antara arah objek sebenarnya dengan vektor kecepatan pengamat Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 8

  9. Perubahan panjang siang dan malam Hanya saat Matahari berada di khatulistiwa langit, siang dan malam sama panjang (12 jam). Gerak semu tahunan Matahari Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 9

  10. Pergantian musim * Ketika Matahari berada di belahan utara Bumi  Benua Asia mengalami musim panas  di Indonesia musim kemarau * Ketika Matahari berada di belahan selatan Bumi  Benua Asia mengalami musim basah  di Indonesia musim hujan Kemunculan rasi bintang yang berbeda di langit malam setiap bulannya  Keperluan praktis masyarakat agraris. Rasi bintang (13 buah) yang terletak di ekliptika disebut ZODIAK. Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 10

  11. Bola langit (bola berradius tak berhingga) dengan bintang-bintang yang “menempel” di permukaan bagian dalamnya. Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  12. Karena fenomena presesi, arah yang ditunjuk oleh kutub rotasi Bumi berubah  jumlah zodiak yang berada di ekliptika bertambah menjadi 13 buah! Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  13. Fenomena presesi Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  14. Latihan: Bagaimana astronom zaman dulu mengetahui kehadiran fenomena presesi? Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  15. Fase – Fase Bulan Fase-fase Bulan terjadi karena perbedaan luas permukaan Bulan yang memantulkan sinar Matahari sebagaimana teramati dari Bumi. Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 15

  16. Geometri Sabit Bulan Luas sabit (AQF’Q’A) bertambah dengan bertambahnya waktu sejak fase konjungsi (new moon). Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 16

  17. dengan e merupakan jarak sudut (elongasi) antara Matahari dan Bulan sebagaimana teramati dari Bumi, sehingga: Luas sabit = Luas ½ lingkaran – luas ½ elips Luas sabit = ½ (PA)2 – ½ (PB)(PF’) karena PB = PA, Luas sabit = ½ (PA)[(PA) – (PF’)] Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012 17

  18. Fase Bulan  Luas sabit Bulan : Luas penampang “Sabit” merupakan bagian Bulan yang terkena dan memantulkan sinar Matahari yang menghadap ke Bumi. dengan Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  19. Gerhana: Orbit Bumi & Bulan Matahari Arah utara ekliptika Ekliptika (bidang orbit Bumi mengitari Matahari) Bulan Inklinasi ~ 50 Bumi Arah selatan ekliptika Bidang orbit Bulan Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  20. Garis hubung kedua titik potong disebut garis simpul. Garis khayal tersebut tidak diam, melainkan berotasi ke arah barat sepanjang ekliptika. Diperlukan waktu sekitar 18 2/3 tahun untuk menyele- saikan satu putaran hingga kembali ke posisi semula. Titik simpul (node) Bulan Garis simpul Titik simpul (node); titik potong orbit Bulan dengan ekliptika Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  21. Diameter linear Matahari: D = 2 x 6,96 x105 km = 1.392.000 km • Diameter linear Bulan: D= 2 x 1,738 x 103 km = 3476 km • Berapa sudut bentangan kedua objek langit? Jarak Matahari dari Bumi (rerata: 149.600.000 km) sekitar 400x lebih jauh daripada jarak Bulan ke Bumi (rerata: 384.400 km).  diameter sudut Matahari: (D/d) x 206.265  diameter sudut Bulan: (D/d) x 206.265 Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  22. Orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips dengan eksentrisitas (kelonjongan) 0,016773. • Variasi jarak Bumi–Matahari: •  147.091.312 km (di perihelion) •  152.109.813 km (di aphelion) • Variasi dari nilai jarak rata-rata mencapai: Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  23. Orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips dengan eksen- • trisitas rata-rata 0,05490. Orbit Bulan lebih kompleks karena • gangguan Matahari dan planet lain terhadap Bulan tidak bisa • diabaikan. • Menurut Fred Espenak (NASA), variasi jarak Bumi–Bulan: •  356.400 km (di perigee) •  406.700 km (di apogee) • Variasi dari nilai jarak rata-rata mencapai: Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  24. Variasi diameter sudut Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  25. Jenis Gerhana: Gerhana Matahari • Gerhana Matahari hanya mungkin terjadi pada saat Bulan (moon) berada pada fase Bulan baru (konjungsi). Fase Bulan baru ini berlangsung setiap bulan (month). Gerhana Matahari Total (GMT) Gerhana Matahari Sebagian (GMS) Gerhana Matahari Cincin (GMC) Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  26. Snapshot Gerhana Matahari Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  27. Jenis Gerhana: Gerhana Bulan Penumbra Bumi Umbra Bumi Bulan purnama Ekliptika Arah gerak Bulan • Gerhana Bulan hanya mungkin terjadi pada saat Bulan (moon) berada pada fase Bulan purnama (oposisi). Fase Bulan purnama ini juga berlangsung setiap bulan (month). Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  28. Penumbra Bumi Umbra Bumi Ekliptika Bulan purnama Arah gerak Bulan Penumbra Bumi Umbra Bumi Ekliptika Bulan purnama Arah gerak Bulan Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  29. Snapshot Gerhana Bulan Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  30. Musim Gerhana • Musim gerhana berlangsung bila kedudukan Matahari di langit berada di salah satu titik simpul (titik di garis potong orbit Bulan dan orbit Bumi). • Simpul tersebut bergerak ke arah barat ekliptika dengan periode 18 2/3 tahun.  Musim gerhana dapat berlalu pada bulan Januari hingga Desember atau dari bulan Muharram hingga Dzulhijjah. • Dua musim gerhana mendefinisikan 1 tahun gerhana. Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  31. Nyatakan Q sebagai periode garis simpul, S sebagai periode sinodik garis simpul (konjungsi garis simpul dengan Matahari 2x berturutan), dan T sebagai panjang tahun sideris (365,25 hari Matahari rata-rata). • Karena garis simpul bergerak dalam arah yang berlawanan dengan gerak Matahari, nilai S < T. • Hubungan antara ketiga periode di atas: Periode sinodik garis simpul S disebut tahun gerhana. Ingat!!! Matahari berada segaris dengan garis simpul setiap ½ tahun gerhana. Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  32. Siklus Saros Gerhana • Saros (berarti pengulangan) adalah siklus gerhana yang berkaitan erat dengan tiga macam periode Bulan:  periode sinodik  periode drakonik(draconic, selang waktu 27,21 hari yang diperlukan Bulan untuk kembali berada di simpul yang sama)  periode anomalistik(anomalistic, selang waktu 27,55 hari yang diperlukan Bulan untuk satu kali mengorbit Bumi dan kembali berada di jarak yang sama) Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  33. Terdapat kesesuaian berikut ini: • 223x periode sinodik (6586,321 hari) = 239x periode anomalistik (6585,538 hari) = 247x periode drakonik (6585,357 hari)  Gerhana yang mirip akan berulang/kembali terjadi. Seluruh gerhana, baik gerhana Matahari maupunBulan,dengan nomor Saros yangsamamasing- masing terpisahkan sejauh 18 tahun 10 1/3 atau 11 1/3 hari. • Interval waktu 223x periode sinodik sangat dekat nilainya dengan 19 tahun gerhana (19x346,62 = 6585,78 hari). Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  34. Terdapat selisih waktu 0,4562 hari antara periode Saros dengan siklus terjadinya gerhana. • Dalam satu hari, Matahari bergeser sebesar 3600/ 365,2425 hari atau sekitar 10/hari ke arah timur.  Jadi dalam waktu 0,4562 hari Matahari bergerak sejauh 0,4562 x 10  0,45620 = 27,3720. • Akibatnya: Gerhana berikutnya dengan nomor Saros yang sama akan terjadi 27,3720 di sebelah barat dari kejadian gerhana sebelumnya. Judhistira Aria Utama | TA 2011 - 2012

  35. MemprediksiGerhanaBulan:Per BulanPurnama • Dalam tahun-tahun mendatang (setelah tahun 2000), gerhana Bulan terjadi untuk Bulan purnama yang memilikiBilangan Saros salah satu di antara 109 – 150  Jika Bilangan Saros di antara121 dan 137, akan terjadi gerhana Bulan total. Jika Bilangan Saros di antara109 dan 120atau di antara138 dan 150, akan terjadi gerhana Bulan sebagian atau penumbra.

  36. MemprediksiGerhanaBulan:Per BulanPurnama • Bila Bulan purnama pertama pada tahun berjalan memiliki Bilangan Sarosdi luar rentang109 − 150,tidak akan terjadi gerhana Bulan. • Untuk setiap Bulan purnama berikutnya tambahkan 38 kepada Bilangan Sarosnya. Jika Bilangan Saros lebih besar daripada 223, kurangi hasilnya dengan 223.

  37. MemprediksiGerhanaBulan:Per BulanPurnama Contoh: Bilangan Saros Bulan purnama pertama pada tahun 2012 adalah 173, yang berada di luar rentang sehingga tidak ada gerhana Bulan. Bulan purnama ke-2 terjadi dengan Bilangan Saros 173 + 38 = 211, juga tidak terjadi gerhana. Bulan purnama ke-3, 211 + 38 = 249  249 – 223 = 26, masih tidak terjadi gerhana. Dilanjutkan hingga purnama ke-6, 102 + 38 = 140. Bilangan Saros ini berada dalam rentang 138 – 150, yang berarti akan terjadi gerhana Bulan. Pada 4 Juni 2012 (purnama ke-6 dalam tahun 2012) akan terjadi gerhana Bulan sebagian (GBS) GB ke-24 dari 77 buah gerhaha Bulan dengan nomor Saros 140!

  38. Seri SarosuntukBulan Bilangan Saros dapat digunakan untuk mempre-diksi dengan cu-kup akurat ka-pankah akan ter-jadi gerhana Bu-lan, namun bu-kanvisibilitasnya dari lokasi ter-tentu.

  39. KemiripanGeometri

  40. MemprediksiGerhanaMatahari:Per BulanBaru • Dalam tahun-tahun mendatang (setelah tahun 2000), gerhana Matahari terjadi untuk Bulan baru yang memilikiBilangan Saros salah satu di antara 117 – 156. • Bila Bulan baru pertama pada tahun berjalan memiliki Bilangan Sarosdi luar rentang117 − 156,tidak akan terjadi gerhana Matahari • Untuk setiap Bulan baru berikutnya tambahkan 38 kepada Bilangan Sarosnya. Jika Bilangan Saros lebih besar daripada 223, kurangi hasilnya dengan 223.

  41. MemprediksiGerhanaMatahari:Per Bulanbaru Setelah satu gerhana Matahari berhasil diten-tukan, gerhana berikut-nya terjadi setelah 1,5, atau 6 Bulan baru beri-kutnya dengan masing-masing memiliki nomor Saros yang 38 lebih besar, 33 lebih kecil, atau 5 lebih besar dari-pada nomor Saros ger-hana yang sebelumnya. Tahun BB Jan No.Saros 2003 37 4 180 2004 50 23 5 2005 62 11 15 2006 75 30 63 2007 87 20 73 2008 99 9 83 2009 112 27 131 2010 124 16 141 2011 136 6 151 2012 149 25 199 2013 161 13 209 2014 173 2 219 2015 186 21 44 2016 198 11 54 2017 211 29 102 2018 223 18 112 2019 235 7 122 2020 248 26 170 2021 260 15 180

  42. Latihan 1. Aristarchus pernah mengemukakan metode untuk menghitung jarak Bumi-Bulan berdasarkan informasi diameter Bumi yang telah ditentukan oleh Eratosthenes. (Gunakan radius Bumi: 6000 km) • Gambarkan konfigurasi yang menunjukkan terjadinya gerhana Bulan total! • Dengan menganggap Matahari berada sangat jauh sehingga sinarnya yang mencapai tepi-tepi Bumi sejajar dengan sempurna, berapakah lebar bayang-bayang Bumi? Judhistira Aria Utama | TA 2009 - 2010

  43. Latihan • Bila Bulan mengelilingi Bumi dalam 27,3 hari satu kali putaran, berapakah kecepatan sudutnya (dalam derajat/jam)? • Menurut Aristarchus, lama waktu sejak pusat Bulan memasuki bayang-bayang hingga meninggalkan bayang-bayang Bumi selama gerhana Bulan total adalah 3 jam. Berapakah lebar bayang-bayang Bumi yang tiba di Bulan (dalam derajat)? • Tentukan jarak Bumi-Bulan! Judhistira Aria Utama | TA 2009 - 2010

More Related