1 / 76

SEM Konsep dan Prosedur

SEM Konsep dan Prosedur. Dr. Setyo H. Wijanto (setyohw@idola.net.id). Bab 1 Pendahuluan. Problem Dasar. Problem Dasar Scientific Inference dalam Ilmu Sosial dan Perilaku ( Social and Behavioral Science ) Pengukuran ( Measurement ) Apa yang sebenarnya diukur oleh suatu pengukuran?

Télécharger la présentation

SEM Konsep dan Prosedur

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SEMKonsep dan Prosedur Dr. Setyo H. Wijanto (setyohw@idola.net.id)

  2. Bab 1Pendahuluan

  3. Problem Dasar • Problem Dasar Scientific Inference dalam Ilmu Sosial dan Perilaku (Social and Behavioral Science) • Pengukuran (Measurement) • Apa yang sebenarnya diukur oleh suatu pengukuran? • Bagaimana cara dan seberapa baik sebuah pengukuran mengukur apa yang diukur tersebut. • Bagaimana validitas dan reliabilitas pengukurannya? • Hubungan Kausal di antara variabel-variabel dan penjelasan tentang hubungan tersebut • Bagaimana menyimpulkan hubungan kausal antar variabel yang kompleks dan tidak teramati secara langsung, melainkan melalui indikator-indikator? SEM - Konsep dan Prosedur

  4. Perkembangan SEM • Usaha untuk Mengatasi Problem Dasar • Francis Galton • Keponakan Charles Darwin ini menghasilkan konsep korelasi dan regresi. Konsep “the common source” merupakan langkah awal dalam analisis faktor. • Karl Pearson (1857-1936) • Murid dari Galton dan merupakan ahli statistik terbesar sepanjang masa. Pearson tidak meneruskan ide “analisis faktor”, tetapi memperkenalkan konsep principal components yang penting dalam estimasi analisis faktor. SEM - Konsep dan Prosedur

  5. Perkembangan SEM • Poster dari Francis Galtons’ Anthropometric Laboratory di London, 1885-1891 SEM - Konsep dan Prosedur

  6. Perkembangan SEM SEM - Konsep dan Prosedur

  7. Perkembangan SEM • Charles Spearman • Spearman adalah murid dari Wundt di Leipzig dan Galton di London. Ia mulai sebagai psikolog dan pada 1904 ia meletakkan dasar psikometri sebagai salah satu cabang dari ilmu kuantitatif. Konsep one factor model (dikenal sebagai g) yang diusulkan-nya membawa dia sebagai “ the father of factor analysis”. SEM - Konsep dan Prosedur

  8. Perkembangan SEM • Louis Leon Thurstone • Thurstone memperluas konsep one-factor model dari Spearman menjadi multiple factor model. Ia mengakomodasi Spearman’s g melalui konsep “second order” factor. • Louis Guttman (1916-1987) • Guttman banyak memberi kontribusi pada analisis faktor. Selain itu ia juga mengusulkan pendekatan alternatif dari analisis faktor. SEM - Konsep dan Prosedur

  9. Perkembangan SEM • Karl Joreskog • Terobosan dilakukan oleh Joreskog dalam mengatasi persoalan estimasi dan analisis faktor. Kontribusinya mencakup: • Maximum likelihood sebagai metode praktis yang dapat digunakan. • Confirmatory factor analysis. • Digabungkan dengan hasil dari Wiley dan Keesling menghasilkan model JKW SEM - Konsep dan Prosedur

  10. Perkembangan SEM • Model JKW (Joreskog, 1973; Keesling, 1972; Wiley, 1973), yang terdiri 2 bagian: • Model Variabel Laten • Model ini serupa dengan persamaan simultan pada ekonometri, hanya semua variabelnya adalah variabel laten. • Model Pengukuran • Model ini menunjukkan indikator-indikator sebagai efek dari variabel laten, seperti pada analisis-faktor yang banyak digunakan pada psikometri dan sosiometri. • Model Bentler & Week (1980) • Model McArdle & McDonald (1984) SEM - Konsep dan Prosedur

  11. Galton The Common Source Spearman One Factor Model Thurstone Multiple Factor Model Joreskog MLE, CFA & LISREL Simultaneous Equation Model (Econometric) Factor Analysis (Psychometric) JKW Model SEM LISREL Klein Perkembangan SEM SEM - Konsep dan Prosedur

  12. Perkembangan SEM • Model JKW merupakan cikal bakal dari model LISREL (LInear Structural RELationship) dan dewasa ini juga dikenal sebagai Structural Equation Model (SEM) • Dukungan Perangkat Lunak Komputer • Perangkat lunak komputer (computer software) mendorong perkembangan dan popularitas SEM. Dua perangkat lunak SEM yang populer: • LISREL • EQS • AMOS SEM - Konsep dan Prosedur

  13. Perkembangan SEM • Dukungan Perangkat Lunak Komputer • Perangkat lunak SEM yang lain: • LISCOMP • CALIS • EzPATH • COSAN • Arena Diskusi tentang SEM di Internet • SEMNET • http://www.gsu.edu/~mkteer/semfaq.html • Websites para vendor SEM Software • http://www.ssicentral.com/ (untuk LISREL) SEM - Konsep dan Prosedur

  14. SEM vs Multivariat • SEM mampu memodelkan konsep variabel laten yang tidak teramati secara langsung. (Pada multivariat lainnya semua variabelnya adalah variabel teramati) • SEM mampu memodelkan hubungan kausal yang kompleks di antara variabel-variabel  Persamaan Simultan (Pada multivariat yang lain lazimnya hanya satu persamaan) • Hubungan kausal yang kompleks tersebut terjadi di antara variabel laten dan bisa diestimasi sekaligus atau simultan. (Pada multivariat yang lain, estimasi dilakukan satu persamaan setiap kali) SEM - Konsep dan Prosedur

  15. Bab 2Konsep SEM

  16. Path Diagram • Path Diagram atau Diagram Lintasan merupakan sarana komunikasi yang efektif untuk menyampaikan ide konsep dasar model SEM (Hoyle, 1995) • Diagram Lintasan jika digambar secara benar dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan, akan dapat diturunkan menjadi model matematik dari SEM SEM - Konsep dan Prosedur

  17. Komponen dalam Model Umum SEM • 2 JENIS VARIABEL • Variabel Laten (Latent Variable) • Variabel Teramati (Observed atau Measured Variable) • 2 JENIS MODEL • Model Struktural (Structural Model) • Model Pengukuran (Measurement Model) • 2 JENIS KESALAHAN • Kesalahan Struktural (Structural Error) • Kesalahan Pengukuran (Measurement Error) SEM - Konsep dan Prosedur

  18. VARIABEL DI DALAM SEM • Variabel Laten • Merupakan variabel kunci yang menjadi perhatian • Merupakan konsep abstrak. (Contoh dalam psikologi adalah perilaku, sikap, perasaan, motivasi dllnya) • Hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel-variabel teramati SEM - Konsep dan Prosedur

  19. VARIABEL DI DALAM SEM • Variabel Laten • Ada 2 jenis variabel laten: • Variabel laten eksogen Notasi variabel laten eksogen dengan huruf Yunani adalah (“ksi”) • Variabel laten endogen  • Notasi variabel laten endogen dengan huruf Yunani adalah (“eta”). SEM - Konsep dan Prosedur

  20. VARIABEL DI DALAM SEM • Variabel Laten • Simbol Path Diagram dari Variabel Laten adalah lingkaran atau elips. atau • Simbol untuk menunjukkan hubungan kausal adalah anak panah. Latent Eksogen Latent Endogen SEM - Konsep dan Prosedur

  21. VARIABEL DI DALAM SEM • Variabel Teramati • Variabel Teramati adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator. • Variabel teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten (Reflektif). • Pada metode survai dengan menggunakan kuesioner, setiap pertanyaan pada kuesioner biasanya mewakili sebuah variabel teramati. SEM - Konsep dan Prosedur

  22. VARIABEL DI DALAM SEM • Variabel Teramati • Notasi matematik untuk variabel teramati yang merupakan efek dari variabel laten eksogen (ksi) adalah X, sedangkan yang merupakan efek dari variabel laten endogen (eta) adalah Y. • Simbol Diagram Lintasan dari variabel teramati adalah kotak y x SEM - Konsep dan Prosedur

  23. MODEL DI DALAM SEM • Model Struktural • Menggambarkan hubungan-hubungan yang ada di antara variabel laten. • Hubungan-hubungan ini umumnya linier, meskipun pada perluasan SEM hubungan non-linier dimungkinkan. • Sebuah hubungan di antara variabel laten serupa dengan sebuah persamaan regresi linier di antara variabel laten tersebut. • Beberapa persamaan regresi linier tersebut membentuk persamaan simultan di antara variabel-variabel laten (serupa persamaan simultan di ekonometri). SEM - Konsep dan Prosedur

  24. MODEL DI DALAM SEM • Model Struktural • Parameter yang menunjukkan regresi variabel laten endogen pada variabel laten eksogen diberi label huruf Yunani  (‘gamma”). • Parameter yang menunjukkan regresi variabel laten endogen pada variabel laten endogen yang lain diberi label huruf Yunani (‘beta”). SEM - Konsep dan Prosedur

  25. GAMMA11 (γ11) BETA21 (β21) KSI1 (ξ1) ETA1 (η1) ETA2 (η2) BETA31 (β31) GAMMA12 (γ12) KSI2 (ξ2) ETA3 (η3) GAMMA32 (γ32) MODEL DI DALAM SEM • Model Struktural • Simbol dalam Diagram Lintasan SEM - Konsep dan Prosedur

  26. MODEL DI DALAM SEM • Model Struktural • RECIPROCAL CAUSATION (ETA1 ETA2) • UNANALYZED ASSOCIATION • Simbol asosiasi 2 variabel adalah panah melengkung 2 arah. (KSI1 <-> KSI2) BETA21 ETA1 ETA2 BETA12 KSI2 KSI1 SEM - Konsep dan Prosedur

  27. MODEL DI DALAM SEM • Model Pengukuran • Setiap variabel laten biasanya mempunyai beberapa variabel teramati atau indikator. • Hubungan antara sebuah variabel laten dengan variabel-variabel teramati dimodelkan dalam bentuk analisis faktor (yang banyak digunakan di psikometri dan sosiometri) • Dalam model ini, setiap variabel laten dimodelkan sebagai sebuah faktor yang mendasari beberapa variabel teramati terkait SEM - Konsep dan Prosedur

  28. MODEL DI DALAM SEM • Model Pengukuran • Muatan-muatan faktor atau loading factors yang menghubungkan variabel laten dan variabel teramati diberi notasi  (“lambda”), dimana pada sisi X adalah (lambda X) dan sisi Y adalah (lambda y). • Model pengukuran yang paling umum dalam aplikasi SEM adalah modelpengukuran kon-generik (congeneric measurement model), dimana setiap variabel teramati hanya berhubungan dengan satu variabel laten. SEM - Konsep dan Prosedur

  29. X1 LAMBDA X11 KSI1 X2 LAMBDA X21 X3 LAMBDA X31 MODEL DI DALAM SEM • Model Pengukuran • Simbol dalam Diagram Lintasan (Perhatikan arah panah, yang menunjukkan bahwa variabel teramati merupakan efek atau refleksi dari variabel laten) SEM - Konsep dan Prosedur

  30. KESALAHAN (ERROR) DI DALAM SEM • Kesalahan Struktural • Umumnya variabel laten bebas tidak dapat secara sempurna memprediksi variabel terikat, sehingga dalam model struktural biasanya ditambahkan komponen kesalahan struktural. • Kesalahan struktural diberi label dengan huruf Yunani  (“zeta”) • Di dalam Diagram Lintasan, kesalahan struktural tidak ada simbolnya (kadang-kadang ada yang menggunakan simbol lingkaran atau elips kecil) • Penambahan kesalahan struktural pada model membuat model struktural menjadi lengkap. SEM - Konsep dan Prosedur

  31. ZETA1 (ζ1) ZETA2 (ζ2) GAMMA11 (γ11) BETA21 (β21) KSI1 (ξ1) ETA1 (η1) ETA2 (η2) BETA31 (β31) GAMMA12 (γ12) KSI2 (ξ2) ETA3 (η3) GAMMA32 (γ32) ZETA3 (ζ3) KESALAHAN (ERROR) DI DALAM SEM • Kesalahan dan Model Struktural ETA1 = GAMMA11 x KSI1 + GAMMA12 x KSI2 + ZETA1 ETA2 = BETA21 x ETA1+ ZETA2 ETA3 = BETA31 x ETA1+ GAMMA32 x KSI2 + ZETA3 SEM - Konsep dan Prosedur

  32. KESALAHAN (ERROR) DI DALAM SEM • Kesalahan Pengukuran • Dalam SEM, variabel-variabel teramati tidak dapat secara sempurna merefleksikan/menggambarkan variabel laten terkait.Untuk memodelkan ketidak-sempurnaan ini, dilakukan penambahan komponen kesalahan pengukuran ke dalam model. • Notasi matematik untuk kesalahan pengukuran yang berkaitan dengan variabel teramati X adalah (“delta”), sedangkan yang berkaitan dengan variabel teramati Y adalah (“epsilon”). SEM - Konsep dan Prosedur

  33. DELTA1 (δ1) X1 LAMBDAX11 (λX11) DELTA2 (δ2) X2 LAMBDAX21 (λX21) KSI1 (ξ1) X3 DELTA3 (δ3) LAMBDAX31 (λX31) ETA1 (η1) 1 Y1 0 KESALAHAN (ERROR) DI DALAM SEM • Kesalahan Pengukuran SEM - Konsep dan Prosedur

  34. MODEL PENGUKURAN d1 x1 • Confirmatory Factor Analysis (CFA) Model KSI-1 d2 x2 d3 x3 x4 d4 KSI-2 d5 x5 d6 x6 SEM - Konsep dan Prosedur

  35. MODEL PENGUKURAN Y1 z1 • 2nd Order CFA Model ETA-1 Y2 Y3 KSI-1 z2 ETA-2 Y4 Y5 Y6 SEM - Konsep dan Prosedur

  36. MODEL HYBRID (FULL SEM MODEL) SEM - Konsep dan Prosedur

  37. MODEL MATEMATIK SEM • MODEL STRUKTURAL SEM - Konsep dan Prosedur

  38. MODEL MATEMATIK SEM • MODEL STRUKTURAL SEM - Konsep dan Prosedur

  39. MODEL MATEMATIK SEM • MODEL PENGUKURAN VARIABEL ENDOGEN SEM - Konsep dan Prosedur

  40. MODEL MATEMATIK SEM • MODEL PENGUKURAN VARIABEL ENDOGEN SEM - Konsep dan Prosedur

  41. MODEL MATEMATIK SEM • MODEL PENGUKURAN VARIABEL EKSOGEN SEM - Konsep dan Prosedur

  42. MODEL MATEMATIK SEM • MODEL PENGUKURAN VARIABEL EKSOGEN SEM - Konsep dan Prosedur

  43. MODEL MATEMATIK SEM • ASUMSI MODEL MATEMATIK SEM SEM - Konsep dan Prosedur

  44. MODEL MATEMATIK SEM • 8 MATRIK PARAMETER PADA MODEL SEM SEM - Konsep dan Prosedur

  45. MODEL MATEMATIK SEM • 8 MATRIK PARAMETER PADA MODEL SEM SEM - Konsep dan Prosedur

  46. MODEL MATEMATIK SEM SEM - Konsep dan Prosedur

  47. MODEL MATEMATIK SEM SEM - Konsep dan Prosedur

  48. Bab 3Prosedur SEM

  49. PENDAHULUAN • Penerapan SEM dan Statistik untuk Penelitian • Penerapan Statistik • Didasarkan atas pengamatan atau observasi secara individual. • Residual merupakan perbedaan antara nilai yang dicocokkan (fitted) dengan nilai yang diamati untuk setiap kasus yang ada dalam sampel. • Fungsi yang diminimumkan adalah perbedaan antara nilai yang diamati dengan nilai yang diprediksi. • Penerapan SEM • Didasarkan atas kovarian dari nilai-nilai yang ada di dalam sampel • Residual merupakan perbedaan antara kovarian yang diprediksi/dicocokkan dengan kovarian yang diamati. • Fungsi yang diminimumkan adalah perbedaan antara kovarian sampel dengan kovarian yang diprediksi oleh model SEM - Konsep dan Prosedur

  50. PENDAHULUAN • PROSES PENCO-COKAN MODEL SEM - Konsep dan Prosedur

More Related