1 / 18

OSTEOPOROSIS

OSTEOPOROSIS. Dr. Eva Decroli, SpPD Kuliah Osteoporosis FK Unand. Tulang normal pada usia 30 tahun. Tulang osteoporosis pada usia 70 tahun. Defenisi. OSTEOPENIA : Hilangnya sejumlah masa tulang akibat berbagai keadaan

clare
Télécharger la présentation

OSTEOPOROSIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. OSTEOPOROSIS Dr. Eva Decroli, SpPD Kuliah Osteoporosis FK Unand

  2. Tulang normal pada usia 30 tahun Tulang osteoporosis pada usia 70 tahun

  3. Defenisi OSTEOPENIA : Hilangnya sejumlah masa tulang akibat berbagai keadaan OSTEOPOROSIS :bila osteopenia telah melewati ambang batas untuk terjadinya fraktur ditandai oleh : menurunnya massa tulang dan struktur tulang masih dalam batas normal

  4. Remodelling tulang Sel-sel tulang yg berfungsi dalam proses membentuk tulang, resorpsi tulang, keseimbangan mineral tulang (remodelling tulang) • Osteoblas : fungsi memproduksi osteoid atau matrik tulang guna memproduksi pospat, osteocalsin, kolagen, mineralisasi tulang. • Osteosit : menjadikan tulang sensitif terhadap tekanan, mengontrol mineralisasi tulang • Osteoklas : berfungsi dalam menyerap tulang, merusak massa tulang.

  5. Klasifikasi Osteoporosis • Osteoporosis Primer :kekurangan hormon (wanita), usia lanjut, ketuaan. OP tipe I : dihubungkan dgn penurunan hormon (post menopouse osteoporosis) OP tipe II : senile osteoporosis. 2. Osteoporosis Sekunder : disebabkan oleh keadaan klinis tertentu.

  6. Insiden : 1.7 – 2.4 % usia lebih 25 tahun laki-laki : wanita = 1 : 8 Faktor yg mempengaruhi epidemiologi OP • Diet rendah calsium • Kandungan calsium air minum rendah pada daerah-daerah tertentu • Menyusui lebih dri usia 2 tahun • Paritas tinggi

  7. Pendekatan klinis osteoporosis Anamnesis • Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan biokimia tulang • Pengukuran densitas massa tulang • Pemeriksaan radiologi • Pemeriksaan fungsi organ terkait seperti : ginjal, hati, sal. cerna, tiroid dsb.

  8. Anamnesis Fraktur yg berhubungan dgn OP : - kompresi vertebral - fraktur colles - fraktur collum femoris Usia : usia sp 30 th densitas massa tulang , 6 thn post menopouse densitas tulang  Defisiensi estrogen : • daur haid tak teratur densitas massa tulang  • Menoupose dini Defisiensi testosteron : pada laki-laki Obat-obatan : kortikosteroid, hormon tiroid, heparin, fuosemid, antasida yg mengandung AL  erat hubungan dgn OP HCT : mempertahankan densitas massa tulang Diet : asupan calsium rendah  densitas massa tulang

  9. Anamnesis : Imunobilisasi yg lama : densitas massa tulang menurun cepat Rokok, alkohol : densitas massa tulang rendah Berkurangnya tinggi badan : pada orangtua, gangguan pertumbuhan pada anak, nyeri tulang, gastrektomi, obstruksi billier Riwayat keluarga

  10. Pemeriksaan Fisik • Ukur TB, BB • Gaya berjalan, deformitas tulang • Tanda-tanda hipocalsemia • Tanda-tanda hipoperatiroidisme idiopatik • Kyfosis atau gibbus (dowager’s hump) • Protuberentia abdomen, spasme otot paravertebrine, kulit tipis (tanda Mc. Conkey)

  11. Pemeriksaan biokimia tulang • calsium total serum • Calsium ion • Calsium urin • Fosfor urin • Fosfat urin • Osteocalsin, serum • Priridinolin urin • Hormonal paration & vit D (bila perlu)

  12. Pemeriksaan radiologi • sangat tidak sensitif (densitas  50 % gambar radiologi belum spesifik) • Melihat vertebal (membedakan dengan penyakit degeneratif) • Gambar radiologi yang khas pada OP - penipisan korteks dan daerah trabekular lebih nyata - pada vertebra : picture frame vertebra.

  13. Pemeriksaan densitas massa tulang • sekunder posisi untuk menilai densitas tulang • Dapat menilai faktor prognosis, prediksi fraktur & diagnosis osteoporosis Metode : SPA (Single Photon Absorptimetry) SPX (Single Xray Absorptimetry) DPX (dual energy Xray Absorptimetry) alat Dexa (terutama untuk lumbal & proximal femur) QCT (Quantitation computed Tomografi)

  14. Kriteria WHO Normal : bila densitas tulang – 1 SD pada (T score) Osteopeni : bila densitas massa tulang – 1 SD s/d – 2.5 SD (T score) Osteoporosis : bila densitas tulang -2.5 SD atau kurang Osteoporosis berat : yaitu osteoporosis disertai fraktur

  15. Pengobatan - Estrogen : ..terbaik untuk OP post menopause dosis estrogen tes conyugasi 0.625 – 1.25 mg/hari saran : monografi tiap tahun  deteksi ca mamae • Bifosfonat : absorpsi sangat buruk  harus minum saat puasa • Calcitonin : menghambat resorpsi osteoklas • Suplemen calsium : dosis 1000 – 1500 mg/hari • Vit D : dosis 400 u/hari

  16. Osteopososis Sekunder • OS akibat glucocorticoid dosis tinggi 1. Lama, menyebabkan densitas massa tulang  2. Akan menghambat proses diferensiasi osteoblast 3. Akan menghambat absorpsi Ca dan  resorpsi tulang Dosis 15-20 mg/hari  malabsorpsi Ca menghambat sekresi ganado tropin oleh hipofise sehingga produksi estrogen, testoteron, androsteron 

  17. Mencegah OP dalam pemakaian steroid • Gunakan dosis seminimal mungkin dalam waktu singkat • Tingkatkan aktifitas fisik • Hindari obat-obatan anti hipertensi • Perkecil risiko jatuh • Suplement Ca yang cukup • Koreksi defisiensi vit D Therapy : sama dengan OP lainnya

  18. II. OP pada hipertiroidism Hormon tiroid meningkat remodelling tulang khususnya resorpsi tulang Hormon tiroid punya efek terhadap produksi osteocalsin & alkali phosfatase

More Related