30 likes | 376 Vues
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL 2 REKAYASA TRANSPORTASI (3 sks) 2.1. MATERI KULIAH : Pengertian tentang dasar hukum prasarana dan karaketeristik,elemen-elemen didalam arus lalu-lintas. 2.2. POKOK BAHASAN :.
E N D
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL 2 REKAYASA TRANSPORTASI (3 sks) 2.1. MATERI KULIAH : Pengertian tentang dasar hukum prasarana dan karaketeristik,elemen-elemen didalam arus lalu-lintas. 2.2. POKOK BAHASAN :. Pengertian tentang dasar hukum dan karakteristik lalu lintas (l j ) Oleh Ir. Nunung Widyaningsih,Pg.Dip.(Eng) b) Jarak pandangan menyiap. Panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi suatu kendaraan untuk melakukan gerakan menyiap kendaraan lain yang lebih lambat dengan aman. Besarnya ditentukan oleh 4 macam cara yaitu: 1) Jarak PIEV. 1 2 at1 2 0.278 t1v m d1 dimana: t1 : waktu PIEV, besarnya tergantung kecepatan (3 - 4 detik) v : kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap, km/jam. m : perbedaan kecepatan antara kendaraan yang disiap dan yang menyiap (15 km/jam). a : percepatan rata-rata (2.26 - 2.36 km/jam/det) 2) Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang menyiap selama berada dijalur kanan. 0.278 v. t 2 d 2 Rekayasa Transportasi/Teknik Sipil/FT/Universitas Mercu Buana/Modul ke 2 http://www.mercubuana.ac.id
3 1. Faktor phisik. Pedestrian berjalan dengan kecepatan antara 1.00 - 1.50 m/det. Waktu reaksi pejalan kaki lebih panjang dari pengemudi yaitu rata-rata 4 – 5 detik. 2. Faktor mental. Banyak pejalan kaki tidak banyak mengetahui peraturan-peraturan lalu-lintas. 3. Faktor emosi. Pejalan kaki bingung oleh situasi lalu-lintas. Mereka sukar diatur/menuruti tanda-tanda lalu-lintas (pada penyebrangan). 2.3 KENDARAAN Lalu-lintas terdiri dari berbagai jenis kendaraan, hal ini terjadi karena kendaraan direncanakan baik bentuk maupun kwalitas penggunaannya sesuai dengan maksud serta kebutuhan diadakannya kendaraan tersebut. Untuk memudahkan perencanaan, maka berbagai jenis kendaraan digolongkan dalam berbagai jenis yaitu mobil penumpang, truk ringan, truk sedang, truk berat dan bus. Karakteristik kendaraan akan mempengaruhi karakteristik arus lalu-lintas. Berikut ini beberapa karakteristik kendaraan,sebagai berikut: a) Daerah pandangan. Daerah pandangan adalah daerah yang dapat dilihat oleh pengemudi dari tempat duduknya. Daerah pandangan depan ditentukan oleh keadaan kaca depan, umumnya daerah pandangan depan tidak simetris terhadap sumbu kendaraan karena posisi pengemudi tidak ditengah-tengah kendaraannya, daerah pandangan belakang biasanya lebih kecil daripada depan. Daerah pandangan sampingdiperlukan untuk membelok. b) Tahanan guling (rolling resistance). Tahana guling timbul karena adanya gesekan antara ban dan jalan. Untuk kecepatan sampai 100 km/jam, suatu mobil penumpang yang bergerak pada jalan yang licin mempunyai tahanan guling sebesar kira-kira 13.5 kg per - ton berat kendaraan. Pada jalan aspal yang tidak baik tahanan guling bisa naik sampai 25 kg per ton berat kendaraan. Rekayasa Transportasi/Teknik Sipil/FT/Universitas Mercu Buana/Modul ke 2 http://www.mercubuana.ac.id
5 a : percepatan , km/jam per detik g) Kekuatan mesin. Tenaga maksimum yang dapat dihasilkan oleh mesin dinyatakan dalam tenaga kuda (horse power). Tenaga yang dipergunakan untuk mendorong adalah: P = 0.0036 R.V dimana: P : tenaga yang digunakan (T.K) R : jumlah tahanan terhadap pergerakan, kg V : kecepatan, km/jam. h) Perbandingan berat kendaraan total terhadap kekuatan mesinnya. Nilai perbandingan antara berat total kendaraan dengan jumlah tenaga kuda yang tersedia adalah petunjuk untuk mengetahui kemampuan suatu kendaraan, makin besar nilainya makin lamban pergerakannya. i) Percepatan. Kemampuan mempercepat kendaraan bermotor berguna untuk mempelajari gerakan menyiap atau menentukan panjang jalur percepatan pada pertemuan jalan. Percepatan tergantung dari berat kendaraan, daya yang tersedia, kecepatan, Makin besar kecepatannya makin kecil percepatan yang bisa dihasilkan. j) Perlambatan. Perlambatan maksimum dicapai dengan menginjak rem. Apabila sistim rem bekerja efektif maka gaya rem akan mengakibatkan bergesernya roda terhadap perkerasan, sehingga perlambatan sangat tergantung pada permukaan perkerasan. Pada perlambatan sampai berhenti dikenal dua macam jarak yaitu jarak henti dan jarak rem. Jarak rem bisa dihitung dengan: V 2 255 f g S dimana: S : jarak henti minimum, m Rekayasa Transportasi/Teknik Sipil/FT/Universitas Mercu Buana/Modul ke 2 http://www.mercubuana.ac.id