1 / 3

lho

qreagdagrsthsgtshbfsth2413423674785

Télécharger la présentation

lho

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERANG MELAWAN VIRUS CORONA DI DUNIA PENDIDIKAN BELUM BERAKHIR Oleh : ELIS RUKOYAH, M.Pd. SMA NEGERI 4 PANDEGLANG Pada tahun 2020 ini dunia diguncangkan dengan munculnya virus yang dikenal dengan Coronavirus. Virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia. Hanya dalam waktu beberapa bulan saja penyebaran virus ini meledak sehingga membawa dampak pandemik virus corona bagi dunia pendidikan. Berkenaan dengan penyebaran Coronauirus Disease (Covid-19) yang semakin meningkat maka kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan. Bidang pendidikan yang terkena imbas dari munculnya virus ini maka, Kementerian Pendidikan dan kebudayan membuat kebijakan yang dituangkan dalam Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020. Dalam surat edaran tersebut terdapat 6 kebijakan yang dituangkan dalam surat edaran tersebut, yakni 1.Ujian Nasional (UN) Tahun 2020 dibatalkan, termasuk Uji Kompetensi Keahlian 2020 bagi Sekolah Menengah Kejuruan; 2.Proses Belajar dilaksanakan dari Rumah dengan pembelajaran daring/jarak jauh dan guru bekerja/mengajar dari rumah 3.Ujian sekolah ditentukan dari nilai pembelajaran selama enam semester. 4.Ujian kenaikan kelas dapat dilaksanakan secara daring portofolio atau nilai rapot dan prestasi sebelumnya. 5.PPDB dilaksanakan secara daring dengan mekanisme PPDB sesuai dengan protokoler kesehatan. 6.Dana Bantuan Operasional Sekolah atau Bantuan Operasionai Pendidikan dapat digunakan untuk pengadaan barang sesuai kebutuhan sekolah termasuk untuk membiayai keperluan dalam pencegahan pandemi Covid19 seperti penyediaan alat kebersihan, hand sanitizer, disinfectant, dan masker bagi warga sekolah serta untuk membiayai pembelajaran daring/jarak jauh. Enam kebijakan yang tertuang dalam surat edaran tersebut diantaranya merubah cara belajar mengajar siswa dan guru adalah kebijakan belajar dari rumah. Kebijakan belajar dari rumah ini sangat merubah kebiasaan, ataupun prilaku guru dan siswa selama ini. Jalan terbaik yaitu melakukan atau mengupayakan pembelajaran berbasis dalam jaringan. Secara positif pembelajaran ini sangat membantu keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi ini. Guru dan siswa akan tetap aman berada pada tempat atau rumahnya masing-masing tanpa harus keluar rumah dan bertatap muka secara langsung. Namun, merubah pola atau kebiasaan sangatlah sulit, dan merupakan hal wajar ketika terjadi perubahan yang sangat cepat dan tidak terduga. Akan tetapi pada kenyataannya dari seluruh masyarakat tidak seluruhnya melek teknologi, baik guru, siswa, dan orang tua masih ada yang dalam tahap adaptasi dengan kemajuan teknologi.

  2. Apalagi masyarakat yang ada di desa atau pedalaman juga para masyarakat yang lahir di zaman tahun 1960-an tentu sangat susah untuk mempelajarinya lagi terutama guru, masih banyak guru-guru yang belum mahir dalam mengaplikasikan teknologi. Begitu juga dengan dengan siswa/ mahasiswa, masih amatir dalam menggunakan teknologi, diakibatkan oleh kurangnya sarana teknologi pendukung pembelajaran di sekolah mereka, sehingga sistem daring ini kurang efektif bagi mereka, bukan menambah pengetahuan melainkan menambah masalah bagi mereka karena mereka kurang memahami pembelajaran yang diterima. Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) melaksanakan riset pada awal April lalu. Mereka melakukan riset untuk mengetahui implementasi kebijakan “Belajar dari Rumah”. Mereka mensurvei sekitar 300 orang tua siswa sekolah dasar di 18 kabupaten dan kota di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Utara (Kaltara), dan Jawa Timur. Hasil Survei menunjukkan adanya ketimpangan akses media pembelajaran, yang semakin dalam antara anak-anak dari keluarga ekonomi mampu dan kurang mampu. Mereka juga menemukan bahwa hanya sekitar 28% responden yang menyatakan anak mereka belajar dengan menggunakan media daring. Berdasarkan data yang ada ini tentu menjadi ancaman untuk perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga menjadi catatan untuk Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memberikan kebijakan pembelajaran secara daring. Selain data tersebut, KPAI pun melakukan survey terhadap 1.700 siswa berbagai jenjang pendidikan pada tanggal 13-20 April 2020, sekitar 76,7 persen diantaranya mengaku tidak senang mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hanya 23,3 persen responden yang menganggap PJJ mengesankan. Hal ini dijelaskan oleh komisioner KPAI Retno Listyarti dalam konferensi pers secara virtual Senin 27 April 2020 di Jakarta, mengatakan bahwa alas an siswa tidak senang PJJ beraneka ragam. Sebanyak 81,8 persen responden mengaku PJJ empat pekan hanya diberikan tugas oleh guru, bahkan jarang ada penjelasan materi dan diskusi. akses/2020/04/27/survei-kpai-siswa-tidak-bahagia-dengan-pembelajaran-jarak- jauh/. Berdasarkan jumlah data yang ada maka PJJ perlu mendapatkan perhatian khusus terutama pendidik dalam hal ini adalah guru. Bagaimana pelaksanaan PJJ dapat dilaksanakan dengan baik tentunya perlu adanya penguasaan teknologi bagi guru baik dalam pemanfaatan teknologi maupun penggunaan teknologi. Selain itu guru harus mampu menguasai teknik berkomunikasi dengan siswa. Guru menguasai learning tool sebagai alat untuk melihat efektivitas PJJ. Learning tool yang di maksud mencakup, antara lain, membaca, menulis, menyimak, dan mengomunikasikan. Sebagaimana yang dikatakan oleh pengamat Pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina, Totok Amin Soefianto, saat dihubungi terpisah, berpendapat, PJJ akan memukul pertama dan paling keras siswa berlatar belakang keluarga miskin. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) bahkan sudah menengarai Covid-19 dan PJJ akan merugikan siswa miskin dan rentan miskin. Realitas itu semestinya lebih menjadi perhatian pemerintah. Melalui prinsip kebijakan pemerintah di masa pandemik covid-19 dalam surat keputusan bersama pada tanggal 15 Juni 2020 yang memberlakukan ketentuan pembelajaran dilakukan dengan moda daring dan luring berdasarkan zona nonhijau (kuning, oranye, dan merah), dan zona hijau, maka pemerintah harus mempersiapkan segala sesuatunya jika pembelajaran dilakukan secara daring dan luring. Pemerintah jangan hanya memikirkan masalah target kurikulum pendidikan, melainkan juga harus memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan. Selain itu, pemerintah harus melihat https://bebas.kompas.id/baca/bebas-

  3. kesiapan sekolah mulai dari sarana dan prasarana kebersihan, jumlah siswa yang akan dibatasi dengan menggunakan sistemnya shift dan lain sebagainya. Tenaga pendidik harus berupaya memberikan pendidikan yang terbaik kepada peserta didik di tengah wabah Covid-19. Menurutnya, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di tengah pandemi memiliki tantangan tersendiri. Namun, justru meningkatkan kreativitas tenaga pendidik untuk berinovasi agar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik. Berbagai cara dilakukan agar ilmu yang mereka miliki dapat tersalurkan dengan baik. Kemudian sekolah dapat melaksanakan pola pembelajaran baru yang sesuai dengan protokoler kesehatan dengan menyusun program edukasi pelaksanaan protokol kesehatan, sehingga dapat membangun karakter anak untuk melakukan kebiasaaan protokol kesehatan dan anak didik bisa menjadi contoh bagi masyarakat.untuk bisa merubah perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dalam kehidupannya sehari-hari. Selain itu, sarana dan prasarana dalam mendukung penerapan protokol kesehatan di setiap sekolah perlu menjadi fokus kita bersama, Masyarakat harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19, bangun budaya disiplin menjadi karakter khususnya bagi anak didik. Menaati protokol kesehatan menjadi syarat mutlak dalam memasuki masa new normal. Selain itu, diperlukan sikap adaptif dengan mengedepankan kesehatan dan keselamatan,

More Related