E N D
ABORTUS DESRIDIUS CHALID, SKM.MKes
1. ABORTUS • Pengakhiran/ ancaman kehamilan sebelum janin mencapai 100 gr atau kurang dari 28 mgg Terutama disebabkan oleh kelainan pertumbuhan hasil konsepsi terjadi 10-15% kehamilan secara klinik dapat dibedakan atas : • Abortus imminen • Abortus inkonplekus • Abortus komplektus • Abortus habitualis (abortus spontan 3 kali berturut-turut atau lebih ) • Missed abortion (kematian janin dalam kandungan sebelum 28 mgg, tetapi janin tdk dikeluarkan selama lebih dari 8 mgg) • Abortus infeksius/septik disertai demam (<39 C dan keluar cairan berb au busuk dari servik dan vagina
Tanda dan gejala • Abortus diduga bila sesorang wanita dalam masa reproduksi megalami perdarahan pervagina setelah haid terlambat • Kadang disertai rasa mules • Dugaan ini diperkuat bila ditemukan kehamilan muda pada pemeriksaan tes jkehamilan • Pemeriksaan selanjutnya harus meliputi keadaan umu penderita, sifat dan jumlah perdarahan besar uterus dan sifat servik untuk menentukan jenis abortus dan membedakannya dari penyakit lain Diagnosa diferensial • Kehamilan ektopik terganggu: - nyeri lebih nyata diperut bagian bawah - beratnya gejala tdk sesuai dgn perdarahan - Tumor dibelakang porsiao 2. Mola hidatidosa : • Muntah lebih sering dan hebat • Uterus lebih besar dr kehamilan • Keluar gelembung mola 3. Kehamilan dengan kelainan servik-karsinoma polip
Diagnosa Missed abortion • Dpt ditegakkan setelah pengamatan beberapa waktu biasanya didahului dengan gejala abortus iminens yang kemudian menghilang • Amenorhea tetap ada, tetrapi tanda-tanda kehamilan lain menghilang, uterus mengecil, DJJ tidak terdengar tes kehamilan – • Hipofigrinogen mrp komplikasi yg berbahaya terutama bila kehamilan sudah lebih dari 12 mgg dan kematian janin > 2 mgg Penatalaksanaan • Abortus iminens • Istirahat baring sampai 48 jam setelah perdarahan berhenti • Koitus dihindari selasma 2 mgg • Dpt diberikan feborbital 3x30 mg/hr oral • Awasi terus sifat dan jml perdarahan • Lekikan tes kahamilan secara berkala
2. Abortus inkomplektus dan insipiens • Kehamilan tdk dpt dipertahankan lagi krn servik telah terbuka dan perdarahan banyak sehinga uterus hrs segera dikosongkan Penanganan: • Tenankna penderita dengan penerangan yg cukup • Infus RL bila pre syok berikan dextran yg dicampur dgn sintocinon 10-20 unit • Kuratase dlm narkose • Transfusi darah bila Hb < 8 gr% • Pemberian oksitoksik bila perdarahan sedikit atau kehamilan > dr 12 mgg – bahaya perforasi besar 3. Abotus komplektus • Seluruh hasil konsepsi telah keluar dan umumnya perdarahan telah terhenti sehunga tdk perlu lagi tindakan khusus • Cukup diberikan pengobatan suportif berupa vitamin dan preparat besi bila perlu antibiotik dan oksitoksit • Bila ragu apakah kavum uteri bersih dpt dilakukan kuretase
4.Missed abortion • Sblm dilakukan tindakan periksa kadar fibrinogendarah < 100mg% tindakan pengosongan uterus sangat hati-hati disertai pemberian fibrinoden atau darah segar • Pd kehamilan < 12 mgg dpt dilakukan pemasangan gagang laminaria selama 12 jam dalam kanalis sevikalis setelah itu dpt diperbesar dgn busi hegar sampai cavum uteri atau jari dapat dimasukkanhasi konsepsi dikeluarkan dgn cuman vacum • Pd kehamilan > 12 mgg bahaya perporasi cara diatas utk itu berikan infus oksitoksin 5. Abortus infeksius /septik Pemeriksaan tambahan : • Hitung lekosit • Kultur resistensi • Urin analisis rutin • Foto abdomen ( utk mengenal perforasi)
Prinsipnya Infeksi yg ada hrs dikendalikan terlebih dahulu dg antibiotik dosis tinggi beru disusl dg kuretase utk menghilangkan sumber infeksi Terapi • Antibiotik yg dipilih • PP 4 x1,5 jt • Chloromycetin 4 x500mg • Gentamicin 3x60 mg • Lagil 2-3x500mg • \2. Pemasangan cairan 3000-4000 ml/hr yg diperhitungkan dr faktor defisit, maintenace dan kehilangan cairan • Pemberian cotison 2-4 gr/hr dan heparin serta digitalis perlu disesuaikan dgn komplikasi yg timbul Pengawasan khusus • Tensi tiap 1 jam • Nadi tiap jam • Jumlah urin tiap jam • Suhu tiap 3 jam
Hipermesis Gravidarum Mual dan muntah yang menetap dengan akibat dehidrasi dan ketosis bila mengkomplikasi kehamilan dini Salah satu gambaran yang membedahkan hiperemesis gravidarum adalah bahwa biasanya pasien mengeluh lapar Keadaan lain yang harus dipertimbangkan bila ada hiperemesis adalah infeksi gastrointestinalis akut oleh virus, hepatitis, obstruksi usus, kolesistitis akut dan pankreatitis akut Pasien dengan muntah yang suakar diakhiri harus dirawat di rumah sakit untuk menghilangkan kemungkinan diagnosis lain dan untuk cepat menghidrasi pasien serta membentuk kembali keseimbangan elektrolit Diberikan infus RL Intravena
KPD DAN Partus Prematur Satu dari 10 wanita hamil akan mengalami pecah ketuban dini sebelum partus Ketuban pecah dini tidak selalu berarti kelahiran prematur Bahaya penyulit ini adalah prolapsus tali pusat dan infeksi yang menyebabkan amnionitis serta kemungkinan sepsis janin dan pneumonia Sekret vagina seperti air tanpa nyeri merupakan gejala pecahnya ketuban yang biasa Keadaan lain yang dapat menyerupai bocornya cairan amnion adalah inkontinesia stress urinaria yang tak jarang terjadinya dalam ½ bagian akhir kehamilan, vaginistis adalah servistis dengan kehilangan cairan yang banyak dari vagina Pada trisester II bila ibu mengeluh kehilangan cairan dari vagina harus dianggap menderita KPD sampai diagnosis ditegakkan