1 / 60

PERPAJAKAN I

PERPAJAKAN I. Bagian 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya , S.E.,M.Si.,Ak. Sejarah Singkat Perpajakan. Sejarah Perkembangan Perpajakan di Indonesia: Masa Sukarela Masa Diwajibkan Masa Diatur. Sumber-Sumber Penerimaan Negara. Pajak Kekayaan Alam Bea Cukai Retribusi Iuran Sumbangan

elmer
Télécharger la présentation

PERPAJAKAN I

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERPAJAKAN I Bagian 1 Oleh WisnuHaryoPramudya, S.E.,M.Si.,Ak

  2. SejarahSingkatPerpajakan • SejarahPerkembanganPerpajakandi Indonesia: • MasaSukarela • MasaDiwajibkan • MasaDiatur

  3. Sumber-SumberPenerimaan Negara • Pajak • KekayaanAlam • Bea Cukai • Retribusi • Iuran • Sumbangan • Laba BUMN • Sumber-sumber lain

  4. PengertianPajak Kontribusiwajibkepada Negara yang terutangolehorangpribadiataubadan yang bersifatmemaksaberdasarkanUndang-undang, dengantidakmendapatkanimbalansecaralangsungdandigunakanuntukkeperluan Negara bagisebesar-besarnyakemakmuranrakyat. (UU No 28 Tahun 2007 Ttg KUP)

  5. Ciri-ciridaripengertianPajak • PajakMerupakanKontribusi (peralihankekayaandariorang/badanke Negara) • PajakDipungutberdasarkanUndang-Undang • Pelaksanaannyadapatdipaksakan • TidakadaKontraprestasi/imbalanlangsung • Digunakanuntukkeperluan Negara • Untuksebesar-besarnyakemakmuranrakyat

  6. PenafsiranHukumPajak Apakahsetiaporangbolehmenafsirkanatasperaturan yang tertulis? Tentutidak, danjikaadapersengketaanberkaitandenganpenafsiranterhadapsebuahUndang-UndangatauPeraturan, yang berwenangmemutuskanadalah hakim.

  7. PenafsiranHukumPajak • Berikutadabeberapapenafsiran yang digunakandalamhukumpajakuntukmemahamiundang-undang yang berlaku. • PenafsiranHistoris • PenafsiranSosiologis • PenafsiranSistematik • PenafsiranOtentik • Penafsiran Tata Bahasa • PenafsiranAnalogis

  8. PenafsiranHukumPajak • Berikutadabeberapapenafsiran yang digunakandalamhukumpajakuntukmemahamiundang-undang yang berlaku. • PenafsiranHistoris • PenafsiranSosiologis • PenafsiranSistematik • PenafsiranOtentik • Penafsiran Tata Bahasa • PenafsiranAnalogis Penafsiranhistorisadalahpenafsiranatassuatuundang-undangdenganmelihatatassejarahdibuatnyasuatuundang-undang. Misalnyadokumenrapatpembahasanantarapemerintahdan DPR yang dibuatsecararesmibaikolehpemerintahmaupunpemerintahdengan DPR. Denganpenafsiran histories dapatdiketahuimaksuddaripembuatundang-undangatasisidarisuatuundang-undang.

  9. PenafsiranHukumPajak olehkarenanyaperluadanyapenyesuaianantaraundang-undang yang sifatnyatertulisdenganperkembangan (perubahan) kehidupansuatumasyarakat. • Berikutadabeberapapenafsiran yang digunakandalamhukumpajakuntukmemahamiundang-undang yang berlaku. • PenafsiranHistoris • PenafsiranSosiologis • PenafsiranSistematik • PenafsiranOtentik • Penafsiran Tata Bahasa • PenafsiranAnalogis Penafsiransosiologisadalahpenafsiranatassuatuketentuanundang-undang yang disesuaikandenganperkembangankehidupanmasyarakat. Sepertidiketahuibahwakehidupansuatumasyarakatselaluberkembang (dinamis) sedangkanundang-undang yang bentuknyatertulistidakselalubisamengikutikehidupanmasyarakat yang lebihcepatperkembangannya.

  10. PenafsiranHukumPajak Penafsiransistematikadalahpenafsiranatasketentuanundang-undangdenganmengaitkannyadenganketentuan (pasal-pasal) lain dariundang-undangdimaksud (dalamsuatuundang-undang) ataudenganmengaitkannyadenganpasal-pasaldalamundang-undang yang lain. • Berikutadabeberapapenafsiran yang digunakandalamhukumpajakuntukmemahamiundang-undang yang berlaku. • PenafsiranHistoris • PenafsiranSosiologis • PenafsiranSistematik • PenafsiranOtentik • Penafsiran Tata Bahasa • PenafsiranAnalogis

  11. PenafsiranHukumPajak Penafsiranotentikadalahpenafsiranatassuatuketentuandalamundang-undangdenganmelihatpadaapa yang telahdijelaskandalamundang-undangtersebut. Biasanyadalamsuatuundang-undangterdapatsebuahpasalmengenaiketentuanumum yang isinyamenjelaskanartiataumaksuddariketentuan yang telahdiatur. • Berikutadabeberapapenafsiran yang digunakandalamhukumpajakuntukmemahamiundang-undang yang berlaku. • PenafsiranHistoris • PenafsiranSosiologis • PenafsiranSistematik • PenafsiranOtentik • Penafsiran Tata Bahasa • PenafsiranAnalogis

  12. Penafsirantatabahasaadalahpenafsiranatassuatuundang-undang yang mendasarkanpadabunyikata-katasecarakeseluruhandalamkalimat-kalimat yang disusunolehpembuatundang-undang. Pebafsiranmenuruttatabahasamerupakanpenafsiran yang paling penting disbanding denganpenafsiranlainnya, sebabapabilakata-katadalamkalimatsuatupasaldalamundang-undangtelahjelasmaksudnya, makatidakbolehlagidipergunakancara-carapenafsiranlainnya. PenafsiranHukumPajak • Berikutadabeberapapenafsiran yang digunakandalamhukumpajakuntukmemahamiundang-undang yang berlaku. • PenafsiranHistoris • PenafsiranSosiologis • PenafsiranSistematik • PenafsiranOtentik • Penafsiran Tata Bahasa • PenafsiranAnalogis

  13. PenafsiranHukumPajak Penafsirananalogisadalahpenafsiranatassuatuketentuanundang-undangdengancaramemberikiasan (analogi) padakata-kata yang tercantumdalamundang-undang, sehinggasuatuperistiwa yang sebenarnyatidaktermasukdalamsuatuketentuanmenjaditermasukberdasarkananalog yang dibuat. • Berikutadabeberapapenafsiran yang digunakandalamhukumpajakuntukmemahamiundang-undang yang berlaku. • PenafsiranHistoris • PenafsiranSosiologis • PenafsiranSistematik • PenafsiranOtentik • Penafsiran Tata Bahasa • PenafsiranAnalogis

  14. PendekatanPerpajakan • Pajaksebagaiobjekstudidapatdidekatidariberbagaisegi, yaitu : • SegiEkonomi • Segi Pembangunan • SegiPenerapanPraktis • SegiHukum

  15. PendekatanPerpajakan • Pajaksebagaiobjekstudidapatdidekatidariberbagaisegi, yaitu : • SegiEkonomi • Segi Pembangunan • SegiPenerapanPraktis • SegiHukum Dalampendekatanini, pajak-pajakakandinilaidalamfungsinyadandikajidampaknyaterhadapmasyarakat, penghasilanseseorang, polakonsumsi, hargapokok, permintaandanpenawaran.

  16. PendekatanPerpajakan Dalampendekatanini, pajak-pajakakandinilaidalamfungsinyadandikajidampaknyaterhadappembangunan. Pajakbarubermanfaatterhadappembangunankalaujumlahpajaklebihbesardaripengeluaranrutinsehinggaterdapatpublik saving yang dapatdigunakanuntukpembangunan • Pajaksebagaiobjekstudidapatdidekatidariberbagaisegi, yaitu : • SegiEkonomi • Segi Pembangunan • SegiPenerapanPraktis • SegiHukum

  17. PendekatanPerpajakan Dalampendekatanini yang diutamakanadalahpenerapannya, siapa yang dikenakan, apa yang dikenakan, berapabesarnya, bagaimanacaramenghitungnya, tanpabanyakmenghiraukansehihukumnya, termasukkepastianhukumnya. • Pajaksebagaiobjekstudidapatdidekatidariberbagaisegi, yaitu : • SegiEkonomi • Segi Pembangunan • SegiPenerapanPraktis • SegiHukum

  18. PendekatanPerpajakan Dalampendekataninimenitikberatkanpadaperikatan, hakdankewajiban WP, SubjekPajakdalamhubungannyadengansubjekhukum. Hakpenguasauntukmengenakanpajak. Timbulnyautangpajak, hapusnyautangpajak, penagihanpajakdenganpaksa, sanksiadministrasimaupunsanksipidana, penyidikan, pembukuan, soalkeberatan, soalminta banding, ordonansikepatutan, hinggadaluarsa. • Pajaksebagaiobjekstudidapatdidekatidariberbagaisegi, yaitu : • SegiEkonomi • Segi Pembangunan • SegiPenerapanPraktis • SegiHukum

  19. TeoridanAzasPerpajakan • Adabeberapateori yang berkaitandenganPerpajakan: • TeoriAsuransi • TeoriKepentingan • TeoriDaya/Gaya Pikul

  20. TeoridanAzasPerpajakan Negara dalam melaksanakan tugasnya, mencakup pula tugas melindungi jiwa raga dan harta benda perseorangan. Oleh karena itu, negara disamakan dengan perusahaan asuransi, untuk mendapat perlindungan, warga negara membayar pajak sebagai premi. • Adabeberapateori yang berkaitandenganPerpajakan: • TeoriAsuransi • TeoriKepentingan • TeoriDaya/Gaya Pikul

  21. TeoridanAzasPerpajakan Menurutteoriinipembayaranpajakmempunyaihubungandengankepentinganindividu yang diperolehdaripekerjaannegara. Makin banyakindividumengenyamataumenikmatijasadaripekerjaanpemerintah, makinbesarjugapajaknya. • Adabeberapateori yang berkaitandenganPerpajakan: • TeoriAsuransi • TeoriKepentingan • TeoriDaya/Gaya Pikul

  22. TeoridanAzasPerpajakan Teoriinimeskipunmasihberlakupadaretribusisukar pula dipertahankan, sebabseorangmiskindanpenganggur yang memperolehbantuandaripemerintahmenikmatibanyaksekalijasadaripekerjaannegara, tetapimerekajustrutidakmembayarpajak. • Adabeberapateori yang berkaitandenganPerpajakan: • TeoriAsuransi • TeoriKepentingan • TeoriDaya/Gaya Pikul

  23. TeoridanAzasPerpajakan Teori ini mengemukakan bahwa pemungutan pajak harus sesuai dengan kekuatan membayar dari WP. Jaditekanansemuapajak-pajakharussesuaidengandayapikul WP denganmemperhatikanpadabesarnyapenghasilandankekayaan, jugapengeluaranbelanja WP tersebut. Kelemahandariteoriiniadalahsulitnyamenentukansecaratepatdayapikulseseorang, karenaakanberbedadanselaluberubah-ubah. • Adabeberapateori yang berkaitandenganPerpajakan: • TeoriAsuransi • TeoriKepentingan • TeoriDaya/Gaya Pikul

  24. TeoridanAzasPerpajakan • DalambukuAn Inguiry The Nature and Causes of The Wealth of Nations yang ditulisoleh Adam Smith padaabad ke-18 mengajarkantentangasas-asaspemungutanpajak yang dikenaldengannamathe Four Cannons atauThe Four Maximsdenganuraiansebagaiberikut : • Equality • Certainty • Convenience of Payment • Economic of Collections

  25. TeoridanAzasPerpajakan Pembebananpajakdiantarasubjekpajakhendaknyaseimbangdengankemampuannya, yaituseimbangdenganpenghasilan yang dinikmatinyadibawahperlindunganpemerintah. Dalamhalequalityinitidakdiperbolehkansuatunegaramengadakandiskriminasidiantarasesama WP. • DalambukuAn Inguiry The Nature and Causes of The Wealth of Nations yang ditulisoleh Adam Smith padaabad ke-18 mengajarkantentangasas-asaspemungutanpajak yang dikenaldengannamathe Four Cannons atauThe Four Maximsdenganuraiansebagaiberikut : • Equality • Certainty • Convenience of Payment • Economic of Collections

  26. TeoridanAzasPerpajakan Pajak yang dibayaroleh WP harusjelasdantidakmengenalkompromi (not arbitrary). Dalamasasinikepastianhukum yang diutamakanadalahmengenaisubjekpajak, objekpajak, tariff pajak, danketentuanmengenaipembayaran. • DalambukuAn Inguiry The Nature and Causes of The Wealth of Nations yang ditulisoleh Adam Smith padaabad ke-18 mengajarkantentangasas-asaspemungutanpajak yang dikenaldengannamathe Four Cannons atauThe Four Maximsdenganuraiansebagaiberikut : • Equality • Certainty • Convenience of Payment • Economic of Collections

  27. TeoridanAzasPerpajakan Pajakhendaknyadipungutpadasaat yang paling baikbagi WP, yaitusaatsedekatdekatnyadengansaatditerimanyapenghasilan/keuntungan yang dikenaipajak. • DalambukuAn Inguiry The Nature and Causes of The Wealth of Nations yang ditulisoleh Adam Smith padaabad ke-18 mengajarkantentangasas-asaspemungutanpajak yang dikenaldengannamathe Four Cannons atauThe Four Maximsdenganuraiansebagaiberikut : • Equality • Certainty • Convenience of Payment • Economic of Collections

  28. TeoridanAzasPerpajakan Pemungutanpajakhendaknyadilakukansehematdanseefisienmungkin, jangansampaibiayapemungutanpajaklebihbesardaripenerimaanpajakitusendiri. Karenatidakadaartinyapemungutanpajakkalaubiaya yang dikeluarkanlebihbesardaripenerimaanpajak yang akandiperoleh. • DalambukuAn Inguiry The Nature and Causes of The Wealth of Nations yang ditulisoleh Adam Smith padaabad ke-18 mengajarkantentangasas-asaspemungutanpajak yang dikenaldengannamathe Four Cannons atauThe Four Maximsdenganuraiansebagaiberikut : • Equality • Certainty • Convenience of Payment • Economic of Collections

  29. FungsiPajak • FungsiPajakadadua: • FungsiBudgetair • Pajaksebagaisumberdanabagipemerintahuntukmembiayaipengeluaran-pengeluarannya. • 2. FungsiRegulerend / mengatur • Pajaksebagaialatuntukmengaturataumelaksanakankebijakanpemerintahdalambidangsosialekonomi.

  30. TarifPajak • Salahsatuunsur yang menentukan rasa keadilandalampemungutanpajakbagi WP adalahtarifpajak yang besarnyaharusdicantumkandalamundang-undangpajak. AdabeberapaTarifPajak: • TarifProgresif • TarifDegresif • TarifProporsional • TarifTetap

  31. TarifPajak OP: Sampai dengan Rp 50 Juta 5% Diatas Rp 50 Juta – Rp 250 Juta 15% Diatas Rp 250 Juta – Rp 500 Juta 25% Diatas Rp 500 Juta 30% TarifPajak • Salahsatuunsur yang menentukan rasa keadilandalampemungutanpajakbagi WP adalahtarifpajak yang besarnyaharusdicantumkandalamundang-undangpajak. AdabeberapaTarifPajak: • TarifProgresif • TarifDegresif • TarifProporsional • TarifTetap Tarifprogresifadalahtarifpemungutanpajak yang prosentasenyasemakinbesarbilajumlah yang dijadikandasarpengenaanpajakjugasemakinbesar. Contohtarifprogresifadalahseperti yang diaturdalam UU PPhPasal 17.

  32. TarifPajak Tarifprogresifadalahtarifpemungutanpajak yang prosentasenyasemakinkecilbilajumlah yang dijadikandasarpengenaanpajakjugasemakinbesar. • Salahsatuunsur yang menentukan rasa keadilandalampemungutanpajakbagi WP adalahtarifpajak yang besarnyaharusdicantumkandalamundang-undangpajak. AdabeberapaTarifPajak: • TarifProgresif • TarifDegresif • TarifProporsional • TarifTetap

  33. TarifPajak Tarifproporsionaladalahtarifpemungutanpajak yang menggunakanprosentasetetaptanpamemperhatikanjumlah yang dijadikandasarpengenaanpajak. Dengandemikiansemakinbesarjumlah yang dijadikandasarpengenaanpajak, akansemakinbesar pula jumlahpajakterutang. Tarifiniditetapkandalam UU No 18 Tahun 2000 untuk PPN, yang menggunakantarif 10 %. Dan tarif PBB • Salahsatuunsur yang menentukan rasa keadilandalampemungutanpajakbagi WP adalahtarifpajak yang besarnyaharusdicantumkandalamundang-undangpajak. AdabeberapaTarifPajak: • TarifProgresif • TarifDegresif • TarifProporsional • TarifTetap

  34. TarifPajak TarifTetapadalahtarifpemungutanpajak yang besarnominalnyatetaptanpamemperhatikanjumlah yang dijadikanpengenaanpajak. Tarif ini ditetapkan dalam UU No 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (BM). • Salahsatuunsur yang menentukan rasa keadilandalampemungutanpajakbagi WP adalahtarifpajak yang besarnyaharusdicantumkandalamundang-undangpajak. AdabeberapaTarifPajak: • TarifProgresif • TarifDegresif • TarifProporsional • TarifTetap

  35. PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat

  36. BiladidasarkanpadaGolongannya, terdapatduaPajak: • PajakLangsung • PajakTidakLangsung PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat

  37. BiladidasarkanpadaGolongannya, terdapatduaPajak: • PajakLangsung • PajakTidakLangsung PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat Pajaklangsungadalahpajak yang bebannyaharusditanggungsendirioleh WP yang bersangkutandantidakdialihkankepadapihak lain. Ex. PajakPenghasilan

  38. BiladidasarkanpadaGolongannya, terdapatduaPajak: • PajakLangsung • PajakTidakLangsung PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat Pajaktidaklangsungadalahpajak yang bebannyadapatdialihkanataudigeserkankepadapihak lain. Ex. PPN (PajakPertambahanNilai) danPPn BM (PajakPenjualanatasBarangMewah) 38

  39. PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat

  40. BiladidasarkanpadaKewenangannya, terdapatduaPajak: • PajakPusat • Pajak Daerah PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat

  41. BiladidasarkanpadaKewenangannya, terdapatduaPajak: • PajakPusat • Pajak Daerah PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat PajakPusatatauPajak Negara adalahpajak yang wewenangpemungutannyaadapadapemerintahpusat yang pelaksanaannyadilakukanolehDepartemenKeuanganmelaluiDirektoratJenderalPajak. Pajakpusatdiaturdalamundang-undangdanhasilnyaakanmasukkeKas Negara untukAPBN.ex. PPh, PPN, BM

  42. BiladidasarkanpadaKewenangannya, terdapatduaPajak: • PajakPusat • Pajak Daerah PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat Pajakdaerahadalahpajak yang wewenangpemungutannyaadapadaPemerintah Daerah yang pelaksanaannyadilakukanolehDinasPendapatan Daerah. Pajak Daerah diaturdalamundang-undangdanhasilnyaakanmasukkeKas Daerah untuk APBD. Eks. PKB, Pj Hotel, PjPeneranganDll

  43. PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat

  44. BiladidasarkanpadaSifatnyaterdapatduaPajak: • PajakObyektif • PajakSubyektif PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat

  45. BiladidasarkanpadaSifatnyaterdapatduaPajak: • PajakObyektif • PajakSubyektif PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat Pajakobjektifadalahpajak yang padaawalnyamemerhatikanobjek yang menyebabkantimbulnyakewajibanpajak, kemudianbarudicarisubjeknyabaikorangpribadimaupunbadan. Ex. PPN

  46. BiladidasarkanpadaSifatnyaterdapatduaPajak: • PajakObyektif • PajakSubyektif PembagiandanPenggolonganPajak • Pembagianpajakdapatdilakukanberdasarkangolongan, wewenangpemungut, maupunsifatnya, untuklebihjelasdapatdilihatpadagambarberikut : • BerdasarkanGolongan • BerdasarkanWewenang • BerdasarkanSifat PajaksubjektifadalahPajak yang memperhatikankondiri/keadaan WP. Dalammenentukanpajaknyaharusadaalasanobjektif yang berhubungandengankeadaanmaterialnya (gayapikul). Ex. PPh

  47. TimbulnyaUtangPajak • Pertanyaan yang sangatmendasaradalahkapantimbulnyautangpajakseseorangterhadapnegara, padahaltidakpernahadasuatuperikatanantaranegaradenganseseorangdalamkonteksmembayarpajak. Dalamhukumpajak, timbulnyautangpajakdidasarkanpadaduapendapat yang berbeda. • SaatDiundangkannyaUndang-UndangPerpajakan • SaatdikeluarkannyaSuratKetetapanPajak

  48. HapusnyaUtangPajak Ada 4 (empat) hal yang mengakibatkanhapusnya (berakhirnya) utangpajak, yaitu : Pembayaran; Kompensasi; Daluarsa; dan Penghapusan

  49. AzazPemungutanPajak • DalampemungutanPajakPenghasilanadatigaasas yang biasadilakukan : • AzasDomisili • AzasSumber • AzasKebangsaan

  50. Dalamasasinipemungutan pajak berdasarkan pada domisili atau tempat tinggal WP dalam suatu negara. Negara dimana WP bertempat tinggal berhak memungut pajak terhadap WP tanpa melihat dari mana pendapatan atau penghasilan tersebut diperoleh, baik dari DN maupun LN dan tanpa melihat kebangsaan/kewarganegaraan WP tersebut. AzazPemungutanPajak • DalampemungutanPajakPenghasilanadatigaasas yang biasadilakukan : • AzasDomisili • AzasSumber • AzasKebangsaan

More Related