1 / 34

Strategi Penyelenggaraan Imunisasi Rutin

Strategi Penyelenggaraan Imunisasi Rutin. Subdit Imunisasi Kementerian Kesehatan RI. Jenis Pen yelenggaraan Imunisasi Permenkes No.42 th 2013  Penyelenggaraan Imunisasi. Vaksin tidak disediakan Pemerintah  Pediacel, MMR dll. A . Imunisasi Wajib B . Imunisasi Pilihan. Masalah.

gur
Télécharger la présentation

Strategi Penyelenggaraan Imunisasi Rutin

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Strategi Penyelenggaraan Imunisasi Rutin Subdit Imunisasi Kementerian Kesehatan RI

  2. Jenis PenyelenggaraanImunisasiPermenkes No.42 th 2013  PenyelenggaraanImunisasi Vaksin tidak disediakan Pemerintah Pediacel, MMR dll A. Imunisasi Wajib B. Imunisasi Pilihan

  3. Masalah Penyelenggaraanimunisasiygbelummaksimal • Masihadakendalalogistikimunisasi (vaksin, Peralatanrantaivaksin , ADS, & RR sertaoperasional) • Masihada Output cakupanygkuantitas (IDL& UCI dibawah target) dankualitasnyarendah • ResponkontramasyarakatthdpImunisasi • KLB PD3I (Difteri, Campak), KIPI ygtdkterselesaikan

  4. Misi Program Imunisasi Memanfaatkanimunisasiuntukmengontrol PD3I sehinggadengandemikiandapatmenurunkanangkakematianbayidananak, mencegahkecacatandanmengendalikanpenyakittidakmenularsepertikanker TujUmum PerluUpayaKomprehensifMaksimal

  5. Upaya yg dilakukan • Mencapai UCI minimal 90% sec.merata (100%) pd bayi di sel desa/kel. pd thn 2014. • Mempertahankan Status Bebas POLIO  Global eradikasi polio pd tahun 2018. Eliminasi Campak Th 2018 & reduksi Congenital Rubella Syndrome 40% th 2019 Mencapai Eliminasi MNT 2015 & mempertahankannya Goal Cakupan Imunisasi • 2018 cak. nasional 2 dosis campak min 95% • 2018 cak. nasionalDTP/HB/Hib3 >90%seluruh kab/kota> 80% • 2018 cak. Hepatitis B bayi baru lahir min 90% • 2019 semua prov mencapai akurasi data disemua level (as measured b DQS min.80%) • 2015 introduksi IPV di semua provinsi • 2017introduksivaksin rubelladi semua provinsi • 2016 membangun perlindungan imunisasi bagi semua umur • Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis (safety injection practise and waste dysposal management).  Tujuan khusus

  6. Prinsip Keterpaduan Pemerataanjangkauanpelayanan KualitasPelayanan Kesinambungan Perhatiankhusus pd wilayah2 rawan (sosial,penyakit/KLB, & wilayah2 sulitgeografi)  KebijakanPeyelenggaraan

  7. Strategi Percepatan/AkselerasiUCI • Penguatan/ Revitalisasi PWS Analisa dg TL permasalahan • Ketersedian(Tenaga, Logistik, Operasional) • Dukunganmasyarakat(Optimalisasihak & Kewajibansesuai UU) • PemerataanPelayanan (Desa/wilayahsulitdalamjangkauanpelayanan) Kemitraan LS (Pemda, Diknas, Kemenag, dll) LP(KIA,Gizi, Malaria) Advokasi & Sosialisasi • Advokasi : Legislatif • Sosialisasi : Masyarakat UpayaPenyelenggaraansecaramaksimal

  8. Lansia Integrasi Imunisasi dg KIAKerangka Teori:Continuum of Care Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja • Kualitas • Degenerasi Pelayanan bagi anak SD • Kespro remaja • Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll • Fe 1000 hari pertama kehidupan Pelayanan bagi balita • Penjaringan • Bln Imunisasi Anak Sekolah • Upaya Kes Sklh • PMT Pelayanan bagi bayi Persalinan, nifas & neonatal Pemeriksaan Kehamilan • Pemantauan pertumbuhan & perkembangan • PMT • Imunisasi Booster Pelayanan PUS & WUS • ASI eksklusif • Imunisasi dasar lengkap • Pemberian makan • Penimbangan • Vit A • MTBS • Inisiasi Menyusu Dini • Vit K 1 inj • Imunisasi Hep B • Rumah Tunggu • Kemitraan Bidan Dukun • KB pasca persalinan • PONED-PONEK • P4K • Buku KIA • ANC terpadu • Kelas Ibu Hamil • Fe & asam folat • PMT ibu hamil • TT ibu hamil • Konseling • Pelayanan KB • PKRT

  9. StrategiPemerataanPelayananImunisasi 1. DOFU (Drop Out Follow Up)2. SOS (Sustainable Outreach Services ) Pelayanan Imunisasi Berkesinambungan Pada Daerah Khusus

  10. DOFU (Drop Out Follow Up) Melengkapi imunisasi rutin • Memberikan imunisasi dasar bagi bayi, sesuai jenis antigen yang belum didapat guna memberikan kekebalan/imunitas individu dan herd imunity serta mencapai target UCI • DOFU dimungkinkan jg dlm penyelenggaraan imunisasi rutin lainnya  saat ini difokuskan pd imunisasi dasar rutin saja

  11. Sasaran DOFU Bayi (< 1 tahun) Wilayah yg kecendrungannya rendah dalam pencapaian UCI nya

  12. Strategi DOFU Sesuai strategi penyelenggaraan imunisasi • Puskesmas • Posyandu • Kunjungan kerumah Dalam pencatatan tetap di Kohor bayi, Juga dilaporkan dlm upaya DOFU

  13. Pengertian SOS adalah suatu strategi utk menjangkau segmen2 dari populasi un-reached/tidak terjangkau pelayanan imunisasi karena situasi wilayah agar secara efektif dapat dijangkau dgn infra struktur imunisasi yg ada

  14. Pelayanan diluar gedung yang berkesinambungan (SOS)1 • SOS = Strategi untuk menjangkau populasi “tidak terjangkau” dimana pelayanan rutin tidak berfungsi • SOS dilaksanakan lewat strategi khusus dan secara berkesinambungan • Untuk pelayanan yang terjangkau tapi tidak menjangkau semua masyarakat yg diperlukan adalah perbaikan/ peningkatan manajerial 1) Ref.:Sustainable Outreach Services, WHO/V&B/00.37

  15. Pelayanan diluar gedung yang berkesinambungan (SOS) SOS atau BUKAN: • Catch up campaign: intervensi 1 x untuk menaikkan cakupan suatu jenis antigen, umumnya untuk anak< 5 tahun • DOFU/Sweeping: mengejar ketinggalan target cakupan dengan melakukan pemilahan dan kunjungan anak< 1 tahun, menggunakan beberapa jenis antigen • Back Log Fighting: mengejar ketinggalan cakupan 1/lebih antigen tertentu, umumnya sasaran anak< 3 tahun

  16. Kategori SOS Ada 3 kelompokmasyarakatygdikategorikansebagaitidakterjangkau/ “unreached” (SOS) 1.Masyarakatdidaerahpinggirankota & daerah lain adaakseskefasilitasyankesnamuntidakdimanfaatkankarena: • kelahirananaktidakterdaftar • adamasalahsosio- ekonomi, sosio-kultural • Masyarakatpedesaan • hidupsecara nomad /berpindahsecaramusiman • tinggaljauhdarifasilitasyankes, jarakdangeografissulit  tidakadakontakdgnimunisasirutin. Di bbrpdaerah minim & jauhnyafasilitasyankes • Masyarakatperkotaan & pedesaandgnaksespelayanan mudahtapiimunisasitidaklengkap/drop out. Masyarakat yg tidak terjangkau/unreached

  17. Strategi SOS Perbedaan SOS dari pelayanan imunisasi rutin • Interval antar dosis imunisasi • Penyederhanaan/toleransi rantai dingin • Penggunaan teknologi tepat guna: ADs, prefilled syringes (uniject), pemantau suhu (VVM,Freeze-Tag dll) • Usia sasaran TIDAK dibatasi < 1 th  ini hal yg terpenting! • Kemungkinan memadukan dengan pelayanan kesehatan lain • Jadwal SOS walaupun cuma 1 x setahun tapi harus ber-kesinambungan

  18. Strategiutkmenjangkau SOS • Merencanakanutkmenjangkau the unreached haruskomprehensif • SOS mengusulkanutkmelayanipopulasi unreached melaluikegiatanperiodikdimanavaksindanobattersediadanpelayanan non-medis lain jugadiberikan

  19. SOS harus dikembangkan untuk menjadi komponen terstruktur dari pelayanan imunisasi rutin di daerah itu Utk memastikan kelangsungan/kesinambungan SOS, program ini harus secara bertahap diintegrasikan kedalam anggaran pemerintah Kemitraan utk SOS harus di bentuk sejak awal Strategi SOS

  20. Kebutuhan nyata yang dirasakan oleh masyarakat Efektivitas SOS: - dampak segera, proteksi terhadap PD3I - intervensi hanya sekali dan sederhana - tidak perlu tindak lanjut - tidak perlu keahlian khusus Kriteria pemilihan pelayanan SOS

  21. Kelayakan: - butuh dana, SDM, sumber-daya - jumlah SDM, berat & volume peralatan dll, alat transpor dll.perlu diperhitungkan dalam menjangkau daerah sulit SOS - biaya dihitung per siklus, per anak yg diimunisasi/per kasus yg dapat dicegah Kriteria pemilihan pelayanan SOS

  22. Alasan perlunya pendekatan SOS Pengalaman dg PIN telah membuktikan bahwa dengan kampanye dapat dicapai : • Menjangkau (hampir) semua target sasaran • Mobilisasi sumber daya dapat dilaksanakan melalui kemitraan • Mendapatkan dukungan politik tingkat atas • Sukses dlm mobilisasi masyarakat /sosmob • Menunjukkan high visibility sektor kesehatan • TAPI .… Biaya & Cost benefit ????

  23. Pilihan paket SOS dan Strategi pelayanan Faktor berikut harus dipertimbangkan: • Vaksin apa saja yg akan diberikan? • Golongan umur yg dipilih utk diberikan pelayanan • Tingkat perlindungan yg diperoleh utk melawan penyakit • Safety Injection/Penyuntikan yang aman • Cold chain: kebutuhan, ketersediaan, beratnya peralatan, volume, dan sebagainya • Aksesibilitas – kebutuhan transport dan komunikasi • Pelatihan pengelola program imunisasi • Peran serta masyarakat • Biaya per putaran, per anak diimunisasi lengkap dan/atau per penyakit yg dapat dicegah

  24. Kelompok umur • Kelompok umur sasaran utk imunisasi dipilih berdasar data epidemiologi dan riwayat imunisasi • Insiden penyakit dalam populasi dgn cakupan imunisasi rendah paling tinggi diantara anak balita, dgn puncak antara 12 dan 36 bulan

  25. Kelompok Umur Yg Dianjurkan Utk Diimunisasi Dalam SOS:

  26. Efektivitas / tk. perlindungan

  27. Vaksin yg dapat dipertimbangkan waktu SOS ?

  28. Vaksin BCG BCG sebaiknya tidak diberikan pada strategi SOS, karena: • Perlindungan utamanya adalah untuk mencegah cerebral TB jika diberikan segera setelah lahir • Kontribusi kurang bermakna dalam pemberantasan penyakit • Pemberian intra-dermal membutuhkan ketrampilan khusus dan pengalaman

  29. Menentukan jumlah putaran per tahun: Kekuatan dan Kelemahan Berbagai Jadwal SOS:

  30. Menentukan jumlah putaran per tahun: Kekuatan dan Kelemahan Berbagai Jadwal SOS:

  31. Menentukan jumlah putaran per tahun: Kekuatan dan Kelemahan Berbagai Jadwal SOS:

  32. Tidak melakukan apa2 Pelayanan imunisasi saja Pelayanan imunisasi plus suplemen vit A Pelayanan imunisasi plus vit A dan pembagian bed-net Pelayanan imunisasi plus pembagian bed-net dan pengobatan malaria

  33. Kriteria Wilayah Yg Perlu Melakukan SOS: • Jumlah Penduduknya besar dan banyak wilayahnya terpencil, tidak terjangkau pelayanan imunisasi rutin, tercermin dari rendahnya cakupan DPT/HB3 (<50%) • Cakupan Polio3 dibawah target • Tingginya DO dari DPT/HB1 ke Campak • Wilayah dalam keadaan kacau atau tidak kondusif

  34. Imunisasi Campak Imunisasi Polio Kelambu malaria KETERPADUAN DGN PROGRAM LAIN Pemberian Vit. A Micronutrient Sprinkles Pengobatan cacing

More Related