1 / 19

PENYERTAAN (DEELNEMING) PERBARENGAN (CONCURSUS) PENGULANGAN (RECIDIVE)

PENYERTAAN (DEELNEMING) PERBARENGAN (CONCURSUS) PENGULANGAN (RECIDIVE). p engertian penyertaan. Penyertaan pada suatu kejahatan terdapat apabila dalam satu tindak pidana tersangkut beberapa orang atau lebih dari seorang KUHP  Pasal 55 dan 56 Pelaku = daders

gustav
Télécharger la présentation

PENYERTAAN (DEELNEMING) PERBARENGAN (CONCURSUS) PENGULANGAN (RECIDIVE)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENYERTAAN (DEELNEMING)PERBARENGAN (CONCURSUS)PENGULANGAN (RECIDIVE)

  2. pengertianpenyertaan Penyertaan pada suatu kejahatan terdapat apabila dalam satu tindak pidana tersangkut beberapa orang atau lebih dari seorang KUHP  Pasal 55 dan 56 Pelaku = daders Pembantu melakukan = medeplichters

  3. Pelaku = Daders (Pasal 55 KUHP) Yang melakukan; Yang menyuruh melakukan; Yang turut melakukan; Yang memberi upah, janji-janji, dsb. Sengaja membujuk = uitlokkers.

  4. Pembantu melakukan = medeplichters Yang membantu waktu kejahatan dilakukan; Yang sengaja memberi kesempatan, ikhtiar atau keterangan untuk melakukan kejahatan itu;

  5. 2 istilah dalam deelneming Menyuruh = Middelijke Dader = Manus Domina; Disuruh = Onmidelijke Dader = Manus Ministra;

  6. pengertian perbarengan(concursus) Ditinjau dari segi bentuknya : Concursus Idealis = Eendaadse Samenloop = Psl 63 Concursus Realis = Meerdaadse Samenloop = Psl 65 Perbuatan Berlanjut = Voortgzette Handeling = Psl 64

  7. pengertian perbarengan(concursus) Ditinjau dari segi pemidanaannya : Stelsel Pokok, terdiri dari: a. Absorpsie stelsel; b. Cumulatie stelsel. Stelsel antara, terdiri dari : a. Verscherpte Absorptie Stelsel = Absorpsi yang dipertajam b. Gematigde Cumulatie Stelsel = Kumulasi sedang

  8. Concursus Idealis (Pasal 63) Satu perbuatan  beberapa aturan Contoh : Memperkosa di jalan umum  melanggar psl 285 tentang perkosaan melanggar psl 281 tentang merusak kesopanan

  9. Sistem Pemidanaan Concursus Idealis Sistem Absorptie  yang terberat (psl 63 ay 1) Dikenakan aturan khusus (psl 63 ay 2) misal : melanggar psl 338 dan 341, maka dikenakan psl 341.

  10. Concursus Realis (Pasal 65) Seorang pelaku; Serentetan tindak pidana yang berdiri sendiri; Diadili sekaligus.

  11. Sistem Pemidanaan C. Realis 1. Pasal 65  Versherpte Absortie Stelsel (Absorpsi yang dipertajam) Dijatuhi satu pidana tidak boleh lebih dari maksimum pidana terberat + 1/3 Contoh :

  12. Sistem Pemidanaan C. Realis 2. Pasal 66  Gematigde Cumulatie Stelsel (Kumulasi sedang) Tiap tindak pidana yang tidak sejenis, dipidana dan jumlahnya tidak boleh lebih dari maksimum pidana yang terberat + 1/3 Contoh :

  13. Perbuatan Berlanjut (Pasal 64) Merupakan bentuk C. Realis yang khusus Perbuatan berlanjut ada apabila : Seseorang melakukan beberapa perbuatan Perbuatan itu merupakan kejahatan/pelanggaran yang berdiri sendiri Ada hubungan sedemikian rupa : a. Satu keputusan kehendak yang dilarang b. Perbuatan tersebut sejenis c. Jarak waktu perbuatan-perbuatan itu tidak terlalu lama 3. Dijatuhka pidana yang terberat.

  14. pengertian pengulangan(recidive) Pasal 486 – 488 KUHP. Hanya berlaku untuk tindak pidana yang disebutkan dalam pasal 486 – 488 KUHP saja.

  15. pengertian pengulangan(recidive) - Recidive  TP 1 – vonis – TP 2 Concursus  TP 1 – TP 2 – TP 3 - Vonis - Recidive  satu orang melakukan beberapa TP Penyertaan  beberapa orang melakukan 1 TP

  16. Sistem Recidive (Teori) Sistem Algemene = Generale Recidive  TP 1 – vonis – TP 2  TP 2 (apa saja) Sistem Speciale = Bijzondere Recidive  TP 1 – vonis – TP 2  TP 2 sama dgn TP 1 Sistem Campuran = Tussenstelsel  TP 1 – vonis – TP 2  satu golongan dg TP 1

  17. KUHP menganut yang mana? Sistem campuran = Tussenstelsel a. Psl 486  kelompok kejahatan thd harta kekayaan syarat untuk dapat diperberat pidananya/recidive : 1. TP 1 sudah dipidana dan in kracht 2. TP 2 satu kelompok dg TP 1 3. TP 2 dilakukan dalam jangka waktu 5 thn setelah menjalani pidana b. Pasal 487 KUHP  2 golongan kejahatan c. Pasal 488 KUHP  mengandung unsur penghinaan

  18. KUHP menganut yang mana? 2. Sistem Speciale = Bijzondere Recidive a. Speciale recidive terhadap kejahatan yang diatur dalam pasal 137,144, 155, 157, 161, 163 KUHP b. Speciale recidive terhadap pelanggaran diatur dalam psl 489,492,516,540 dan 544 KUHP

  19. Tenggang Waktu Daluarsa Recidive a. Sistem campuran = psl 486, 487, dan 488 1. belum lewat 5 tahun; 2. menjalani untul seluruh pidana penjara a. Sudah masa pidananya b. Grasi 3. menjalani untuk sebagian pidana penjara a. Remisi = tiap 17 agustus&pembebasan bersyarat (psl 15 KUHP) b. Melarikan diri  daluarsa psl 85 ay 2 KUHP b. Sistem speciale 1. kejahatan (2 thn, 5 thn) 2. pelanggaran (1 thn, 2 thn)

More Related