1 / 41

LATAR BELAKANG Mengapa perlu ada MBS?

LATAR BELAKANG Mengapa perlu ada MBS?. Jawabnya: karena mutu/kualitas pendidikan kita (semakin) memprihatinkan. Banyak penyebab atas terjadinya kemerosotan mutu itu, di antaranya:

gyda
Télécharger la présentation

LATAR BELAKANG Mengapa perlu ada MBS?

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LATAR BELAKANGMengapa perlu ada MBS? Jawabnya: karena mutu/kualitas pendidikan kita (semakin) memprihatinkan. Banyak penyebab atas terjadinya kemerosotan mutu itu, di antaranya: • Pengelolaan (manajemen) pendidikan selama beberapa dekade dilaksanakan sangat sentralistik, ketat, dan tidak efektif-efisien; • Proses pembelajaran sangat normatif dan kering baik karena metode maupun prasaranya sangat terbatas; 3. Masyarakat/Walimurid dan sekolah kurang (tidak) berani mengambil inisiatif karena dominasi pusat; • Pemerintah Daerah sangat cenderung sekedar melaksanakan juklak dan juknis pusat. Bahan sosialisasi MBS

  2. Paradigma baru dibidang pendidikan, yaitu perubahan dari : • Sentralisasi ke desentralisasi. • Schooling ke learning • Govermental ke community role.

  3. Dalam MBS ini terdapat beberapa prinsip yang harus kita perhatikan, yaitu : • Keterbukaan, prinsip ini menandakan bahwa manajemen dilakukan secara terbuka (transparan). • Kebersamaan, hal ini berarti manajemen dilaksanakan secara bersama oleh sekolah dan masyarakat. • Berkelanjutan, yaitu manajemen dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan tanpa dipengaruhi oleh pergantian pimpinan sekolah. • Menyeluruh, berarti manajemen dilakukan secara menyeluruh menyangkut seluruh komponen yang menunjang dan mempengaruhi pencapaian tujuan • Pertanggungjawaban, berarti dapat dipertanggungjawabkan ke orang tua/wali siswa, masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan. Lanjutan…

  4. Demokratis, yang berarti keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah antara komponen sekolah dan masyarakat. • Kemandirian, yang berarti sekolah memiliki prakarsa atau inisiatif dan inovasi dalam rangka mencapai tujuan. • Berorientasi pada mutu, artinya berbagagai upaya yang dilakukan sekolah selalu didasarkan pada peningkatan mutu pendidikan. • Pencapaian SPM, berarti manajemen sekolah tersebut untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara total, bertahap dan berkelanjutan. Dan • Pendidikan untuk semua, artinya semua anak memiliki hak memperoleh layanan pendidikan yang sama.

  5. Mengapa MBS ?

  6. Label MBS sebagai “reformasi” dalam pendidikan memberikan indikasi, bahwa MBS sebagai upaya yang menjanjikan adanya iklim baru dalam pengelolaan pendidikan untuk memperbaiki kinerja sekolah. Perubahan kinerja sekolah merupakan determinan untuk menciptakan mutu lulusan sekolah yang baik.

  7. MBS diditeksi sebagai suatu system dengan unsur-unsur konteks (contex), masukan (input), proses (process), keluaran (output) dan dampak (outcomes). Seperti skema 1.

  8. SISTEM MBS MBS KONTEKS MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK Landasan Hukum Mutu Pendidikan Pembelajar an efektif Pencapaian Belajar, Nilai Ulangan, Karya Ilmiah, Hasil UAN Keunggulan dalam Kerja Kepemim pinan Potensi Lingkungan Sumber Daya Manusia Keunggulan Bersaing ke PT Keamanan Arah Pendidikan Sumber Daya Mandiri Reponsif & antisipasi Pencapian Iringan, Kejujuran, Kerjasama, Siap Belajar, Terampil, Kesopanan Aspirasi Masyarakat Kepuasan Pelanggan Partisipatif Daya Dukung Masyarakat Akuntabili tas Manajemen Sekolah Citra Sekolah Team Work

  9. Unsur konteks dalam implementasi MBS, yaitu hendaknya memperhatikan dasar hukum yang digunakan dalam menyusun rencana tindakan sekolah, memperhatikan sumber daya berupa potensi yang ada dilingkungan sekolah dan daya dukungnya (supporting capacity). • Unsur masukan maleiputi : mutu pendidikan (proses dan lulusannya) sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan, sember daya non insani – yang didayagunakan secara optimal, manejemen sekolah dan kepuasan pelanggan (siswa dan masyarakat yang luas) terhadap mutu dan kinerja sekolah. • Unsur Prosesadalah segala sesuatu yang diupayakan sekolah dalam mengintervensi pembelajaran (siswa) agar mencapai tujuan, unsure ini meliputi : kepemimpinan sekolah, pembelajaran efektif, responsive dan antisipatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  10. Unsur keluaran meliputi : dampak langsung pembelajaran (instructional effect) dan dampak iringan (naturant effects) dari suatu pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran, antara lain pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (sesuai dengan disiplin ilmu), ketrampilan /kecakapan tertentu (learning to do), inkuari dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (learning how to learn) dan belajar dalam kelompok (learning to live together). Dampak tidak langsung antara lain : menghargai pendapat orang lain, membangun etos kerja, mandiri dalam melaksanakan tugas membangun kejujuran serta dapat menangkap perkembangan ilmu pengetahaun dan teknologi. • Aspek dampakdalam sistem MBS meliputi kinerja lulusan didunia kerja dan masyarakat, kinerja akademik jika melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan citra sekolah dihadapan masyarakat luas.

  11. EFEK PEMBELAJARAN MEMBANGUN KETRAMPILAN MENGHARGAI PERBEDAAN INKUARI DALAM IPTEK MODEL BELAJAR PENGEMBANGAN IPTEK MEMBANGUN ETOS KERJA BELAJAR DALAM KELOMPOK MANDIRI DALAM BEKERJA MEMBANGUN KEJUJURAN

  12. Komponen komunitas (warga) sekolah yang diintervensi dalam penerapan MBS adalah seluruh warga sekolah, meliputi : Kepala Sekolah, Guru, tenaga pendidikan lain, siswa dan orang tua siswa. Keseluruhan komponen warga sekolah tersebut diintervensi dalam rangka mewujudkan upaya peningkatan mutu pendidikan. Keterlibatan masing-masing komponen tersebut dapat digambarkan seperti table berikut :

  13. PARADIGMA BARUMerespons fakta kemerosotan dan tantangan Otonomi daerah KONSEP -------------------------- > REALITA IDENTITAS ------------------ > RELEVANSI DARIMANA ------------------- > KE MANA DARI SIAPA ------------- > UNTUK SIAPA Bahan sosialisasi MBS 2

  14. MBS adalah serangkaian upaya pemberdayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan Tujuan Umum : Mengembangkan model untuk memberdayakan SD/MI melalui transparansi pengelolaan sekolah (dikenal dgn. MBS), PAKEM, dan PSM dalam lingkungan sekolah sayang anak (child-friendly school) dalam rangka desentralisasipendidikan. APAKAH MBS ITU? * MBS = Manajemen Berbasis Sekolah* PAKEM = Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan * PSM = Peranserta Masyarakat Bahan sosialisasi MBS

  15. B. Tujuan Khusus : Meningkatkan kemampuan personil pendidikan (guru, kepala sekolah, pengawas, dll), anggota BP3/komite sekolah & tokoh masyarakat dalam MBS untuk meningkatkan kualitas SD  Meningkatkan kemampuan personil pendidikan, anggota BP3/ komite sekolah & tokoh masyarakat untuk melaksanakan PAKEM di sekolah dan di masyarakat  Meningkatkan peranserta masyarakat (termasuk : anggota BP3/komite sekolah, orangtua siswa & anggota masyarakat) dalam urusan pendidikan, untuk meningkatkan kinerja sekolah Bahan sosialisasi MBS

  16. Hasil Yang Diharapkan A. Hasil Jangka Pendek : Dihasilkan paket (modul) pelatihan tentang MBS, PAKEM, dan PSM yang telah diujicobakan untuk pemberdayaan SD  Dihasilkannya suatu “model” MBS, PAKEM, dan PSM di SD/MI yang telah diujicobakan dan dapat diterapkan dalam upaya peningkatan mutu SD dengan suasana sekolah yang sayang anak (child-friendly school) Bahan sosialisasi MBS

  17. (Lanjutan)  Meningkatkan kinerja sekolah dalam aspek : manajemen sekolah yang lebih terbuka/ transparan, partisipatif, dan bertanggungjawab proses pembelajaran yang lebih PAKEM  peranserta masyarakat yang lebih aktif dalam urusan sekolah Dengan suasana belajar yang sayang anak, dan dengan semangat desentralisasi pendidikan 4 Bahan sosialisasi MBS

  18. B. Hasil Jangka Panjang : Meningkatkan mutu pendidikan secara umum di SD rintisan yang menyebabkan perbaikan dalam berbagai aspek pendidikan seperti : sikap siswa, nilai tes/(NEM), angka putus sekolah, mengulang kelas, absensi murid, angka kelulusan, angka melanjutkan ke SLTP, dll.  Model rintisan MBS dapat ditiru dan disebarluaskan di sekolah/daerah lain Bahan sosialisasi MBS

  19. Strategi Program dilaksanakan melalui mekanisme/ sistem yang telah ada untuk menjamin keberlangsungannya  Dilakukan pemberdayaan terhadap personil sekolah dan administrator pendidikan yang terkait di kab./ kec. melalui pelatihan MBS, PAKEM, dan PSM  Dilakukan pemberdayaan terhadap anggota BP3/ komite sekolah dan tokoh masyarakat dalam 3 aspek di atas  mereka lebih memahami dan menghargai pendidikan/sekolah, dan akan memberikan dukungan yang lebih besar kepada sekolah Bahan sosialisasi MBS

  20.  Pelatihan dan pemberian bantuan teknis secara berkala untuk personil sekolah melalui : KKG, pertemuan gugus/ sekolah, pelatihan khusus dalam aspek tertentu (Lanjutan)  Supervisi dan monitoring dilaksanakan secara berkala oleh pengawas dan anggota satgas  Block grants (bantuan keuangan) diberikan kepada setiap sekolah rintisan untuk mendukung KBM yang tidak terbayar oleh dana yang tersedia, dan mendukung latihan penyusunan anggaran dan rencana pengembangan sekolah Bahan sosialisasi MBS

  21. PILAR-PILAR MBS 1. Manajemen Kepala Sekolah (Intinya pada pengelolaan yang transparan) 2. Partisipasi atau Peranserta Masyarakat (Intinya, masyarakat/walimurid ikut dalam proses pengambilan keputusan sekolah) 3. Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) Bahan sosialisasi MBS

  22. PENGELOLAAN KEPALA SEKOLAH(MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH) Fokus pengelolaan Kepala Sekolah ialah transparansi (keterbukaan) dalam hal: a. Pengelolaan Keuangan b. Pengelolaan partisipasi masyarakat/ walimurid c. Pengelolaan kegiatan belajar mengajar d. Pengelolaan lingkungan sekolah Bahan sosialisasi MBS

  23. LANDASAN TEORI(Menuju peningkatan Partisipasi Masyarakat) • Teori Stakeholders(James Spillane, dlm. Sindhunata, 2000) yang menegaskan bhw. semua orang/ pihak harus diperlakukan sebagai tujuan, dan bukan sekedar sebagai alat untuk mencapai tujuan. Itu berarti semua stake- holders (pemegang peran) mempunyai hak untuk tindakan manajerial tertentu. 2. Teori Human Capital (Jean Bowman, 1989) yang menjelaskan bahwa masyarakat memiliki tiga modal utma, yakni modal ekonomi, budaya, dan institusi. Bahan sosialisasi MBS

  24. PAKEMMengapa harus PAKEM? • AKTIF maksudnya, pembelajaran itu sebuah proses aktif membangun makna/pemahaman dari informasi maupun pengalaman oleh si pembelajar. • KREATIFmaksudnya anak selalu dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan penuh imajinasi; maka perlu dikembangkan secara kreatif. • EFEKTIFmaksudnya, setiap pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai demi keberlanjutan proses. • MENYENANGKAN maksudnya, segala sesuatu yang dilaksanakan dengan senang/menyenangkan hasilnya pasti optimal Bahan sosialisasi MBS

  25. PERAN PEMERINTAH PROPINSI, KABUPATEN/KOTA Dalam konteks tiga pilar di atas, patut kita diskusikan: 1. Di mana dan bagaimana peran pemerintah propinsi dan kabupaten/ kota? 2. Paradigma apa yang harus dikembangkan oleh pemprop dan pemkab/ pemkot? Bahan sosialisasi MBS

  26. IMPLEMENTASI Tahap Persiapan (1) Analisis hasil studi/kegiatan pengembangan serupa untuk perencanaan program (2) Pengembangan paket pelatihan untuk TOT, pelatihan tingkat gugus dan sekolah  TOT selama 6 hari bagi calon pelatih di propinsi/ kabupaten  Pelatihan tingkat gugus selama 6 hari, dan kegiatan pelatihan tingkat sekolah selama 3 hari Bahan sosialisasi MBS

  27.  Bantuan teknis (pendampingan) untuk sekolah oleh tim ahli dalam aspek PAKEM dan MBS (Lanjutan)  Supervisi dan monitoring dilaksanakan oleh anggota satgas, petugas program rintisan, dan pejabat pemerintah, untuk memberikan bimbingan dan pelatihan lanjutan bagi guru dan kepala sekolah  Pelaksanaan PAKEM oleh para guru di SD rintisan, setelah ada peningkatan pengetahuan/kemampuan  Block grant telah dimanfaatkan untuk perbaikan KBM (contoh : membeli buku paket, alat bantu mengajar, bimbingan tambahan bagi siswa, pelatihan tambahan bagi guru, studi banding, dll) Bahan sosialisasi MBS

  28. TINDAK LANJUT  Advokasi (pendekatan/lobi) kepada pembuat kebijakan (Pemda) agar peraturan BP3/komite sekolah yang baru segera dikeluarkan yang memuat peran yang lebih luas dari orangtua murid dan anggota masyarakat dalam pendidikan di sekolah  Perlu diadakan persetujuan dengan Pemda agar sekolah-sekolah rintisan (dan sekolah lain) memiliki guru dan buku paket utama dalam jumlah yang cukup, dan guru/kepala sekolah tidak dipindahkan ke luar gugus rintisan selama program rintisan berlangsung Bahan sosialisasi MBS

  29. (Lanjutan)  Perlu diciptakan sistem insentif yang dapat memotivasi guru untuk berpartisipasi aktif dalam program rintisan dan perluasannya (misal : dengan menghargai kegiatan inovatif dan kerja tambahan dengan kredit poin untuk kenaikan pangkat)  Pemda perlu didorong untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam menggunakan sumber daya sekolah termasuk anggaran berdasarkan kebutuhan dan kondisi setempat tanpa campur tangan pemerintah Bahan sosialisasi MBS

  30. (Lanjutan)  Pelatihan dan bantuan teknis (pendampingan) perlu dilakukan secara berkala, kepada personil sekolah dan BP3 dalam ketrampilan/kemampuan praktis yang berdampak besar terhadap kinerja sekolah seperti : (1) penyusunan rencana pengembangan sekolah melalui penilaian sekolah oleh diri sendiri, (2) pengembangan sistem monitoring kemajuan murid untuk menilai perkembangan prestasi siswa secara individual, (3) Pemetaan sekolah untuk mendata anak usia sekolah di sekitar sekolah yang menjadi jangkauannya.  Dokumentasi terhadap aspek-aspek yang diperlukan untuk perbaikan dan advokasi program Bahan sosialisasi MBS

  31. (Lanjutan)  Pengembangan paket-paket pelatihan lanjutan bagi pelaksana pendidikan (misal : paket pelatihan kepemimpinan bagi kepala sekolah dan pengawas)  Peningkatan kemampuan pengawas agar mampu menjadi pembina program rintisan dan menjadi agen dalam penyebarluasannya  Penyempurnaan paket-paket pelatihan yang disertai alat bantu dengan manggunakan sentuhan teknologi informasi seperti rekaman video, slide, “power point”, dll  Melakukan sosialisasi hasil program rintisan dan orientasi konsep program untuk penyebarluasan program Bahan sosialisasi MBS

  32. INDIKATOR PENGUKURManajemen Sekolah- 1 Bahan sosialisasi MBS

  33. Lanjutan, Manajemen Sekolah-2 Bahan sosialisasi MBS

  34. INDIKATOR PENGUKURPartisipasi Masyarakat-1 Bahan sosialisasi MBS

  35. Lanjutan Partisipasi Masy.-2 Bahan sosialisasi MBS

  36. Indikator PengukurPAKEM - 1 Bahan sosialisasi MBS

  37. Lanjutan: PAKEM-2 Bahan sosialisasi MBS

  38. Lanjutan PAKEM - 3 Bahan sosialisasi MBS

  39. Lanjutan PAKEM - 4 Bahan sosialisasi MBS

  40. Bahan sosialisasi MBS

More Related