1 / 96

aaa

aaa. Karet merupakan komoditas ekspor andalan perkebunan kedua setelah CPO Indonesia adalah negara penghasil dan pengekspor karet alam urutan ke 2 (dua) setelah Thailand Estimasi produksi karet Indonesia pada tahun 2011 adalah 2,64 juta ton dengan luas lahan 3,45 juta hektar ( Ditjenbun )

hallam
Télécharger la présentation

aaa

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. aaa

  2. Karet merupakan komoditas ekspor andalan perkebunan kedua setelah CPO • Indonesia adalah negara penghasil dan pengekspor karet alam urutan ke 2 (dua) setelah Thailand • Estimasi produksi karet Indonesia pada tahun 2011 adalah 2,64 juta ton dengan luas lahan 3,45 juta hektar (Ditjenbun) • Kontribusi ekspor karet dan produk karet terhadap ekspor non migas pada periode Januari-Juli 2011 adalah sebesar 9,51%. • Karet diharapkan menjadi penggerak roda pembangunan ekonomi melalui peningkatan produksi dan perbaikan mutu yang akan meningkatkan ekspor Potensi Karet Indonesia

  3. zz

  4. zz

  5. Sementara di Sumsel, ekspor karet menyusut hingga lebih dari 10 persen sejak Juni 2011. Penurunan ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Sumsel aka melemah tahun ini. Melemahnya ekspor ini membuat perekonomian di tingkat petani ikut merosot. zz

  6. Data Gapkindo Sumsel mengindikasikan bahwa rata-rata bulanan produksi karet di Sumatera Selatan pada triwulan I 2012 adalah sebesar 70 ribu ton/bulan, atau naik sebesar 14,4% (qtq) atau secara tahunan naik tipis sebesar 1,6%. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, kenaikan kembali harga karet di pasar internasional pada bulan Januari telah meningkatkan frekuensi penyadapan karet sehingga meningkatkan pasokan karet ke industri crumb rubber. zz

  7. Nilai ekspor karet Indonesia tahun I 2012 diperkirakan meningkat 64,4% atau sebesar US$ 4,7 miliar menjadi US$ 12 miliar dari tahun lalu US$ 7,3 miliar. Kenaikan nilai ekspor yang signifikan didorong kenaikan harga karet di pasar global. zz

  8. Pertumbuhan PDB Nasional

  9. Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas tahun 2011 [%]

  10. AKSELERASI INDUSTRIALISASI2012 - 2014 Tujuan : MempercepatpertumbuhansektorindustridanpenajamanatasKebijakan Industri Nasional TARGET PEMBANGUNAN INDUSTRI * Target yang akan dicapai harus dijalankan oleh seluruh sektor industri.

  11. PETA POTENSI AKSELARASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2013 IV. PENINGKATAN PERAN IKM Utamanya untuk mendukung penguatan struktur industri dengan memperbesar keterkaitan antara industri besar dan IKM. LOKASI DI SELURUH INDONESIA. 4 6 6 8 15 4 6 2 5 7 9 8 1 10 1 3 9 15 3 16 II. INDUSTRI BERBASIS HASIL PERTANIAN III. INDUSTRI BERBASIS SDM & PASAR DOMESTIK (Umumnya di P. Jawa) I. INDUSTRI BERBASIS HASIL TAMBANG • Industri Batubara di Muara Enim Sumsel dan Palangkaraya Kalteng • Industri Berbasis Migas dan Kondensat di Bontang Kaltim • Industri Bijih Besi di Batu Licin dan Kulon Progo • Industri Alumunium di KualaTanjung Sumut dan Alumina di Kalbar • Industri Semen di Sorong Papua Barat 6. Industri Pengolahan CPO KEK Sei Mangke Sumut, Dumai Riau dan Maloy Kaltim 7. Industri Hilir Produk Karet Jambi 8. Industri Bubur Kayu (Pulp) dan Kertas di Sumatera dan Kaltim 9. Industri Pengolahan Rotan di Palu dan Cirebon 10. Industri Kakao di Sulawesi 11. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi dan Alas Kaki 12. Industri Mesin dan Peralatan 13. Industri Komponen Elektronika dan Telematika 14. Industri Alat transportasi Darat dan komponennya 15. Industri Galangan Kapal di Lamongan dan Bintan 16. Industri Garam di Nusa Tenggara Timur 17. Industri Furniture

  12. TEMA PENGEMBANGAN 6 (ENAM) KORIDOR EKONOMI INDONESIA Koridor Sulawesi

  13. PETA PENGEMBANGAN PENGOLAHAN KOMODITI UNGGULAN PROVINSI (SUMATERA & KALIMANTAN) • Industri Hasil Laut • Industri Minyak Atsiri • Industri Penglohan Kelapa Sawit • Industri Pengolahan Karet • Industri Pengolahan • Karet • 2. Industri Pengolahan • Kakao • Industri Pengolahan • Kelapa Sawit • 2. Industri Pengolahan Karet • Industri Hasil Laut • Industri Perkapalan • Industri Pengolahan • Karet • Industri Kakao • Industri Pengolahan • Kelapa Sawit • 2. Industri Penglohan • Kelapa • Industri Pengolahan • Rotan • Industri Hasil Laut • Industri Barang • Logam • Industri Pengolahan • Kelapa Sawit • Industri Pengolahan • Karet • Industri Pengolahan • Jagung • 2. Industri Pengolahan • Tepung dan Pasta • Industri Pengolahan • Karet • 2. Industri hasil Laut

  14. PRIORITAS NASIONAL DALAM RKP 2013 1 ReformasiBirokrasidan Tata Kelola 2 Pendidikan Prioritas Nasional Lainnya Bidang Perekonomian 13 3 Kesehatan a. Industri Pengolahan non Migas PenanggulanganKemiskinan 4 AKSELARASI PENGEMBANGAN: Pengembangan industri berbasis hasil tambang Fasilitasi Penumbuhan industri pengolah hasil pertanian Fasilitasi penumbuhan industri berbasis SDM dan pemenuhan kebutuhan pasar domestik Pengembangan industri kecil dan menengah KetahananPangan 5 Infrastruktur 6 IklimInvestasidanIklim Usaha 7 8 Energi LingkunganHidupdanPengelolaanBencana 9 b. Kerjasama Ekonomi Internasional Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-konflik 10 c. Tenaga Kerja Indonesia Kebudayaan, KreativitasdanInovasiTeknologi 11 Prioritas Nasional Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Prioritas Nasional Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat 12 14

  15. 15

  16. 18 AKTIVITAS EKONOMI UTAMA Industri Perkapalan Telema-tika Industri Tekstil Indust. Peralt. & Mesin Inisiatif Strategik, fast-track project Industri Mak & Min Kawasan Selat Sunda Industri Baja Greater Jakarta Kelapa Sawit Tanaman pangan dan perkebunan, seperti: kakao dan gula Food Estate Karet Pariwi-sata Minyak dan Gas Pengembangan terintegrasi di dalam 6 Koridor ekonomi Perikanan Batubara Bauksit Nikel Tembaga 16

  17. Telah tercapai pemahaman bersama bahwa yang menjadi fokus pembahasan dalam masterplan ini adalah pembangunan di pantai timur Sumatera dan pantai utara Jawa. Para peserta rapat pada prinsipnya telah menyetujui 8 (delapan) kegiatan yang telah siap dilaksanakan pada Koridor Ekonomi Sumatera dan 10 kegiatan pada Koridor Ekonomi Jawa sebagai berikut: Koridor Sumatera Pusat pertumbuhan Sei Mangkei Sumatera Utara dengan basis komoditi industri hilir kelapa sawit dan Karet Pusat pertumbuhan Jambi dengan basis komoditi industri hilir karet Pembangunan Hub-Internasional Kuala Tanjung Pusat pertumbuhan Dumai Riau dengan basis komoditi Industri hilir Kelapa Sawit dan Karet Pusat Pertumbuhan Karimun Kepulauan Riau dengan basis Industri Perkapalan Pusat Pertumbuhan Tanjung Api-Api dan Muara Enim Sumatera Selatan dengan basis komoditi Industri Hilir karet dan Batubara Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) dan Kawasan Industri (di kaki Jembatan Lampung dan Banten) Pusat Pertumbuhan Banten berbasis Industri Petrokimia Hasil Diskusi Rapat MP3EI di Bogor

  18. “................industri harus tumbuh secara signifikan diatas pertumbuhan ekonomi di masa depan” • 2025 • Pertumbuhan Ekonomi : 7,0 – 8,0% • Petumbuhan Industri Non Migas 9,0% • Konstribusi industri trhd PDB : 29,61% • 2014 • Pertumbuhan Ekonomi : 7,0 - 7,70% • Petumbuhan Industri Non Migas 8,95% • Konstribusi industri trhd PDB : 24,21% Sumber : Bappenas, Kemenperin 2011 .............. diperlukan transformasi industri

  19. “……………..transformasiindustridilakukanmelaluipercepatanpembangunanindustrididaerah”“……………..transformasiindustridilakukanmelaluipercepatanpembangunanindustrididaerah” Membangun daya saing industri di daerah berlandaskan keunggulan komparatif dengan memfasilitasi percepatan pembangunan infrastruktur industri di daerah

  20. “….transformasi Industri mengkombinasikan pendekatan Sektoral dan Regional SEKTORAL REGIONAL Transformasi Industri pendekatan regionalmelalui penyebaran konsentrasi industri ke daerah yang diarahkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan industri Pengembangan Klaster Industri berbasis keunggulan komparatif daerah Transformasi Ekonomi

  21. Mengembangkan klaster industri prioritas “…………………strategi yang akan dilakukan” • Mengembangkan kawasan industri terpadu • Memperkuat konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan industri

  22. Peraturan mendag nomor 01/m-dag/per/1/2007 tentang ketentuan umum dibidang ekspor STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KARET [PENGELOMPOKAN BARANG EKSPOR] • Anak Ikan dan ikan Arowana, Benih Ikan Sidat, Ikan Hias Jenis Botia, Udang galah, Udang Penaedae • Karet Bongkah • Bahan Remailing & Rumah Asap • Kulit Mentah, Pickled & Wet Blue dari Binatang Melata • Bantalan Rel Kereta Api dari Kayu dan Kayu Gergajian • Kayu Bulat/Bahan Baku Serpih • Binatang Liar & Tumbuhan Alam yang dilindungi / termasuk dlm APP I & III Cites)

  23. Off Farm Program peningkatan Ekspor 10 Komoditi Utama dan 10 Komoditi Potensial di Kementerian Perdagangan, dimana Karet termasuk dalam salah satu komoditi utama Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Peningkatan Daya Saing Karet

  24. Beberapa jenis karet dilarang diekspor, sebagaimana diatur dalam Permendag No. 07/M-DAG/PER/4/2005, memasukkan HS 4001.22 yaitu karet bongkah (karet spesifikasi teknis yang tidak memenuhi standar mutu SIR, dan HS 4001.29 yaitu bahan-bahan remalling dan rumah asap berupa : • Slabs, lumps, seraps, karet tanah • Unsmoked sheet • Blanket sheet • Smoked lebih rendah dari kualitas IV • Blanket D off Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Peningkatan Daya Saing Karet

  25. On Farm Intensifikasi pemeliharaan tanaman karet dengan target minimal seluas 300 ribu ha (8% dari areal) sampai tahun 2025. Perluasan areal karet seluas minimal 150 ribu ha yang dicapai melalui program pembangunan karet berbantuan (pemerintah). Pengembangan karet non revitalisasi, rehabilitasi dan intensifikasi. Tahun 2011 akan dilaksanakan peremajaan karet non revitalisasi di 15 Provinsi dan 52 Kabupaten seluas 9.728 ha Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Peningkatan Daya Saing Karet

  26. Klaster Karet ??? Klaster Karet

  27. Aglomerasi perusahaan yang membentuk kerjasama strategis dan komplementer serta memiliki hubungan yang intensif Klaster Industri Barang Karet EMPAT ELEMEN KUNCI KLASTER Aglomerasiperusahaan (cluster); NilaiTambah (valueadded) dan Mata RantaiNilai (valuechain); JaringanPemasok; InfrastrukturEkonomi.

  28. Dukungan [existing] Infrastruktur • Litbang-universitas, Peran Pemda Tk 1 dan tk 2 • Perbankan Ketersediaan SDM [smkk],Kelembagaan zz Transformasi Industri Kondisi yang diharapkan Kondisi Saat Ini Tanpa klaster Koordinasi Pemda? Koordinasi Pusat? Export? Import? Lingkungan? ABG Iklim usaha kondusif Koordinasi Pemda Koordinasi Pusat Export membaik Import menurun Lingkungan terkendali ABG - WTS • Dukungan Pemda Jambi dan Situasi Bisnis • Efisiensi Pemerintahan • Efiisiensi Bisnis • Kinerja Ekonomi Pemda • Infrstruktur

  29. Pemerintah Pusat Mendorong iklim bisnis yang kondusif dan mengembangkan formulasi pengembangan daya saing zz Pemerintah pusat Komitdan mempunyai political will untuk mengembangkan hilir karet

  30. Inventarisasi potensi industri kompon yang ada • Inventarisasi industri hilir yang ada • Inventarisasi keminatan investasi pada industri hilir • Pilih salah satu industri hilir yang potensial dan berpotensi ekspor • Data peralatan yang dimiliki • Data peralatan yang diperlukan • Kerjasamakan semua data diatas dengan pokja • Buat rencana bisnis sederhana dengan bantuan universitas atau kelembagaan • Koordinasikan zz

  31. Klaster Hilir karet asosiasi baristand Klaster Barang Karet 2 Peran Pemda Tk 1 dan Tk 2 diagnosis inventarisasi 5.perkembangan ekspor karet dan produk turunannya 1] Kondisi Barang Karet sd 2009 3. Peluang Pemrosesan 2] Target Barang Karet 2015-2020 4.data perkaretan indonesia

  32. Kemenperin menyediakan kemudahan untuk prosedur investasi bagi investor di sektor industri hilir karet (PP 52 Tahun 2011 – Perubahan Kedua PP No. 1 Tahun 2007) Manfaatkan • Ban dan produk terkait serba ban dalam • Barang jadi karet untuk keperluan industri • Barang karet untuk keperluan • Alas kaki dan komponennya • Barang jadi karet untuk penggunaan umum • Alat kesehatan dan Laboratorium

  33. Pemerintah Pusat Mendorong iklim bisnis yang kondusif dan mengembangkan formulasi pengembangan daya saing • Dukungan [existing] Infrastruktur • Litbang-universitas • Perbankan • Ketersediaan SDM [smkk] • Kelembagaan Klaster Barang Karet 2 Peran Pemda Tk 1 dan Tk 2 • Dukungan Pemda Jambi dan Situasi Bisnis • Efisiensi Pemerintahan • Efiisiensi Bisnis • Kinerja Ekonomi Pemda • Infrstruktur Komitment dan political will untuk mengembangkan hilir karet Asosiasi Mendorong keterkaitan pemerintah daerah dan pelaku bisnis dengan menciptakan daya saing berbasis KIID

  34. Kelompok IndustriI Hulu • Kelompok Industri Antara • Kelompok Industri Hilir PENGELOMPOKKAN INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET Kelompok Industri Hilir Kelompok IndustriI Hulu Bokar (bahan olahan karet) Kayu karet • Ban dan produk terkait serba ban dalam • Barang jadi karet untuk keperluan industri • Barang karet untuk keperluan • Alas kaki dan komponennya • Barang jadi karet untuk penggunaan umum • Alat kesehatan dan Laboratorium Kelompok Industri Antara Crumb rubber ( karet lemah ) Sheet / RSS Letak pekat Thin pole crepe Brown crepe

  35. Daya Saing Investasi Daerah

  36. Daya Saing Investasi Daerah

  37. Lokasi Industri Barang Karet di Jawa Barat

  38. Target 2025-2020 Klaster 2

  39. Kondisi Tahun 2009 Klaster 2

  40. Perkembangan Luas Areal, Produksi danProduktivitas Karet 2005 - 2011 Tahun Luas areal,Ha Produksi [ton] Produktivitas [ton/ha] 2005 3.279,391 2.770.891 0,69 2006 3.346.427 2.637.231 0,79 2007 3.413.717 2.755.172 0,81 2008 3.424.717 2.751.286 0.80 2009 3.425.270 2.440.347 0.71 2010* 3.445.121 2.591.935 0.75 2011* 3.450.144 2.640.849 0.77 DATA PERKARETAN INDONESIA Sumber: BPS, diolah Ditekstanhut Kemendag * Angka sementara Klaster 2

  41. Juta USD Perkembangan Ekspor Karet dan Produk Turunannya Sumber: BPS, diolahDitekstanhutKemendag Klaster 2

  42. Luas Areal Karet Alam Beberapa Negara di Dunia (ribu Ha) Sumber: ANRPC, Vietnam 2009 Klaster 2

  43. Ekspor Karet Menurut Negara Tujuan Sumber: BPS, diolah Ditekstanhut Kemendag Klaster 2

  44. Kebutuhan produk barang karet dunia saat ini diperkirakan senilai 100.000.000 US$ per tahun. tidak kurang dari 1,1 juta ton sabut kelapa setiap tahun belum dimanfaatkan, Peluang Pemrosesan dengan Teknologi Sederhana Kebutuhan flinkote di dalam negeri diperkirakan mencapai 5.000 t/tahun dengan nilai 120,000,000,000 wawwwww Harga jual bantal berkisar Rp50.000-Rp75.000 atau sesuai pesanan. Harga jual bantal sebenarnya masih berpeluang untuk ditingkatkan mengingat produk serupabermerek terkenal dijual dengan harga Rp200.000-Rp280.000.Produk terutama dipasarkan untuk ekspor dan kalangan eksklusif sertahotel-hotel berbintang. Konsumsi busa sintetis di dalam negeri tahun 2000 mencapai hampir 19 juta lembar senilai Rp46,8 miliar, busa plastik 722.000 m (nilai Rp665,5 juta), dan busa untuk jok kendaraan bermotor sebanyak 4.303 unit (nilai Rp186, 3 juta). [kena apa kok tidak busa alam yang kualitasnya jauh lebih baik?] Kembaki ke klaster karet 2

  45. Barang Dari Karet Yang BIASA diproduksi UKM aaa

  46. Barang jadi yang biasa diproduksi oleh UKM barang jadi karet antara lain adalah sol sepatu, seal/gasket, onderdil mobil/motor, karpet karet, serta asesori furnitur/ rumah tangga UKM dan Barang Jadi Karet

  47. ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet. aaa

  48. Masalahnya : karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku industri tetapi diproduksi sebagai komoditi perkebunan. aaa

  49. Serat Sabut Kelapa Berkaret (Sebutret) Bisnis pengolahan sabut kelapa menjadi produk komersial sangat potensial mengingat tidak kurang dari 1,1 juta ton sabut setiap tahun belum dimanfaatkan, bahkan di beberapa daerah masih dianggap sebagai limbah. Serat sabut kelapa sangat ulet dan tahan air sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan keset dan tambang. Serat sabut kelapa juga tahan patah dan cukup aaa Sebutret, serat sabut kelapa berkaret untuk pelapis bagian atas per pada kasur pegas dan jok mobil.

  50. Karet dan barang-barang karet dapat diklasifikasikan menurut The Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dan kelompok barang lapang industri (KBLI) RUANG LINGKUP INDUSTRI KARET DAN BARANG KARET

More Related