1 / 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DG A S F I K S I A

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DG A S F I K S I A. PENGERTIAN Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan dengan sempurna.

iram
Télécharger la présentation

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DG A S F I K S I A

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DGA S F I K S I A

  2. PENGERTIAN Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan dengan sempurna

  3. II. Etiologi dan Faktor Predisposisi Asfiksia 1 Faktor Ibu • Hipoksia ibu dpt terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian analgetika atau anesthesi , hipotensi , hipertensi , penyakit jantung dan lain-lain. Hipoksia ibu menimbulkan hipoksia janin.

  4. 2 Faktor Placenta Solutio plasenta, plasenta previa, plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel pada tempatnya. 3. Faktor Janin dan Neonatus Tali pusat menumbung, melilit ke leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemelli, IUGR, kelainan kongenital

  5. Faktor PersalinanMeliputi partus lama, partus tindakan dan lain-lain IV. Gejala Klinik 1. Pernafasan terganggu 2. Detik jantung berkurang 3. Reflek / respon bayi melemah 4. Tonus otot menurun 5. Warna kulit biru atau pucat

  6. DIAGNOSIS • Denyut Jantung Janin • Mekanisme dalam Air Ketuban • Pemeriksaan Ph pada janin • Dengan menilai Apgar Skor * Appearance ( warna kulit ) * Pulse ( bunyi jantung ) * Grimance ( Reflek ) * Activite ( Tonus otot ) * Respiratory effort (usaha bernafas)

  7. Penilaian APGAR Skor

  8. Derajat Asfiksia 1. Asfiksia Ringan ( Vigorous Baby ) * Nilai APGAR 7 – 10 * Bayi dlm keadaan baik sekali * Tonus otot baik * Seluruh tubuh kemerahan Bayi sehat tdk memerlukan tind. istemewa

  9. 2. Asfiksia Sedang ( Mild Moderat ) • Nilai APGAR 4 – 6 • Frekwensi jantung > 100 kali per menit • Tonus otot kurang baik • Sianosis • Reflek iritabilitas tidak ada

  10. 3. Asfiksia Berat • Nilai APGAR 0 – 3 • Frekensi jantung < 100 Kali per menit • Tonus Otot buruk • Sianosis berat • Kadang-kadang pucat • Reflek iritabilitas tidak ada

  11. PENATALAKSANAAN • APGAR SKOR MNT I : 0-3 a.Jaga bayi tidak kedinginan b. jangan diberi rangsangan taktil dan obat perangsang c. lakukan resusitasi d. Lakukan segera intubasi e. Berikan Natrium Bicarbonat 2-4 mcg/Kg BB f. Lakukan pijat jantung

  12. 2. APGAR Skor Mnt I : 4-6 • Perawatan seperti apgar skor 0-3 • Jangan dimandikan • Beri rangsangan taktil 15-30 kali • Bila tdk berhasil beri O2 dengan atau tanpa corong • Lakukan bag ventilation • Lakukan pijat jantung

  13. 3. APGAR Skor Mnt I : 7-10 • Bersihkan jalan nafas dg kateter dr lubang hidung lalu mulut • Pada asfiksia dg ketuban mengandung miconium bersihkan jalan nafas dr mulut ke hidung • Bayi dibersihkan/dimandikan • Observasi tanda vital 2 – 4 jam

  14. KOMPLIKASI • Sembab Otak • Perdarahan Otak • Anuria atau oliguria • Hyperbillirubinemia • Obstruksi usus • Kejang sampai koma

  15. ASUHAN KEPERAWATAN I.PENGKAJIAN DS : - Riwayat antenatal ibu - Kehamilan dg resiko preterm - Pemeriksaan kehamilan tak teratur - Gerakan janin yg menurun - kehamilan postdate ( kehamil. tdk sesuai ) - Komplikasi persalinan

  16. - Adanya trauma lahir - Persalinan dg pembedahan - Pola nutrisi - Pola eleminasi - Latar belakang sosial budaya - Kebiasaan ibu yg < baik - Hub. Psikologis Ibu dan Bayi DO : - Keadaan bayi lemah dan hanya merintih - Hipo/Hipertermi, pernfasan tidak teratur - Kulit merah, ektremitas biru

  17. - warna kunjuctiva anemis - terdapat pernafasan cuping hidung - terdapat penumpukan lendir - Bibir pucat tdp tarikan intercostal - Prekuensi bunyi jantung < 100 kali/mnt - tali pusat layu - akral dingin- Reflek moro lemah Data Penunjang : - Hb, Leucosit, Trombosit - Ph turun, PCO2 naik, PO2 turun

  18. DIAGNOSA ,INTERVENSI, IMPLEMENTASI • Gangguan Pemenuhan O2 Tujuan : Kebutuhan O2 terpenuhi Intervensi : 1. Letakkan bayi terlentang dengan alas yang datar, kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm

  19. 2. Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu. 3. Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam 4. Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar gas darah arteri. Gangguan Pemenuhan keb. Nutrisi Tujuan : Nutrisi terpenuhi Intervensi :

  20. Lakukan observasi BAB dan BAK jumlah dan frekuensi serta konsistensi • Monitor turgor dan mukosa mulut. • Monitor intake dan out put. • Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan. • Lakukan control berat badan setiap hari. Resiko terjadinya Hipoglikemi Tujuan : Tidak terjadi Hipoglikemia Intervensi :

  21. Berikan nutrisi secara adekuat dan catat serta monitor setiap pemberian nutrisi. • beri selimut dan bungkus bayi serta perhatikan suhu lingkungan • Observasi gejala kardinal (suhu, nadi, respirasi) • Kolaborasi dengan team medis untuk pemeriksaan laborat yaitu distrostik

  22. Resiko Terjadinya hipotermia Tujuan : Tidak terjadi hipotermi Intervensi : 1. Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas (infant warmer) • Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk mengeringkan tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan hangat. • Observasi suhu bayi tiap 6 jam. • Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin diberikan.

  23. Resiko terjadi Infeksi Tujuan : Infeksi tidak terjadi Intervensi : 1. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam memberikan asuhan keperawatan 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. 3. Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi (kamar bayi) 4. Lakukan perawatan tali pusat

  24. 5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan bayi. 6. Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala kardinal 7. Hindarkan bayi kontak dengan sakit. 8. Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian antibiotik. 9. Siapkan pemeriksaan laboratorat sesuai advis dokter yaitu pemeriksaan DL, CRP.

  25. Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi Tujuan : Terjadi hub. Batin antara ibi dan bayi Intervensi : 1. Jelaskan para ibu / keluarga tentang keadaan bayinya sekarang. 2. Bantu orang tua / ibu mengungkapkan perasaannya. 3. Orientasi ibu pada lingkungan rumah sakit.

  26. 4. Tunjukkan bayi pada saat ibu berkunjung (batasi oleh kaca pembatas). 5. Lakukan rawat gabung jika keadaan ibu dan bayi jika keadaan bayi memungkinkan. TERIMAKASIH

More Related