820 likes | 1.23k Vues
Disusun oleh : Sabrina Imania 54081001005 PEMBIMBING I : dr. Amir Fauzi, Sp.OG (K) PEMBIMBING II : dr. Mutiara Budi Azhar, SU, MMed, Sc PENGUJI : dr. Triwani, M.Kes Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2011. DAFTAR PEMBAHASAN. BAB I - Pendahuluan
E N D
Disusun oleh : Sabrina Imania 54081001005 PEMBIMBING I : dr. Amir Fauzi, Sp.OG (K) PEMBIMBING II : dr. Mutiara Budi Azhar, SU, MMed, Sc PENGUJI : dr. Triwani, M.Kes Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2011
DAFTAR PEMBAHASAN BAB I - Pendahuluan BAB II – Tinjauan Pustaka BAB III – Metodologi Penelitian BAB IV - Hasil Penelitian BAB V - Pembahasan BAB VI - Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang (1) • Di Eropa, hanya 25% wanita mengalami keputihan. Di Indonesia, sekitar 75% wanita mengalami keputihan. • Dapat menimbulkan komplikasi jika tidak diobati lebih awal. • Untuk terhindar dari penyakit yang lebih lanjut, ditekankan pentingnya mencegah infeksi bakteri, virus, jamur dan bahan iritan penyebab keputihan patologis tersebut dengan menerapkan Perilaku Sehat.
Latarbelakang (2) • Teori-teori yang menerapkan perilaku sehat yakni Health Belief Model dan The Theory of Reasoned Action • Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku sehat: 1. Health Belief Model: Ancaman, Harapan, Pencetus Aksi, dan Kepercayaan Diri. 2. The Theory of Reasoned Action: Sikap, dan Norma Subyektif.
RumusanMasalah • Bagaimanakah faktor-faktor yang memengaruhi perilaku sehat Siswi SMA Plus Negeri 17 Palembang dalam upaya pencegahan keputihan patologis.
TujuanPenelitian (1) 1.3.1TujuanUmum Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhiperilaku sehat siswi SMA Plus Negeri 17 Palembang dalam upaya pencegahan keputihan patologis.
TujuanPenelitian (2) 1.3.2 TujuanKhusus 1.Mengidentifikasifaktorancamanmencakuppersepsikerentanandanpersepsikeparahanpenyakit. 2. Mengidentifikasi faktor harapanmencakupmanfaat, hambatan, dankepercayaankeberhasilanperilaku. 3. Mengidentifikasi faktor pencetus (cue to action) yang mendorongtercapainyaperilakumencegahkeputihan. 4. Mengidentifikasi faktor norma subyektif mencakup pengaruh referen dan keyakinan normatif.
ManfaatPenelitian 1.4.1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang perilaku sehat yang berhubungan dengan keputihan patologis. 1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Sebagai sarana kepustakaan dalam pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan pada remaja dalam melaksanakan pencegahan keputihan patologis. 1.4.3. Bagi Tempat Penelitian Dapat menambah wawasan pengetahuan tentang keputihan, sehingga dapat diketahui secara cepat bila terjadi keputihan patologis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DefinisiKeputihan • Fiologis: secret tampakjernih, putihkeruhatauberwarnakekuninganketikamengeringpadapakaian. Sekretnoniritan, tidakmengganggu, tidakterdapatdarah, danmemiliki pH 3,5-4,5 • Patologis: • Rasa gatal, • Ruamkulitdannyeri • Sekret vagina yang bertambahbanyak • Rasa panassaatkencing • Sekret vagina berwarnaputihdanmenggumpal, berwarnaputihkeabu-abuanataukuning • Bau yang menusuk
EtiologidanEpidemiologi • Etiologi Mikroorganisme Iritasi sperma, kondom, tumor ataujaringanabnormallain, fistula, dan bendaasing. • Epidemiologi wanita Asia, keputihansangatbiasaterjadi. Di Indonesia, sekitar 75% wanitamengalamikeputihan paling tidaksekaliseumurhidup
Diagnosis • Anamnesis ditanyakanmengenaiusia, menarche, siklushaid, lama haid, perilaku, jumlah, baudanwarnakeputihan • PemeriksaanFisikdenganinspeksidanpalpasi organ genitalia. Spekulumuntuk vagina danserviks, pemeriksaan bimanual pelvis. • Laboratoriumditemukanselclue padasediaanmikroskopik, pH vagina > 4,5, Whiff Test (bauamissetelahsekretditetes KOH-potassium hydroxyde)
UpayaPencegahanKeputihanPatologis (1) 1. Polahidupsehatyaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahatcukup, hindarirokokdanalkoholsertasertahindaristresberkepanjangan. 2. Selalumenjagakebersihandaerahpribadidenganmenjaganya agar tetapkeringdantidaklembab 3. Biasakanmembasuhdengancara yang benartiap kali buang air yaitudariarahdepankebelakang.
UpayaPencegahanKeputihanPatologis (2) 4. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan 5. Hindari penggunaan bedak talcum, tisu atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi. 6. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dan sebagainya.
PerilakuSehat (1) Diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang membuat kondisi tubuh berjalan sesuai fungsi organ dan tidak terjadi penyimpangan didalam tubuh yang terjadi akibat pola hidup yang mendukung kesehatan individu. Teori perilaku sehat : 1. Health Belief Model 2. The Theory of Reasoned Action
PerilakuSehat (2) Health Belief Model
PerilakuSehat (3) The Theory of Reasoned Action
BAB III Metodologi Penelitian
JenisdanTempatPenelitian JENIS PENELITIAN deskriptif dengan pendekatan cross sectional. TEMPAT PENELITIAN di SMA Plus Negeri 17 Palembang yang berlokasi di Jl. Mayor Zurbi Bustan, Lebong Siarang, Palembang.
PopulasidanSampel Populasi semua siswi kelas SMA Plus Negeri 17 Palembang Tahun Ajaran 2011-2012 yang berjumlah 400 orang siswi. Sampel N n = N (d2) +1 400 n = = 124 400.0,075 + 1 • Jadi, sampel yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sebesar 124 siswi.
KriteriaInklusidanEksklusi • Kriteria Inklusi : Siswi berusia 13-18 tahun yang sudah mengalami menarche dan bersedia ikut dalam penelitian. • Kriteria Eksklusi : Siswi berusia 13-18 tahun yang sudah mengalami menarche dan tidak bersedia mengisi daftar mengisi daftar pertanyaan yang diajukan.
VariabelPenelitian • Perilakusehat(Health Behaviour) • Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerilakusehat(health behaviour) yaitu: 1. Ancaman (Treath) 2. Harapan (Expectation) 3. FaktorPencetus (Cue to action) 4. Norma Subyektif (Subjective Norm)
Perizinan Penelitian Dengan kuesioner kepada sampel yang telah terpilih secara simple random sampling Pengambilan Data ke Sekolah Pengolahan Data Penyajian Data (Bentuk Deskriptif) Penyusunan Laporan Keseluruhan KerangkaOperasional
Cara Pengumpulan Data • Data Primer. Siswidibimbingdalammengisikuesioner. Penelitidan responden menjalinhubungan secara interpersonal selamapenelitian.
Cara Pengolahan Data Disajikan dalam bentuk pernyataan deskriptif dan dikuantifikasi dengan persentase yang dilengkapi tabel-tabel distribusi. Perhitungan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18.
BAB IV HASIL PENELITIAN
DistibusiRespondenberdasarkanPengalamanMendapatkanMenstruasi Dari 124 orang reponden didapat 100% sudah mengalami menstruasi dan 0% yang belum mengalami menstruasi.
DistibusiRespondenberdasarkanUsiaPertamaMengalamiMenstruasi Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 124 orang, yang kemudian dibagi menjadi 6 kelompok berdasarkan usia pertama mengalami menstruasi yaitu kelompok usia 9 tahun, 10 tahun, 11 tahun, 12 tahun, 13 tahun dan 14 tahun.
DistibusiRespondenberdasarkanPengalamanMendapatkanGejalaKeputihanDistibusiRespondenberdasarkanPengalamanMendapatkanGejalaKeputihan Responden yang tidak pernah mengalami rasa gatal, terdapat cairan yang berlebihan dan bau pada vagina sebagai gejala keputihan sebanyak 103 orang (83.1%), sedangkan hanya 21 orang (16.9%) yang pernah mendapatkan gejala keputihan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Sehat Siswi SMA Plus Negeri 17 Palembang >> Ancaman • Persepsi terhadap kerentanan penyakit • Persepsi terhadap keparahan penyakit
Persepsiterhadapkerentananpenyakit Hanya 41 orang responden (33.1%) yang merasa bahwa dirinya rentan mengalami keputihan, sedangkan selebihnya tidak.
Persepsiterhadapkeparahanpenyakit Sebagian besar responden (97.6%) menyadari keparahan tentang keputihan. Sisanya (2.4%) tidak menyadari keparahan terhadap keputihan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Sehat Siswi SMA Plus Negeri 17 Palembang >> Harapan • Harapan terhadap manfaat • Hambatan yang dirasakan • Kepercayaan keberhasilan menjalankan tindakan
Harapanterhadapmanfaat Berdasarkan harapan terhadap manfaat dalam melakukan upaya pencegahan keputihan, maka diperoleh data 124 orang responden (100%) menyatakan bahwa upaya pencegahan memberikan manfaat
Hambatan yang dirasakan Pada penelitian ini didapatkan 115 orang responden (92.7%) menyadari bahwa terdapat hambatan untuk melakukan upaya pencegahan keputihan. Sedangkan responden yang menyatakan tidak ada hambatan untuk melakukan upaya pencegahan keputihan 9 orang (7.3%).
Kepercayaankeberhasilanmenjalankantindakan Dari 124 orang reponden didapat 118 orang (97.6%) yang menyatakan percaya akan keberhasilan upaya pencegahan keputihan. Beberapa responden (4.8%) mempercayai bahwa keberhasilan menjalankan tindakan pencegahan keputihan sangat kecil.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Sehat Siswi SMA Plus Negeri 17 Palembang >> Pencetus Aksi • Publikasi Media • Saran dan Masukan Orang
Publikasi Media Pengetahuan responden mengenai keputihan ini sebagian besar diperoleh dari internet (49%) dan keluarga (44%), yang lain menyebutkan mengetahui keputihan dari guru dan teman sebanyak 19 orang (15.3%) dan media cetak sebanyak 12 orang (9.7%).
Saran danMasukanOrang Responden yang menyatakan bahwa informasi tentang pencegahan keputihan adalah penting sebanyak 122 orang (98.4%). Responden yang menyatakan informasi terhadap pencegahan keputihan tidaklah penting hanya 2 orang (1.6%).
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Sehat Siswi SMA Plus Negeri 17 Palembang >> Norma Subyektif • Referensi dari Individu/Kelompok • Motivasi yang kuat untuk mengikuti referen
Referensidariindividu/kelompok Penelitian ini didapat 91 orang responden (73.4%) mengkomunikasikan masalah kesehatan reproduksi khususnya keputihan, hal ini dibicarakan baik dengan individu, maupun dengan sekelompok orang. Namun jumlah responden yang tidak mempunyai referensi masih cukup besar, yaitu sebanyak 33 orang (26.6%).
Motivasi yang kuatuntukmengikutireferen Dari 124 orang reponden, 121 orang (97.6%) menyatakan referen dapat menjadi motivasi eksternal dan sangat berpengaruh terhadap upaya pencegahan keputihan.
4.3 Perilaku Sehat (Health Behavior) pada siswi SMA Plus Negeri 17 Palembang dalam Usaha Pencegahan Keputihan Patologis. • Melaksanakan olahraga teratur • Tidak mengkonsumsi jamu/ramuan tradisional • Menjaga kebersihan daerah pribadi tetap kering dan tidak lembab • Membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang • Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina • Frekuensi penggunaan cairan pembersih vagina • Menghindari penggunaan bedak talcum, tisu atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina • Menghindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan Goto 4.4
Melaksanakanolahragateratur Dari penelitian ini didapatkan bahwa kurang dari separuh sampel melakukan olahraga teratur ≥ 3 kali seminggu, yaitu sebesar 45 orang responden (36.3%). Sedangkan responden yang tidak berolahraga teratur ≥ 3 kali seminggu masih cukup besar yaitu 63.7% Back