1 / 25

SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN. MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL DISUSUN OLEH : RIKA SUSANTI, ST. SISTEM BILANGAN. Sistem bilangan - sistem bilangan yang digunakan pada sistem digital : Sistem bilangan desimal Sistem bilangan biner Sistem bilangan oktal Sistem bilangan heksadesimal.

Télécharger la présentation

SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL DISUSUN OLEH : RIKA SUSANTI, ST

  2. SISTEM BILANGAN Sistem bilangan - sistem bilangan yang digunakan pada sistem digital : • Sistem bilangan desimal • Sistem bilangan biner • Sistem bilangan oktal • Sistem bilangan heksadesimal

  3. Bilangan Desimal • Simbol : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. • Disebut dengan sistem basis 10 atau radiks 10. • Sistem bilangan mempunyai karakteristik nilai-tempat (place-value), yang mempunyai bobot sesuai dengan tempat dimana angka/digit tersebut berada. • Bobot untuk bilangan desimal adalah : • Bobot satuan : 100 = 1 • Bobot puluhan : 101 = 10 • Bobot ratusan : 102 = 100 • Bobot ribuan : 103 = 1000 , dst

  4. Cont.. • Nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian setiap angka/digit dengan bobot tempat angka tersebut berada. Misalnya : bilangan desimal 285 ratusan puluhan satuan 28510 = (2 x 102) + (8 x 101) + (5 x 100) = 200 + 80 + 5

  5. Bilangan Biner • Bilangan radiks 2, simbol : 0 dan 1 • Setiap digit biner (binarydigit) disebut bit. • Bobot faktor biner : Bobot Desimal

  6. Cont.. • Bit ke-0 (bit paling kanan) dari bilangan biner merupakan bit yang tidak signifikan (LSB, Least Significant Bit). • Bit paling kiri dari bilangan biner merupakan bit yang paling signifikan (MSB, Most Significant Bit). • Contoh : B5 B4 B3 B2 B1 B0 1 0 0 1 1 0 MSB LSB Catt. Untuk pekerjaan dalam elektronika digital, Anda harus menghafal simbol biner yang digunakan untuk cacah paling sedikit sampai 9.

  7. Bilangan Oktal • Simbol bilangan  0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 • Disebut bilangan radiks 8 • Merupakan metode dari pengelompokan 3 bit • Biasanya digunakan oleh perusahaan komputer yang menggunakan kode 3 bit untuk merepresentasikan instruksi/operasi

  8. Bilangan Heksadesimal • Menggunakan 16 simbol, yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf A untuk cacahan 10, B untuk 11, C untuk 12, D untuk 13, E untuk 14, dan F untuk 15. • Merupakan metode dari pengelompokan 4 bit • Komputer digital dan sistem yang berdasarkan mikroprosesor menggunakan sistem bilangan heksadesimal

  9. Cont..

  10. 1. Desimal a. Desimal Biner Cara I : Ex : 133(10) = ……….(2) 133 128 – 27 5 4 – 22 1 1 – 20 0 13310 = 100001012 Cara II : Ex : 122(10) = ……….(2) 2 122 0 2 61 1 2 30 0 2 15 1 2 7 1 2 3 1 1 12210 = 100001012 Konversi Bilangan

  11. Cont.. • Konversi untuk bilangan pecahan, harus dikalikan sampai diperoleh nilai 0 dibelakang koma ex : 0,6875(10) = ……(2) 0,6875 0,375 0,750 0,500 x 2 x 2 x 2 x 2 1,375 0,75 1,500 1,000 0,687510 = 0,10112

  12. b. Desimal Oktal ex : 8 486 sisa 6 LSB 48610 = 7468 8 60 sisa 4 8 7 sisa 7 0 MSB • Pecahan ex : 0,187510 = ……8 0,1875 0,500 x 8 x 8 0,187510 = 0,148 1,500 4,000

  13. c. Desimal  Heksadesimal ex : 49810 = …… 16 16 498 sisa 2 16 31 sisa 15 = F 49810 = 1F2H 1 • Pecahan ex : 0,510 = ……. 16 0,5 x16 0,510 = 0,8H 8,000

  14. 2. Biner a. Biner  desimal ex : 10101102 = (1x26) + (0x25) + (1x24) + (0x23) + (1x22) + (1x21) + (0x20) = 64 + 0 + 16 + 0 + 4 + 2 + 0 = 8610 cara cepat : 1 0 1 0 1 1 0 ( tulis binernya ) 26 25 24 23 22 21 20 64 32 16 8 4 2 1  86 (jumlahkan bilangan yang tidak dicoret)

  15. 1011,1010 = (1x23) + (0x22) + (1x21) + ( 1x20) + (1x2-1) + (0x2-2) + (1x2-3) + (0x2-4) = 8 + 0 + 2 + 1 + 0,5 + 0 + 0,125 + 0 = 11,62510 b. Biner  oktal Setara dengan pengelompokan biner 3 bit ex : 010 111 1012 = 2758 2 7 5 c. Biner  Heksadesimal Setara dengan pengeelompokan biner 4 bit ex : 1101 0110 10102 = D6A16 D 6 A

  16. 3. Oktal a. Oktal  Desimal ex : 3268 = (3x82) + (2x81) + (6x80) = 192 + 16 + 6 = 21410 b. Oktal  Biner ex : 6248  6 2 4 6248 = 1100101002 110 010 100

  17. 4. Hexadesimal a. Hexadesimal  Desimal ex : 2A616 = (2x162) + (10x161) + (6x160) = 512 + 160 + 6 = 67810 b. Hexadesimal  Biner ex : A916  A 9 A916 = 101010012 1010 1001 Soal : 210 = ……. 8 = ……. 2 = ……. H = ……. 10

  18. KODE BILANGAN • Kode BCD (Binary Coded Decimal) • Setiap bilangan desimal (0 s.d. 9) dikodekan dalam bilangan biner Ex : 2 6 4 5 0010 0110 0100 0101 • Dengan cara yang sama dapat dilakukan konversi baliknya Ex : 0010 1000 0111 0100 2 8 7 4

  19. Cont.. • Keunggulan kode BCD : mudah mengubah dari dan ke bilangan desimal • Kerugian : tidak dapat digunakan untuk operasi aritmatika yang hasilnya melebihi 9 Soal : • Ubahlah bilangan menjadi bilangan BCD : a. 47 b. 815 c. 90623 • Kembalikan kode BCD berikut menjadi bilangan desimalnya : a. 1000 1001 0011 0000 b. 0010 0101 0111 0000 0010

  20. Kode Excess-3 (XS-3) • Excess-3 artinya : kelebihan tiga, sehingga nilai biner asli ditambah tiga • Dapat juga dipakai untuk menggantikan bilangan desimal 0 s.d. 9 Soal : Kodekan bilangan desimal berikut ke XS-3 : a. 47 b. 815

  21. Cont.. • Seperti halnya dengan BCD, XS-3 hanya menggunakan 10 dan 16 kombinasi yang ada • Kode Excess-3 dirancang untuk mengatasi kesulitan kode BCD dalam operasi aritmatika • Aturan-aturan penjumlahan kode XS-3 : • Penjumlahan mengikuti aturan penjumlahan biner • a. Jika hasil penjumlahan untuk suatu kelompok menghasilkan suatu simpanan desimal, tambahkan 0011 ke kelompok tersebut b. Jika hasil penjumlahan untuk setiap kelompok tidak menghasilkan simapan desimal, kurangkan 0011 dari kelompok tersebut

  22. Contoh soal : 1). 43 → 0111 0110 35 + → 0110 1000 + 78 → 1101 1110 penjumlahan biner biasa - 0011 0011 – 1010 1011 2). 28 → 0101 1011 28 + → 0101 1011 + 56 → 1011 0110 penjumlahan biner biasa - 0011 0011 + 1000 1001

  23. 3. Kode Gray • Digunakan untuk peralatan masukan dan keluaran dalam sistem digital • Tidak bisa digunakan untuk rangkaian aritmatika • Karakteristik : hanya satu digit yang berubah bila dicacah dari atas ke bawah.

  24. 4. Kode ASCII • ASCII singkatan dari : American Standard Code for Informtion Interchange • Kode ASCII adalah kode 7-bit dengan format susunan : a6 a5 a4 a3 a2 a1 a0 Setiap a disusun dalam 0 dan 1 Ex : A dikodekan sebagai : 100 0001

  25. Tabel Kode ASCII

More Related