1 / 42

OBSTRUKSI LARING

OBSTRUKSI LARING. Anatomi laring. Definisi. Obstruksi laring adalah keadaan tersumbatnya laring oleh bermacam sebab seperti: peradangan pada laring, tumor laring, kelainan kongenital laring, paresis nervus rekuren laring bilateral, trauma, dan benda asing yang menyumbat laring. Laringomalasia.

Télécharger la présentation

OBSTRUKSI LARING

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. OBSTRUKSI LARING

  2. Anatomilaring

  3. Definisi • Obstruksi laring adalah keadaan tersumbatnya laring oleh bermacam sebab seperti: peradangan pada laring, tumor laring, kelainan kongenital laring, paresis nervus rekuren laring bilateral, trauma, dan benda asing yang menyumbat laring

  4. Laringomalasia • flaksiditas dan inkoordinasi kartilago supraglotik dan mukosa aritenoid, plika ariepiglotik dan epiglotis

  5. Laringomalasia • Epiglottis lemah, sehingga pada inspirasi epiglotis tertarik ke bawah dan menutup rima glotis. Hal ini menyebabkan napas berbunyi ,stridor ,yang dapat menetap ataupun hilang timbul.

  6. Stenosissubglotis

  7. Kistakongenital • dilatasi kistik pada sisa epitelial dari saluran duktus tiroglosus, terbentuk selama perpindahan tiroid selama fase embriogenesis

  8. Laringitis • Akut • Kronik • Laringitis tuberkulosis

  9. Laringitis • Akut: demam, malaise, suara parau sampai afoni, nyeri menelan atau berbicara, batuk kering yang lama kelamaan disertai dahak kental • Kronis: suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok sehingga pasien sering mendehem tanpa mengeluarkan sekret karena mukosa yang menebal

  10. Laringitistuberkulosis • Stadium infiltrasi • Mukosa laring posterior membengkak dan hiperemis. • Tuberkel terbentuk di submukosa sehingga mukosa tidak rata, tampak bintik – bintik bewarna kebiruan

  11. Stadium ulserasi • Ulkus membesar, dangkal dasar ditutupi perkijuan, serta sangat nyeri. • Stadium perikondritis • Ulkus makin dalam hingga mengenai kartilago laring. Tulang rawan yang rusak menyebabkan timbulnya nanah berbau dan terbentuk sekuester. Keadaan pasien tampak sangat buruk.

  12. Stadium fibrotuberkulosis • Terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara dan subglotik. Dapat ditemukan gejala berupa rasa kering, panas tertekan di daerah laring, suara parau bahkan afoni, hemoptisis, nyeri menelan yang hebat, keadaan umum buruk.

  13. Trauma laring • Trauma mekanik eksternal: trauma tumpul, trauma tajam • Trauma akibat luka bakar oleh panas • Trauma otogen akibat pemakaian suara yang berlebihan (vocal abuse) misalnya akibat berteriak, menjerit keras, atau bernyanyi dengan keras

  14. Pada saat rem mendadak dan tanpa sabuk pengaman, tubuh supir terdorong ke depan dan membentur stir, menyebabkan laring terjepit antara stir dan vertebra servikalis.

  15. Trauma laring • Timbul gejala stridor perlahan-lahan yang makin menghebat atau timbul mendadak • Emfisema subkutis terjadi bila ada robekan mukosa laring atau trakea, atau fraktur tulang-tulang rawan laring hingga mengakibatkan udara pernafasan akan keluar dan masuk ke jaringan subkutis leher.

  16. Papiloma Laring • Gejala papiloma yang utama ialah suara parau. • Tumor Ganas Laring • Serak : pita suara gagal berfungsi secara baik disebabkan oleh ketidakteraturan pita suara, oklusi atau penyempitan celah glotik • Dispnea dan stridor: gangguan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukan kotoran atau secret, maupun fiksasi oleh pita suara.

  17. Tumor jinaklaring

  18. Tumor ganaslaring

  19. Gejalaklinis • Suaraserak (disfonia) sampaiafoni • Sesaknafas (dispnea) • Stridor (nafasberbunyi) yang terdengarpadawaktuinspirasi • Cekungan yang terdapatpadawaktuinspirasidisuprasternal, epigastrium, supraklavikuladanintercostal. • Gelisahkarenapasienhausudara (air hanger) • Warnamukapucatdanterakhirmenjadisianosiskarenahipoksia

  20. 4 stadium (Jackson) • Stadium I : Cekungan tampak pada waktu inspirasi di suprasternal, stridor pada waktu inspirasi dan pasien masih tenang. • Stadium II : Cekungan padawaktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya cekungan di daerah epigastrium. Pasien sudah mulai gelisah. Stridor terdengar pada waktu inspirasi.

  21. Stadium III : Cekungan selain di daerah suprasternal, epigastrium juga terdapat di infraklavikula dan sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan dyspnea. Stridor terdengar pada waktu pada waktu inspirasi dan ekspirasi • Stadium IV : Cekungan – cekungan diatas bertambah jelas, pasien sangat gelisah dan tampak sangat ketakutan serta sianosis. Jika keadaan ini berlangsung terus, maka pasien akan kehabisan tenaga, pusat pernafasan paralitik. Pasien lemah dan tertidur dan akhirnya meninggal karena asfiksia.

  22. PENANGGULANGAN SUMBATAN LARING MENGHILANGKAN PENYEBAB ATAU MEMBUAT JALAN NAFAS BARU PRINSIP

  23. IntubasiEndotrakea INDIKASI : • Untuk mengatasi sumbatan saluran nafas bagian atas • Membantu ventilasi • Memudahkan mengisap sekret dari traktus trakeo-bronkial • Mencegah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut atau yang berasal dari lambung

  24. Trakeostomi suatutindakandenganmembukadindingdepan/anterior trakeauntukmempertahankanjalannafas agar udaradapatmasukkeparu-parudanmemintasjalannafasbagianatas dengan beberapa indikasi.

  25. JenisTindakanTrakeostomi: • Surgical tracheostomy Dapatsementaradanpermanen. Insisidibuatdiantaracincintrakeakeduadanketigasepanjang 4-5 cm. • PercutaneousTracheostomy Hanyabersifatsementara Pembuatanlubangdiantaracincingtrakeasatudanduaatauduadantiga. Penyembuhanlukanyaakanlebihcepat Tidakmeninggalkanscar Timbulnyainfeksijugajauhlebihkecil. • Mini tracheostomy Dilakukaninsisipadapertengahanmembrankrikotiroiddantrakeostomi mini inidimasukanmenggunakankawatdan dilator.

  26. TEKNIK TRAKEOSTOMI : • Pasien tidur terlentang, kepala di ekstensikan • Kulit dibersihkan dan ditutup kain steril • Obat anestesi disuntikkan di pertengahan krikoid dengan fosa suprasternal • Dibuat insisi horizontal atau vertikal • Lepaskan lapis demi lapisan kulit serta jaringan di bawahnya sampai kelihatan trakea • Lakukan aspirasi • Buatlah stoma  potong cincin trakea ke 3

  27. Pasang kanul trakea • Fiksasi • Luka operasi tutup dengan kasa

  28. Keterangan Gambar : 1 - Vocal cords2 - Thyroid cartilage3 - Cricoid cartilage4 - Tracheal cartilage 5 – ballon cuff

  29. Perawatanpascatrakeostomisangatpenting asfiksia Sekret menyumbat

  30. HEIMLICH MANUVER BENDA ASING MASUK KE LARING PADA SAAT INSPIRASI TEORI HEIMLICH

  31. Krikotirotomy Suatuinsisiuntukmengamankanjalannafaspasienselamasituasikeadaandarurattertentu, misalnyaadanyabendaasingdisalurannafas, edema salurannafas, pasien yang tidakmampubernafasdengansendirisecaraadekuat, ataupadakasus trauma beratwajah yang menghalangimasuknyaendotrakeal tube melaluimulut.

  32. TEKNIK KRIKOTIROTOMI : • Pasien tidur terlentang, kepala ekstensi • Cari daerah antara puncak tulang rawan tiroid dan kartilago krikoid • Infiltrasi dengan anastetikum • Buat sayatan • Tusukkan pisau dengan arah ke bawah • Masukkan kanul atau bila tidak tersedia bisa pipa plastik untuk sementara

  33. LEBIH DARI 24 JAM MENGIRITASI JARINGAN DI SEKITAR SUBGLOTIS TERBENTUK JARINGAN GRANULASI STENOSIS SUBGLOTIK

  34. TERIMAKASIH....

More Related